Senin, 28 Februari 2011
"BAYI RAMBUT KERITING?"
Diposting oleh Laely Widjajati di 04.10 0 komentar
Label: KESEHATAN
Jumat, 25 Februari 2011
"SISTEM EKONOMI ISLAM"
Diposting oleh Laely Widjajati di 23.13 0 komentar
Label: EKONOMI
Kamis, 17 Februari 2011
"DEFINISI ILMU"
Diposting oleh Laely Widjajati di 00.31 0 komentar
Label: ILMU
Rabu, 16 Februari 2011
"APA ITU DOSA?"
"Dosa" dapat dikategorikan ke dalam dua macam berdasarkan kadar beratnya, yaitu "dosa" besar dan "dosa" kecil. Pembagian "dosa" tidak hanya berdasarkan "dosa" besar dan kecil saja, namun ada juga kategori pembagian "dosa" yang lain, misalnya berdasarkan obyek "dosa", yaitu "dosa" langsung kepada Allah dan "dosa" kepada manusia.
Hadits Riwayat Bukhari Muslim, menjelaskan: "Tidakkah aku ceritakan kepadamu tentang "dosa"-"dosa" yang besar (3X). Mereka menjawab, 'Ya, wahai Rasulullah', Beliau bersabda, 'Yaitu menyekutukan Allah, durhaka pada orang tua -- pada waktu itu beliau bersandar kemudian duduk, kemudian bersabda -- demikian juga persaksian palsu dan ucapan palsu'. Beliau selalu mengulang-ulangnya sehingga kami berkata, Andaikan beliau diam'"
Hadits Riwayat Bukhari Muslim, menjelaskan "Beliau bersabda, 'Jauhilah tujuh perkara yang menghancurkan (7 "dosa" besar)'. Mereka berkata, 'Apa saja, wahai Rasulullah? 'Beliau bersabda, 'Menyekutukan Allah, sihir, membunuh, memakan riba', makan harta anak yatim, berpaling dari medan perang dan menuduh keji wanita mukminat baik-baik'."
Ada 10 macam "dosa" besar:
1. Syirik/mempersekutukan Allah.
2. Sihir.
3.Durhaka kepada orangtua.
4.Lari dari medan perang.
5. Bersumpah palsu.
6. Membunuh.
7. Berzina.
8.Memakan riba'
9. Memakan harta anak yatim
10.Miras dan judi.
Macam-macam "dosa" kecil:
1. Dengki.
2. Iri.
3.Takabur.
4.Sombong.
5. Ujub.
6. Bergunjing.
Tanpa sadar, "dosa" kecil dapat menjelma menjadi "dosa" besar. Ibarat kotoran yang menempel di dinding kaca. Awalnya hanya sedikit dan tidak kelihatan. Namun hari berikutnya menjadi lebih tebal, hari berikutnya kaca tersebut sedikit gelap, kemudian semakin lama semakin gelap. Ada sejumlah sebab yang membuat "dosa" kecil berubah menjadi "dosa" besar, antara lain:
1. Dilakukan terus menerus.
2. Meremehkan "dosa" kecil.
3. Merasa gembira dengan "dosa" kecil dan memujinya.
4. Meremehkan dan menyepelekan kemurkaan Allah.
5. Membeberkan "dosa"nya di hadapan banyak orang.
6. "Dosa" kecil yang dilakukan oleh orang alim yang menjadi panutan atau teladan.
Kebiasaan-kebiasaan Positif Untuk Menjaga Diri dari "Dosa":
1. Kebiasaan Istighfar.
2. Berjabat tangan.
3. Mencari Lingkungan Yang Baik.
4. Evaluasi diri.
5. Shalat Malam.
(Sumber: Orang Ber"dosa" rindukan Surga, oleh Syailendra Putra).
Diposting oleh Laely Widjajati di 06.15 0 komentar
Label: IBADAH
Selasa, 15 Februari 2011
"KHUSYUK DALAM SHALAT"
Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid, ada 18 hal yang mesti diketahui dan dilaksanakan supaya ke"khusyuk"an dapat terwujud, yaitu:
Diposting oleh Laely Widjajati di 06.32 0 komentar
Label: IBADAH
"ANAK GELANDANGAN"
2. "Anak gelandangan" lekas putus asa dan cepat mutung, kemudian nekad tanpa dapat dipengaruhi secara mudah oleh orang lain yang ingin membantunya.
Diposting oleh Laely Widjajati di 03.03 0 komentar
Label: SOSIAL
Senin, 14 Februari 2011
"BERSIH DAN RAPI (KETIKA HENDAK SHALAT)"
Diposting oleh Laely Widjajati di 20.25 0 komentar
Label: ETIKA
Minggu, 13 Februari 2011
"GELANDANGAN, PENGEMIS, TUNA SUSILA, DAN TUNA KARYA"
Berbagai macam pekerjaan dilakukan oleh para "gelandangan", hanya saja apa yang dikerjakan itu tidak layak menurut kemanusiaan. Ada yang menyimpang dari norma undang-undang dan norma susila, ataupun dari kebiasaab masyarakat umum. Meskipun ada diantara mereka yang melakukan pekerjaan seperti yang biasa juga dilakukan oleh masyarakat umum seperti menarik becak, hal itu dilakukan secara temporer. Pekerjaan yang mereka lakukan itu merupakan kompensasi dari ketunakaryaan mereka. Para "gelandangan" ini tidak hanya tuna karya atau penganggur biasa yang mungkin mempunyai rumah, namun para "gelandangan" merangkap juga sebagai tuna wisma. Namun seorang tuna wisma bukanlah "gelandangan", kalau dia mempunyai pekerjaan tetap dan layak.
Diantara para "gelandangan" ada juga yang terserang penyakit jiwa maupun penyakit yang biasa menyerang warga masyarakat pada umumnya. Selain itu ada "gelandangan" yang tuna netra. Penyakit lain yang biasa menjangkit di kalangan "gelandangan" adalah penyakit batuk atau TBC, borok, panu, kadas dan sejenisnya.
Diantara "gelandangan" banyak yang makan apa saja yang ia anggap dapat dimakan, misalnya di tong-tong sampah dan juga di termpat-tempat pembuangan sampah. Selain itu ada yang makan di tempat penjualan barang bekas atau membeli nasi bungkus yang sangat murah di warung. Ada juga diantara "gelandangan" yang makan nasi hasil masakan sendiri.
Walaupun di dalam masyarakat "gelandangan" terdapat berbagai suku dan ada keragaman tingkat usia, namun dalam pergaulan dan pembentukan kelompok ada rasa persatuan yang tidak terikat oleh perbedaan suku atau perbedaan kelompok usia. Namun sebaliknya perasaan senasib dan sepenanggungan lebih menonjol.
Sebagaimana halnya warga masyarakat normal dan sebagai manusia yang memerlukan makan dan minum, "gelandangan" melakukan usaha-usaha atau pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemauan mereka masing-masing. Pekerjaan yang dilakukan oleh "gelandangan" antara lain: mengemis, mencari barang bekas, sebagai wanita tuna susila, mencuri atau mencopet dan sebagainya.
Untuk mengetahui di mana "gelandangan" melakukan operasi atau melakukan pekerjaannya, cukup sulit ditentukan secara pasti. Namun dapat duisampaikan disini tempat-tempat dimana "gelandangan" melakukan pekerjaan itu. Misalnya mereka yang pekerjaannya mencari barang bekas, mereka biasanya berkelana mendatangi tempat-tempat pembuangan sampah, bahkan juga sering mendatangi halaman rumah-rumah penduduk.
Faktor-faktor terjadinya "gelandangan" dapat dibedakan ke dalam faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi: sifat malas, tidak mau bekerja, mental yang tidak kuat, adanya cacat-cacat fisik dan adanya cacat-cacat psikis (jiwa). Sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor ekonomi, geografi, sosial, pendidikan, psikologis, kultural, lingkungan dan agama.
Diposting oleh Laely Widjajati di 21.43 0 komentar
Label: SOSIAL
Kamis, 10 Februari 2011
"IKHLAS.... IKHLAS.... IKHLAS....."
Kita seringkali mencari definisi dan arti tentang "ikhlas" dengan logika yang terbatas. Seringkali memaksa supaya dirinya seakan-akan telah paham tentang "ikhlas", padahal kita tahu logika, akal, rasio sama seperti mata dan telinga kita yang mempunyai keterbatasan dalam memandang.
Mengapa kita mencari-cari dari sumber yang lain? Yang tidak ada ujung pangkalnya, padahal jelas-jelas di dalam Al-Qur'an Allah SWT telah membuat definisi dan arti yang konkret tentang apa itu "IKHLAS", yakni di dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-"Ikhlas" Ayat 1-4, yang artinya:
- Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
- Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
- Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.
- dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Ternyata makna "ikhlas" secara definitif dan komprehensif spektrumnya begitu luas. Secara esensial arti "ikhlas" adalah bebas dari syirik, artinya seseorang yang akan melakukan sesuatu perbuatan/ibadah tidak boleh ada rekayasa, tendensi, intrik-intrik, motivasi atau niat yang lain kecuali semata-mata ditujukan kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana maqola Sayidina Ali yang berbunyi:
"Ya Allah aku mengabdi kepada-Mu bukan karena aku takut kepada neraka-Mu, bukan pula aku rakus terhadap surga-Mu, melainkan aku mengabdi kepada-Mu, karena memang Engkau pantas untuk kuabdi."
Betapa berartinya makna Suratul "Ikhlas", yang notabene terdapat kalimat Al-"Ikhlas". Sehingga pada ayat terakhir surat ini harus berkesimpulan bahwa Allah tidak ingin dibagi cintanya kepada hambanaya, Allah akan merasa cemburu manakala ciptaanNya dicintai secara berlebihan.
Ciri-ciri orang "ikhlas":
1. Memberi sesuatu dengan perasaan ringan dan tanpa beban di hati.
2. Ketika tangan terjulur memberi kepada yang diberi, dalam hati berkata: "Ini milik Allah dan saya harus mengembalikan kepada-Nya melalui kamu."
3. Ketika memberi tidak mengharap imbalan atau ucapan terima kasih, yang penting bagi yang diberi merasa bahagia.
4. Tidak mau diperlihatkan orang apalagi disorot media, karena tugas iblis selain menjegal dan menggugurkan amal-amal saleh, juga ia sangat sabar menunggu kapan hamba-hamba yang "ikhlas" gugur amalnya dengan cara dipuja atau diungkit-ungkit.
5. Tidak pernah kecewa walau ternyata amal salehnya berimbas kepada ujian dan cobaan yang menyakitkan.
6. Tidak pernah resah dan gelisah dan tidak pernah bangga dengan keberhasilan, dan tidak pernah merasa sedikitpun sedih bila mengalami kegagalan, sebab yang dicari hanyalah ridha Allah SWT.
7. Beramal karena Ikhsan, Lillah, Billah, Minallah dan Ilallah.
Hadits Qudsi ada yang menyebutkan bahwa "Ikhlas" merupakan rahasia Allah, "Jawabnya suatu rahasia dari rahasia-Ku kata Allah, Aku mempercayakannya kepada hati siapa yang Aku cintai di antara hamba-Ku". (Misykatul Anwar Hadits Ke-32 Ibnu Arabi).
(Sumber: Hakekat "Ikhlas" dan Indahnya Sabar, oleh KH MD Sirojudin).
Diposting oleh Laely Widjajati di 03.19 0 komentar
Label: KEKASIH ALLAH
"DAMPAK POSITIF SHOLAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI"
7. Orang-orang yang mendirikan "sholat" harus mampu dan mau meninggalkan perbuatan-perbuatan keji dan munkar, marah-marah yang bukan pada tempatnya sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam Surat Al-Ankabut Ayat 45: 'Sesungguhnya "sholat" itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan munkar.'
8. Allah memfitrahkan manusia bersifat keluh kesah, namun bagi orang-orang yang mendirikan "sholat" dan sanggup menjaganya Insya'Allah akan terjaga, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Ma'arij Ayat 19: 'Sesungguhnya manusia itu bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan "sholat", yang mereka itu melanggengkan "sholat"nya'.
9. Orang yang "sholat" harus memperdalam Aqidah dan akhlaq, terutama akhlaq kepada Allah, dan puncaknya akhlaq manusia kepada Al-Khaliq adalah selalu bersikap khusnudhan kepada Allah. Apapun yang dianugrahkan kepada manusia adalah pilihan Allah yang terbaik, sehingga kita harus bersikap Qonaah (menerima) dan harus selalu mensyukuri anugrah itu tanpa memperhitungkan besar kecilnya anugrah Allah.
Diposting oleh Laely Widjajati di 01.18 0 komentar
Label: KEKASIH ALLAH
Selasa, 08 Februari 2011
"AJI SAKA - PENCIPTA HURUF JAWA"
Susunan "huruf Jawa" tersebut sebagai berikut:
- Hana caraka = ada utusan.
- Data sawala = pada bertengkar.
- Padha jayanya = sama saktinya.
- Maga bathanga = mati bersama.
Itulah tadi kisah terciptanya "huruf Jawa" yang diciptakan oleh "Aji Saka".
Diposting oleh Laely Widjajati di 20.49 0 komentar
Label: HISTORY
Senin, 07 Februari 2011
"PELAYANAN PENCATATAN DAN PENERBITAN KUTIPAN AKTA PENGAKUAN ANAK"
Pengurusan pencatatan dan penerbitan kutipan "akta pengakuan anak" dilaksanakan selama 2 (dua) hari kerja di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Diposting oleh Laely Widjajati di 23.26 0 komentar
Label: DEMOGRAFI
"PELAYANAN PENCATATAN DAN PENERBITAN KUTIPAN AKTA PENGESAHAN ANAK"
Diposting oleh Laely Widjajati di 22.08 0 komentar
Label: DEMOGRAFI
Minggu, 06 Februari 2011
"OBAT SAKIT JANTUNG"
Diposting oleh Laely Widjajati di 03.34 0 komentar
Label: KESEHATAN
"MENYEMBUHKAN TBC ATAU TUBERCOLUSA"
Diposting oleh Laely Widjajati di 02.57 0 komentar
Label: KESEHATAN