"UTUSAN DARI "BATU AMPAR"
Pada suatu hari ada seorang perempuan paro baya datang ke rumah kami di Sidoarjo. Dia mencari seseorang yang memiliki identitas persis dengan ayah saya. Dia mengaku diutus oleh seorang Kyai dari "Batu Ampar". Orang perempuan ini menyampaikan pesan dari Kyai (yang namanya ayah saya sudah lupa), bahwa ayah saya supaya datang ke Astana "Batu Ampar" pada hari Jum'at yang akan datang. Orang perempuan ini memberikan petunjuk dimana letak tepat "Batu Ampar" berada, dan kalau kesana harus menggunakan transportasi apa dengan jelas.
Namun.... Waktu itu ayah saya meminta pertimbangan kepada keluarga, apakah ayah saya harus berangkat ke "Batu Ampar" atau tidak; Dan hasil keputusan Ayah saya tidak berangkat ke "Batu Ampar" karena takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, karena Ayah saya belum pernah tahu sama sekali tentang dan dimana "Batu Ampar". Disamping itu Ayah saya merasa tidak ada kaitan sama sekali dengan "Batu Ampar".
Namun.... Setelah peristiwa itu diceritakan kepada Mbah Aliyah (sekarang almarhumah), keluarga yang berasal dari Madura, beliau mengatakan bahwa beliau bersedia untuk mengantarkan Ayah saya ke "Batu Ampar", karena memang keluarga kami masih ada hubungan dengan "Batu Ampar".
Tetapi, barangkali karena kesibukan Ayah saya (yang waktu itu ayah saya masih aktif sebagai Dosen Sejarah di IKIP Negeri Surabaya) sehingga Ayah saya tidak pernah sampai ke "Batu Ampar". Waktu berjalan terus dan tidak terasa peristiwa itu sudah terjadi sekitar 20 (dua puluh) tahun silam.
Ayah saya teringat kembali peristiwa itu dan ingin pergi ke "Batu Ampar" untuk memenuhi pesan yang disampaikan oleh orang perempuan 20 (dua puluh) tahun silam tersebut.
Saya merasa perlu untuk melacak sebenarnya ada apa di "Batu Ampar"? Sampai-sampai Ayah saya diutus ke "Batu Ampar". Selidik punya selidik ternyata di "Batu Ampar" ada tempat ziarah yang disana dimakamkan Mbah Kosambi/Syekh Abdul Mannan dan para Kyai yang punya karomah dari Allah SWT. yang konon pernah mengatakan juga pada santrinya bahwa Kyai disana punya keluarga di Blitar.
Akhirnya Ayah saya dan saya berencana akan berkunjung ke "Batu Ampar" untuk memenuhi pesan yang telah disampaikan oleh perempuan utusan Kyai 20 (dua puluh) tahun silam tadi. Mudah-mudahan bisa bertemu dengan keluarga (anak keturunan) Mbah Kosambi/Syekh Abdul Mannan dan Kyai yang telah dimakamkan di "Batu Ampar", yang namanya telah tersohor di Nusantara ini.
Namun.... Waktu itu ayah saya meminta pertimbangan kepada keluarga, apakah ayah saya harus berangkat ke "Batu Ampar" atau tidak; Dan hasil keputusan Ayah saya tidak berangkat ke "Batu Ampar" karena takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, karena Ayah saya belum pernah tahu sama sekali tentang dan dimana "Batu Ampar". Disamping itu Ayah saya merasa tidak ada kaitan sama sekali dengan "Batu Ampar".
Namun.... Setelah peristiwa itu diceritakan kepada Mbah Aliyah (sekarang almarhumah), keluarga yang berasal dari Madura, beliau mengatakan bahwa beliau bersedia untuk mengantarkan Ayah saya ke "Batu Ampar", karena memang keluarga kami masih ada hubungan dengan "Batu Ampar".
Tetapi, barangkali karena kesibukan Ayah saya (yang waktu itu ayah saya masih aktif sebagai Dosen Sejarah di IKIP Negeri Surabaya) sehingga Ayah saya tidak pernah sampai ke "Batu Ampar". Waktu berjalan terus dan tidak terasa peristiwa itu sudah terjadi sekitar 20 (dua puluh) tahun silam.
Ayah saya teringat kembali peristiwa itu dan ingin pergi ke "Batu Ampar" untuk memenuhi pesan yang disampaikan oleh orang perempuan 20 (dua puluh) tahun silam tersebut.
Saya merasa perlu untuk melacak sebenarnya ada apa di "Batu Ampar"? Sampai-sampai Ayah saya diutus ke "Batu Ampar". Selidik punya selidik ternyata di "Batu Ampar" ada tempat ziarah yang disana dimakamkan Mbah Kosambi/Syekh Abdul Mannan dan para Kyai yang punya karomah dari Allah SWT. yang konon pernah mengatakan juga pada santrinya bahwa Kyai disana punya keluarga di Blitar.
Akhirnya Ayah saya dan saya berencana akan berkunjung ke "Batu Ampar" untuk memenuhi pesan yang telah disampaikan oleh perempuan utusan Kyai 20 (dua puluh) tahun silam tadi. Mudah-mudahan bisa bertemu dengan keluarga (anak keturunan) Mbah Kosambi/Syekh Abdul Mannan dan Kyai yang telah dimakamkan di "Batu Ampar", yang namanya telah tersohor di Nusantara ini.