Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa
"rokok" menyebabkan kematian sekitar 5.000.000 (lima juta) orang setiap tahun. Pada tahun 2010, diperkirakan angka tersebut akan meningkat menjadi 10.000.000 (sepuluh juta) orang per tahun dengan sekitar 70 % jumlah kematian terdapat di negara-negara berke
mbang. (Sumber : Warta Warga - Edisi XXI Tahun 2008, hal. 13).
Hasil sebuah penelitian juga menunjukkan, bahwa pe
"rokok" memiliki tingkat ingatan, daya nalar kosakata dan kecakapan verbalnya lebih rendah dari pada mereka yang tidak me
"rokok". Bahkan dampak lebih jauh, ada kecenderungan penurunan mental pada usia muda dan mempengaruhi kerapuhan fisik di kemudian hari. Tidak hanya itu, kebiasaan me
"rokok" di usia muda berhubungan erat dengan penurunan tingkat memori dan kemampuan bernalar. Dibandingkandengan para pe
"rokok", mereka yang mengaku tidak me
"rokok" biasanya memiliki kebiasaan hidup sehat, seperti tidak mengkonsumsi alkohol atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol, lebih aktif secara fisik, makan banyak buah dan sayur dan lain-lain.
Penelitian lain menyebutkan bahwa
"rokok" mengandung kurang lebih 4000 elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan.
Racun utama pada
"rokok" adalah
tar, nikotin dan karbon monoksida.
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel di paru-paru.
Nikotin ada
lah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat kar sinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.
Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Hasil penelitian juga menyebutkan bahwa efek racun pada
"rokok" membuat pengisap asap
"rokok" mengalami resiko (dibanding yang tidak mengisap asap
"rokok"). Diantaranya 14x menderita kanker paru-paru, mulut dan tenggorokan; 4x menderita kanker esophagus; 2x kanker kandung kemih; 2x serangan jantung.
"Rokok" juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia, gagal jantung, serta darah tinggi. (Sumber : Media Husada Delta - Edisi Agustus 2008).
"Rokok" tidak hanya berbahaya bagi kesehatan. Bila diamati lebih dalam,
"rokok" juga memberi andil dalam pemrosesan pemiskinan secara ekonomi.
"Rokok," sudah jelas menguras kantong si pe
"rokok", apa lagi harga
"rokok" akhir-akhir ini semakin melambung. Dampak
"rokok" itu memang luas. harus disadarkan begitu besar biaya yang harus dikeluarkan dari
me
"rokok". Karena itu tidak boleh toleransi. Kita harus dapat merubah pola pikir, bahwa me
"rokok" bukanlah pertanda suatu kehormatan atau keperkasaan.
Anak-anak menjadi korban terlemah asap "rokok". Mereka (anak-anak) telah menghirup asap "rokok", baik sebagai pe"rokok" atau karena hidup dengan anggota keluarga yang me"rokok". Anak-anak yang sering menghirup asap "rokok" akan rentan terkena penyakit bronkitis, sesak nafas dan asma. Mereka juga berpotensi menderita kesehatan yang buruk saat usia dewasa dan tingkat pertumbuhannya juga dapat terhambat. Untuk itu, upaya menghentikan "rokok" pada anak harus dimulai dari keluarga.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), "rokok" menyebabkan kematian sekitar lima juta orang setiap tahun. Pada tahun 2020, diperkirakan angka tersebut akan meningkat menjadi sepuluh juta orang per tahun dengan sekita tujuh puluh persen jumlah kematian terdapat di negara-negara berkembang. (Sumber: Warta Warga - Edisi XXI Tahun 2008).
Serangan industri
"rokok" dari iklan dan sponsor sudah membuat rancu bahaya me
"rokok". Kemasan
"rokok" yang ada sudah tidak dapat memberi peringatan yang berarti soal bahaya me
"rokok". Maka dari itu, disini dibutuhkan sikap yang bijak baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk menghadapi masalah bahaya me
"rokok" yang terjadi di masyarakat kita.
Tidak dapat disangkal lagi, me
"rokok" selalu merugikan dan tidak pernah mendatangkan manfaat apa-apa. Apapun alasannya, tidak ada istilah terlambat untuk menghentikan kebiasaan buruk ini. Meskipun seseorang sudah terkena penyakit, stop me
"rokok" pasti menguntungkan bagi kesehatan.
Data kesehatan menunjukkan, bahwa orang yang tidak mau melepas kebiasaan me
"rokok", rata-rata usianya dapat berkurang dua puluh tahun. Apabila seseorang dapat menghentikan
"rokok" sebelum usia tiga puluh lima tahun, maka lama harapan hidup akan sama dengan orang sehat pada umumnya.
Apabila seseorang tidak me
"rokok", tetapi berada dalam lingkungan yang banyak asap
"rokok", ini dikatakan sebagai pe
"rokok" pasif atau secondhand smoker. Di tempat umum, kantor, rumah makan, atau di dalam rumah sendiri, asap
"rokok" dari orang lain tetap dapat mengancam kesehatan kita.
Setiap kali kita menghirup asap
"rokok", ada empat ribu bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh, termasuk enam puluh tiga macam bahan yang dapat menimbulkan kanker (carcinogen), serta racun lain, seperti karbon monoksida, amonia, sianida, arsen dan formaldehid.
Me
"rokok" akan meningkatkan resiko terjadinya tiga pembunuh utama, yaitu serangan jantung, kanker dan penyakit pembuluh darah seperti stroke..
Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan karena me
"rokok" antara lain adalah kanker, penyakit Paru Obstruktif Menahun, penyakit jantung dan pembuluh darah, otak, tulang, kulit, diabetes dan lain-lain misalnya infeksi saluran napas, penyakit gusi, katarak pada mata, dan tukak peptik pada lambung atau usus dua belas jari. Pada kaum pria,
"rokok" menyebabkan impotensi. Pada wanita,
"rokok" selain dapat menimbulkan cacat janin dalam kandungan, juga mudah terjadi osteoporosis bahkan patah tulang. Penurunan kekebalan tubuh pada pe
"rokok" menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS. Sehingga berhenti me
"rokok" penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
Mulailah berhenti me
"rokok" dari sekarang, keputusan untuk berhenti me
"rokok" merupakan keputusan yang membutuhkan kesadaran tinggi akan arti pentingnya kesehatan. Dan keadaan itu dapat timbul apabila merasakan sakit, sadar bahwa kebiasaan me
"rokok" telah meracuni tubuhnya. Apa yang harus dilakukan untuk berhenti me
"rokok"?. Harus tahu manfaat yang dirasakan dengan berhenti me
"rokok".
Manfaat yang dapat dirasakan begitu seseorang berhenti me
"rokok" adalah, kesehatan seseorang akan segera menunjukkan perbaikan. Dalam waktu dua puluh empat jam, kadar karbon monoksida dan nikotin dalam tubuh berkurang. Setelah beberapa hari, pembauan dan pengecapan seseorang akan pulih. Napas akan terasa lebih ringan dan lega, batuk akibat asap
"rokok" mulai hilang.
Setelah beberapa minggu berhenti me
"rokok", silia saluran napas segera membersihkan bahan-bahan kotoran akibat kebiasaan me
"rokok", yang membuat beberapa saluran akan berfungsi lebih baik lagi. Dan setelah dua bulan, peredaran darah ke seluruh tubuh mulai lancar terutama ke bagian perifer seperti jari tangan dan kaki. Bahkan setelah tiga bulan dapat mengembalikan kesuburan laki-laki dan wanita dari gejala 'withdrawal'.
Jika seseorang mengalami ketagihan terhadap kebutuhan me
"rokok" kemudian berhenti me
"rokok" akan terjadi gejala 'withdrawal' yang biasanya hilang dalam waktu 3 - 14 hari. Gejala batuk-batuk menandakan terjadi pembersihan saluran napas. Keluhan sedikit pusing menandakan tubuh menyesuaikan diri dengan lebih banyak oksigen dibanding semasa me
"rokok", terkadang terjadi sakit kepala akibat tekanan darah mulai menurun ke batas normal.
Ada rasa kesemutan pada tangan dan kaki akibat peredaran darah mulai lebih lancar. Kadang ada gangguan yang muncul beberapa hari saja seperti sembelit dan kembung, sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan merasa cemas. Pada umumnya gejala-gejala 'withdraw
al' ini tidak berkepanjangan dan akan menghilang dengan sendirinya. Apabila masih timbul gejala tersebut, perlu berkonsultasi dengan dokter, sekarang sudah ada obat pengganti ketergantungan terhadap nikotin.
Dalam waktu satu tahun setelah berhenti me
"rokok", resiko terkena serangan jantung akan berkurang lima puluh persen. Apabila berlangsung selama lima tahun, kondisi seseorang menjadi sama seperti orang yang tidak pe
"rokok". Tujuh tahun tidak me
"rokok", resiko mengidap kanker kandung kemih turun menjadi sama dengan orang yang tidak pernah me
"rokok". Dan setelah sepuluh sampai lima belas tahun tidak me
"rokok", kemungkinan terkena kanker pita suara, kanker paru, dan kanker mulut menjadi sangat kecil seperti mereka yang bukan pe
"rokok".
Manfaat lain yang didapat apabila seseorang berhenti me
"rokok" banyak sekali. Napas berbau, gigi kuning, serta bau
"rokok" pada rambut dan pakaian menjadi hilang.
Mayoritas orang menyetop kebiasaan me
"rokok" bukan pekerjaan yang gampang, terutama apabila kebiasaan itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Namun ada orang yang langsung stop me
"rokok" secara mendadak, apabila secara emosi dan fisik siap, maka tidak mustahil strategi ini akan berhasil.
Barangkali dapat memulai dengan terus mengurangi jumlah
"rokok" setiap harinya, kadang dapat berhasil asal sungguh-sungguh dilakukan. Dapat juga dengan mencari substitusi
"rokok" dengan menggantinya dengan maknan tertentu, meskipun hasilnya juga belum pasti.
Semua sangat tergantung kepada kemauan, kesadaran, ketekunan dan kesabaran. Untuk mengatasi stres, carilah kesibukan atau kegiatan sosial, gunakan mata, tangan, pikiran sehat anda. Cari seseorang atau sesuatu yang dapat membuat senang, gembira dan tertawa.
Apabila mencoba satu kali gagal, coba sekali lagi dan terus berusaha sampai berhasil.............
Tulisan ini saya persembahkan bagi para pe
"rokok", berhentilah me
"rokok" mulai sekarang, karena me
"rokok" disamping membahayakan kesehatan bagi pe
"rokok" itu sendiri juga sangat membahayakan kesehatan bagi lingkungan pe
"rokok", terutama lingkungan terdekat yaitu keluarga anda sendiri.
Untuk Ade' saya yang masih suka me
"rokok", sebaiknya belajarlah untuk berhenti me
"rokok" mulai saat ini. Kasihan tuh.... Paru-paru Ade'.... Dijaga donk kesehatannya, supaya bisa meneruskan perjuangan Mbah-mbah Buyut kita terdahulu... Mudah-mudahan Allah memberikan kita umur panjang dan kesehatan yang selalu prima..... Amin......