“Tanda-tanda
munafik ada tiga; apabila berbicara dusta, apabila ber"janji" meng"ingkar"i,
dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Muslim)
Menepati "janji" adalah
bagian dari iman. Barangsiapa yang tidak menjaga per"janji"annya maka
tidak ada agama baginya. Maka seperti itu pula "ingkar janji", termasuk
tanda kemunafikan dan bukti atas adanya makar yang jelek serta rusaknya
hati.
Seorang mukmin tampil
beda dengan munafik. Apabila dia berbicara, jujur ucapannya. Bila telah
ber"janji" ia menepatinya, dan jika dipercaya untuk menjaga ucapan,
harta, dan hak, maka ia menjaganya. Sesungguhnya menepati "janji" adalah
barometer yang dengannya diketahui orang yang baik dari yang jelek, dan
orang yang mulia dari yang rendahan. (Lihat Khuthab Mukhtarah, hal.
382-383)
Al-Qur`an sangat memperhatikan masalah "janji" dan memberi dorongan serta
memerintahkan untuk menepatinya. Allah SWT. berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 91, yang artinya:
ا
ا
“Dan tepatilah
per"janji"an dengan Allah apabila kamu ber"janji" dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah itu sesudah meneguhkannya….”
Allah SWT.
juga berfirman dalam Surat Al-Isra' ayat 34, yang artinya:
“Dan penuhilah "janji",
sesungguhnya "janji" itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.”
(Al-Isra`: 34)
Allah SWT. memerintahkan hamba-Nya yang beriman untuk
senantiasa menjaga, memelihara, dan melaksanakan "janji"nya. Hal ini
mencakup "janji" seorang hamba kepada Allah SWT., "janji" hamba dengan hamba, dan "janji" atas dirinya sendiri seperti nadzar.
"Ingkar janji" adalah
akhlak Iblis dan para munafikin. Seruan ini mungkin bisa didengar,
tetapi bagaimana dengan orang yang telah mati hatinya dan
dikuasai oleh setan? Apakah mereka mau dan mampu mendengar?
"Ingkar janji" terhadap siapapun tidak dibenarkan agama Islam, meskipun terhadap
anak kecil. Jika ini yang terjadi, disadari atau tidak, kita telah
mengajarkan kejelekan dan menanamkan pada diri mereka perangai yang
tercela.
Abdullah bin Mas’ud
ra. berkata:
“Kedustaan tidak
dibolehkan baik serius atau main-main, dan tidak boleh salah seorang
kalian men"janji"kan anaknya dengan sesuatu lalu tidak menepatinya.”
(Shahih Al-Adabul Mufrad no. 300)
Hadits Riwayat Ahmad,
Ibnu Hibban, Al-Hakim dan Al-Baihaqi, menjelaskan, bahwa Nabi SAW. bersabda (yang artinya):
“Jagalah enam perkara
dari kalian niscaya aku jamin bagi kalian surga; jujurlah bila
berbicara, tepatilah jika ber"janji", tunaikanlah apabila kalian diberi
amanah, jagalah kemaluan, tundukkanlah pandangan dan tahanlah
tangan-tangan kalian (dari sesuatu yang dilarang).”
Semua orang tidak akan suka kepada orang yang "ingkar
janji". Karenanya, dia akan dijauhi di tengah-tengah masyarakat dan tidak
ada nilainya di mata mereka. Allah berfirman dalam Surat Al-Anfal Ayat 55-56, yang artinya:
“Sesungguhnya
binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang
kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kamu
telah mengambil per"janji"an dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati
"janji"nya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).”