Jumat, 15 Januari 2010

"PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN RUMAH SEHAT DAN LAYAK HUNI (FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI)"

"Ke"sehat"an menjadi penting ketika kita sakit, sebaiknya rencanakanlah ke"sehat"an dari "rumah" sebelum bencana datang."


Wilayah Nusantara terletak di wilayah beriklim tropis yang memiliki musim hujan dan kemarau. Dalam mewujudkan "rumah sehat" dan "layak huni" bagi keluarga, pengaruh iklim dan musim perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pembangunannya. Disamping itu, juga perlu memperhatikan pengaruh angin dan kondisi lingkungan setempat.


A. PERLETAKAN BANGUNAN.


1. Pengaruh Iklim.
Iklim tropis ditandai dengan mentari yang memancarkan sinar hampir sepanjang tahun serta curah hujan yang cukup banyak, berpengaruh terhadap kondisi "rumah-rumah" di Nusantara ini, seperti udara panas/kering, basah, dingin dan lembab. Hal-hal tersebut sebaiknya menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan bangunan, penentuan letak "rumah" dan pembangnan "rumah" sejak dari pondasi hingga atap "rumah".


2. Pengaruh Panas Mentari.
Kita harus cerdik dalam memanfaatkan sumberdaya alam.Sinar mentari dapat berfungsi sebagai penerangan alami di siang hari dalam "rumah". Selain itu, sinar mentari pagi dapat dimanfaatkan agar ruangan tidak terasa lembab dan pengap. Namun sinar mentari yang masuk ke dalam "rumah" perlu diperhatikan supaya tidak terlalu panas atau silau dengan cara :

a. Menetukan tata letak ruang dalam "rumah" yang disesuaikan dengan orientasi mentari, misalnya:

- Daerah hunian diusahakan pada arah Timur.

- Sinar mentari didistribusikan merata pada penyinaran sekitar pukul 08.00 - 16.00.

- Membuat titisan "rumah" cukup besar hingga menahan sinar mentari langsung yang kuat masuk ruang dalam.


b. Menanam pohon pelindung pada arah mentari sore.


c. Memasang penutup langit-langit supaya panas mentari tidak dirasakan langsung.



Dengan pengaturan seperti diatas, "rumah" akan terasa nyaman bagi keluarga serta ruangan akan mendapat sinar mentari pagi yang cukup serta baik untuk ke"sehat"an keluarga. Untuk menghindari cahaya mentari langsung, pilih arah hadap "rumah" ke Utara atau Selatan.


3. Pengaruh Hujan.
Hujan, terutama hujan deras dengan angin kencang dapat menimbulkan tampias terhadap bagian-bagian "rumah" yang terbuka. Pemberian tritisan yang cukup besar akan dapat mencegah tampias tersebut. Konsep "rumah sehat" dengan memperlakukan air hujan secara bijak, yakni ditampung lalu digunakan, untuk berkebun, air kloset, sampai mencuci mobil akan lebih efisien dan murah.


Penggunaan bahan bangunan yang mudah lapuk sebaiknya juga dilengkapi dengan saluran air hujan yang terbuka dan terletak di bawah cucuran atap untuk mengalirkan ke sumur-sumur peresapan dan selokan-selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, perletakan bangunan "rumah" sebaiknya harus dapat memberikan kemungkinan pengairan air hujan maupun air buangan dengan lancar dan teratur.


4. Pengaruh Angin.
Letak "rumah" supaya disesuaikan dengan arah angin (basah dan kering). Ventilasi atau lubang udara yang paling baik searah dengan arah tiupan angin. Angin berfungsi untuk memberikan udara sejuk serta dapat membantu sirkulasi udara ke dalam lingkungan.


5. Pengaruh Lingkungan.
"Rumah" sebaiknya dibangun dengan mempertimbangkan keserasian terhadap lingkungan di sekitarnya. Misalnya dengan penyesuaian bentuk bangunan, pemilihan bahan bangunan, penentuan warna yang serasi hingga memungkinkan adanya hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya.
Kondisi dan ketinggian tanah akan mempengaruhi perletakan bangunan "rumah" terhadap tanah yang mendukung bangunan itu. Tanah yang lembek membutuhkan pondasi yang lebih besar dan dalam. Tanah yang berair sebaiknya menggunakan lantai yang kedap air atau panggung sehingga tidak terpengaruh oleh kelembaban tanah.
Dengan perletakan bangunan "rumah" yang benar akan membuat lingkungan menjadi tertib, serasi dan teratur.


B. PENYEDIAAN RUANG KEGIATAN.

1. Jenis Kegiatan.
Secara garis besar, jenis kegiatan yang dilakukan oleh anggota keluarga di "rumah" dibedakan antara lain:

a. Jenis kegiatan yang umum dilakukan:

- Beristirahat seperti tidur, santai bersama keluarga dan sebagainya.





- Bekerja seperti memasak, menjahit, mencuci, berkebun dan sebagainya.

- Melakukan kegiatan higienis sehari-hari seperti mandi, buang air dan sebagainya.


b. Jenis kegiatan khusus.
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anggota keluarga untuk menunjang pendapatan keluarga memenuhi tuntutan kebutuhannya, antara lain: berkebun, menjemur hasil pertanian, mengolah hasil pertanian atau industri kecil lainnya, menyimpan dan berdagang/warung.

Jenis usaha yang boleh ditempatkan di lingkungan "rumah" adalah yang termasuk dalam batasan industri kecil/"rumah" tangga.


Penyediaan ruang untuk usaha ini diusahakan tidak mengganggu seluruh anggota keluarga maupun tetangga dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Disamping itu, harus diusahakan agar kotoran atau limbah sebagai akibat adanya kegiatan usaha keluarga tersebut tidak mengganggu atau mencemari lingkungan di sekitarnya.


2. Penyediaan Ruangan.
Berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan keluarga, maka setiap ruangan kegiatan disediakan sesuai dengan:

a. Jumlah anggota keluarga yang melakukan kegiatan.


b. Perabot dan alat yang digunakan.


c. Sirkulasi atau lalu lintas pelaku kegiatan.


Akan baik sekali apabila semua kegiatan disediakan ruangan sesuai dengan yang dibutuhkan. Tetapi apabila ruangan yang ada sangat terbatas, dapat direncanakan ruang dengan fungsi ganda. Seperti dalam penggunaan:


a. Ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga.


b. Ruang makan yang juga berfungsi sebagai ruang belajar.


Dua kegiatan dapat dipadukan dalam ruangan yang sama, jika:

a. Penggunaan ruang dalam waktu yang berbeda.


b. Ruangan yang dibutuhkan mempunyai ciri yang sama.


Jenis kegiatan khusus yang dapat mengganggu kesehatan keluarga dari bau, debu, suara bising maupun pemandangan yang kurang sedap, sebaiknya terpisah jauh dari bangunan "rumah" (misalnya kandang ternak).
Dengan mempersiapkan "rumah" yang mempunyai tata hubungan ruang yang serasi, diharapkan setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan mudah dan nyaman.


3. Penataan dan Persyaratan Ruangan
Mempersiapkan sesuatu ruangan hendaknya disesuaikan dengan fungsi ruangan dalam memenuhi kegiatan anggota keluarga tanpa mengurangi nilai sehat, nyaman, aman dan serasi sesuai fungsinya. Ruang supaya ditata dengan memperhatikan syarat-syarat:

a. Ruang Tamu:

- Perletakan ruangan yang mudah dicapai oleh tamu dari luar, maupun keluarga dari dalam.

- Pemandangan keluar yang cukup menarik dapat diupayakan dengan penataan halaman dengan tanaman yang serasi.

- Pemakaian material, pemilihan warna, dekorasi dan perabot "rumah" tangga diusahakan yang serasi.

- Penerangan dan bidang bukaan yang cukup untuk memberikan suasana nyaman.


b. Ruang Makan:
- Penempatan ruang makan sebaiknya mudah dicapai oleh semua anggota keluarga, sehingga dapat menciptakan suasana yang akrab untuk berkumpulnya seluruh anggota keluarga.

- Perletakan ruang makan sebaiknya berdekatan dengan dapur untuk memudahkan sirkulasi.

- Pemilihan bukaan ruangan ke arah halaman atau taman diharapkan dapat memberikan kesegaran pemandangan.

- Penerangan alami maupun buatan perlu disediakan dengan cukup baik untuk menerangi hidangan pada siang maupun malam hari.

- Pertukaran udara memudahkan pergantian udara dalam ruangan dengan udara luar yang segar melalui lubang angin/ventilasi.

c. Ruang/Kamar Tidur:

- Penempatan ruangan hendaknya dapat memberikan cukup ketenangan serta memungkinkan cahaya mentari dapat masuk.

- Silau mentari sore dan tiris hujan dapat dihindari dengan memanfaatkan adanya pohon pelindung atau teritis lebar dan tirai yang melindungi jendela.

- Penerangan yang cukup untuk ruang tidur adalah sekurang-kurangnya seluas sepersembilan kali luas ruang.

- Pertukaran udara sebaiknya diupayakan dengan peranginan silang, lubang angin/ventilasi dengan luas sekurang-kurangnya seperlima luas jendela.Cross ventilation, konsep tata udara "sehat" yang pantas diterapkan di setiap "rumah". Dengan memaksimalkan udara dingin dari luar dan mengeluarkan udara dari dalam "rumah". Bukaan yang baik untuk sirkulasi udara adalah bukaan atas dan bawah.


d. Dapur:

- Penataan ruang di dalam dapur dipersiapkan dengan menyesuaikan kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan. Kegiatan yang umum adalah mencuci bahan mentah, meracik, memasak dan menyajikan. (RUangan dan waktu dapat lebih hemat apabila tempat-tempat kegiatan tersebut di atas dapat diurutkan sesuai dengan tahapan kegiatan yang dilakukan).

- Penyediaan lubang udara/ventilasi yang cukup, supaya memudahkan pertukaran udara panas, asap dan bau.

- Penerangan cahaya alami dan buatan cukup.

- Penataan ruang yang memberi kemudahan dalam pemeliharaan kebersihan peralatan, ruang dapur serta bahan makanan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan keluarga.

- Penggunaan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar dan mudah dibersihkan.


e. Ruang/Kamar Mandi:

- Penyediaan ruang/kamar mandi dan jamban untuk menjaga kebersihan dan kesehatan badan dapat ditempatkan di dalam bangunan atau luar bangunan.

- Penempatan ruang/kamar mandi diusahakan supaya dapat dengan mudah membuang air kotor.

- Penyediaan lubang udara/ventilasi dengan arah bukaan keluar supaya sirkulasi udara lancar.

- Penerangan yang cukup diusahakan dan penerangan alami.

- Pembuatan jamban dengan konstruksi leher angsa untuk menghindari bau dan pengotoran serangga.

- Penyediaan bak air sebaiknya jangan terlalu besar ukurannya supaya air mudah diganti dan bak dapat dibersihkan dengan cepat.


f. Ruang Usaha.
Penempatan ruang kerja bagi keluarga yang melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian di "rumah", perlu mempertimbangkan kemungkinan gangguan yang ditimbulkan, sehingga tempat kerja tidak mengganggu tempat tinggal keluarga maupun tetangga. Adapun jenis gangguan tergantung dari pekerjaan yang dilakukan misalnya:

- Pengolahan hasil bumi: debu, sampah padat.

- Konpeksi, tas, sepatu : suara, sampah padat.

- Pengolahan makanan : asap dan bau, sampah cair maupun padat.


Pengurangan gangguan dapat dilakukan dengan cara :

a. Penempatan ruang yang cukup terpisah dari kegiatan-kegiatan "rumah" tangga dalam keluarga maupun tetangga.


b. Penempatan pohon-pohon dan tanaman yang berdaun lebat sebagai pembatas yang dapat menampung debu dan mengurangi suara bising.


c. Penyediaan cerobong asap dan lubang angin yang baik.


d. Penyediaan saluran-saluran, sumur peresapan atau pengolahan limbah cair agar tidak mencemari lingkungan.


e. Penyediaan tempat sampah dan sistem pemusnahan sampah padat (dibakar, ditimbun sementara dan sebagainya).


f. Penerangan alami atau buatan yang cukup, terutama untuk kegiatan usaha yang memerlukan ketelitian yang tinggi.


g. Penyediaan lubang angin/ventilasi yang cukup.


h. Penggunaan bahan bangunan tahan api, untuk bagian ruang yang pemanfaatannya memakai bahan bakar.


i. Penggunaan bahan bangunan yang tahan air, utnuk bagian ruang yang mempergunakan atau selalu kena air.


j. Pembukaan diarahkan ke halaman/taman untuk menciptakan keseimbangan memperoleh kesegaran pandangan.


C. KOMPONEN "RUMAH SEHAT".

1. Lantai.
Pemilihan bahan bangunan dan cara pembuatan lantai perlu disesuaikan dengan fungsi dan jenis kegiatan yang dilakukan dalam ruangan tersebut, yang dibedakan atas:


a. Lantai yang dimanfaatkan dalam kondisi kering (penggunaan kering), misalnya untuk ruang tidur, ruang makan, ruang tamu dan dapur sebaiknya dibuat dengan permukaan kering datar, dan mudah untuk dibersihkan. Bila diperlukan, bahan penutup lantai diusahakan yang tidak menimbulkan kelembaban dan mudah dibersihkan.


b. Lantai yang dimanfaatkan dengan menggunakan air/basah (penggunaan basah), misalnya untuk kamar mandi, jamban dan tempat cuci, sebaiknya dibuat dengan memperhatikan kemiringannya sehingga memudahkan pengaliran air ke saluran pembuangan. Sedangkan bahan penutup lantai digunakan yang permukaannya tidak licin dan mudah dibersihkan.
Bangunan "rumah" panggung antara lain dapat memanfaatkan bahan bangunan dengan konstruksi kayu maupun bambu, penutup lantai dan bahan seperti anyaman bambu/rotan, papan kayu.
Untuk mengurangi kelembaban dan menjaga kesehatan kolong di bawah lantai dibuat cukup tinggi agar mudah untuk membersihkannya.


2. Dinding.
Dinding berfungsi sebagai pembatas ruang kegiatan agar kegiatan dapat dilakukan dengan aman dan terlindung. Dinding dapat juga berfungsi sebagai penahan beban merata dari atap, untuk selanjutnya diteruskan ke pondasi.
Bahan dinding yang digunakan harus dapat menjamin kekuatan dan keawetannya. Pemilihan bahan untuk dinding, perlu disesuaikan dengan fungsi dan jenis kegiatan yang dilakukan dalam ruangan, yang dibedakan atas:

a. Pemilihan bahan dinding yang tidak banyak mengantarkan panas dan tidak tembus pandang, seperti bata, batako, papan kayu dan sebagainya.


b. Penggunaan bahan kedap air setinggi 20 cm di atas lantai untuk menghindari pengaruh kelembaban air tanah yang dapat terus naik ke atas.


c. Penggunaan basah sebaiknya menggunakan bahan yang kedap air dengan tinggi sekurang-kurangnya 1,5 meter dari lantai, bahan tersebut dapat berupa dinding batu bata, batako yang dapat transraam (campuran: 1 semen dan 2 pasir). Penggunaan dinding kedap air dimaksudkan agar dinding tahan lama dan suasana ruangan tetap bersih serta nyaman.


3. Pintu, Jendela dan Lubang Udara/Ventilasi.
Penggunaan pintu yang dapat menghubungkan setiap ruangan harus tetap menjamin perlindungan ataupun kenyamanan pribadi/keluarga dalam melakukan kegiatan. Pemanfaatan jendela dan lubang angin untuk mendapatkan cahaya mentari dan pengaliran udara segar ke dalam ruangan bertujuan untuk membuat ruangan menjadi sehat dan nyaman.
Perletakan pintu dan jendela dalam ruangan harus diperhatikan sehingga tidak mengganggu/menyulitkan untuk meletakkan perabotan maupun melakukan kegiatan di ruangan tersebut. Untuk mencegah masuknya nyamuk, lubang angin dapat dilengkapi dengan kawat kasa.


4. Atap.
Atap berfungsi untuk menahan panas dan debu dari luar. Kemiringan atap tergantung dari jenis penutup atap yang dipakai, yang penting harus dapat mengalirkan air hujan dengan baik. Jika diperlukan talang harus cukup kuat, lebar, dan kemiringannya dapat mengalirkan air hujan dengan lancar. Penutup atap dapat dibuat antara lain dari genteng, asbes semen, seng, sirap, yang dipasang dengan kemiringan sesuai persyaratan masing-masing bahan. Pemeliharaan berkala perlu dilakukan dengan pembersihan dan segera memperbaiki apabila terjadi kebocoran.


5. Langit-Langit.
Penggunaan langit-langit dimaksudkan untuk menahan panas dan debu dari atap masuk ke dalam ruangan secara langsung. Langit-langit dapat dibuat dari bahan seperti anyaman banbu, asbes semen, triplek, papan kayu dan lain-lain. Pemeliharaannya dengan cara membersihkan secara berkala agar ruangan bebas dari sarang laba-laba/serangga dan debu yang mengganggu kesehatan.


6. Saluran Pembuangan Air Kotor/Air Limbah.
Saluran pembuangan air kotor/air limbah dibedakan:

a. saluran air bekas mandi dan cuci.


b. Saluran air kotor dari kakus.


Untuk daerah yang tanahnya mudah menyerap air:

a. Untuk saluran air bekas mandi dan cuci bisa terbuka, sedangkan untuk sa;uran air kotor harus tertutup.


b. Bila dalam lingkungan pe"rumah"an tersebut terdapat saluran-saluran lingkungan/kota, maka saluran dari "rumah" dapat dihubungkan.


c. Bila tidak ada maka harus dapat sumur peresapan untuk air bekas mandi/cuci (juga untuk air hujan), serta dibuat bak septik lengkap dengan peresapannya.

Manajemen air limbah pada "rumah" sederhana yang baik, penting direncanakan untuk menghindari pencemaran air bersih di "rumah". Sistem organisasi sebagai berikut:
1. Septik tank.
2. Pompa air.
3. Penyimpanan sampah organik.
4. Penyimpanan sampah anorganik.
5. Sumur infiltrasi.
Jarak antara pompa dengan septik tank minimum 10 m dan kedalaman pompa air minimum 20-40 m.

Yang harus diperhatikan:

a. Jarak sumur peresapan ke sumur air bersih sedikitnya 10 meter. Hal ini mencegah pencemaran air kotor ke sumur air bersih.


b. Kemiringan saluran pembuangan air, sehingga memungkinkan pengaliran air lancar.


c. Kalau saluran cukup panjang, perlu adanya bak-bak kontrol, untuk menjaga agar tidak terjadi penyumbatan.

Bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor dapat terhindar apabila kita menyediakan daerah resapan air yang cukup luas. Dengan mengoptimalkan penggunaan lapisan permukaan tembus air, seperti rumput dan grass block pada halaman, parkiran mobil, sampai atap "rumah" atau roof garden, air dapat mengalir perlahan dan meresap ke dalam tanah secara alami.


7. Saluran Pembuangan Air Hujan.
Saluran pembuangan air hujan pe"rumah"an:

a. Sebaiknya terbuka.


b. Letak di bawah atap.


c. Dapat mengalirkan air hujan ke selokan di pinggir jalan.
Saluran air hujan lingkungan (selokan air hujan) dibuat untuk menghindari genangan air hujan di lingkungan. Sebaiknya terbuka sehingga mudah dibersihkan. Saluran air hujan dari "rumah" dan dari jalan ditampung pada saluran air hujan lingkungan, kemudian diteruskan ke aungai/saluran yang lebih besar. Namun apabila dalam lingkungan pe"rumah"an tidak terdapat saluran lingkungan (selokan air hujan), maka "rumah" harus dibuat sumur peresapan air hujan (sekaligus untuk peresapan air limbah bekas mandi/ccuci).


8. Jaringan Air Bersih.
Untuk menjaga kesehatan diperlukan air untuk minum, masak, cuci dan mandi. Air untuk minum harus memenuhi persyaratan kesehatan dan kebersihan, yaitu:

a. Tidak berwarna, tidak berbau dan jernih.


b. Tidak berasa dan segar.


c. Bebas dari bibit penyakit.


d. Tidak mengandung zat logam berat seperti zat besi, mangan, merkuri, nikel dan lain-lain.


Air bersih dapat diperoleh dari saluran PAM, sumur dan sebagainya. Sumur air bersih ada dua macam, yaitu sumur pompa pangkal dan sumur gali. Sumur pompa pangkal dan sumur gali ini harus ditempatkan pada jarak minimal 10 meter dari bidang resapan (jarak dapat ditentukan tergantung pada sifat tanahnya). Hal ini untuk mencegah agar sumur air bersih tersebut tidak tercermar air kotor.


Beberapa pengolahan air sederhana untuk keperluan keluarga:

a. Air bersih dimasak sampai mendidih untuk mematikan bibit penyakit, baru kemudian dapat diminum.


b. Kuman-kuman penyakit dapat dibasmi dengan membubuhkan kaporit ke dalam air dan diaduk 1/4 gram (2 kepala korek) untuk 20 liter air. Diamkan minimal 30 menit baru kemudian dapat diminum.


c. Air sungai, danau, dapat dijernihkan dengan mengendapkan air selama 24 jam.

- Aduk 5 blik air dengan 1 sendok tawas dan endapkan.

- Disaring dengan saringan pasir.

- Air yang telah jernih, dibubuhi kaporit, baru dapat digunakan.


9. Tempat Pembuangan Sampah.
Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan "rumah" serta keluarga setiap "rumah" harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sampah baik di dalam maupun di luar "rumah". Tempat pembuangan sampah "rumah" tangga dapat dibuat dari:

a. Tong.


b. Bak kayu.


c. Bak sampah dari batu bata dan lain-lain.


Sebaiknya tempat pembuangan sampah sementara ini tertutup dan sering dibersihkan untuk menghindari bau yang tidak sedap, serangga/hewan-hewan kecil yang dapat menyebabkan penyakit.
Ada beberapa cara pengolahan sampah "rumah" tangga yang dapat dilakukan terutama di daerah pedesaan, seperti:

a. Ditimbun untuk kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Sampah yang dapat diolah dengan cara ini terdiri dari sampah yang berasal dari daun dan ranting, kotoran hewan, sisa makanan.


b. Dibakar dan abunya ditimbun dalam tanah. Cara ini digunakan untuk sampah-sampah yang tidak dapat membusuk dan tidak dapat menyatu dengan tanah antara lain sisa plastik, sisa kayu yang tidak dapat digunakan lagi.


c. Ditimbun pada area yang tidak untuk ditanami lagi. Untuk sampah sisa ban bekas, kaleng/plastik bekas atau perabot "rumah" tangga bekas.


Setiap anggota keluarga perlu dibangkitkan kesadarannya untuk selalu menjaga kebersihan sehingga keluarga dan lingkungan relatif terjamin.


10. Halaman "Rumah".
Pada umumnya "rumah" di daerah pedesaan masih memiliki pekarangan atau halaman. Halaman atau pekarangan "rumah" sebaiknya dimanfaatkan untuk:


a. Tanaman sayuran/buah atau warung hidup untuk keluarga seperti bayam, kangkung, tomat, terong dan lain-lain.


b. Tanaman pohon pelindung dari angin atau panas mentari sekaligus yang dapat dipetik buahnya, misalnya: jambu, mangga, belimbing dan sebagainya.


c. Tanaman obat-obatan/apotik hidup seperti jahe, kencur, temulawak, kunyit, sirih dan sebagainya.


d. Tanaman bunga sebagai penyegar pandangan.


e. Kandang ternak, kolam ikan dan lain-lain.


f. Tempat pembuangan sampah.


MusicPlaylistView Profile