"Hari esok akan menghapus semua mimpi buruk, mengusir semua "kesedihan" dan menggantinya dengan canda dan tawa"
Mandi, wudlu, wewangian dan siwak adalah obat yang mujarab untuk segala "kesedihan" dan kesempitan.
Tak akan kekal suka cita yang engkau rasakan kini, dan "kesedihan" tidak akanmengembalikan yang telah hilang.
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu ber"sedih" hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu 0rang-orang yang beriman. (Al-Qur'an, Surat Ali 'Imran, ayat 139).
Jika rasa "sedih" datang mengurung, duka lara menggunung, ucapkanlah: La ilaha illa Allah.
'Wahai Allah, aku berlindung kepada-Mu dari resah dan gelisah, dari "sedih" dan derita, ari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pelit dan pengecut, dan dari lilitan hutang dan tekanan orang'. Jika anda selalu membaca do'a ini, dan merenungi makna-maknanya, maka Allah akan melapangkan dada anda dari resah, gelisah dan derita. Tentu saja dengan izin Allah.
Shalat itu penjamin kelapangan dada dan enyahnya "kesedihan".
Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan rasa "sedih" dariku.
Semoga "kesedihan" yang saya alami bisa berlalu dan kebahagiaan segera menggantikan deritaku.
Ada seorang Syaikh yang bertutur: 'Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya jalan kesenangan dari setiap "kesedihan", dan jalan keluar dari setiap kegelisahan'.
Sesunggunya Allah Maha mengabulkan setiap permohonan, menghilangkan "kesedihan" dan keburukan.
Jangan pernah menjadikan kesusahan dan "kesedihan"mu sebagai tema pembicaraan, karena dengan demikian engkau akan menjadikannya sebagai penghalang antara dirimu dan kebahagiaan.
Beberapa hal yang seringkali menyebabkan "kesedihan" dan kegundahan adalah menganggap orang lain tidak ada, menekan mereka, mencela mereka dan meremehkan mereka.
Jadilah orang yang selalu bersyukur ketika senang, dan bersabar ketika tertimpa musibah. Jangan bermimpi hidup di alam ideal, yang tidak ada sakit, tidak ada kemiskinan, tidak ada "kesedihan", suami yang tanpa cela, dan teman tanpa aib. Tentu hal ini tidak akan mungkin.
Orang yang terlalu mengejar kenikmatan dan keinginan hatinya, tidak peduli halal atau haram, mereka sebenarnya tidak bahagia. Mereka dalam kesempitan, "kesedihan" dan kegelisahan. Sebab, setiap orang yang menyimpang dari aturan Allah dan berbuat maksiat tidak akan pernah bahagia selamanya.
Orang-orang yang menyimpang dari agama, maka hari-harinya akan dihiasi dengan "kesedihan", hartanya akan menjadi beban, amal perbuatannya akan merugikannya, dan ujungnya ia tercampakkan hina.
Sesungguhnya keruhnya pikiran, "kesedihan" dan kegelisahan adalah buah dari segala perbuatan yang engkau lakukan. seperti ceroboh dalam shalat, menggunjing wanita muslimah, meremehkan hijab atau melakukan hal-hal yang diharamkan.
Jangan ber"sedih" atas pekerjaan yang belum engkau tuntaskan. Ketahuilah, pekerjaan besar tidak akan pernah berujung.
Seseorang yang berwawasan akan sadar bahwa dirinya adalah bagian dari alam yang luas. Ia juga sadar bahwa dirinya juga akan mendapatkan jatah penyakit, musibah, "kesedihan" dan juga kegembiraan. Maka, dia tidak akan kaget dan tidak akan gelisah.
Sering kita lihat saudara kita ber"sedih" luruh. Setelah itu berlalu, ia berjingkrak kegirangan.
Janganlah tampak senang di hadapan orang yang sedang ber"sedih". Dan jangan pula ber"sedih" ketika ada orang yang sedang berbunga-bunga.
Kepada orang beriman yang sedang ber"sedih" dan untuk orang yang sedang diuji yang gundah gulana: Semoga Allah memberikan pahala yang besar, meningkatkan derajat dan menambal kekuranganmu.
Kegundahan hati itu lebih berbahaya dari pada penyakit jasmani.
Kita tidak kuasa mengubah masa lalu dan melukis masa depan sesuai dengan keinginan kita. Lalu, mengapa kita membunuh diri sendiri dengan ber"sedih" atas sesuatu yang tidak mungkin kita ubah.
Kalau tahta, istana dan perniagaan dapat membeli kebahagiaan, tentu kita tidak akan melihat para konglomerat, para penguasa dan saudagar yang hidup sengsara dan selalu mengeluh karena tertimpa musibah dan "kesedihan".
Hidup ini pendek, maka jangan kau perpendek lagi dengan "kesedihan".
Berbuat baik kepada sesama akan menghapuskan "kesedihan".
Selama gelap malam masih akan tersibak, maka rasa sakit itu akan hilang, tekanan pasti akan berlalu, dan "kesedihan" akan segera sirna.
Nikmatilah "kesedihan"mu, karena tidak ada sesuatu yang abadi. "Kesedihan"mu itu juga tak akan abadi.
'Maka Kami kabulkan permintaannya dan Kami selamatkan dari "kesedihan". Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (Al-Qur'an, Surat Al-Anbiya', Ayat 88).
Jadikanlah laksana wajah bintang yang berbinar, dan jangan takut "kesedihan" yang menghadang dan kegelapan malam.
Lupakan "kesedihan"mu dan isi dengan pekerjaan.
Sekuat apapun kamu mengikat rambutmu, dan membiarkan "kesedihan" dan kedukaan hati bergelayut di lehermu, maka engkau tidak akan dapat mengembalikan masa lalu sedikit apapun.
Mengenal Yang Maha Kasih akan menghilangkan "kesedihan".
Sekuat apapun kamu mengikat rambutmu, dan membiarkan "kesedihan" dan kedukaan hati bergelayut di lehermu, maka engkau tidak akan dapat mengembalikan masa lalu sedikit apapun.
Mengenal Yang Maha Kasih akan menghilangkan "kesedihan".