"Rindu" itu ialah Cinta yang berlebihan, dan ada "Rindu" yang disertai dengan menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan hati".
"Rindu" bukanlah sesuatu hal yang tercela dan keji, akan tetapi perlulah
disertai dengan menjaga diri, kesucian dan kerendahan hati. seseorang
yang ketika dia "Rindu", tetapi dia menjaga dirinya dengan tidak melakukan
hal-hal yang haram menurut "Islam", itu adalah dibolehkan. Dan seandainya "Rindu" itu juga disembunyikan dari orang- orang, maka, pahalalah yang
akan diperolehi. Menurut Ath-Thohawi di dalam kitab Haasyia'ah Marakil
Falah dari Imam Suyuthi mengatakan bahawa dari Golongan Syuhada di akhirat adalah orang- orang yangMati dalam Ke"Rindu"an dengan tetap menjaga kehormatan diri dan disembunyikan dari orang- orang meskipun "Rindu" itu hadir dari perkara yang haram.
Seseorang yang me"Rindu"i seseorang sehingga dia mati dan disembunyikan rasa itu dari
orang lain, maka dia akan mendapat pahala syahid di akhirat kerana
ianya menunjukkan bahawa dirinya memiliki sifat sabar. Dia memendam rasa"Rindu" dan menyimpannya sendirian kerana dirinya menjaga kehormatan
diri, mengikat hatinya, jiwanya,tubuh badannya dari dikuasai oleh rasa "Rindu".
Di sini, saya share bersama 1 kisah antara Saidina Ali dan Fatimah Az-Zahrah: Setelah pernikahan antara Ali dan Fatimah, Fatimah telah berterus terang dengan Saidina Ali akan sesuatu perkara, "Wahai Ali, sebelum aku menikahi engkau di Kota Mekah, ada seorang lelaki yang telah menjadi idola di hatiku. Aku sangat ingin kelak dia menjadi suamiku. Tapi semua itu aku simpan di dalam hatiku". kata Fatimah. "Kalau begitu, engkau menyesalkah mengawini aku?" Tanya Ali. "Tidak, karena pemuda itu adalah engkau," Jawab Fatimah.
Pertanyaanya:
Kenapa bisa "Rindu"? Di dalam kamus besar ditemukan arti kata "Rindu" (sangat ingin dan berharap terhadap sesuatu).
Pertanyaannya adalah bagaimana proses "Rindu" bisa tercipta?
Kenapa bisa "Rindu"? Di dalam kamus besar ditemukan arti kata "Rindu" (sangat ingin dan berharap terhadap sesuatu).
Pertanyaannya adalah bagaimana proses "Rindu" bisa tercipta?
Dalam suatu ukuran abstark sangat sulit kita menjelaskan tentang level
kita dengan level orang lain. Saya lebih "Rindu" dari "Rindu"nya kamu. Atau
saya lebih sedih dari kamu. Karena itu marilah kita mengkonversi
dari abstark menjadi absolut.
Hal-hal yang berkaitan dengan fantasi/pemahaman suatu kejadian, letak pusat otaknya ada di bagian depan (frontal lobe). Maka tidaklah heran, bila zat zat perusak otak besar bagian depan (Narkoba) sangat mengganggu sekali kepribadian manusia.
Zat yang hampir sejenis morphin dan diproduksi oleh tubuh manusia adalah Endomorphin. Zat yang mampu membuat kita bahagia atau sedih. Zat ini pula sangat berpengaruh terhadap terjadinya fantasi "Rindu".
Sekarang mulailah kita memahami "Rindu" dengan kita konversi perasaan ini menjadi absolut. Maka "Rindu" adalah yang paling ringan dan stress adalah yang paling berat. Sehingga urutannya adalah sebagai berikut : "Rindu" - cemas - takut - stress - stress berat - gila.
Seseorang yang awalnya hanya "Rindu" tetapi tidak kunjung ada berita, akan menjadi cemas. Takala dalam kondisi cemas dan memastikan hal yang meragukan, maka mulailah timbul rasa takut. Takut yang tidak pernah ada jalan keluarnya pasti menyebabkan seseorang menjadi stress.
Untuk memahami proses terjadinya "Rindu" harus pula kita memahami psikososial. Yang artinya kejiwaan kita terkait dengan lingkungannya. Sesuatu yang diharapkan bisa bentuk manusia atau buah atau suatu kejadian. Artinya ada kebutuhan dengan sesuatu yang terkait waktu dan terkait fantasi otak besar bagian depan. Maka parameternya minimal terdiri dari “Sesuatu, waktu, pengalaman hidup dan fantasi”.
Sesuatu yang biasanya ada dan hadir tiap hari, contohnya adalah suami (keluarga) yang tiba-tiba hilang. Menjadikan terasa hilang dalam kebiasaan hidup. “Aduh, kemana yah suamiku ?”. Bila saja sang suami langsung ketemu, artinya waktunya sangat singkat sehingga bisa ketemu lagi, maka tidaklah timbul rasa "Rindu". Biasa-biasa saja seperti tidak ada kejadian. Tetapi bila saja waktunya makin lama, maka timbul rasa kehilangan. Rasa tidak terbiasa dalam hidup, dan tiba-tiba hilang. Artinya semakin lama waktunya, maka tingkat ke"Rindu"an makin terasa. Disinilah mulai terjadi ketidak seimbangan antara logika dan perasaan hati. Secara logika paham bahwa suami sedang bertugas. Sedangkan perasaan hati, tidak ingin ditinggalkan terlalu lama.
Lagipula tergantung pula karakter seseorangnya pada saat kecil (psikoanalisa) untuk mampu menganalisa pola-pola hidupnya. Seorang anak kecil yang dimanja akan berbeda pola pikir dengan seorang yang sangat disiplin. Akhirnya kita bisa katakan bahwa karakter seseorang yang terbentuk sejak kecil akan mempengaruhi kejiwaan saat berkomunikasi dengan lingkungan (keluarga).
Setelah kita pahami bahwa sesuatu yang hilang dalam waktu yang lebih lama dan tergantung karakternya (pembawaannya) maka timbullah pemikiran yang disebut fantasi. Bila saat kecil selalu terulang ulang hal yang negatip, maka fantasi saat ini juga negatip terus. Bila saat kecil selalu terulang yang baik dan bijaksana, maka fantasi saat ini juga yang positip saja.
Karena itu bisa dilihat saat sang suami pulang ke rumah dan bagaimana pengalaman suami saat pergi sebelumnya. Bila suami pergi dan selalu tidak bisa dipercaya maka fantasinya saat penyambutan juga akan negatip pula. Dan saat penyambutan terjadi, ada hal yang tidak disadari (jiwa tidak sadar), tetapi sangat mempengaruhi sikap sambutannya. Contohnya: Sejak kecil dibohongin orang tua dan sudah usia dewasa dibohongin suami pula, yah… pasti deh… sambutannya juga dengan fantasi yang buruk pula.
Tetapi… inilah hebatnya Allah Maha Kuasa. Bahwa Manusia adalah makhluk yang sangat sempurna dengan akal budinya, sehingga akal budinya yang ikut serta menganalisa.
Mungkin saja bentuk sambutan sang istri sangat emosi, acuh atau tidak mau tahu (cuek). Tetapi bisa juga walaupun benci dan marah, tetap saja istri menyambut dengan mesra.
Siapa tahu ? Dalam laut bisa diukur, tetatpi dalamnya hati tidak bisa diukur.
Siapapun itu, pasti pernah mengalami perasaan "Rindu". "Rindu" akan apapun, baik terhadap seseorang, suatu benda maupun situasi tertentu. Nah, secara "psikologi" (perilaku manusia), ada beberapa fakta paling menarik tentang seseorang yang sedang memendam rasa "Rindu".
1. Sedih,
Hal yang paling sering dirasakan oleh seseorang yang sedang memendam "Rindu" adalah sedih. Bahkan, kondisi itu bisa membuat seseorang tidak bisa melakukan segala aktivitas, layaknya dalam situasi normal.
2. Tersenyum sendiri
Selain sedih, seseorang yang sedang memendam "Rindu" terhadap seseorang atau suatu hal, tanpa sadar akan menyunggingkan senyum sendiri. Tidak jarang, senyum tersebut juga diiringi dengan perkataan yang juga dilakukan tanpa sadar, tentu mengenai seseorang atau suatu hal yang di"Rindu"kannya itu.
3. Mimpi
Sebagain ahli psikologi sependapat, bahwa mimpi merupakan bagian terkecil dari rutinitas yang sudah, sedang atau akan kita lakukan. Seringkali, lantaran perasaan "Rindu", rutinitas itu terbawa sampai alam bawah sadar melalui mimpi. Parahnya, beberapa diantara mimpi itu, akan datang hampir setiap saat dan berkesinambungan.
4. Menangis
Percaya atau tidak, perasaan "Rindu" akan menstimulus jiwa seseorang menjadi lebih melankolis. Hasilnya, seseorang yang tegar sekalipun, ketika sedang dalam situasi "Rindu" menggebu sangat mungkin meneteskan air mata.
5. Bicara ngelantur
Ketika sedang mengalami "Rindu", seseorang sering keceplosan mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya disampaikan. Itu karena perasaan "Rindu" akan membuat fungsi otak dan panca indera menjadi kurang stabil. Sehingga, perintah dari otak sering tidak bisa diterjemahkan secara sempurna oleh indera kita.
6. Emosional
Fakta lain bagi seseorang yang sedang "Rindu" adalah menurunnya ratio stabilitas kejiwaannya. Kondisi itu membuat seseorang akan lebih mudah larut dalam perasaan emosi dan tidak stabil dalam bersikap atau berpikir.
7. Banyak merokok atau hilangnya nafsu makan
Fakta terakhir tentang seseorang yang sedang "Rindu" adalah lebih banyak merokok dari biasanya. Itu berlaku bagi seseorang yang sebelumnya memang sudah memiliki kebiasaan merokok. Namun, bagi yang tidak merokok, terutama kaum Hawa, biasanya akan mengalami penurunan nafsu makan, dan akbibatnya bisa ditebak, berat badan akan turun secara drastis.
Itulah beberapa faka paling menarik dan sering dialami oleh seseorang yang sedang memendam rasa "Rindu". Silahkan buktikan pada diri anda, teman ataupun keluarga.
Bagaimana mengalihkan rasa "Rindu"?
1. Berpikirlah positif dan menyadari bahwa anak, teman atau pasangan Anda mungkin lagi sibuk sehingga belum sempat berkomunikasi
2. Alihkan rasa "Rindu" dengan kegiatan dan kesibukan lain. Khususnya di waktu senggang belajar menikmati hobi
3. Miliki beberapa sahabat baik yang membangun dan menjadi tempat anda curhat atau berdiskusi
4. Kirimlah sesuatu yang baik dan dibutuhkan orang yang anda butuhkan. Bisa berupa cerita, makanan atau sesuatu yang menyalurkan rasa sayang Anda.
5. Kalau objek "Rindu" anda adalah pacar dan dia menunjukkan tidak lagi sayang atau me"Rindu"kanmu, maka bersiaplah “mematikan” rasa "Rindu"mu. Secara bertahap usahakan mencari seseorang untuk anda cintai. Sebab cinta sejati tak bertepuk sebelah tangan.
6. Jika orangtua atau sebaliknya anak Anda sedang tidak menunjukkan rasa "Rindu"nya belajarlah “cuek”. Jangan terlalu dipikirkan. Jalani kehidupan dan aktivitas sesehari. Anda bisa mengadakan waktu dan suasana khusus untuk bisa melepas "Rindu". Misalnya buat liburan bersama, acara HUT atau reuni keluarga besar.
7. Salurkan ke"Rindu"anmu kepada ALLAH SWT. dalam doa. Baca Firman-NYA dan nikmati hubungan pribadi yang karib. Maka hatimu akan lega.
Akhirnya, jangan paksakan perasaan "Rindu". Memaksakan rasa "Rindu" hanya menyusahkan dirimu sendiri. "Rindu" itu energi positif, jangan dihamburkan dengan sia-sia. Tunjukkan itu kepada orang yang tepat, pada waktu dan situasi yang tepat pula.
Hal-hal yang berkaitan dengan fantasi/pemahaman suatu kejadian, letak pusat otaknya ada di bagian depan (frontal lobe). Maka tidaklah heran, bila zat zat perusak otak besar bagian depan (Narkoba) sangat mengganggu sekali kepribadian manusia.
Zat yang hampir sejenis morphin dan diproduksi oleh tubuh manusia adalah Endomorphin. Zat yang mampu membuat kita bahagia atau sedih. Zat ini pula sangat berpengaruh terhadap terjadinya fantasi "Rindu".
Sekarang mulailah kita memahami "Rindu" dengan kita konversi perasaan ini menjadi absolut. Maka "Rindu" adalah yang paling ringan dan stress adalah yang paling berat. Sehingga urutannya adalah sebagai berikut : "Rindu" - cemas - takut - stress - stress berat - gila.
Seseorang yang awalnya hanya "Rindu" tetapi tidak kunjung ada berita, akan menjadi cemas. Takala dalam kondisi cemas dan memastikan hal yang meragukan, maka mulailah timbul rasa takut. Takut yang tidak pernah ada jalan keluarnya pasti menyebabkan seseorang menjadi stress.
Untuk memahami proses terjadinya "Rindu" harus pula kita memahami psikososial. Yang artinya kejiwaan kita terkait dengan lingkungannya. Sesuatu yang diharapkan bisa bentuk manusia atau buah atau suatu kejadian. Artinya ada kebutuhan dengan sesuatu yang terkait waktu dan terkait fantasi otak besar bagian depan. Maka parameternya minimal terdiri dari “Sesuatu, waktu, pengalaman hidup dan fantasi”.
Sesuatu yang biasanya ada dan hadir tiap hari, contohnya adalah suami (keluarga) yang tiba-tiba hilang. Menjadikan terasa hilang dalam kebiasaan hidup. “Aduh, kemana yah suamiku ?”. Bila saja sang suami langsung ketemu, artinya waktunya sangat singkat sehingga bisa ketemu lagi, maka tidaklah timbul rasa "Rindu". Biasa-biasa saja seperti tidak ada kejadian. Tetapi bila saja waktunya makin lama, maka timbul rasa kehilangan. Rasa tidak terbiasa dalam hidup, dan tiba-tiba hilang. Artinya semakin lama waktunya, maka tingkat ke"Rindu"an makin terasa. Disinilah mulai terjadi ketidak seimbangan antara logika dan perasaan hati. Secara logika paham bahwa suami sedang bertugas. Sedangkan perasaan hati, tidak ingin ditinggalkan terlalu lama.
Lagipula tergantung pula karakter seseorangnya pada saat kecil (psikoanalisa) untuk mampu menganalisa pola-pola hidupnya. Seorang anak kecil yang dimanja akan berbeda pola pikir dengan seorang yang sangat disiplin. Akhirnya kita bisa katakan bahwa karakter seseorang yang terbentuk sejak kecil akan mempengaruhi kejiwaan saat berkomunikasi dengan lingkungan (keluarga).
Setelah kita pahami bahwa sesuatu yang hilang dalam waktu yang lebih lama dan tergantung karakternya (pembawaannya) maka timbullah pemikiran yang disebut fantasi. Bila saat kecil selalu terulang ulang hal yang negatip, maka fantasi saat ini juga negatip terus. Bila saat kecil selalu terulang yang baik dan bijaksana, maka fantasi saat ini juga yang positip saja.
Karena itu bisa dilihat saat sang suami pulang ke rumah dan bagaimana pengalaman suami saat pergi sebelumnya. Bila suami pergi dan selalu tidak bisa dipercaya maka fantasinya saat penyambutan juga akan negatip pula. Dan saat penyambutan terjadi, ada hal yang tidak disadari (jiwa tidak sadar), tetapi sangat mempengaruhi sikap sambutannya. Contohnya: Sejak kecil dibohongin orang tua dan sudah usia dewasa dibohongin suami pula, yah… pasti deh… sambutannya juga dengan fantasi yang buruk pula.
Tetapi… inilah hebatnya Allah Maha Kuasa. Bahwa Manusia adalah makhluk yang sangat sempurna dengan akal budinya, sehingga akal budinya yang ikut serta menganalisa.
Mungkin saja bentuk sambutan sang istri sangat emosi, acuh atau tidak mau tahu (cuek). Tetapi bisa juga walaupun benci dan marah, tetap saja istri menyambut dengan mesra.
Siapa tahu ? Dalam laut bisa diukur, tetatpi dalamnya hati tidak bisa diukur.
Siapapun itu, pasti pernah mengalami perasaan "Rindu". "Rindu" akan apapun, baik terhadap seseorang, suatu benda maupun situasi tertentu. Nah, secara "psikologi" (perilaku manusia), ada beberapa fakta paling menarik tentang seseorang yang sedang memendam rasa "Rindu".
1. Sedih,
Hal yang paling sering dirasakan oleh seseorang yang sedang memendam "Rindu" adalah sedih. Bahkan, kondisi itu bisa membuat seseorang tidak bisa melakukan segala aktivitas, layaknya dalam situasi normal.
2. Tersenyum sendiri
Selain sedih, seseorang yang sedang memendam "Rindu" terhadap seseorang atau suatu hal, tanpa sadar akan menyunggingkan senyum sendiri. Tidak jarang, senyum tersebut juga diiringi dengan perkataan yang juga dilakukan tanpa sadar, tentu mengenai seseorang atau suatu hal yang di"Rindu"kannya itu.
3. Mimpi
Sebagain ahli psikologi sependapat, bahwa mimpi merupakan bagian terkecil dari rutinitas yang sudah, sedang atau akan kita lakukan. Seringkali, lantaran perasaan "Rindu", rutinitas itu terbawa sampai alam bawah sadar melalui mimpi. Parahnya, beberapa diantara mimpi itu, akan datang hampir setiap saat dan berkesinambungan.
4. Menangis
Percaya atau tidak, perasaan "Rindu" akan menstimulus jiwa seseorang menjadi lebih melankolis. Hasilnya, seseorang yang tegar sekalipun, ketika sedang dalam situasi "Rindu" menggebu sangat mungkin meneteskan air mata.
5. Bicara ngelantur
Ketika sedang mengalami "Rindu", seseorang sering keceplosan mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya disampaikan. Itu karena perasaan "Rindu" akan membuat fungsi otak dan panca indera menjadi kurang stabil. Sehingga, perintah dari otak sering tidak bisa diterjemahkan secara sempurna oleh indera kita.
6. Emosional
Fakta lain bagi seseorang yang sedang "Rindu" adalah menurunnya ratio stabilitas kejiwaannya. Kondisi itu membuat seseorang akan lebih mudah larut dalam perasaan emosi dan tidak stabil dalam bersikap atau berpikir.
7. Banyak merokok atau hilangnya nafsu makan
Fakta terakhir tentang seseorang yang sedang "Rindu" adalah lebih banyak merokok dari biasanya. Itu berlaku bagi seseorang yang sebelumnya memang sudah memiliki kebiasaan merokok. Namun, bagi yang tidak merokok, terutama kaum Hawa, biasanya akan mengalami penurunan nafsu makan, dan akbibatnya bisa ditebak, berat badan akan turun secara drastis.
Itulah beberapa faka paling menarik dan sering dialami oleh seseorang yang sedang memendam rasa "Rindu". Silahkan buktikan pada diri anda, teman ataupun keluarga.
Bagaimana mengalihkan rasa "Rindu"?
1. Berpikirlah positif dan menyadari bahwa anak, teman atau pasangan Anda mungkin lagi sibuk sehingga belum sempat berkomunikasi
2. Alihkan rasa "Rindu" dengan kegiatan dan kesibukan lain. Khususnya di waktu senggang belajar menikmati hobi
3. Miliki beberapa sahabat baik yang membangun dan menjadi tempat anda curhat atau berdiskusi
4. Kirimlah sesuatu yang baik dan dibutuhkan orang yang anda butuhkan. Bisa berupa cerita, makanan atau sesuatu yang menyalurkan rasa sayang Anda.
5. Kalau objek "Rindu" anda adalah pacar dan dia menunjukkan tidak lagi sayang atau me"Rindu"kanmu, maka bersiaplah “mematikan” rasa "Rindu"mu. Secara bertahap usahakan mencari seseorang untuk anda cintai. Sebab cinta sejati tak bertepuk sebelah tangan.
6. Jika orangtua atau sebaliknya anak Anda sedang tidak menunjukkan rasa "Rindu"nya belajarlah “cuek”. Jangan terlalu dipikirkan. Jalani kehidupan dan aktivitas sesehari. Anda bisa mengadakan waktu dan suasana khusus untuk bisa melepas "Rindu". Misalnya buat liburan bersama, acara HUT atau reuni keluarga besar.
7. Salurkan ke"Rindu"anmu kepada ALLAH SWT. dalam doa. Baca Firman-NYA dan nikmati hubungan pribadi yang karib. Maka hatimu akan lega.
Akhirnya, jangan paksakan perasaan "Rindu". Memaksakan rasa "Rindu" hanya menyusahkan dirimu sendiri. "Rindu" itu energi positif, jangan dihamburkan dengan sia-sia. Tunjukkan itu kepada orang yang tepat, pada waktu dan situasi yang tepat pula.
Sumber:
1. imamyazidalsyifa.blogspot.com/.../rindu-menurut-isla...
2. edukasi.kompasiana.com/.../mengapa-aku-rindu-4221...
3. majalahalittihad.blogspot.com › Serba-serbi
4. health.kompas.com/read/.../Mematikan.Rasa.Rindu
8. laely.widjajati.facebook/Suatu-Pagi-di-#TelagaSarangan......
0 komentar:
Posting Komentar