"Norma sopan santun" adalah peraturan
hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok itu."
"Sopan santun" adalah suatu etika/"norma" terhadap tingkah laku kita dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti pernah memilikinya, bahkan
mengetahui tentang adat "sopan" dan "santun" tersebut. Meskipun, sedikit
orang telah mengetahui arti dari "sopan santun", tapi banyak orang yang
mampu memahami cara berlaku "sopan" dan "santun" dalam kehidupan.
"Sopan" dan "santun" mungkin tidak dapat dinilai lebih dalam lagi, Karena
"sopan santun" bukanlah sebuah ideologi dan tidak mungkin dapat diukur
dengan kasat mata. Tapi, melainkan suatu nilai yang begitu berharga dalam
menjalani suatu komunikasi dengan orang lain. Untuk dapat menilai "sopan
santun", kita perlu dapat memahami cara bertingkah laku "sopan santun"
dahulu. Setelah itu, kita akan mengerti seberapa berharganya "sopan
santun" dalam bersosialisasi dengan orang lain.
"Norma" ke"sopan"an
bersifat relatif,
artinya apa yang dianggap sebagai "norma" ke"sopan"an berbeda-beda di
berbagai tempat, lingkungan atau waktu.
Contoh-contoh "norma sopan santun" ialah:
- Menghormati orang yang lebih tua.
- Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
- Tidak berkata-kata kotor, kasar dan takabur.
- Tidak meludah di sembarang tempat.
- Memakai pakaian yang dapat menutup aurat.
- Tidak menyela pembicaraan.
"Norma sopan santun" sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam
bermasyarakat, karena "norma" ini sangat erat kaitannya terhadap
masyarakat. Sekali saja ada pelanggaran terhadap "norma" ke"sopan"an,
pelanggar akan mendapat sanksi dari masyarakat, semisal cemoohan.
ke"sopan"an merupakan tuntutan dalam hidup bersama. Ada "norma" yang harus
dipenuhi supaya diterima secara sosial.
Sanksi bagi pelanggar "norma" ke"sopan"an adalah tidak tegas, tetapi
dapat diberikan oleh masyarakat, yang berupa cemoohan. celaan, hinaan, atau dikucilkan
dan diasingkan dari pergaulan
serta dipermalukan.
Ketika
seseorang kehilangan "sopan santun" dalam kehidupan, maka dia sedang
meracuni kehidupan dengan sikap dan perilaku buruk. "Sopan santun"
memperlihatkan kualitas kepribadian seseorang. Semakin rendah hati dan
beretika seseorang, maka dia akan mengekspresikan "sopan santun" dengan
tulus dan penuh percaya diri.
"Sopan
santun" adalah bagian dari perilaku diri yang terekspresi dari kualitas
moral. Moral itu sendiri merupakan sesuatu yang dihasilkan dari hati
nurani, yang diekspresikan dalam perilaku dan cara berpikir. Seseorang
yang ber"sopan santun" rendah, biasanya disebabkan oleh kualitas moral
dirinya yang rendah. Dan hal ini dikarenakan, hati nuraninya terisi
dengan nilai-nilai negatif.
Dengan
semakin tidak pedulinya orang-orang untuk ber"sopan santun" dalam
kehidupan, menunjukkan hilangnya hati nurani baik dalam kehidupan. Dan
hal ini, pasti akan menjadi sesuatu yang buruk dalam penguatan kehidupan
sosial yang lebih tertib dan harmonis. Tanpa "sopan santun", orang-orang
akan kehilangan akal baiknya dalam melayani kehidupan.
"Sopan santun" adalah energi positif, yang dapat menciptakan kehidupan pribadi
yang lebih berkualitas. Karena, saat seseorang mengekspresikan "sopan santun" dalam sikap dan perilaku, maka dia sedang menularkan energi baik
kepada orang lain, dan orang lain yang merasakan energi baik tersebut,
hatinya menjadi lebih peduli untuk melayani energi "sopan santun".
Artinya, orang-orang yang "sopan santun" selalu mendapatkan kepercayaan
lebih dari orang lain. "Sopan santun" bukanlah perilaku yang berpura-pura
baik untuk sebuah kepentingan, tapi merupakan ekspresi dari sikap rendah
hati, yang diperkuat oleh etika dan integritas pribadi dalam
konsistensi perilaku.
"Sopan santun" dapat menjadi milik siapa pun. Namun, untuk memiliki "sopan santun" sebagai bagian dari perilaku kepribadian yang baik, seseorang
harus merawat kualitas moralnya dengan nilai-nilai kehidupan positif
yang etis, lalu diungkapkan dalam integritas pribadi yang konsisten
dengan sikap rendah hati untuk melayani kehidupan.
"Sopan santun" dihasilkan dari kualitas orang baik, yang benar-benar hidup
untuk mengekspresikan rasa hormat dirinya pada orang lain; melalui tata
bahasa, emosi, ekspresi dan perilaku yang "sopan santun". "Sopan santun" akan menjadi semakin berpengaruh untuk kebaikan diri sendiri dan
orang lain; saat seseorang mampu mengembangkan hati nuraninya untuk
tata krama kehidupan, yang menghormati orang lain, dan bersyukur atas
apa yang dimiliki, tanpa ada perasaan tidak suka kepada yang lain.
Sumber:
1. id.wikipedia.org/wiki/Norma_sopan_santun
2. edukasi.kompasiana.com/.../sopan-santun-mencerminkan-kualitas-diri- 505509.html
3. t4nti.blog.com/2009/11/24/sopan-santun/
4. Laely.Widjajati.Photos.Facebook/ALHAMDULILLAH............. .Sdh-bs-istirahat............
5. Laely.Widjajati.Photos.Facebook/Jangan-pernah-katakan-umurlah-telah-bertambah,-tapi...
6. Laely.Widjajati.Photos.Facebook/Stuba-Pemkab-Badung...
0 komentar:
Posting Komentar