"Panjat pinang" adalah salah satu "lomba" tradisional yang populer pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia".
Setiap menyambut hari kemerdekaan atau 17 Agustusan
di kampung atau desa kita sering sekali mengadakan "lomba panjat pinang"
dan hampir seluruh masyarakat ini Indonesia selalu mengikuti "lomba
panjat pinang". "Panjat pinang" itu sendiri adalah salah satu jenis
per"lomba"an tradisional yang populer pada saat perayaan hari kemerdekaan
Indonesia.
CARA PERMAINAN.
Ternyata "Panjat Pinang" ini juga punya aturan sendiri lo dalam
permainannya. Sebuah permainan yang memadukan kreatifitas, kesabaran,
ketekunan, kerja sama, gotong royong, dan semangat keceriaan !
Sebuah "pohon pinang" yang tinggi dan batangnya dilumuri pelumas yang telah
disiapkan oleh panitia per"lomba"an. Di bagian atas "pohon" tersebut, disiapkan
berbagai hadiah menarik, seperti baju, sandal, boneka, kipas angin, dan lain-lain.
Para peserta ber"lomba" untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan
cara memanjat batang "pohon". Kadang satu "pohon" di"panjat" oleh sekelompok
grup yang terdiri dari lima sampai enam orang. hingga yang paling atas
berhasil mendapatkan hadiah yang diinginkan. seru sekali ya. Oleh karena batang "pohon"
tersebut licin (karena telah diberi
pelumas), para pemanjat batang "pohon" sering kali jatuh.
Akal dan kerja
sama para peserta untuk memanjat batang "pohon" inilah
yang biasanya
berhasil mengatasi licinnya batang "pohon", dan menjadi
atraksi menarik
bagi para penonton.
SEJARAH.
"Panjat pinang" berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu. "lomba
panjat pinang" diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara
besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain.yang mengikuti "lomba"
ini adalah orang-orang pribumi. Hadiah yang diperebutkan biasanya bahan
makanan seperti keju, gula, serta pakaian seperti kemeja, maklum karena
di kalangan pribumi barang-barang seperti ini termasuk mewah. Sementara
orang pribumi bersusah payah untuk memperebutkan hadiah, para
orang-orang Belanda menonton sambil tertawa. Tata cara permainan ini
belum berubah sejak dulu. Bisa dibayangkan kondisi pada masa penjajahan,
sementara warga negara Indonesia bersusah payah dengan berlumuran
keringat, para Penjajah Belanda dan keluarganya tertawa terbahak-bahak
melihat penderitaan Bangsa Indonesia. Dan mungkin saat ini, ketika
perayaan 17 Agustus, mereka masih tertawa terbahak bahak, menyaksikan
bahwa budaya yang mereka buat dengan tujuan melecehkan Bangsa Indonesia,
ternyata justru dilestarikan.
Saat ini bentuk permainan ini masih bertahan hingga sekarang, ada
pihak yang tidak mempermasalahkan sejarah permainan ini, tapi ada juga
yang tidak setuju dengan budaya ini. Jika sejarah "panjat pinang" begitu
menyakitkan mengapa harus dilestarikan. Ada beberapa kontroversi
seputar "Panjat Pinang". Sementara sebagian besar rakyat Indonesia percaya itu
adalah tantangan pendidikan yang mengajarkan orang untuk bekerja-sama
dan bekerja keras dalam mencapai tujuan mereka, ada orang-orang yang
mengatakan "Panjat Pinang" adalah tampilan merendahkan yang mengirimkan
salah satu jenis pesan untuk pemuda Indonesia. Ada juga isu lingkungan
mengurangi sejumlah besar kacang-"pohon" untuk suatu perayaan
hedonistik. Apapun kontroversi yang ada "Panjat Pinang" selalu menjadi
tradisi yang unik di negara Indonesia.
Prosesi "Panjat Pinang" ini memang populer di Fujian, Guangdong dan Taiwan
berkaitan dengan perayaan festival hantu . Ini dapat dimengerti dari
kondisi geografis di kawasan itu yang beriklim sub-tropis, yang masih
memungkinkan "pinang" atau kelapa tumbuh dan hidup. Perayaan ini tercatat
pertama kali pada masa dinasti Ming. Lumrah disebut sebagai "qiang-gu".
Namun pada masa dinasti Qing, permainan "Panjat Pinang" ini pernah
dilarang pemerintah karena sering timbul korban jiwa. Sewaktu Taiwan
berada di bawah pendudukan Jepang, "Panjat Pinang" mulai dipraktekkan lagi
di beberapa tempat di Taiwan berkaitan dengan perayaan festival hantu. "Panjat Pinang" masih dijadikan satu permainan tradisi di berbagai lokasi
di Taiwan. Tata cara permainan lebih kurang sama, dilakukan beregu,
dengan banyak hadiah digantungkan di atas. Namun bedanya tinggi yang
harus dipanjat bukan hanya setinggi "pohon pinang", namun telah berevolusi
menjadi satu bangunan dari "pohon pinang" dan kayu-kayu yang puncaknya
bisa sampai 3-4 tingkat bangunan gedung. Untuk meraih juara pertama,
setiap regu harus memanjat sampai puncak untuk menurunkan gulungan merah
yang dikaitkan di sana.
PRO DAN KONTRA.
Permainan "Panjat Pinang" yang begitu asik bagi mayoritas penduduk Indonesia, ternyata juga mengundang banayak pro dan kontra di kalangan
masyarakat. Di satu sisi, ada pihak yang mendukung dan setuju banget
dengan permainan ini. tapi di sisi lain banyak juga yang menentang
adanya permainan "Panjat Pinang" ini. Tentunya kedua sisi tersebut punya
pemikiran yang jauh berbeda.
Beberapa orang berpikir bahwa "Panjat Pinang" tentunya suatu warisan
budaya yang luhur, penuh keharmonisan, penuh sukacita dan penuh
sejarah. "Panjat Pinang" mempunyai nilai luhur yang patut dilestarikan
dan diwariskan sampai generasi ke generasi. karena di sini lah bangsa Indonesia menanamkan nila luhur dalam per"lomba"an ini seperti: kerja
keras, pantang menyerah, kerja kelompok (team work), serta gotong royong.
Memang terjadi pro dan kontra mengenai per"lomba"an yang satu ini. satu
pihak berpendapat bahwa sebaiknya per"lomba"an ini dihentikan karena
dianggap mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Sementara pihak lain
berpikir ada nilai luhur dalam per"lomba"an ini seperti: kerja keras,
pantang menyerah, kerja kelompok/ gotong royong. Meski begitu, dibalik pro dan kontra keberadaan tradisi ini, "Panjat
Pinang" telah mendarah daging dan menjadi hiburan istimewa saat hari raya
kemerdekaan.
Sumber:
1. id.wikipedia.org/wiki/Panjat_pinang
2. vymubaya.wordpress.com/tag/panjat-pinang/
3. kidalnarsis.blogspot.com/.../panjat-pinang-sejarah-kelam-rakyat_17.html
4. www.republika.co.id/berita/shortlink/68830
5. arfurakingdom.blogspot.com
6. mr-astroboy.artician.com
7. flpjatim.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar