"Beberapa penjelasan tentang "QARIN" atau "Jin Pendamping Manusia", yang
barangkali selama ini menjadi pertanyaan di antara kita, berikut ini
beberapa penjelasan yang bisa anda simak".
DALIL-DALIL TENTANG "QARIN".
Menurut Al-Ustadz Dzulqornain bin Muhammad
Sunusi, tentang setiap "manusia" mempunyai "qarin"
("pendamping"). Mungkin bisa dicermati dari beberapa nash dalil.
1. Diantaranya
adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla,
“Siapa yang berpaling dari dzikir kepada
Ar-Rahman maka kami akan buat syaithon berkuasa terhadapnya sehingga dia
menjadi "qorin"nya.” [Az-Zukhruf: 36]
Makna "qorin" dalam ayat adalah syaithan
yang terus menggodanya, melalaikan dan menyesatkannya.
Dan Rasulullah SAW. bersabda,
« مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ
وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ » ». قَالُوا وَإِيَّاكَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ « وَإِيَّاىَ إِلاَّ أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِى عَلَيْهِ
فَأَسْلَمَ فَلاَ يَأْمُرُنِى إِلاَّ بِخَير
“Tidak seorang pun dari kalian kecuali
telah diwakilkan kepada "qarin"nya dari Jin.” Shahabat bertanya, “Juga
kepada engkau wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Juga kepadaku. Namun Allah telah membantuku sehingga ("qarin"ku) masuk Islam (boleh juga
diterjemah sehingga aku selamat darinya). Maka dia tidak menyuruhkan
kecuali hanya dengan kebaikan,” (Dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Ibnu
Mas’ud)
Juga suatu hari ‘Aisyah ra. cemburu terhadap Rasulullah yang keluar di waktu
malam, maka beliau bersabda, “Apakah syaithanmu telah mendatangimu?”
Aisyah menjawab, “Wahai Rasulullah, apa bersama saya ada syaithan?”
Beliau menjawab, “Iya.”
Aisyah bertanya, “Apakah bersama setiap insan?”
Beliau menjawab, “Iya.”
Aisyah bertanya, “Juga bersama engkau, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Iya. Tapi Allah membantuku terhadapnya sehingga aku selamat.”
(Dikeluarkan oleh Imam Muslim).
Aisyah menjawab, “Wahai Rasulullah, apa bersama saya ada syaithan?”
Beliau menjawab, “Iya.”
Aisyah bertanya, “Apakah bersama setiap insan?”
Beliau menjawab, “Iya.”
Aisyah bertanya, “Juga bersama engkau, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Iya. Tapi Allah membantuku terhadapnya sehingga aku selamat.”
(Dikeluarkan oleh Imam Muslim).
"Jin pendamping" ("Qarin") Rasulullah SAW. bernama Habib al-Huda,
beragama Islam dan menurut para ulama sampai sekarang beliau masih
hidup, beliau tinggal di Baqi’. Di Baqi’, beliau mempunyai majelis
pengajaran tafsir dan hadis-hadis Rasulullah SAW yang didatangi oleh
"jin"-"jin" muslim. Hal ini bisa saja terjadi sebab umur rata-eata "Jin" panjang
bisa mencapai ratusan dan ribuan tahun.
2. Penjelasan tentang
adanya "qarin" pada setiap "manusia" adalah peringatan untuk menghindari
fitnah dan was-was serta penyesatannya, sehingga setiap orang
menghindari segala perkara yang bisa mengantarnya kepada dosa dan agar
dia senantiasa berlaku taat kepada Allah dan selalu berdzikir
mengingat-Nya.
3. Adanya "Jin" adalah
hal yang dimaklumi. Tapi harus diingat bahwa tidak boleh seorang muslim
menggunakan istilah-istilah pocong, kuntilanak dan semisalnya
dari kamus orang-orang yang rusak keyakinannya. Kalau pun ada dari
"manusia" yang pernah menyaksikan hal tersebut, maka itu hanya tipu daya
dari "Jin" atau syaithan untuk menyesatkan.
Wallahu A’lam
Wallahu A’lam
Syaikh Saleh Al-Fauzan Hafizahullah ditanya: Apa makna riwayat yang menyebutkan bahwa
setiap "manusia" memiliki "pendamping" ("qarin") dari kalangan "jin". Apakah
benar bahwa "qarin" tersebut mengabarkan "manusia" tentang perkara- perkara
yang telah terjadi atau yang akan terjadi dalam waktu dekat?
Beiau menjawab:
أما الإخبار عن المستقبل فلا يعلمه إلا الله
، فلا أحد يخبر عن هذا لا من الجن ولا من الإنس ، إنما الغيب لله سبحانه
وتعالى ” عالم الغيب فلا يظهر على غيبه أحدا ” كما يأتيكم في هذه السورة ،
وأما أن مع الإنسان قرينا من الجن وقرينا من الملائكة نعم مع الإنسان قرين
من الملائكة يدله على الخير ، وقرين من الجن والشياطين يدله على الشر
فأيهما غلب عليه سار معه ، ابتلاء وامتحان من الله سبحانه وتعالى . نعم .
“adapun mengabarkan sesuatu yang akan
datang maka tidak seorangpun yang mengetahuinnya kecuali Allah, tidak
seorangpun yang dapat mengabarkan tentang hal ini, baik "jin" maupun
"manusia". Alam gaib itu hanya milik Allah Azza wajalla, “Dialah yang
mengetahui Alam gaib, maka Dia tidak menampakkan Alam gaib itu kepada
siapapun”, sebagaimana yang terdapat pada surah ini. Adapun masalah
setiap "manusia" memiliki "qarin" dari kalangan "jin" dan "qarin" dari kalangan
"malaikat" maka hal itu benar , setiap manusia memiliki "qarin" dari
"malaikat" yang membimbingnya kepada kebaikan dan "qarin" dari kalangan "jin"
dan syaitan yang mengarahkannya kepada keburukan, yang mana yang lebih
kuat maka dia yang berjalan bersama "manusia" itu sebagai ujian dan cobaan
dari Allah Azza Wajalla.
Syaikh Saleh Al-Fauzan Hafizahullah ditanya:
Apakah dapat diambil dari kisah kaum "jin"
yang mendengar Al-Qur’an dari Nabi SAW, bahwa
kaum "Jin" yang mukmin mereka hadir ketika dibacakan Al-Qur’an dimasjid-
masjid, dan di berbagai tempat- tempat perkumpulan disaat Al-Qur’an
dibacakan.?
Beliau menjawab:
نعم الجن المؤمنون يحضرون الدروس ، يحضرون
تلاوة القرآن مع إخوانهم الإنس يحضرون هذا ، وإن كنا لا نراهم فهم يحضرون .
نعم .
“Iya, kaum "jin" yang mukmin menghadiri
pelajaran- pelajaran, mereka juga menghadiri bacaan Al-Qur’an bersama
saudara- saudara mereka dari "manusia", mereka hadir, meskipun kita tidak
dapat melihat mereka namun mereka hadir. Iya”
Nabi SAW. bersabda:
ما منكم من أحد إلاوقد وكل به قرينه من الجن
“Setiap orang di antara kalian telah diutus untuknya seorang "qarin"
("pendamping") dari golongan "jin". (HR. Muslim).
Imam An-Nawawi mengatakan, “Dalam hadis ini
terdapat peringatan keras terhadap godaan "jin" "qarin" dan bisikannya. Nabi SAW. memberi tahu bahwa dia bersama
kita, agar kita selalu waspada sebisa mungkin. (Syarh Shahih Muslim,
17:158)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajid menjelaskan, “Berdasarkan perenungan terhadap berbagai dalil dari Al-Qur'an dan Sunah dapat disimpulkan bahwa tidak ada tugas bagi "jin" "qarin" selain menyesatkan, mengganggu, dan membisikkan was-was. Godaan "jin" "qarin" ini akan semakin melemah, sebanding dengan kekuatan iman pada disi seseorang.” (Fatawa Islam, tanya jawab, no. 149459).
"Jin pendamping" dikuatkan oleh dalil Al-Qur’an dalam (QS. Qaf:23-31)
[23] Dan yang menyertai dia berkata: “Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku”.[24] Allah berfirman: “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala,[25] yang sangat enggan melakukan kebaikan, melanggar batas lagi ragu-ragu,[26] yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat”.[27] Yang menyertai dia berkata (pula): “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh”.[28] Allah berfirman: “Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu”.[29] Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.[30] (Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada *******: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih adakah tambahan?”.[31] Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka).
[23] Dan yang menyertai dia berkata: “Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku”.[24] Allah berfirman: “Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala,[25] yang sangat enggan melakukan kebaikan, melanggar batas lagi ragu-ragu,[26] yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah, maka lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat”.[27] Yang menyertai dia berkata (pula): “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh”.[28] Allah berfirman: “Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu”.[29] Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.[30] (Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada *******: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih adakah tambahan?”.[31] Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka).
Bagi kita orang awam akan timbul pertanyaan : Apakah "Jin
pendamping" muslim itu juga pasti muslim?, jawabnya tidak mesti.
Kadang-kadang "Jin pendamping" seorang muslim itu adalah "jin" muslim,
tetapi ada juga "jin" kafir, ateis, penyembah berhalah, kristen, yahudi.
"Jin pendamping" ("qarin") yang non muslim ini, bertengger di bahu kiri pada
orang yang didampinginya, dan dia adalah pendukung kejahatan. Tetapi
pengaruh "manusia" terhadap "jin" lebih besar ketimbang pengaruh "jin"
terhadap "manusia".
"Jin Pedamping" yang muslim, sangat mencintai orang muslim yang didampinginya dalam derajat yang tidak dapat dibayangkan oleh "manusia". Dia melindungi "manusia" yang didampinginya dari berbagai bahaya, dan membantu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Ketika anda lupa shalat dia membantu mengingatkan dan membangunkan anda. Dia tidak pernah meninggalkan orang muslim yang didampinginya kecuali orang tsb sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami isteri sudah masuk kamar dan pintu ditutup, maka "Qarin" dengan sekejap sudah berada di Mekkah untuk shalat disana, dan balik lagi dalam waktu sekejap ke rumah orang muslim tersebut.
"Jin Pedamping" yang muslim, sangat mencintai orang muslim yang didampinginya dalam derajat yang tidak dapat dibayangkan oleh "manusia". Dia melindungi "manusia" yang didampinginya dari berbagai bahaya, dan membantu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Ketika anda lupa shalat dia membantu mengingatkan dan membangunkan anda. Dia tidak pernah meninggalkan orang muslim yang didampinginya kecuali orang tsb sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami isteri sudah masuk kamar dan pintu ditutup, maka "Qarin" dengan sekejap sudah berada di Mekkah untuk shalat disana, dan balik lagi dalam waktu sekejap ke rumah orang muslim tersebut.
"JIN" QARIN" TIDAK IKUT "MANUSIA" MENINGGAL.
Apakah "qarin" juga menyertai "manusia" setelah dia meninggal? Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan, “Apakah "qarin" ini akan terus menyertai
"manusia", sampai menemaninya di kuburan? jawabnya, Tidak. Zahir hadis –Allahu a'lam– menunjukkan bahwa dengan berakhirnya usia "manusia", maka "jin"
ini akan meninggalkannya. Karena tugas yang dia emban telah berakhir.
Ketika "manusia" mati maka akan terputus semua amalnya, kecuali tiga hal:
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang
mendoakannya. (HR. Muslim). (Majmu' Fatawa, 17:427)
CARA MELINDUNGI DIRI DARI "JIN" "QARIN".
Banyaklah berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah. Jika kita sungguh-sungguh melakukan hal ini, insya'Allah, akan datang perlindungan dari Sang Kuasa. Allah berfirman:
وَإِمَّا يَنَزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ
فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Apabila setan menggodamu maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS.
Al-A’raf: 200)
Dalam Tafsir As-Sa’di dinyatakan, “Kapanpun, dan dalam keadaan apapun,
ketika setan menggoda Anda, dimana Anda merasakan adanya bisikan,
menghalangi Anda untuk melakukan kebaikan, mendorong Anda untuk berdosa,
atau membangkitkan semangat Anda untuk maksiat maka berlindunglah
kepada Allah, sandarkan diri Anda kepada Allah, mintalah perlindungan
kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar terhadap apa yang anda
ucapkan dan Maha Mengetahui niat Anda, kekuatan dan kelemahan Anda. Dia
mengetahui kesungguhan Anda dalam bersandar kepada-Nya, sehingga Dia
akan melindungi Anda dari godaan dan was-was setan. (Taisir Karimir Rahman, Hal.313).
Berdasarkan hadits2 di atas, Nabi Muhammad juga ternyata didampingi syetan.
Hanya syetan itu tidak berkutik terhadapnya.
BAGAIMANA MENDETEKSI KEBERADAAN "JIN".
Bagaimana mendeteksi
keberadaan "jin" (misalnya di rumah kita), apa tanda-tanda seseorang
kemasukan "jin"? Tidak ada cara atau alat yang bisa mendeteksi keberadaan
"jin". Sebab "jin" dalam wujud aslinya merupakan makhluk ghaib yang tidak
mungkin dilihat "manusia" (QS Al-A’raf 7:27).
Tidak ada "manusia" yang bisa melihat "jin", dan jika ada "manusia" yang mengklaim mampu melihat "jin", maka orang tersebut sedang bermasalah. Bisa jadi dia mempunyai "jin" warisan atau pun "jin" hasil dia belajar. Kemampuan ini sebetulnya dalam Islam dilarang untuk dimiliki, dan termasuk dalam kategori bekerja sama dengan "jin" yang menyesatkan (QS Al-"Jin" 72:6).
Sesungguhnya, tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan "jin". Jangan meminta bantuan orang yang mempunyai ilmu terawang. Sebab kalau kita meminta bantuannya, kita berarti telah meminta bantuan dukun musyrik yang dalam Islam merupakan dosa besar, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.
Sumber:
1. www.mediasalaf.com/aqidah/tentang-qorin-jin-pendamping-manusia/
2. www.konsultasisyariah.com/mengenal-jin-qorin/
3. batharabumi.blogspot.com/2010/02/qorin.html
0 komentar:
Posting Komentar