Senin, 29 November 2010

"MENGELOLA DAN MENGURANGI SAMPAH"

"Sampah" terbaik adalah yang tanpa dihasilkan dan tidak membuang "sampah" adalah pengelolaan tersukses."


"Sampah" merupakan masalah kita bersama. Tentunya kita masih ingat dengan kasus "sampah" di seputar Kota Bandung dan Cimahi yang tidak terangkut dan menumpuk di beberapa sudut kota. Tumpukan "sampah" yang terlihat menunjukkan volume "sampah" yang dihasilkan oleh warga tidaklah sedikit.

Banyak hal yang dapat kita lakukan supaya "sampah" yang dibuang ke TPA tidak terlalu banyak. Salah satunya adalah dengan peduli daur ulang. Sepintas terdengar mudah namun terkadang sulit dilakukan. Apabila dicermati, sebenarnya lebih banyak membutuhkan energi untuk menghasilkan produk daur ulang dari pada membeli produk baru yang sama.

Apabila kita membeli produk daur ulang, harga produk ini akan menjadi lebih murah. Kita sudah menciptakan pasar tersendiri bagi produk-produk daur ulang sekaligus mendukung gaya hidup yang ramah lingkungan.

Ada baiknya, sebelum membeli cek apakah produk yang hendak dibeli terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari logo atau gambar yang ada kemasannya. Hal ini disebabkan tidak semua produk daur ulang mencantumkan tanda daur ulang.

Sebagai informasi, aluminium, kaleng, gelas kaca dan karton kertas adalah produk-produk yang dapat didaur ulang.

Selain memilih produk yang dapat didaur ulang, untuk mengurangi "sampah" kita juga dapat berhemat kertas. Tanpa sadar, saat kita berjalan-jalan pun kita terbiasa membuang begitu banyak kertas. Pada saat mengunjungi pameran misalnya. Berapa lembar brosur yang diambil dari stan pameran lalu dibuang begitu saja? Tidak hanya 2 atau 3 lembar yang dibuang. Hal kecil yang terlihat sepele seperti ini harus diperhatikan supaya volume "sampah" yang dihasilkan tidak terlalu banyak.

MENGURANGI VOLUME "SAMPAH".
Meskipun berat "sampah" tidak dapat dikurangi, volume "sampah" masih dapat ditekan hingga lebih dari setengahnya. Jadi, tumpukan "sampah" tidak lekas memenuhi tempat "sampah" dalam waktu singkat. Caranya, kosongkan isi lalu tekan kaleng atau wadah kemasan hingga gepeng sebelum membuangnya. Sedangkan plastik pembungkus perlu dilipat rapi terlebih dahulu. Selanjutnya, lebih baik mnerobek kertas menjadi lembaran kecil ketimbang meremasnya. "Sampah" dibuang ke tempat pembuangan sementara hanya jika sudah mencapai kapaasitas maksimum pada tempatnya.


JANGAN BUANG "SAMPAH" SEMBARANGAN.
Pernyataan klasik ini memang harus diterapkan. "Sampah" yang dibuang sembarangan - terutama "sampah" non organik, biasanya akan lepas dari proses daur ulang dan akhirnya mencemari lingkungan karena lama atau sulit terurai secara alami. Dapat juga masuk ke aliran air seperti selokan dan sungai lalu menyumbatnya. Bayangkan saat hujan turun dan saluran air tertutup timbunan sampah, bencana banjir pun siap melanda kita.


"SAMPAH" PERMEN KARET.
Mengunyah permen karet memang menyenangkan. Namun.... gunakan kertas kemasan sebagai pembungkus pada saat membuangnya. Hal ini supaya permen tak lengket dan menempel di sembarang tempat. Perlu diketahui, bahwa meskipun berukuran kecil ternyata dibutuhkan waktu 5 tahun agar permen karet terurai dalam tanah.


PILAH PILIH "SAMPAH".
Melenyapkan "sampah" rumah tangga dengan membakarnya bukan solusi terbaik. Asap hasil pembakaran dapat memperparah polusi udara. Volume "sampah"pun tidak musnah sepenuhnya, hanya berkurang sekitar 90%. Cara terbaik adalah dengan memilah "sampah" berdasarkan jenisnya. Tindakan ini akan mempermudah pemulung saat menyortir "sampah" yang nantinya akan didaur ulang. "Sampah" organik rumah tangga yang telah disortir dan tidak digunakan untuk bahan kompos (tulang, makanan basi, kulit buah yang keras dan lain-lain) dapat dibuang dengan plastik bio bag.


"SAMPAH" ORGANIK DAN ANORGANIK.
Untuk mempermudah pengelolaan "sampah" nantinya, tidak ada salahnya apabila kita telah memisahkan "sampah" rumah tangga sejak awal. Saiapkan saja dua tempat "sampah" di dapur, untuk "sampah" organik dan anorganik. Selanjutnya, "sampah" organik (sisa sayuran, buah, daging dan tulang) merupakan "sampah" yang mudah diurai dan dapat diolah menjadi kompos. Supaya proses pembusukan lebih cepat, cacah tumpukan "sampah" hingga potongan terkecil. Hasil pengomposan ini nantinya digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman di kebun. Sedangkan "sampah" an organik seeperti kertas, kardus, botol, kaleng dan plastik dapat diberikan atau dijual ke pemulung. Lingkungan terjaga, uang dapur pun bertambah. Asyiiiiik kan?
Pemilahan "sampah" menurut jenisnya:
a. "Sampah" Organik:
- Bahan pengomposan : sisa sayuran, serutan kayu, kulit buah, rumput dan rontokan dedaunan, kulit telur, teh dan bubuk kopi.
- Untuk dibuang: makanan basi atau bersantan, tulang, produk turunan susu.
b. "Sampah" Anorganik:
- Plastik: Sedotan, kantung plastik, botol plastik, kantung kemasan.
- Kertas: Kardus, koran, majalah, kertas kemasan.
- Kaca: Botol, gelas, piring, toples kaca.
- Logam: Kaleng, paku, kawat.


"SAMPAH" PERANGKAP HEWAN.
  Jangan buang begitu saja "sampah" botol dan kaleng minuman, terutama di halaman. Alasannya, akan banyak serangga dan mamalia kecil yang tanpa sengaja terjebak masuk ke dalam botol dan tidak dapat keluar lagi. Akhirnya, binatang tersebut akan mati kelaparan di dalam botol. Begitu juga dengan kaleng bergigi tajam dapat melukai hewan liar yang kebetulan menginjaknya. Apabila tidak ditimbun atau dibuang di tempat "sampah", kaleng dan botol bekas dapat juga menjadi sarang nyamuk dan sumber penyakit.

Sabtu, 27 November 2010

"TAMAN ATAP - ROOF GARDEN"

"Membangun "taman atap" di atas bangunan bertingkat merupakan salah satu cara inovatif dan efektif guna meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus mengurangi dampak pemanasan global".

Upaya penyusupan kantong-kantong hijau pada "atap"-"atap" gedung bertingkat dan struktur bangunan ini seringkali dikenal dengan istilah "taman atap", ruang hijau "atap" atau "roof garden". Adanya "roof garden" akan menambah nilai ekonomi bangunan lantaran hunian yang dilengkapi "taman atap" tentu terasa lebih nyaman dan indah secara visual.

Ada beberapa manfaat "taman atap" -- terutama "roof garden" ekstensif --dalam memperbaiki mutu udara dan meningkatkan kualitas lingkungan:

1. Mereduksi Temperatur Udara.
Penyerapan panas ke dalam bangunan berkurang hingga 10 %. Hal ini berarti kita dapat berhemat hingga 60 % konsumsi energi yang digunakan untuk pengkondisian udara. Suhu dalam ruang pun dapat turun sekitar 1-2 derajad Celcius, tergantung luasan "roof garden".

2. Peredam Suara Yang Efektif.
Adanya hijauan, terutama tanaman dengan permukaan daun kasar atau tepi bergerigi, ampuh meredam kebisingan yang memekakkan telinga, khususnya bagi penghuni di dalam bangunan.

3. Memanfaatkan Air Hujan Secara Optimal.
"Taman atap" kurang berperan dalam proses penyerapan air ke bumi. Namun, asupan air hujan dapat diserap dan disimpan secara optimal sampai 30 %. Bahkan air hasil buangan (drain-off watter) masih dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan lain.

4. Meningkatkan Kadar O2 di Udara.
Tanaman akan berfotosintesis dengan bantuan energi matahari, mengubah gas berbahaya CO2 menjadi O2 yang menyegarkan dan dibutuhkan makhluk hidup. Peningkatan kadar O2 ini turut memperbaiki dan meningkatkan kualitas udara. Selain itu, kelembaban udara di sekitar "roof garden" akan meningkat lantaran tanaman juga melakukan transpirasi.

5. Filter Alami Terhadap Polusi Udara.
Partikel debu dan gas berbahaya dapat diserap oleh tanaman secara efektif. Untuk memaksimalkan penyaringan, pilihlah tanaman dengan permukaan tidak rata (berbulu atau bersduri).

6. Mengurangi Radiasi dan Cahaya Berlebih.
Secara tidak langsung, "taman" berfungsi sebagai insulator panas. Adanya hijauan di "atap" bangunan mampu menyerap panas pada siang hari dan melepaskannya secara perlahan pada waktu malam sehingga mempersempit fluktuasi suhu udara. Permukaan rumput dan tanaman pun dapat mengurangi pantulan radiasi hingga 60 %.


Ternyata banyak sekali manfaat dari "taman atap" ini untuk pelestarian lingkungan hidup sehingga bumi dapat terselamatkan dari pemanasan global (global warming).

Kamis, 25 November 2010

"MENJAGA LINGKUNGAN DENGAN 5 R"

"5 R" merupakan istilah penting yang dapat menjadi patokan bagi kita untuk lebih peduli dan cinta terhadap "lingkungan".


"5 R" yang dimaksud dalam tulisan ini adalah :

1. REDUCE:
Reduce artinya pengurangan penggunaan barang-barang yang dapat merusak atau mencemari "lingkungan" Reduce dapat berarti belanja tidak melebihi konsumsi kebutuhan atau menekan penggunaan kertas atau plastik, hemat pemakaian listrik dan air, maupun memilih barang dengan kemasan minim.

2. REUSE:
Reuse maksudnya pemakaian kembali. Penerapannya dapat berupa mendonasikan buku, mainan atau pakaian layak pakai ke perseorangan atau melalui lembaga kemasyarakatan yang membutuhkan.

3. RECYCLE:
Recycle adalah upaya mendaur ulang barang. Beragam jenis sampah di rumah kita dapat didaur ulang. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos. Bekas gelas air mineral diubah menjadi pot tanaman, atau kertas koran disulap menjadi kertas daur ulang. Prinsipnya, supaya barang yang sudah dibuang dimanfaatkan sebaik-baiknya supaya tidak menjadi sampah yang dapat mengganggu dan merusak "lingkungan".

4. REPLACE:
Replace maksudnya kita mengupayakan untuk mengganti produk yang digunakan sehingga lebih ramah "lingkungan" Produk sehari-hari seperti sabun dan sampo dipilih yang mengandung bahan alami atau pembersih perabot rumah tangga yang tidak mengandung racun. Usahakan juga minim kemasan atau membelinya dalam kemasan besar sekaligus.


5. REPAIR:
Repair merupakan usaha perbaikan demi "lingkungan" yang penting dilakukan. Tujuannya supaya barang dapat kembali digunakan dalam waktu lama atau kestabilan "lingkungan" tetap terjaga. Banyak aplikasi sederhana dari kiat ini, mulai dari yang simple hingga kompleks. Misalnya saja menjahit baju robek, mereparasi jam rusak atau menjilid buku lama. Upaya lebih besar dapat berupa reboisasi hutan gundul maupun menggalakkan penanaman pohon bakau di hutan mangrove pesisir pantai.
(Sumber: Rumah - 117 Ide Kreatif Selamatkan Bumi).

Sabtu, 20 November 2010

'IDENTITAS WANITA"

"Wanita", adalah topik yang selalu menarik untuk dibicarakan, baik oleh kaum pria maupun oleh kaum "wanita" sendiri."

Masalah "wanita" adalah suatu masalah yang selalu aktual yang tetap dibicarakan dari masa ke masa, dari berbagai pandangan bauk pandangan yang menghina, memanja-manjakan, mendewa-dewakan sampai pada pandangan yang menghendaki emansipasi.

Pada jaman yang sudah modern ini, masalah "wanita" juga tidak kalah hangatnya dengan masalah teknologi tinggi yang serba canggih dan rumit. Namun pada saat ini, bukan lagi membicarakan siapa "wanita" dan bagaimana haknya terhadap kaum pria, karena hal itu sudah jelas dan gamblang. Bagaimana mendudukkan "wanita" pada proporsi yang sebenarnya; bagaimana memikul tugas rangkapnya, baik sebagai istri, sebagai ibu dan juga sebagai anggota masyarakat; kemudian bagaimana membagi waktu seefisien mungkin sehingga tugas pokok tidak terabaikan; selanjutnya bagaimana mengatasi berbagai efek negatif yang melanda "wanita"-"wanita" modern abad sekarang, demoralisasi, dekadensi moral, kaburnya batas hak dan kewajiban kaum "wanita" dan sebagainya; adalah merupakan topik yang sangat menarik untuk dibicarakan.

Ada pepatah yang menyatakan bahwa "Wanita" adalah tiang negara". Kalau "wanita" itu baik, maka negara akan baik, dan kalau "wanita" itu bobrok, maka bobrok pulalah negara. "Wanita" adalah tiang, dan biasanya tiang rumah tidaklah begitu kelihatan. Akan tetapi bila rumah itu sudah condong, maka periksalah tiangnya. Apa yang terjadi sudah dapat diduga, ternyata tiangnya lapuk. Maka dari itu dalam pembangunan bangsa dan negara "wanita" adalah sangat memegang peranan, walaupun hal ini tidak begitu kelihatan. Hal itu harus kita akui, terutama dalam hal fungsi dan peranan "wanita" sebagai ibu rumah tangga. Ibu adalah orang yang paling dekat dengan anak-anaknya, maka dari itu ibu mempunyai tanggung-jawab yang besar (disamping ayah tentunya) untuk mengisi mental anak-anaknya yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Apabila dalam pengisian mental tersebut terjadi ketidak-beresan, maka rusaklah generasi penerus yang ada, sehingga tidak akan dapat membuahkan pucuk-pucuk pimpinan yang dapat diandalkan.


Di Indonesia, sejak masa Kartini, "wanita" mulai mendapat perhatian bangsa dalam proses panjang pembangunan bangsa Indonesia. Dan pada masa pembangunan sekarang ini, peranan "wanita" lebih diperhatikan. Pernyataan ini diperkuat dengan diangkatnya seorang Menteri yang mengurusi "wanita". Sebagai salah satu sasaran pembangunan, "wanita" hadir dengan segala permasalahannya yang lebih awal harus ditanggulangi sebelum kita lebih banyak mengharapkan peranannya dalam pembangunan ini. Masalah "wanita" yang diakibatkan karena kompleksnya kehidupan antara lain adalah "Wanita" Tuna Susila, Perawan Tua, janda dan sebagainya. Permasalahan-permasalahan tersebut harus menjadi pemikiran kita dan harus pula dicari alternatif pemecahannya, supaya mereka dapat lebih berperanan antara penuh dan aktif dalam pembangunan nasional yang sekarang sedang digalakkan oleh pemerintah.

Kaum "wanita" dan permasalahan emansipasi tidaklah perlu repot untuk dipermasalahkan. Karena  apabila kita mau lebih meneliti dan memahami makna ajaran Islam yang tercakup dalam Al-Qur'an dan Sunnah, sudah jelas proporsi kedudukan serta pembagian tugas antara "wanita" dengan pria, baik peran yang berhubungan langsung dengan Allah sebagai makhluk ciptaan-Nya atau peran "wanita" dalam masyarakat, keluarga, sosial dan negara. Semua itu sudah diterangkan secara jelas, hanya tergantung kita, mau atau tidakkah kita berkiblat pada agama kita sendiri yang berisi ajaran luhur.
 
Selama ini, kita akui atau tidak.... Sebagai "wanita" muslimah kita telah terlena dengan teori-teori ajaran Barat atau budaya mereka yang sepintas lalu kelihatan benar dan modern. Kita banyak terpengaruh dengan propaganda atau iklan-iklan yang dilemparkan kaum Barat. Itu merupakan kenyataan sosial ke-"wanita"-an yang ada sekarang berbicara seperti ini. Sistem pendidikan, mode pakaian, orientasi pemikiran atau budaya-budaya sosial lainnya seperti cara makan, minum, berjalan, bergaul, semuanya sudah dikotori, seolah-olah kita tidak mampu lagi keluar dari sistem yang seperti itu.

Persoalan emansipasi "wanita" sejak dulu masih hangat terus diperbincangkan dan diperdebatkan antara pro dan kontra, ternyata tidak pernah menemukan titik akhir yang memuaskan hingga banyak "wanita" sekarang memperalat emansipasi hanya sekedar untuk memudahkan mencari pekerjaan, bertindak dan bertingkah-laku. Sementara "wanita" kota nebgalami krisis identitas dan harga diri, bersaing dengan laki-laki dalam segala bidang, sedang "wanita" desa tetap tekun dengan ke-"wanita"-annya, setia dengan warisan leluhur mereka... bekerja dengan membanting tulang membantu suami untuk menghidupi asap dapur tanpa pernah tahu apa arti emansipasi itu. Namun dibalik itu semua mereka damai, hati penuh keikhlasan karena suami-suami mereka begitu kasih dan cintanya kepada istri-istrinya. Persoalan ini erat kaitannya dengan tugas dan tanggung-jawab "wanita" untuk dapat meniti kehidupan yang lebih Islami di masa yang akan datang. Hasil dari peranan "wanita" tidak berakhir dalam satu masa saja akan tetapi bertanggung-jawab kepada masa-masa yang akan datang, dimana bekal yang diberikan kepada anak-anaknya di masa kini akan menjadi warisan untuk cucu bahkan abadi sampai keturunan selanjutnya.

Di Indonesia, sebenarnya masalah emansipasi "wanita" sudah tidak menjadi permasalahan kagi. karena hal itu terletak pada "wanita" itu sendiri menyadari kesempatan yang manis ini dan dapat menggunakannya semaksimal mungkin, tanpa kehilangan ciri "wanita"wi. Dan juga pesona "wanita" sekarang adalah perpaduan antara: berpendidikan (intelegensi), berkemampuan, berkepribadian, wanitawi (feminim), fisik sehat dan... cantik (dalam arti menarik), tidak meninggalkan harkat "wanita", sadar sebagai warga negara, berbudi, aktif di masyarakat, punya semangat dan lain-lain. Suatu perbedaan tentang pandangan "wanita" dulu yang cukup dengan penampilan fisik, berbudi, manut-nurut dan lain-lain.

Kecantikan yang merupakan senjata andalan "wanita" (yang merupakan kecantikan lahiriah) semata-mata bukan lagi merupakan sesuatu yang dapat dibanggakan dalam diri "wanita". Kecantikan yang hanya dapat dilihat dengan mata, sewaktu-waktu dapat saja punah ditelan waktu (proses ketuaan). Mungkin adanya alat kosmetika, operasi macam-macam untuk mempercantik diri, boleh dikatakan hanya merupakan asembling belaka. Namun yang penting dari semua itu adalah percaya diri yang dapat mengalahkan segala sesuatunya..

Pribadilah.... yang memegang peran dan hendaknya kita dari hari ke hari mengadakan perbaikan-perbaikan bukan untuk menjadi sempurna melainkan manusiawi..... Kehidupan ini silih berganti... Suka duka datang silih berganti. Keadaan pribadi yang selalu saja mengeluh bahwa hidup ini penuh dengan kemalangan sebenarnya dia sendiri yang memperlakukan kehidupannya, dirinya sendiri dengan kemalangan. Kekurangan yang biasa dikeluhkan banyak orang mengenal dirinya yang nampak dari luar terlalu pendek, gemuk, wajah tidak cantik dan masih banyak lagi. Namun kekurangan dari luar yang tidak nampak justru yang paling merugikan, inilah yang disebut neuriticism atau keresahan jiwa. Pribadi yang seterusnya merasa terganggu, tidak puas diri dengan keadaan, bukan hanya merusak kecantikannya tapi kelihatannya juga.

Ke-"wanita"-an adalah kebahagiaan sari ujudnya "wanita" dan ini nampak pada penampilannya dan sikapnya. "Wanita" boleh bekerja pada semua bidang profesi, malah dapat melebihi pria, namun harus tetap mempertahankan ke-"wanita"-annya. Hendaknya "wanita" tahu konsep diri yang memotivasi apa yag ingin dicapai. Dan semangat merupakan satu pancaran pesona tersendiri. Kalau kita bersemangat, binar-binar bahagia itu akan terasa, dan bias kebahagiaan merupakan satu pesona tersendiri.

Dalam perjalanan hidup ini, hendaknya kita tengok diri kita sebelum menilai orang lain....Dapat pula harga diri bisa jadi lebih merupakan rasa tinggi hati yang kebalikan dari rasa rendah diri yang tak teratasi... Juga sikap tegas bisa jadi lebih merupakan keras kepala tidak mau merasa salah. Apabila kita tidak mau menelaah diri sendiri, maka kita dapat terjerat dalam ruang lingkup diri sendiri yang sempit. Seringkali kita terjerumus kebiasaan membeberkan kesulitan hidup, ataukah selalu saja berbicara tentang masa silam yang gemilang. Karena orang lainpun mempunyai kesulitan bisa jadi lebih parah dari kesulitan kita. Begitu juga kemungkinan besar sekali masa silam mereka jauh lebih gemilang.

Kecantikan dapat dikembangkan, kebahagiaan dapat diraih hanya apabila kita telah berdamai dengan kehidupan, menerima keadaan diri sendiri. Menyadari akan kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita, merubah apa yang perlu diubah serta menerima dengan keikhlasan apa yang tidak dapat diubah. Demikian juga kebahagiaan yang mendalam didapat apabila kita membagi rasa, membagi saat-saat dan waktu serta pemikiran dengan sesama kita... tentu juga membagi keindahan, kecantikan.... Karena keindahan... kecantikan... sebenarnyalah adalah sikap hidup.....

 
Kalau kita bicara pesona pribadi "wanita", seharusnya juga tidak terlepas dari pesona pria. Sebab apabila "wanita" mengembangkan pesonanya, menggosoknya dan berkilau bagai berlian, sedangkan prianya tidak, akan terjadi ketidak seimbangan. Selamanya, tidak seimbang itu tidak baik. Pria, juga perlu menumbuhkembangkan pesonanya......    .  


Rabu, 10 November 2010

"INDAHNYA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN"

"Banjarmasin" merupakan Ibu Kota Propinsi Kalimantan Selatan yang dikenal dengan kehidupan masyarakatnya yang Islami."




Kami rombongan sebanyak tujuh orang melakukan pembelajaran ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banjarbaru pada tanggal 29 Oktober 2010. Pembelajaran dalam rangka mencari referensi untuk penyusunan Standart Operasional Prosedur (SOP). Sebelum berangkat kami breakfast dengan menu soto ayam di Restaurant Bangkalan di Bandara Juanda. Pukul 07.45 WIB peswawat kami berangkat menuju ke "Banjarmasin" dan pukul 09.45 WITA kami mendarat di Bandara Sjamsudin Noor "Banjarmasin".


Travel mengantarkan rombongan ke Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banjarbaru. Kami disana disambut Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ibu Hj Erna) beserta Sekretaris, para Kepala Bidang dan sebagian Kepala Seksi. Mereka menyambut kami dengan ramah dan familier. Kami disuguhi makanan khas "Banjarmasin" yang sangat nikmat.


Setelah selesai di KAntor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, kami makan siang di Rumah Makan Pondok Lima yang menyajikan menu khas "Banjarmasin". Alhamdulillah ........ sangat lezat. Setelah itu kami melaksanakan sholat dhuhur di Masjid Agung Al-Karomah di MArtapura. Kemudian rombongan kami melanjutkan perjalanan untuk wisata belanja di pasar Martapura. Bagi penggemar perhiasan batu-batuan akan sangat krasan berbelanja di pertokoan pasar Martapura.


Selesai berbelanja rombongan kami menuju hotel Victoria di "Banjarmasin". Dalam perjalanan kami juga melewati Hotel "Banjarmasin" Internasional yang dulu pernah terbakar. Guide dari travel menjelaskan tentang apa dan bagaimana situasi di Kota "Banjarmasin". Setelah sampai di hotel, kami membersihkan diri dan istirahat. Pukul 07.00 WITA, rombongan kami berangkat untuk makan malam di Rumah Makan Lumina dengan menu Chinesfood yang sangat nikmat. Setelah itu kami kembali ke hotel untuk beristirahat.



Pada hari Sabtu tanggal 30 Oktober 2010, pukul 05.30 WITA rombongan kami melakukan wisata air (sungai) dengan mengendarai motorboat. Kami melewati Kampung Sungai Bilu. Di sepanjang sungai ini kita menikmati pemandangan yang sangat menarik. Masyarakat Sungai Bilu mandi, cuci dan membuang kotoran dipinggir sungai ini. Bahkan ada ciri khas dari masyarakat sepanjang sungai ini. Wanita yang mandi ada ciri khasnya, kalau memakai kain diikatkan di pundak kanan berarti dia masih gadis, kalau kain diikatkan di pundak sebelah kiri berarti dia sudah janda, sedangkan bagi wanita yang bersuami kain dikembenkan tanpa diikat di pundak.


Setelah Kampung Sumgai Bilu kami melewati Sungai Andai (Anak Sungai Barito). Di sepanjang Sungai ini juga kami temui hamparan Kebun Tanaman Sagu, tempat pangkalan bekas Kapal Perang, serbuk kayu dan juga tempat penyimpanan Batu Bara.


Kami juga menikmati wisata belanja Pasar Apung yang sangat terkenal di "Banjarmasin". Kami menikmati makan pagi di atas motorboat dengan menu makanan khas "Banjarmasin". Setelah itu rombongan kami melanjutkan perjalanan untuk menuju Taman Wisata Alam Pulau Kembang. Disana banyak sekali hewan satwa monyet.



Setelah itu baru rombongan kami kembali ke hotel untuk breakfast. Pukul 10.00 WITA kami chek out dari hotel untuk menuju ke Martapura melanjutkan wisata belanja. Sebelum belanja kami makan siang dengan menu Soto Banjar dan sate itik yang sangat lezat di Rumah Makan Soto Banjar Bawah Jembatan. Nikmat sekali Soto Banjar yang disantap dengan ketupat.


Baru setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Martapura dan terlebih dahulu mampir di Masjid Agung Al-Karomah untuk melaksanakan sholat dhuhur. Selesai belanja kami menuju Bandara Sjamsudin Noor untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Sidoarjo. Kami menunggu sekitar 2 (dua) jam di ruang eksekutif. Pukul 07.30 WITA baru kita terbang menuju ke Bandara Juanda. Rombongan kami sampai di Bandara Juanda pukul 07.30 WIB. Saya sampai di rumah baru pukul 08.30 WIB karena mengalami kemacetan di alun-alun Sidoarjo.

Indahnya wisata di "Banjarmasin"........ Bagi anda yang belum menginjakkan kaki di "Banjarmasin" kami sarankan untuk berwisata di "Banjarmasin". Utamanya yang suka menikmati wisata belanja, Martapura adalah tempatnya. Dan bagi yang suka wisata air, Sungai Bilu dan Sungai Andai sangat cocok untuk anda. "Banjarmasin"...... "Banjarmasin"...... "Banjarmasin"...... Alangkah Indahnya.........































































































































MusicPlaylistView Profile