Rabu, 30 Juni 2010

"LATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI MELALUI PENDELEGASIAN WEWENANG"

"Pendelegasian wewenang" akan mengembangkan ketrampilan dan potensi dari bawahan dan merupakan suatu bagian dari proses latihan".


Menurut K.W. Reinhardt, memotivasi oramg lain untuk tumbuh dan berkembang dalam pekerjaannya adalah salah satu hal yang paling memuaskan yang dilakukan oleh seorang pemimpin.


Tujuan organisasi akan sulit dicapai dengan baik apabila hanya mengendalikan kemampuan seorang pemimpin saja, melainkan sebaliknya kegiatan harus dibagikan kepada para nggota atau ahlinya. Maka dari itu, setiap tujuan organisasi harus dicapai dengan adanya pembagian kerja sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing anggota. Disinilah peranan pemimpin terlihat sangat penting, yaitu bagaimana cara menggerakkan kelompok orang dari organisasi tersebut untuk bekerja sama guna mencapai suatu tujuan, dan memberikan kegembiraan bagi para anggotanya.


Pemimpin harus menghidupkan dan memupuk rasa kesetiaan para anggota terhadap tujuan organisasi, serta menunjukkan kepada anggota akan manfaat dari turut sertanya dalam organisasi itu dan manfaat bagi dirinya. Untuk sampai kepada tujuan tersebut, pemimpin perlu menaruh kepercayaan kepada anggotanya. Salah satu kepercayaan pimpinan dan salah satu dorongan untuk menuju pengembangan anggota adalah "pendelegasian wewenang" dengan baik. "Pendelegasian wewenang" adalah pimpinan memberikan kepercayaan kepada anggota (bawahan) dengan inisiatifnya untuk mengambil keputusan atau tindakan dalam usaha menyelesaikan atau memecahkan pekerjaan yang dihadapinya. Sedang yang dimaksud dengan "wewenang" dengan baik adalah "wewenang" yang dilimpahkan tersebut sesuai dengan kemampuannya (fisik maupun mental) dan bawahan ikhlas menerimanya, disamping diberikan fasilitas secukupnya dalam menjalankan "wewenang" tersebut.


Dengan "wewenang" yang baik, seorang anggota akan berusaha membuktikan kemampuan yang dimilikinya, sehingga akan dapat mendorong dalam usaha pembinaan dan pengembangan dirinya. Dorongan ini disebabkan antara lain:

1. Dengan "delegasi" akan melibatkan anggota (bawahan) secara mental dan emosional ke arah tercapainya tujuan, karena mereka merasa dipercaya dan diberi hak mengambil keputusan walaupun dalam batas yang telah ditentukan.

2. Bawahan akan terangsang atau terdorong untuk memberikan sumbangannya dalam usaha mencapai tujuan dengan menyalurkan inisiatif dan daya kreasi mereka.

3. Akan menimbulkan bertambahnya rasa tanggung jawab terhadap aktivitas mereka, karena mereka merasa dirinya yang mengambol keputusan disamping mereka merasa dirinya dipercaya.

4. Dan tentunya moral mereka akan tinggi karena hal tersebut akan menimbulkan perasaan bangga.


TUJUAN "PENDELEGASIAN WEWENANG".

Menurut Nel White, sebab-sebab "delegasi wewenang" dilakukan antara lain:

1. Dengan "delegasi wewenang" secara efektif, maka para supervisor memperoleh lebih banyak waktu untuk memikirkan, merencanakan terlebih dahulu serta untuk melaksanakan bagian supervisi dari tugas mereka.

2. "Pendelegasian" akan mengembangkan ketrampilan dan potensi dari bawahan dan merupakan suatu bagian dari proses latihan.

3. Staf akan merasa lebih terikat kepada pekerjaan mereka. Mereka akan memperoleh kepuasan dengan pekerjaan mereka.

4. Dengan jalan men"delegasi", maka ketrampilan khusus para staf dapat dimanfaatkan.


Sedangkan menurut Drs. Sutrisno, sebab-sebab "pendelegasian" adalah:

1. Untuk menarik keuntungan dari bawahan:
a. Karena pengetahuannya.
b. Karena pengalamannya.

2. Untuk memudahkan dalam mengambil keputusan.

3. Untuk melancarkan tugas yang luas dan sukar ditangani serta sulit.

4. Untuk menimbulkan pimpinan yang rasionil.

5. Pelimpahan sifatnya mendidik bawahan, sebab menimbulkan kegembiraan dalam bekerja dan semangat kerja.


Menurut Drs. Sutarto, manfaat "pendelegasian wewenang", adalah:

1.Dengan adanya "pendelegasian wewenang" maka pimpinan tidak perlu melakukan pekerjaan yang sekecil-kecilnya tetapi cukup melakukan pekerjaan yang benar-benar pokok saja.

2. Dengan "pendelegasian wewenang" setiap pejabat dari pucuk pimpinan sampai dengan pejabat yang terendah sudah mempunyai wewenang tertentu dalam bidang tugasnya sehingga merekapun mempunyai "wewenang" untuk membuat keputusan yang menyangkut bidangnya. Dengan demikian keputusan dapat dibuat dengan lebih cepat karena tidak perlu harus selalu dimintakan putusan dari pihak atasan.

3. Dengan "pendelegasian wewenang" dapat dihindarkan adanya pejabat yang bersikap selalu menunggu perintah.
Seorang pejabat yang mempunyai inisiatif mandiri untuk berusaha menyempurnakan tata kerja yang menjadi urusannya, berusaha menemukan cara-cara kerja yang lebih baru, tanpa menunggu perintah tugas yang menjadi tanggung jawabnya diselesaikan dengan baik.

4. Dengan "pendelegasian wewenang" pekerjaan tetap akan berjalan walaupun pejabatnya sedang tidak masuk kerja.

5. Adanya "pendelegasian wewenang" merupakan latihan bagi pejabat apabila nantinya menduduki jabatan yang lebih tinggi.


SYARAT-SYARAT "PENDELEGASIAN WEWENANG".

Menurut Drs Sutrisno, syarat-syarat "pendelegasian wewenang" adalah:

1. Adanya kesediaan atau keikhlasan atasan untuk memberikan "pendelegasian".

2.Tiap-tiap bawahan yang mendapat "pendelegasian" harus mempertimbangkan kemampuannya.

3. Tugas dan "wewenang" yang diserahkan harus jelas bawahan mengerti keinginan atasan dengan adanya "pendelegasian" itu.

4. "Pendelegasian" yang telah diberikan tidak boleh diperlemah oleh atasan, yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan.


Sedangkan menurut Drs. Manulang, supaya "delegasi" itu efektif, dapat mengikuti pedoman:

1. Unsur "delegasi" harus lengkap dan jelas.

2. Manager harus mendeleger kepada orang yang tepat.

3. Manager yang mendeleger harus memberikan peralatan yang cukup dan mengusahakan keadaan yang efisien.

4. Manager yang mendeleger harus memberikan insentiv.


HALANGAN-HALANGAN "PENDELEGASIAN WEWENANG".

Meskipun tujuan dan manfaat "pendelegasian wewenang" sangat bagus, namun dalam pelaksanannya sering terjadi hambatan-hambatan. Hambatan tersebut dapat dari pihak atasan dan ataupun dari pihak bawahan.

Hambatan dari pihak atasan, antara lain dapat berupa:

1. Atasan berpendapat bahwa dia merasa sempurna dapat menjalankan segala-galanya sendiri dengan baik.

2. Atasan tidak dapat memberikan petunjuk atau penerangan.

3. Atasan tidak mempercayai bawahan, sehingga segan atau tidak mau menyerahkan sebagian "wewenang"nya.

4. Kekurangan alat kontrol yang dapat mengingatkan atasan apabila sewaktu-waktu timbul kesukaran.

5. Manager takut memikul tanggung-jawab terhadap tugas yang diserahkan bawahan.


Sedangkan hambatan dari pihak bawahan dapat berupa:

1. Bawahan senang pada pekerjaan yang mudah saja.

2. Bawahan takut dikritik atas kesalahan-kesalahannya.

3. Bawahan kurang mendapat penjelasan atas tugas yang diterimanya.

4. Bawahan telah terlalu banyak pekerjaan.

5. Bawahan kurang percaya pada diri sendiri.

6. Bawahan kurang mendapatkan dorongan yang positif.


Berhubung pentingnya "pendelegasian wewenang" dalam kaitannya dengan proses latihan dan pengembangan pegawai serta efektivitas pencapaian tujuan, maka hambatan proses "pendelegasian wewenang" tersebut bagi atasan maupun bawahan harus saling memahami dan akhirnya diminimalisir, kalau mungkin bahkan dihilangkan. Sehingga proses "pendelegasian wewenang" menjadi lancar dan proses pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dapat dilakukan dengan baik.

(Sumber: 'UNISIA' Majalah Triwulanan UII Yogyakarta, Nomor 7 / Tahun VII . Triwulan II / 1986).

Senin, 28 Juni 2010

"PERANAN WANITA SEBAGAI MAKHLUK (MANUSIA) INDIVIDU"

"Peranan "wanita" akan dapat dirasakan apabila "wanita" itu sudah mampu menunjukkan identitasnya."


Setiap "individu" kaum "wanita" berkewajiban membina dirinya sendiri terlebih dahulu. Sekelompok "wanita" sebagai "individu" yang bertanggung jawab akan melahirkan kualitas "wanita" yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam arti sebenarnya.


"Wanita" sebagai "individu" berhak berbuat dengan akibat serta manfaat yang diperolehnya, antara lain:


1. AMAL YANG BERPRESTASI.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalan firman Allah Surat An-Nisa' Ayat 194, yang artinya:

"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun "wanita" sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walaupun sedikit."

Dan Surat Al-Ahzab Ayat 35, yang artinya:

"Sesungguhnya laki-laki dan "wanita" yang muslim, laki-laki "wanita" yang mukmin, laki-laki dan "wanita" yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan "wanita" yang benar, laki-laki dan "wanita" yang sabar, laki-laki dan "wanita" yang khusyuk', laki-laki dan "wanita" yang bersedekah, laki-laki dan "wanita" yang berpuasa, laki-laki dan "wanita" yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan "wanita" yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."


Kedua ayat tersebut telah menjelaskan bahwa dalam hal usaha dan kegiatan yang mengantar pada prestasi "individu", laki-laki dan "wanita" imbalan yang diperolehnya sama. Penyebutan secara terperinci dan berulangkali antara laki-laki dan "wanita" merupakan bukti otentik bahwa kedudukan kaum "wanita" setara dengan laki-laki.

Sedangkan untuk amal negatif cukup dengan sebutan umum. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Bayyinah Ayat 6:

"Sesungguhnya orang-orang jafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk."


2. "WANITA" BERHAK MEMBINA DIRI.

Seorang "wanita" seharusnya dapat membina diri. Berharga atau rendahnya kaum "wanita", akibat salah arah dan langkah mereka masing-masing. "Wanita" sebagai manusia, akan mengalami perubahan emosi, masa-masa puber, saat penuh dinamika dan romantika, serta celah-celah yang sungguh rawan bagi "wanita". Kebanyakan remaja putri salah tingkah ini disebabkan kurangnya informasi dan pembinaan.


Untuk kepentingan pembinaan, kita perlu mengetahui perkembangan jiwa dan taraf umur baik laki-laki maupun "wanita". Menurut para ahli Psykhologi, manusia sejak lahir sampai tua, melewati masa-masa berbahaya. Pembagian tingkatan umur manusia adalah sebagai berikut:

a. Masa kanak-kanak.
Masa ini berlaku antara usia 40 hari sampai 8 tahun. Masa ini sangat peka untuk menirukan apa saja yang dilihat atau didengarnya. Apapun yang terjadi di alam sekitarnya ikut menentukan kepribadian mereka.

b. Masa remaja
Masa ini berlaku antara usia 8 - 14 tahun. Masa ini anak butuh banyak bergerak untuk pertumbuhan fisiknya. Anak sudah belajar baik di tingkat Dasar maupun SLTP. Pendidikan dasar merupakan dasar pembentukan kepribadiannya.

c. Masa baligh.
Masa ini berlaku antara usia 15 - 21 tahun. Pertumbuhan jasmani mencapai tingkat maksimal. Rohani mengikuti dengan berbagai gejala yang baru dan unik. Banyak angan, cita-cita yang melangit, khayal yang tidak terkontrol, tipuan yang banyak negatifnya. Antara baik dan buruk dirasa sama-sama menarik. Apabila imannya tipis, banyak godaan yang dikira membahagiakan, namun berakhir dengan penyesalan selamanya. Keindahan tubuh mencapai maksimal, khayal yang kuat dan syahwat yang menggelora. Bagi "wanita" yang kurang waspada, saat ini merupakan bencana bagi masa depannya.

d. Masa dewasa.
Terjadi antara usia 21 - 26 tahun. Pada usia ini banyak cela, sebab peranan syahwat sangat dominan. Tuntutan syahwatnya tidak cukup dalam khayal namun mendesak untuk mencapai realita. Bagi "wanita" yang belum siap menikah, sebaiknya memperbanyak puasa. Kematangan fisik dengan berlebihnya potensi, membuyarkan nilai-nilai agama yang dipegangnya. Kecenderungan untuk melanggar hukum sulit dicegah. Apalagi kalau kondisi lingkungan memang memungkinkan. Mempercepat menikah apabila kondisi sudah siap merupakan hal yang terpuji menurut agama. Bagaimanapun kegoncangan jiwanya apabila iman dan taqwa sudah terbina, Insya'Allah kita dapat menyelamatkan diri kita. Pelanggaran yang dianggap biasa bagi manusia di abad ini, tetap dinilai tercela dan merupakan perilaku paling hina.

e. Masa dewasa sempurna.
Berlaku antara usia 27 - 35 tahun. Masa seorang sudah mencapai kematangan pribadinya. Pikiran secara cerah, terbuka dari segala kelabu, keyakinan jelas dan tegas. Pada masa ini kecenderungan untuk mencapai prestasi, baik dalam masyarakat maupun dalam dunia akademis. Nilai hidup mulai disadari, iman semakin kokoh dan ilmu mulai mendalam. Prestasi dalam masyarakat mulai tampak dan rasa tanggung jawab semakin terlihat. Ciri-ciri keibuan mulai berbicara dan membentuk realita, karena pada usia ini regeneratif sudah aktif. Sebagai "wanita" dan sekaligus sebagai ibu sudah dirasakannya, sehingga tugas primer dan sekunder silih berebut. Pada usia ini mengalami perubahan kebiasaan-kebiasaan negatif, sikapnya lebih rasional dan ilmiah. Cenderung untuk berjasa, berkorban dan ingin menjadi orang yang terhormat dalam lingkungannya. Pada usia ini mulai merasakan nikmatnya iman dan keteraturan belajar pada masa silam. Ayat-ayat Al-Qur'an dirasakan benar dalam hidupnya.

f. Masa setengah tua.
Menginjak usia 41 rahun dapat disebut setengah umur. Dan antara usia 41 - 50 tahun dianggap sudah mencapai usia setengah tua. Pada umumnya kesenangan terhadap materi sudah menurun, sebab ternyata hal itu tidak menjamin terhadap kebahagiaan hidup. Masalah agama dan mati sudah mendapat tempat utama dalam setiap "individu". Apabila pada usia ini hoby maksiat tetap dilakukan alamat penghuni neraka abadi. Biasanya bagi orang yang lemah iman, akan mudah terjun ke dalam aliran kebatinan dengan segala variasinya.

g. Masa menurun.
Semenjak usia sudah mencapai 50 tahun, potensi jasmani mulai menurun. Anggota badan serta bagian-bagiannya sudah mulai kendor. Masalah mati setiap saat menghantui dirinya, Nafsu makan dan minum juga berkurang, bahkan tidurpun sulit. Orang yang kosong imannya keresahan jiwa tidak terkendalikan. Rasa nyeri pada sendi-sendi tulang dan kegoncangan batin tidak dapat dihindari. Pikiran kacau, hati yang tiada menentu selalu silih berganti pada perasaannya. Sebaliknya bagi ahli ibadah, ketundukan semakin berisi, shalatnya khusyuk dan dzikirnya pada Allah tidak pernah sunyi. Anak dan cucu mulai mampu berdiri sendiri. Do'a dan restu selalu terucap dari jiwanya. Manisnya iman dirasakan dan panggilan Illahi terasa betul dalam hati. Kaum ibu saai ini sudah dapat dipanggil nenek. Secara fisik kaum "wanita" pada usia ini terjadi gejolak jiwa agak serius. Bagi jiwa yang terpimpin oleh agama, mulai tekun beribadahnya.

h. Masa tua.
Masa menurun tadi berakhir sampai usia 64 tahun. Bergantilah pada usia tua. Dari sebutan nenek meningkat menjadi buyut. Umur tua ini berjalan antara 65 - 75 tahun. Masa ini penuh keluhan dan penderitaan. Namun sebaliknya bagi mereka yang ahli ibadah, pada saat ini merupakan waktu paling indah. Kepala makin merunduk, di kala bangun malam, shalatulail dikerjakan dengan tenang selalu dzikir baik di waktu duduk, berdiri, berbaring maupun berjalan. Gerak geriknya selalu disertai dengan bisikan indah pada Khaliqnya. Pada saat inilah letak manisnya iman.

i. Masa tua bangka.
Masa ini mulai menginjak usia 75 tahun seseorang dikatagorikan usia tua bangka. Kondisi fisik semakin laju menurun, jalan pikiran sudah mulai kurang normal. Unsur-unsur kesadaran mulai pudar, sebaliknya kerinduan terhadap mati semakin ditunggu-tunggu tak ubahnya orang dewasa menunggu datangnya jodoh atau orang hamil tua merindukan lahirnya si janin yang dikandungnya. Ilmu tidak mampu membahagiakan, tumpukan harta tidak ada manfaatnya. Pada usia tua bangka ini kembali tidak tahu apa-apa. Pada usia inilah hidayah Illahiyah sangat dibutuhkan. Bagi orang yang sejak muda tiada memperhatikan hal ini tidak akan mampu pula memperoleh hidayah tadi kecuali yang dikehendaki Allah. Usia panjang sunyi dari iman, tak ubahnya memperpanjang siksa ai alam dunia. Pada usia ini, iman dan ketaatan satu-satunya hal yang bermanfaat. Anak, harta, perhiasan, kedudukan dirasa hanyalah godaan. Iman adalah satu-satunya yang berharga, sebab dapat mengantarkan ke hadirat Illahi dengan penuh arti.

(Sumber: Peranan "Wanita" Dalam Pembangunan Bangsa Menurut Islam, Oleh Drs. H. Jumari Ismanto, dkk.).



Minggu, 27 Juni 2010

"WISATA TIRTA --- PEMANDIAN, AIR TERJUN DAN WADUK DI YOGYAKARTA"

"Yogyakarta memang kota wisata yang sangat beraneka ragam jenisnya. Wisata Tirta pun juga tersedia , yaitu "Pemandian" dan "Air Terjun" serta "Waduk" banyak dikunjungi oleh wisatawan."



"Pemandian" di Yogyakarta yang dapat dikunjungi antara lain adalah:


1. "PEMANDIAN" PENGGING.

Lokasi "Pemandian" Umbul Pengging ini di Desa Dukuh Kecamatan Banyudono. Pada jaman dahulu hanya digunakan mandi untuk Raja-raja dan kerabatnya dari Kasunanan Surakarta. Sekarang sering digunakan Ritual Kungkum para peziarah terutama pada malam Jum'at.


2. "PEMANDIAN" "AIR" PANAS KRAKAL.

"Pemandian" "Air" Panas Krakal ini adalah obyek wisata alami yang berupa mata "air" panas yang bukan pada kawasan vulkano, yaitu di Krakal. "Air" panas dengan suhu 39 derajat Celsius - 42 derajat Celsius, 86 derajat Fahrenheit - 104 derajat Fahrenheit, mengandung sulfur. Digunakan oleh masyarakat untuk mandi kebugaran dan penyembuhan berbagai penyakit kulit dan reumatik.


3. SUMBER "AIR" INGAS.

Sumber "Air" Ingas merupakan obyek wisata dengan kawasan kurang lebih 10 Ha yang terbentang luas di sepanjang pinggiran Kalipusur dengan suasana panorama alamnya yang sejuk dan indah serta rindangnya pepohonan yang besar sangat cocok untuk kegiatan olah raga out bond, training serta microhidro.


4. "PEMANDIAN" JOLOTUNDO.

"Pemandian" Jolotundo ini berlokasi di Desa Jambeyan Kecamatan Karanganom kurang lebih 8 km arah Utara Kota Klaten. Pada jaman dahulu, konon ada seorang Demang yang mempunyai seorang putri bernama Roro Amis, mempunyai penyakit kulit yang berbau amis yang suka berenang dan akhirnya jatuh ke umbul, kakinya tertusuk keong kecil kemudian sakitnya sembuh.


5. "PEMANDIAN" CLERENG.

"Pemandian" ini mata "air"nya dipercaya membuat awet muda, bertuah keselamatan, keberhasilan dan ketentraman. Dekat mata "air" ini terdapat petilasan Sunan Kalijaga dan makam Kyai Pakujati. Perjalanan Yogyakarta - Wates - Clereng sekitar 30 km ke arah Utara.


6. "PEMANDIAN" CANDI UMBUL.

"Pemandian" ini berlokasi di Dusun Candi Umbul Desa Kartoharjo Kecamatan Grabag. "Pemandian" ini merupakan obyek wisata peninggalan Dinasti Syailendra. Sampai saat ini masih dipercaya dapat membuat seseorang tambah cantik apabila berendam di tempat tersebut, karena "air"nya mengandung zat Saprophyl.


7. KOLAM RENANG ARTA TIRTA.

Kolam renang dengan lintasan standart Olimpiade terletak di kaki bukit Geger Menjangan. Menawarkan wisata olah raga, berlokasi di jalan Magelang Kabupaten Purworejo, dari kota Purworejo 1 km arah Utara.


8. TAMAN REKREASI PIKATAN INDAH.

Kawasan Pikatan Indah Temanggung cukup strstegis sebagai tempat rekreasi. Jarak tempuh dari kota Temanggung hanya 4 km ke arah Selatan. Suasana yang sejuk, tenang dengan panorama alam yang memikat membuat wisatawan dapat berekreasi dengan santai dan nyaman. Kolam renang Pikatan Indah dengan "air" yang jernih, bersih dan alami, membuat wisatawan semakin terpesona.


9. TAMAN REKREASI KARTINI.

Taman Kartini dengan obyek utama Kolam Renang Tirto Asri terletak bagian Timur kota Temanggung. Suasananya cukup menyenangkan didukung fasilitas seperti kolam renang, rumah makan, pujasera, arena bermain anak serta tempat wisata olah raga seperti Tennis, Bola Basket, Volly dan Sepak Bola. Kawasan ini menjadi pusat hiburan masyarakat secara periodik diselenggarakan pentas hiburan, Gebyar Pekan Syawalan juga diselenggarakan selama 7 hari dalam rangka perayaan Idul Fitri dimulai hari kedua. Kawasan ini juga merupakan tempat singgah yang nyaman bagi mereka yang melakukan perjalanan, baik angkutan umum, travel antar kota maupun pribadi.


10. JUMPRIT - "AIR" SUCI WAISAK.

Jumprit merupakan obyek wisata mata "air" dan spiritual dengan panorama alam pegunungan dan bumi perkemahan berhawa sejuk. Lokasinya cukup strategis di sebelah Barat Kecamatan Ngadirejo sekitar 26 km dari kota Temanggung. Dapat dikemas dalam perjalanan Borobudur - Dieng. "Air" Jumprit juga digunakan sebagai "Air" Berkah untuk upacara Tri Suci Waisak setiap tahunnya. Obyek wisata ini erat hubungannya dengan legenda Kyai Nujum Majapahit. Di dekat mata "air" peziarah melakukan meditasi dilanjutkan dengan mandi kungkum, membuang celana dalam dan BH sebagai perlambang membuang sial, Di daerah sekitar juga terdapat fauna kera yang ramah dengan pengunjung.


11. KALIANGET.

"Pemandian" "air" panas alami yang mengandung kadar asam sulfat cukup tinggi. Berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kulit. "Pemandian" Kalianget ini berlokasi di jalan Dieng Km 3 ke arah Utara dari Kota Wonosobo. Fasilitas rekreasi dan olah raga yang dimiliki adalah Lapangan Tennis, Gelanggang Renang dan Arena bermain anak-anak.


12. GELANGGANG RENANG MANGLI.

"Pemandian" alami dengan "air" berlimpah dan jernih. Berlokasi di Kelurahan Kejiwan 1 km sebelah Barat Kota Wonosobo.


13. TAMANSARI.

Tamansari berlokasi sekitar 1 km sebelah Selatan Keraton Yogyakarta. Tamansari adalah sebuah kompleks taman yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwana I dan dipergunakan sebagai tempat rekreasi Sultan dan Keluarganya sampai masa Pemerintahan Sultan Hamengku Buwana III. Tamansari memiliki banyak fasilitas diantaranya kolam "pemandian", laut dan pulau buatan, masjid terapung, dan pelabuhan buatan. Saat ini fassilitas tersebut hanya tinggal reruntuhan.


14. TAMAN RIA BALEKAMBANG.

Lokasi tempat rekreasi keluarga ini di tengah Kota Tawangmangu dengan luas areal 3,5 Ha. Taman Ria ini memiliki fasilitas wisata antara lain Kolam renang, lapangan tennis, arena bermain, menara pandang, gedung pertemuan, galeri lukisan dan kerajinan, warung makan serta pusat penjualan buah dan sayuran.


15. SAPTA TIRTA PABLENGAN.

Sapta Tirta Pablengan ini merupakan "pemandian" bersejarah peninggalan masa kerajaan Mangkunegaran. Bangunan yang paling sakral adalah "pemandian" terbuka yang bernama 'Keputren' (tempat mandi para putri) yang memiliki 6 kamar ternuka. "Pemandian " Sapta Tirta Pablengan ini ramai dikunjungi peziarah yang akan melakukan hajat tradisi ke makam Raja-raja maupun tempat petilasan leluhur di gunung Lawu. Keajaiban yang ada yakni 7 sumber mata "air" yang letaknya sangat berdekatan tetapi memiliki cita rasa dan manfaat yang berbeda. Ketujuh sumber mata "air" ini adalah:

a. Sumber "air" Bleng ("air"nya untuk pembuatan karak);
b. Hangat (dapat mengobati penyakit kulit);
c. Hidup ("air"nya bergolak untuk membasuh muka agar awet muda);
d. Mati ("air"nya tidak berkurang dan tidak pernah berlebih);
e. Soda (cita rasa "air" soda alami);
f. Urus-urus ("air"nya apabila diminum dapat mengakibatkan diare); dan
g. Kesaktian ("air"nya dipercaya dapat membuat kebal terhadap senjata tajam).

Tempat ini memiliki fasilitas area parkir, pendapa, taman, panggung terbuka, "pemandian" "air" panas, mushola, kios dan gazebo. Tempat ini dapat dijangkau dengan bus jurusan Solo-Matesih.


16. GOA JATIJAJAR.

Di goa ini terdapat diorama yang menceritakan tentang Legenda Raden Kamandaka. Di dalamnya terdapat empat sendang yang diyakini "air"nya dapat membuat awet muda. Kegiatan Cave Diving dapat dilakukan di sendang Jombor. Jarak tempuh dari Gombong 21 km sedangkan dari Kebumen 42 km ke arah Barat Daya.


Selain obyek wisata berupa "pemandian" di atas, di Yogyakarta juga memiliki obyek wisata "Air Terjun" yang memiliki pemandangan yang sangat indah. "Air Terjun" itu antara lain:

1. "AIR TERJUN" KEDUNG KAYANG.

"Air Terjun" ini berlokasi di Jalur Blabak Boyolali dengan ketinggian kurang lebih 40 m di lereng Gunung Merapi. Tepatnya di Desa Wonotelo Kecamatan Sawangan kurang lebih 19 km dari Blabak.


2. "AIR TERJUN" JEKETRO.

"Air Terjun" ini berlokasi di Desa Jeketro Kecamatan Kaligesing sekitar 7 km arah Timur dari Kota Purworejo. "Air"nya jernih dengan hembusan angin bagai salju dan panorama alami dengan udara yang sejuk membuat para wisatawan kerasan, santai dan nyaman.


3. CURUG SURODIPO.

Curug Surodipo ini merupakan potensi obyek wisata "air terjun" yang masih perawan dan alami. "Air terjun" ini menjadi saksi bisu kilasan sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro ketika membuat strstegi gerilya melawan Belanda. Namanya Curug Surodipo dikenal pula dengan sebutan Curug Trocoh. Lokasi Curug ini di Desa Tawangsari Kecamatan Wonoboyo berjarak 30 km arah Timur Laut dari Kota Temanggung. Untuk mencapai lokasi ini membutuhkan tenaga ekstra sebab harus melewati bebukitan di ladang penduduk. Kawasan ini berhawa sejuk dengan panorama alam pedesaan dan suasana mengesankan dengan hembusan angin bukit. Curug Surodipo memiliki keistimewaan, yaitu ada 5 terjunan bertingkat. Di sekitarnya terdapat bebatuan alam tempat bersantai menikmati indahnya "air terjun" yang terjal tersebut.


4. CURUG LAWE.

Curug Lawe ini berlokasi di Desa Muncar Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Sekitar Curug Lawe ini memiliki panorama alam yang sangat memikat. Perjalanan menuju lokasi ini cukup lancar dengan jarak tempuh sekitar 26 km dari Kota Temanggung ke arah Utara. Jatuhnya "air" dari tebing curam itu bagaikan benang-benang putih yang dalam bahasa Jawa disebut 'Lawe'. Apabila sedang musim, di sekitar obyek wisata ini juga ada tanaman buah alam yang dikenal dengan nama buah 'Cendul' dapat dipetik secara gratis sebagai pelepas dahaga. Kendaraan dapat diparkir dititipkan di halaman rumah penduduk, kemudian berjalan menyusuri jalan setapak menuju lokasi. Bagi yang suka petualangan maka obyek wisata ini cukup menarik. Di dekat grojogan curug juga ada mata "air" yang dapat dimanfaatkan untuk obat sakit kulit.


5. "AIR TERJUN" JUMOG.

"Air Terjun" Jumog ini setinggi 40 m berlokasi di sebelah Selatan Candi Sukuh Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso. Obyek wisata ini termasuk relatif baru, memiliki panorama alam yang sangat indah. Obyek wisata ini memiliki fasilitas antara lain arena permainan anak lengkap dengan kolam renang, gazebo, rest area, rumah makan dan panggung hiburan. Terdapat akomodasi sebuah cottage dan beberapa home stay. Untuk mencapai obyek wisata Jumog ini dapat ditempuh dengan bus jurusan Solo - Karangpandan, dilanjutkan dengan angkutan lokal.


6. "AIR TERJUN" GROJOGAN SEWU.

"Air Terjun" Grojogan Sewu ini merupakan "Air Terjun" tertinggi dan tertua di Jwa. "Air Terjun" ini berlokasi di Tawangmangu kurang lebih 44 km Timur Kota Solo, terletak di tengah hutan lindung yang sangat luas dan sejuk lengkap dengan fasilitas wisata seperti kolam renang, taman rekreasi, arena perkemahan, warung makan, dan kios souvenir. Untuk mencapai lokasi "air terjun" harus melalui jalan setapak di sela-sela hutan yang dihuni satwa kera. Tempat ini memiliki fasilitas akomodasi hotel berbintang maupun melati, pondok wisata serta sejumlah restaurant, pusat cinderamata, pusat buah dan sayuran produk daerah. Bagi wisatawan yang senang berpetualang dapat menikmati kawasan Wisata Tawangmangu lainnya dengan berkuda. Untuk mencapai obyek wisata Tawangmangu dapat ditempuh dengan bus reguler Solo - Tawangmangu, diteruskan dengan angkutan wisata lokal.


Disamping wisata "air" "pemandian" dan "air terjun", Yogyakarta juga memiliki obyek wisata "waduk" yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Beberapa "waduk" itu antara lain:

1. "WADUK" BADE.

"Waduk" Bade ini berlokasi di Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. "Waduk" ini sebagai sarana irigasi bagi pertanian di sekitar "waduk" dan perikanan bagi masyarakat sekitar dengan panorama pedesaan yang indah dan menjanjikan kesejukan suasana dari obyek wisata ini. Tempat ini tersedia fasilitas Rumah Makan Lesehan Wisata "Air" Pancingan.


2. "WADUK" CENGKLIK.

"Waduk" Cengklik ini berlokasi di Desa Ngangorejo Kecamatan Ngemplak sekitar 20 km ke arah Timur Laut Kota Boyolali. "Waduk" ini dibangun pada jaman Belanda, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji Donohudan, Monumen POPDA dan Lapangan Golf. Tempat ini memiliki fasilitas berupa Wisata "Air" Pemancingan, Rumah Makan Lesehan.


3. "WADUK" KEDUNGOMBO.

Lokasi "waduk" Kedungombo ini di Desa Wonoharjo Kecamatan Kemusu sekitar 50 km ke arah Utara Kota Boyolali. Lokasi ini juga merupakan arena rekreasi hutan dan "air" yang nyaman. Fasilitas yang ada antara lain Bumi Perkemahan, Hutan Wisata, Tempat Pemancingan, Rumah Makan Apung dan Wisata "Air".


4. "WADUK" WADAS LINTANG DAN SEMPOR.

"Waduk" Wadas Lintang dan Sempor ini merupakan "waduk" buatan untuk sarana pertanian, yang dimanfaatkan pula untuk olah raga "air", memancing dan usaha perikanan. Lokasi "waduk" Wadas Lintang ini sekitar 35 km Timur Laut Kebumen. Sedangkan "Waduk" Sempor berlokasi di Kecamatan Sempor sekitar 5 km sebelah Utara Kota Gombong. Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen sangat mengharapkan masuknya investor yang mau membangun Usaha Kepariwisataan di sekitar kedua "waduk" tersebut.


5. JOMBOR PERMAI.

Suasana pemandangan "waduk" yang dilatar belakangi Pegunungan Kapur. Di lokasi ini banyak Rumah Makan Apung yang menyediakan special Ikan "Air" Tawar, kurang lebih 7 km arah sebelum Kota Klaten di Desa Krakitan Kecamatan Bayat.


Itulah tadi Wisata Tirta("Air") yang terdiri dari "Pemandian", "Air Terjun" dan "Waduk" yang ada di Yogyakarta yang dapat kita kunjungi kalu kita berwisata ke Kota Yogyakarta.

Sabtu, 26 Juni 2010

"PERAN WANITA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT --- MENURUT KONSEPSI ISLAM"

"Menghinakan kaum "wanita" adalah berarti menghina ibunya sendiri, namun apabila hal itu disebabkan oleh kaum "wanita"nya sendiri itu adalah suatu kewajaran."



Layaknya kaum laki-laki, maka kaum "wanita" tidak lepas dari kehidupan ber"masyarakat". "Wanita" mempunyai hak penghargaan dan sebaliknya. "Wanita" mempunyai hak yang sama dalam lapangan pekerjaan, hukum, sosial dan pendidikan.


Dalam ber"masyarakat" ada beberapa ketentuan, antara lain:

1. Dilarang meremehkan pihak lain.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalan firman Allah dalam Surat Al-Hujarat Ayat 11, yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengolok-olokkan kaum lain, karena boleh jadi mereka yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan, dan jangan pula "wanita" (mengolok-olokkan) "wanita"-"wanita" lain (karena) boleh jadi "wanita"-"wanita" (yang digolok-olokkan) lebih baik dari "wanita" (yang mengolok-olokkan)."


2. Kaum "wanita" harus lebih memperhatikan anak putrinya.

Anak putri merupakan calon ibu, banyak resiko apabila salah arah dan sikapnya. Sudah sewajarnyalah ia lebih mendapat perhatian. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Bukhari Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Barangsiapa mendapat cobaan dengan lahirnya anak-anak perempuan ("wanita"), maka merlakukan baik kepadanya, maka mereka ini besok hari kiamat menjadi benteng (tutup) dari api neraka."


3. "Wanita" Islam sebaiknya menginditifir sikap bidadari di surga.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam Surat Ar-Rahman Ayat 56, yang artinya:

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin."

Berusaha menjadikan dirinya memiliki sikap malu, wirang adalah pangkal harga diri bagi "wanita" itu sendiri di dalam "masyarakat". Menghinakan kaum "wanita" adalah berarti menghina ibunya sendiri, namun apabila hal itu disebabkan oleh kaum "wanita"nya sendiri itu adalah suatu kewajaran.


4. "Wanita" harus lebih banyak memahami ajaran agama.

"Wanita"' Anshar menurut Rasulullah SAW adalah paling utama, disebabkan mereka ini tidak malu-malu bertanya masalah agama. Apapun yang belum paham diutarakannya kepada Rasulnya. Pada saat sekarang ini tempat kita bertanya adalah para ulama.


5. "Wanita" dengan amal sosial.

Dijelaskan dalam Hadits Riwayat Imam Turmudzi, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Hai Aisyah, janganlah kamu menolak permintaan orang miskin, walaupun dengan separuh butir, hendaknya kamu beri hati Aisyah. Cintailah orang-orang miskin itu dan dekatilah kepada mereka, kamu akan dekat kepada rahmat Allah kelak di hari kiamat."


6. "Wanita" wajib menjaga diri dari penjajahan dari dalam dan luar negeri. Karena satu ciri orang fasik adalah mereka merusak martabat "wanita" dan keturunannya.

"Wanita" sekaligus sebagai ibu harus prihatin apabila tanah air yang dicintainya dijadikan ajang berbuat dosa durhaka kepada Allah SWT. Praktek asusila mengotori ibu pertiwi, dan menjauhkan keberkahan dalam kehidupan. Bahkan tindak kekerasan, penodongan dan sebagainya banyak berasal dari masalah-masalah tadi.

(Sumber: Peranan "Wanita" Dalam Pembangunan Bangsa Menurut Islam, Oleh Drs. H. Jumari Ismanto, dkk.).


Peranan "wanita" dalam "masyarakat" tidak dapat dipungkiri. Dalam segala bidang kehidupan, "wanita" ikut berperan, bahkan dalam segala hal, peranan "wanita" lebih menentukan dari pada laki-laki.



Jumat, 25 Juni 2010

"PERAN WANITA SEBAGAI IBU --- MENURUT KONSEPSI ISLAM"

"Hadits Riwayat Imam Ahmad, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Surga itu terletak di bawah telapak kaki "ibu".


Pernikahan bagi kaum "wanita" tidak sekedar mengubah status dari gadis menjadi nyonya. Namun dia dituntut tanggung jawab berat dan memerlukan persiapan dan pengalaman. Persyaratan umur merupakan kesiapan fisik. dan persyaratan pengalaman dan ilmu merupakan kematangan psykhologis. Kematangan biologis menentukan pula kuat dan sehatnya keturunan, sedangkan pengetahuan agama mempersiapkan terhadap hakekat tanggung jawab. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai 21 tahun harus mendapat ijin orang tua.


"Wanita" sebagai makhluk yang dikodratkan sebagai perantara lahirnya manusia di bumi ini. "Wanita" sanggup mengandung, melahirkan, memelihara calon manusia dan mendidiknya.


Apabila kita membahas tentang tugas kaum "ibu", sungguh suatu tugas yang tidak ringan. Allah SWT telah menentukan kodrat "wanita" yang berat itu, kadang kala kaum Adam kurang mau memahami. Secara fisik dan rohani memang "wanita" dipersiapkan memiliki kesanggupan.


"Wanita" sebagai "ibu" adalah pendidik paling primer bagi manusia. Kaum "ibu" yang ideal tidak sekedar dapat bobot (hamil), namun "ibu" harus berbobot (berkualitas). Anak-anak mereka tidak cukup dijamin kebutuhan jasmaninya, namun rohaninya juga lebih penting.


Peran "ibu" apabila diserahkan kepada pembantu rumah tangga dengan mutlak, akan berakibat fatal bagi anak. Sampai dimana idealisme seorang pembantu?


Sebagai seorang "ibu" --- Peranan apa yang harus tidak boleh diabaikan dan apa akibatnya apabila peran itu diabaikan?


Di tangan kaum "ibu" berhasil tidaknya membuat apa yang di atas bumi ini lebih berharga dari pada apa yang ada di dalam bumi. Manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah lebih berharga dari pada emas dan mutiara yang dikandung bumi. MAnusia-manusia kufur dan durhaka, lebih rendah harganya dari pada gas belirang dan batu bara. Atau mungkin wujud manusia, namun nilainya seperti magma dalam tanah.


Disinilah letak peranan "wanita" sebagai "ibu", cukup berat menuntut rasa tanggung jawab yang tidak ringan. Berhasil tidaknya generasi yang ideal di tangan kaum "wanita". Tidaklah berlebihan apabila Rasulullah SAW memberi penghargaan terhadap kaum "ibu", sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imam Ahmad, bahwa Rasulullah bersabda: "Surga itu berada di bawah telapak kaki para "ibu".


"Ibu" seperti apa yang berhasil membuat anak-anaknya dapat mencapai surga? Beberapa langkah yang dapat mengarah kesana antara lain:

1. DORONGAN "IBU" YANG BERTANGGUNG JAWAB.

Hadits Riwayat Bazzar, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Apabila seorang "wanita" ("ibu") sudah menjalankan sholat lima kali, puasa bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya (kesucian dirinya) dan lagi taat kepada suaminya, maka masuklah ia ke surga."


2. MENDIDIK ANAKNYA MULAI KETIKA MASIH DALAM KANDUNGAN.

Menurut ajaran Islam hakekat hayat sebenarnya sejak usia 120 hari dalam kandungan. Bagaimana mendidik anak dalam kandungan? Yaitu dengan perilaku yang utama, taat kepada Allah, ikhlas dan banyak membaca Al-Qur'an. Sebaiknya kaum "ibu" yang sedang hamil menghindarkan diri dari dosa, akhlak yang hina dan tidak berharga.


Do'a yang sebaiknya diucapkan setiap saat yaitu sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 38, yang artinya:

"Disanalah Zakariya mendo'a kepada Tuhannya seraya berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do'a."


Dan Surat Ibrahim Ayat 40, yang artinya: "Ya Allah, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Allah, kabulkanlah do'aku."


3. MENDIDIK SOPAN SANTUN AGAR MENJADI ANAK YANG MULIA.

Waktu anak sudah lahir, maka wajib diberikan pendidikan yang lebih konkrit lagi. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Anas, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Jadikanlah anak-anakmu orang yang mulia, dan jadikanlah sopan santun mereka menjadi baik."


Urutan mendidik anak, antara lain sebagai berikut:

a. Mendidik membiasakan bersyukur kepada Allah SWT, misalnya ucapan hamdalah stiap selesai makan, minum, ibadah dan sebagainya.

b. Menanamkan tauhid dan dijauhkan supaya jangan sampai menjadi orang musyrik.

c. Disadarkan jerih payah "ibu" bapaknya, supaya timbul rasa terima kasih, hormat dan taat.

d. Dikenalkan dengan sanksi moral bahwa kita manusia berbuat apappun, dimanapun kapanpun selalu dalam pengawasan Allah SWT. Sanksi moral ini cukup bermanfaat bagi masa depan dalam mengarungi gelombang ujian kehidupan.

e. Dididik untuk menegakkan shalat; Hal ini sebagaimana dijelaskan Hadits Riwayat Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Suruhlah kanak-kanak itu agar shalat apabila ia sudah berumur 7 tahun dan apabila ia sudah berumur 10 tahun, maka hendaklah kamu pukul jika mereka meninggalkan shalat."


f. Dibiasakan suka amar ma'ruf dan nahi munkar, dan tidak bersikap sinis dan sombong.

g. Menanamkan cinta kepada Nabi dan kepada Al-Qur'anul Karim. Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Dailami dari Ali, bahwa Rasulullah pernah bersabda:

"Tanamkan kepada anak-anakmu tentang 3 hal, yaitu:
1). Mencintai Nabimu.
2). Mencintai keluarga Nabi.
3). Mencintai untuk membaca Al-Qur'an."

h. Menanamkan himmatulaliyah.
Sejak kecil anak kita bimbing akal dan budinya, sehingga tumbuh jiwa yang tinggi dan mempunyai cita-cita yang luhur. Berikan cerita-cerita orang besar supaya timbul dan terbuka akalnya.

i. Membiasakan disiplin.
Tidak kecil artinya kebiasaan disiplin ini, sebab apa yang pernah dilakukan sejak kanak-kanak, akan menjadi kesatuan pribadi. Apabila setiap anak yang lahir mendapatkan pendidikan dan pengarahan yang serupa ini, niscaya generasi muda yang ideal, bertanggung jawab dan berjiwa besar akan segera terwujud.


4. PERANAN "IBU" DALAM PEMBANGUNAN.

Selain menyiapkan anak yang berkualitas, kaum "ibu" masih mempunyai tugas yang sangat penting yang meliputi:

a. Pengendalian Kependudukan.

Masalah pertumbuhan penduduk bukanlah masalah kecil, bahkan masalah internasional yang dirasa sangat mendesak.

Kita sadar bahwa manusia ditetapkan menempati planet bumi, dimana arealnya hanya sekitar 500.000.000 km persegi. berdasarkan garis tengah 12.742 km. Padahal tempat yang secara gratis dapat kita tempati hingga saat ini hanyalah bumi. Kalau bumi seluas ini terdiri dari lautan dua pertiganya, maka berarti daratan yang menjadi tempat tinggal kita hanyalah 150.000.000 km persegi.


Angka kepadatan secara kasar bumi kita saat ini mencapai 27 orang, namun di kota-kota besar di tanah air kita sudah mencapai 550 - 650 orang tiap km persegi.


Masalah kepadatan penduduk ini menjadi perhatian kita bersama. Bagi kaum "ibu" perlu menyadari, apakah tugas kodratnya hanya melahirkan? Bukankah melahirkan itu tidak wajib? Karena tidak ada satu ayatpun yang mengharuskan kaum "wanita" wajib beranak. Dalam ajaran Islam, yang ada yaitu perintah supaya anak menjadi manusia utama yang bernilai anak shaleh. Tidaklah bijaksana kalau kita tetap berorientasi pada jumlah anak, bukan kualitasnya. Jadi disini titik berat yang menjadi kopetensi kaum "wanita" sekaligus sebagai "ibu" adalah mengatur kelahiran.


Apabila terdapat seorang "ibu" sering sekali melahirkan, fisiknya akan menjadi lemah, perawatan anak kurang tertib dan sekaligus kewajiban menjalankan ibadah banyak terganggu. Perlu dipertimbangkan bahwa dengan seringnya kelahiran membuahkan keturunan yang lemah, baik fisik, rohani, akal dan kemampuan keuangan. Mempunyai keturunan yang lemah, telah diperingatkan dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' Ayat 9:

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."


Berkaitan dengan perencanaan masalah kelahiran, berdasarkan beberapa alasan baik pertimbangan kemaslahatan maupun ayat Al-Qur'an, maka bagi pasangan usia subur (PUS) sebagai sasaran program Keluarga Berencana (KB). Jadi KB niatnya adalah untuk kemaslahatan "ibu" dan kesejahteraan keturunan kita.


b. Lahirnya Generasi Bangsa Yang Bertaqwa Kepada Tuhan Yamg Maha Esa.

Mengingat semua manusia mengalami masa kanak-kanak, di mana peran "ibu" sangat menentukan. Tidaklah berlebihan apabila baik buruknya anak tergantung kepada kedua orang tuanya, padahal "ibu"lah yang paling dekat.


Untuk menciptakan generasi bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, di samping langkah-langkah yang telah dijelaskan tadi, maka perlu usaha-usaha antara lain adalah:

1). Berusaha menjauhi makanan yang haram.

Daging yang tumbuh bagi si pemakan itu sendiri, apabila dari makanan haram berakibat:
a). Mengotori jiwa sehingga ketenangan batin sulit diwujudkan.
b). Beratnya tubuh untuk beribadah.
c). Kotornya hati, sebab salah satu fungsinya ialah menyimpan darah. Kalau yang disimpan darah kotor berarti endapan penyakit.
d). Melahirkan anak yang kadang-kadang sulit diatur.
e). Hati sulit menerima iman, dapat dikatakan hatinya berpenyakit.


Tidak menutup kemungkinan anak yang lahir dapat mempunyai tipe-tipe cenderung negatif; Yang menurut Psikology ada beberapa tipe manusia yang negatif, antara lain:

a). Kliptomania, orang yang mempunyai kecenderungan untuk mencuri.
b). Dipsomania, anak yang cenderung pada minuman keras, ganja. morphin dan lain-lain.
c). Pinomania, kecenderungan untuk merusak.
d). Dipresif, kecenderungan berbuat robot, amoral. asosial, freesex, sadis, suka bunuh diri, dan sebagainya.


Sebagai istri dari suami dan sekaligus sebagai "ibu" dituntut sifat hati-hati terhadap masalah ini. Korek dan waspada supaya suami tetap berhati-hati untuk memperoleh rezeki. Tidak senang karena uang banyak, namun dia senang secukupnya asal halal. Dalam Islam menjaga dari haram ini mendapat perhatian yang sangat serius, mengingat akibatnya sangat fatal.


2). "Ibu" Berkewajiban Mendidik Iman.

Islam mengajarkan bahwa setiap kelahiran masih dalam keadaan fitrah. Seorang anak manusia, aslinya condong dengan iman dan Islam. Seseorang menjadi tidak condong dengan agama Islam adalah akibat salah informasi sekaligus kesalahan primer pada "ibu" dan ayahnya. Hal ini sama dengan pendapat ahli pendidikan Inggris, John Lock, bahwa anak bagaikan kertas putih. Corak dan wujud tulisan tergantung penulisnya. Hal ini juga sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang dijelaskan dalam Hadits Riwayat Bukhari Muslim, yang artinya: Dari Abi Hurairah ra berkatalah Nabi SAW, telah bersabda: "Tidak ada seorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka kedua orang tuanya yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana halnya binatang yang dilahirkan dengan sempurna."


3). "Ibu" Bertanggung Jawab Mendidik Supaya Anak Taat Kepada Allah.

Apabila sejak dini kaum "ibu" dipersiapkan sebagai "ibu" ideal, maka manusia berkepribadian dan bertaqwa dapat diwujudkan. Syarat keberkahan dan kemakmuran suatu bangsa adalah watak bangsa yang bertanggung jawab dan berjiwa taqwa. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-A'raf Ayat 96:

"Jikalau sekiranya penduduk kota-kota beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."


Kaum "ibu" yang siap dan sanggup memikul amanat tadi, akan dapat menciptakan masyarakat yang damai, subur dan makmur di bawah ridha Allah SWT. Bagi kaum "wanita " yang berfungsi sebagai "ibu" seperti di atas, digembirakan oleh Rasulullah SAW sebagai jihad fisabilillah. Karena "ibu" yang ideal tadi dipandang dari segi kesejahteraan keluarga dan masyarakat merupakan faktor penentu. "Ibu" yang bijaksana mampu menciptakan kondisi rumah tangga yang damai serasi dan dicintai anak-anaknya.


Putra-putrinya enggan keluar rumah kecuali ada keperluan misalnya bekerja, belajar dan sebagainya. Pergi dari rumah tanpa tugas baginya tidak menarik. Program kesejahteraan keluarga dapat diwujudkan dan merupakan bagian pokok dari kesejahteraan masyarakat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang dijelaskan dalam Hadits Riwayat Dailami, bahwa Rasulullah bersabda:

"Empat faktor kebahagiaan seseorang, ialah apabila seseorang:
a). Punya istri yang shalihah.
b). Punya anak-anak yang baik.
c). Punya pergaulan hidup orang-orang baik (shaleh).
d). Punya sumber penghidupan di dalam negerinya sendiri."

(Sumber: Peranan "Wanita" Dalam Pembangunan Bangsa Menurut Islam. Oleh Drs. H. Jumari Ismanto dkk.).


Begitu beratnya peran "wanita" sebagai seorang "ibu". Namun apabila peran itu dilakukan semata-mata untuk mendapat ridha dari Allah SWT, Insya'Allah akan terlaksana dengan berbagai kemudahan atas pertolongan dari Allah SWT.

Oleh karena itu, berbahagialah wahai kaum "wanita", karena kepadamulah telah dipercayakan tugas mulia oleh Sang Maha Pencipta, bahwa dari rahimmu yang subur akan lahir putra-putri generasi penerus. Karenanya menjadi kewajiban, tidak hanya mendidiknya sekedar dengan limpahan materi dan benda-benda kebutuhan hidup semata. Namun yang terpenting adalah berkatilah mereka, putra-putrimu dengan akhlak baik, budi pekerti, iman dan ketakwaan.

Hanya dengan kasih sayang, perhatian, pengertian dan kesabaran yang luar biasa, maka kaum "wanita" dapat turut mewujudkan cita-cita bangsanya, yaitu manusia Indonesia seutuhnya, lahir batin, berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.

Andil "wanita" jualah kelak yang akan membuktikan: Apakah generasi mendatang dapat mempertahankan perdamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia. Atau sebaliknya, menciptakan kehancuran dan menimbulkan keserakahan untuk menguasai dunia.  


KEMULIAAN SEORANG "IBU"

Kitab Suci Al-Qur'an memberikan kemuliaan kepada kedua orang tua kita ("Ibu" dan Bapak). Dalam Surat Bani Israil ayat 23, dijelaskan bahwasanya menghormati dan memuliakan kedua orang tua ("Ibu" dan Bapak), terletak sesudah ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT. Namun pada Surat Al-Luqman dalam menghormati orang tua ditekankan, betapa susah "ibu" mengandung, sehingga kedudukan "ibu" sesungguhnya mempunyai tempat yang amat istimewa dalam kehisupan umat manusia.

Kemuliaan, keikhlasan dan kesabarannya yang luar biasa dalam mengandung bayinya, serta mempertaruhkan nyawa pada saat melahirkan anak belahan jantungnya, tentu tidak dapat dibandingkan dan dinilai dengan apapun. Selanjutnya, harus diakui bahwa tiada cinta, sepenuh kasih sayang "ibu" sepanjang masa.

Di dunia ini pula, tidak ada perhitungan apalagi untuk meminta imbalan balasan jasa, tanpa pamrih. Pendek kata--- murni dan tulus. Wajarlah apabila do'a serta kutukan dari seorang "ibu" terhadap anaknya dianggap sangat manjur, karena sering dikabulkan oleh Allah SWT.

Tuntunan hadits, menyebutkan bahwasanya prioritas bakti, diutamakan dan ditujukan pertama kepada "ibu". Seperti sabda Rasulullah SAW sendiri yang memberikan jawaban sampai tiga kali berturut-turut; "Ibu"mu!, ketika beliau ditanya manakah yang harus lebih dahulu diberikan bakti. Baru pada jawaban keempat, beliau menjawab ayahmu!

 Menurut sebuah hadits yang disarikan oleh Thalak bin Mu'awiyah As Sulaimy yang datang kepada Rasulullah SAW, ia ingin turut pergi berjihad fisabilillah bersama Rasulullah. Maka ditanyakan oleh beliau, apakah "ibu"mu masih hidup? Dia menjawab 'masih'. Maka Rasulullah bersabda: 'Duduklah terus di jujurannya, disitulah terletak surga'.

Begitulah kedudukan "ibu", dalam ajaran dan pandangan Islam. Dituntun oleh sabda Illahi sendiri, di dalam Al-Qur'an. Diiringi keterangan yang diberikan oleh Rasulullah SAW. Maka benarlah bahwa surga, sesungguhnya berada di bawah telapak kaki "ibu". Adakah gerangan, penghargaan dan kemuliaan yang diberikan kepada "ibu", melebihi dari pada ini semua?




Rabu, 23 Juni 2010

"MEMELIHARA KEBERSIHAN DAN KESEHATAN RUMAH"

"Rumah"ku adalah surgaku --- Untuk mewujudkan itu kita harus selalu memelihara ke"bersih"an dan ke"sehat"an "rumah" kita masing-masing."



Hal-hal yang harus kita lakukan supaya "rumah" kita selalu terpelihara ke"bersih"an dan ke"sehat"annya antara lain adalah:


1. MEMPERBAIKI SEGERA APABILA TERJADI KEBOCORAN PADA ATAP.

Atap adalah bagian bangunan "rumah" paling atas, yang terutama melindungi kita dari sengatan matahari dan curahan air hujan. Kebocoran dapat terjadi karena penutup atap pecah, lapuk atau bergeser dari tempatnya. Apabila terjadi kebocoran, air hujan dapat masuk ke dalam "rumah" sehingga mengakibatkan:

a. Langit-langit dan kerangka pendukungnya rapuh dan rusak.

b. Korsleting pada kabel listrik yang terbuka kemungkinan dapat menimbulkan kebakaran.

c. Warna cat/plitur perabotan "rumah" tangga menjadi pudar.

d. Lantai menjadi becek/licin.


2. MEM"BERSIH"KAN LANGIT-LANGIT DAN KOLONG-KOLONG SECARA BERKALA.

Sarang laba-laba, debu, dan kotoran-kotoran yang lembut dapat mengumpul di langit-langit dan kolong-kolong yang mungkin sulit dijangkau oleh alat pem"bersih" sehari-hari. Supaya udara dalam ruangan tetap "bersih", segar dan "sehat", maka kita perlu mem"bersih"kan langit-langit dan kolong-kolong secara berkala.


3. USAHAKAN DINDING SELALU "BERSIH", SEHINGGA SUASANA RUANGAN MENJADI NYAMAN.

Dinding yang berfungsi sebagai pembatas ruangan dapat dibuat dari bambu, kayu maupun pasangan batu bata. Supaya lebih awet, permukaan dinding harus secara berkala kita cat atau diberi lapisan lain yang dapat melindungi dinding dari kelapukan. Cat atau lapisan pelindung yang licin dapat membuat kita mudah dalam mem"bersih"kan dinding. Dinding yang "bersih" dengan warna-warna yang cerah akan memberi suasana ruangan menjadi lebih luas dan nyaman. Keindahan dapat dicapai dengan memberi hiasan/gambar secukupnya namun tetap tidak terlalu ramai dan tetap mudah di"bersih"kan dari debu.


4. USAHAKAN LANTAI "BERSIH", KERING DAN TIDAK BERDEBU.

Lantai dapat dibuat dari:
a. Tanah yang diratakan dan dipadatkan.
b. Pasangan batu bata, ubin dan plesteran.
c. Kayu, untuk "rumah" panggung.

Supaya lantai selalu "bersih", maka lantai:
a. Harus selalu disapu ataupun dipel.
b. Sekali-kali dapat diberi cairan pem"bersih" bakteri (karbol/kreolin) supaya lantai bebas dari bakteri/kuman.

Supaya lantai selalu kering, maka:
a. Kolong-kolong pada "rumah" panggung harus di"bersih"kan dari benda-benda yang dapat menimbulkan kelembaban.
b. Lantai tanah harus ditinggikan dari permukaan halaman.

Supaya tidak berdebu, percikkan air pada lantai yang kering, sebelum kita menyapunya.


5. FUNGSIKAN JENDELA DAN LUBANG ANGIN/LUBANG HAWA/VENTILASI SEBAGAI TEMPAT UNTUK PERGANTIAN UDARA SEGAR DAN MASUKNYA SINAR MATAHARI.

"Rumah" kita "sehat" apabila ruang-ruang:
a. Cukup tersedia udara segar.
b. Cukup sinar matahari pagi yang dapat membunuh kuman penyakit.

Udara segar dapat masuk sebanyak-banyaknya ke dalam ruangan dengan membuka jendela setiap hari, terutama pagi hari.

Usahakan sinar matahari pagi dapat masuk ke ruangan dengan menyingkirkan/memasukkan benda-benda yang menghalanginya.

Lubang-lubang angin yang terbuka terus menerus akan menjamin terjadinya pertukaran udara yang baik dan perlu diingat dengan memasang kawat/kain kasa, supaya nyamuk tidak dapat ikut masuk ruangan.


6. KAMAR TIDUR SECARA KHUSUS HARUS MEMENUHI SEMUA PERSYARATAN.

Kamar tidur adalah ruangan untuk beristirahat setelah melakukan kegiatan sepanjang hari. Langit-langit, dinding, lantai dalam kamar tidur harus dilengkapi sesuai dengan yang dipersyaratkan. Perabotan dalam kamar tidur harus diatur sedemikian rupa supaya tercipta suasana nyaman. Kasur, bantal dan selimut yang lembab harus dijemur secara berkala. Pakaian kotor jangan ditumpuk atau digantung karena dapat menyebarkan bau tak sedap, pengap dan menjadi sarang nyamuk atau serangga lain.


7. DAPUR YANG "BERSIH" MENJADIKAN MAKANAN YANG "SEHAT".

Dapur yang "bersih" dan nyaman terwujud karena:

a. Air bekas cucian dapat langsung disalurkan melalui saluran pembuangan yang lancar dan mudah di"bersih"kan.

b. Sampah dikumpulkan pada keranjang atau tempat sampah yang tertutup.

c. Asap segera dikeluarkan melalui cerobong atau bukaan pada atap.

d. Udara segar/"bersih" cukup tersedia dengan membuka lubang ventilasi yang berhubungan dengan ruang luar.

e. Perabotan dapur disusun sedemikian rupa sehingga mudah di"bersih"kan dan nyaman untuk dimanfaatkan.

f. Dinding yang licin mudah di"bersih"kan dan harus cukup mendapat penerangan.


Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian:

a. Kompor atau tungku supaya dijauhkan dari dinding atau benda-benda yang mudah terbakar.

b. Dinding kayu/bambu supaya dilindungi dengan bahan tahan api supaya tidak mudah terbakar.

c. Pasir atau karung goni disediakan di dekat dapur sebagai alat penanggulangan pertama dalam memadamkan apabila terjadi kebakaran.


8. KAMAR MANDI DAN KAKUS YANG "BERSIH", CERMIN DARI KE"SEHAT"AN KELUARGA.

Bau tidak sedap dapat dihindarkan dengan:

a. Menyiram kotoran pada leher angsa (kakus) sampai tidak ada yang tertinggal.

b. Mem"bersih"kan saluran pembuangan sehingga air mengalir dengan lancar.

c. Mem"bersih"kan lantai sehingga tidak ditumbuhi lumut/jamur yang dapat menahan air dan kotoran.

d. Menyiram/mem"bersih"kan lantai dengan karbol/kreolin yang cukup sedap baunya secara berkala.


Bak mandi dijaga ke"bersih"annya dengan:

a. Mengganti air dalam bak mandi secara berkala untuk memusnahkan jentik-jentik nyamuk atau kuman lainnya.

b. Mem"bersih"kan/menyikat dinding bak untuk mencegah tumbuhnya lumut/jamur yang kotor.

c. Menambal bagian permukaan lantai yang rusak sehingga permukaan rata.


Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Lantai berlumut sangat licin sehingga membahayakan pemakai kamar mandi.

b. Permukaan dinding kamar mandi harus kedap air sehingga tidak membuat lembab ruang di sebelahnya.

c. Ventilasi yang kurang baik akan menjadikan ruang di sebelahnya menjadi lembab.


9. HALAMAN YANG HIJAU DAN RAPI MENINGKATKAN SEMANGAT KELUARGA.

Halaman yang hijau diperoleh dari tanaman-tanaman yang terawat dengan baik. Tanaman yang terawat dapat memberi manfaat bagi kita seperti:

a. Buah, daun, bunga (dapat dimakan, sebagai obat, atau indah untuk dipandang).

b. Kerimbunan dapat menjadikan suasana teduh.

Halaman yang rapi dapat menciptakan keluarga yang harmonis.

Rawatlah halaman dengan:

a. Menyiram tanaman minimal 1 kali dalam sehari.

b. Pangkas tanaman yang sudah terlalu rimbun.

c. "Bersih"kan halaman dari kotoran-kotoran.

d. Jagalah saluran-saluran supaya tidak terjadi genangan air.

e. Jangan menutup seluruh halaman dengan perkerasan (semen) supaya memberi kesempatan tanah menyerap air sehingga tidak kekeringan.

Merawat halaman bersama keluarga dirasakan ringan tetapi memperoleh manfaat yang besar.


10. PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN BENAR, MENJANJIKAN SUASANA MENJADI "SEHAT" DAN SEDAP.

Mengelola sampah:

a. Mencegah supaya sampah tidak terlalu banyak di sekitar kita dengan cara:
1). Selalu membawa tas bila berbelanja supaya tidak membawa pulang pembungkus plastik terlalu banyak.
2). Kurangi penggunaan barang dari plastik dan jangan sekali pakai terus buang.
3). Dan lain-lain.

b. Menyediakan tempat penampungan sampah yang sementara yang kedap air, kedap bau, dan tidak mudah dimasuki binatang-binatang (bak sampah keluarga dan bak sampah lingkungan yang tertutup).

c. Membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (dapat berupa tempat penimbunan sampah kota, pembakaran, atau lubang yang dapat ditimbun).


Hal yang perlu diingat:

a. Sampah plastik tidak dapat membusuk dan menyatu dengan tanah.

b. Sampah-sampah yang dapat membusuk juga dapat mencemari air di sekitar penimbunan dan menimbulkan bau yang tajam tidak sedap.


11. SALURAN PEMBUANGAN AIR HUJAN DAN AIR LIMBAH.

a. Saluran pembuangan air hujan dan air limbah lingkungan perlu diperhatikan fungsinya.

b. Saluran pembuangan air hujan dan air limbah sebaiknya dijaga supaya tidak tersumbat.

c. Saluran pembuangan air hujan dan air limbah tersebut bukan merupakan tempat pembuangan sampah karena akan mengakibatkan air tidak mengalir dengan lancar sehingga dapat menyebabkan tergenangnya air dan menyebarkan bau yang tidak sedap.


12. JALAN LINGKUNGAN/SETAPAK.

a. Merawat jalan lingkungan/setapak bersama-sama dengan warga setempat.

b. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan asri misalnya dengan menanam pohon di tepi jalan lingkungan/setapak.


Dengan melakukan kegiatan-kegiatan di atas Insya'Allah akan dapat kita wujudkan "rumah" yang "bersih" dan "sehat"; Sehingga kita dan anggota keluarga kita akan merasa betah tinggal di "rumah". "Rumah" bagaikan surga seperti yang kita impilan akan terwujud.


MusicPlaylistView Profile