Sabtu, 19 Desember 2015

"PERANAN APIP MEWUJUDKAN INDONESIA BERSIH TRANSPARAN TANPA KORUPSI"

"Pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa membutuhkan peningkatan "peran" pengawasan internal yang memadai di lingkungan pemerintahan".



Dengan demikian, fungsi pencegahan "korupsi" bisa berjalan dengan baik dan pemberantasan korupsi" bisa dijalankan lebih optimal. "Peran APIP" sangat diperlukan sebagai benteng pertama dalam mencegah adanya penyimpangan. "APIP" memiliki "peranan" yang vital dalam pemberantasan korupsi", khususnya dalam melakukan pengawasan internal atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah melalui kegiatan audit, review, monitoring dan evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.

Aparat Pengawas Intern Pemerintah ("APIP") pada kementerian/lembaga masih bekerja pada level audit ketaatan. Idealnya,  "APIP" sebagai penggerak Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) juga diharapkan mampu bekerja hingga level optimalisasi zero corruption. Berkutat pada audit ketaatan akan mempengaruhi kemampuan "APIP" mendeteksi fraud. Untuk dapat mendeteksi penyimpangan by collar, bukan hanya penyimpangan elementer, "APIP" harus bisa bekerja pada tingkat layanan konsultasi; audit kinerja atau evaluasi program; jaminan menyeluruh atas tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian organisasi; bahkan hingga level tertinggi, agent of change.

Setiap tahap siklus keuangan negara hanyalah kegiatan seremonial yang penuh dengan resiko penyimpangan. Realitanya dalam hasil pertangungjawaban banyak fraud yang belum terungkap. Opini WTP pun bukan jaminan bebas "korupsi", bahkan mungkin pangkal "korupsi".

Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tatanan eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus memiliki komitmen bersama untuk menegakkan good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah pusat dan daerah telah menetapkan sasaran untuk meningkatkan pelayanan birokrasi kepada masyarakat dengan arah kebijakan penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance). 

Dengan adanya komitmen pemerintah untuk mewujudkan good governance khususnya pemberantasan
"korupsi" , kolusi dan nepotisme, maka kinerja atas penyelenggaraan organisasi pemerintah menjadi perhatian pemerintah untuk dibenahi, salah satunya melalui sistem pengawasan yang efektif, dengan meningkatkan "peran" dan fungsi dari Aparat Pengawas Intern Pemerintah ("APIP").

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

Salah satu faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan pengendalian Intern adalah efektivitas "peran" Aparat Pengawasan Intern Pemerintah ("APIP"). Untuk itu,
"APIP" harus terus melakukan perubahan dalam menjalankan proses bisnis guna memberi nilai tambah bagi kementerian negara/lembaga dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini sejalan dengan "peran" pengawasan intern untuk mendorong peningkatan efektivitas manajemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan tata kelola (governance) organisasi. "APIP" juga mempunyai tugas untuk melakukan pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

"Peran" Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (
"APIP"), Inspektorat Daerah memiliki "peran" dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program-program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar manajemen, ia mempunyai kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-program pemerintah, Inspektorat Daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas sekaligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengawasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2012 pada Point Penajaman Pengawasan angka 4 menetapkan perumusan "peran" dari Inspektorat Daerah Kabupaten/Kota yaitu melakukan : 

a. Pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota (urusan wajib dan urusan pilihan) dengan menyusun dan menetapkan kebijakan pengawasan di lingkungan Penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

b. Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan desa dengan ruang lingkup:
1) Pengawasan pada Pemerintah Desa;
2) Pengawasan pelaksanaan tugas pembantuan di Kabupaten/Kota; dan
3) Pemeriksaan khusus terkait dengan adanya pengaduan.

c. Pembinaan di lingkungan Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan Desa, dengan ruang lingkup:
1) Pendampingan/asistensi meliputi:
a) Asistensi dalam penyusunan neraca aset pada unit kerja di lingkungan Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan Desa; dan
b) Asistensi penerapan SPIP di lingkungan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
2) Koordinasi dan sinergitas terhadap:
a) Pelaksanaan Rakorwasnas dan Rakorwasda;
b) Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) berdasarkan risk based audit plan; dan
c) Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawasan Internal Pemerintah ("APIP" ) berperan sebagai Quality Assurance yaitu menjamin bahwa suatu kegiatan dapat berjalan secara effisien, effektif dan sesuai dengan aturannya dalam mencapai tujuan organisasi. Titik berat pelaksanaan tugas pengawasannya adalah melakukan tindakan preventif yaitu mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan oleh SKPD serta memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi untuk dijadikan pelajaran agar kesalahan-kesalahan tersebut tidak terulang di masa yang akan datang.

Sumber:
1. acch.kpk.go.id/.../peranan-aparat-pengawasan-intern-pemerintah-apip-da..
2. www.bpkp.go.id/berita/.../APIP-Harus-Menjadi-Agent-of-Change.bpkp  
3. www.bpk.go.id/.../sinergi-bpk-dan-apip-dalam-pencegahan-dan-pember.. 
4. https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid...id... 
5. laely.widjajati.facebook/Full Team..... (17032015)
6. laely.widjajati.facebook/Timlu Siap Tempur......  
7. laely.widjajati.facebook/Sesama "Pembantu" Harus Rukun......
8. laely.widjajati.facebook/Indahnya Kebersamaan..........    

Jumat, 18 Desember 2015

"CARA MEMBANGUN JIWA ENTREPRENEUR (WIRAUSAHA)"

"Jadi seorang "entrepreneur" memang tidak gampang, besarnya resiko jadi peng"usaha" menjadi salah satu penghalang terbesar bagi orang untuk memulai "usaha"



Bahkan karena saking takutnya menghadapi resiko, banyak orang yang berhenti di tengah jalan dan yang lebih parah lagi banyak diantara mereka yang mundur sebelum mencoba. Mereka lebih memilih zona aman tanpa memikirkan besarnya resiko kerugian. Tidak heran jika masyarakat kita lebih berminat menjadi pegawai negeri sipil atau menjadi karyawan di sebuah perusahaan dibandingkan menjadi seorang "entrepreneur". Hal ini membuktikan bahwa tidak semua orang memiliki jiwa "entrepreneur".

Berikut ini beberapa cara untuk membangun jiwa "entrepreneur" pada diri seseorang:

1. Sugesti diri pribadi.
Tanamkan selalu "aku mampu... aku mampu..!!" sekuat dan sekencang mungkin, apalagi ketika Anda berada pada kondisi ketakutan dan ketidakmampuan. Sugesti ini akan menimbulkan energi positif dalam pribadi dan membuat Anda menjadi berpikir positif dan berani menghadapi tantangan. Akan lebih baik lagi jika teriakan ini diikuti oleh gesture tubuh yang menunjang. Seperti, dada dibusungkan, kaki berdiri lurus, tangan mengepal ke udara, dan segala sesuatu yang membuat Anda lebih nyaman dan lebih bersemangat.

2. Berkumpullah bersama peng"usaha" untuk mengatahui seperti apa dunia ke"wirausaha"an itu. Tak kenal maka tak tahu, tak tahu maka tak sayang. Ungkapan ini tepat untuk menggambarkan tips yang dijelaskan di atas. Dengan berkumpul dengan peng"usaha" website murah, maka Anda akan tahu seperti apa dunia "usaha" yang sebenarnya, sehingga argumen-argumen yang menggejolak di dalam diri Anda akan terkoreksi ketika mengetahui seperti apa dunia "wirausaha" yang sebenarnya.

3. Tekad yang kuat untuk memulai. Ibarat sebuah bangunan gedung yang menjulang tinggi, tekad kuat untuk memulai "usaha" menjadi pondasi dasar yang perlu Anda tanamkan agar bangunan Anda bisa berdiri dengan kokoh. Salah besar jika Anda menganggap modal utama memulai "usaha" adalah kucuran dana yang berlimpah. Sebab, dengan tekad dan keyakinan yang kuat dalam diri Anda, permasalahan modal dana yang terbatas pun akan terpecahkan dengan berbagai solusi yang bisa Anda dapatkan. Jadi, singkirkan pikiran-pikiran negatif yang melintas di benak Anda dan manfaatkan sumber daya yang ada di sekitar Anda untuk merintis sebuah "usaha".
 
4. Mulailah dari bakat dan minat yang Anda miliki. Ketika berpikir menjadi seorang "entrepreneur", Anda tidak perlu takut dan bingung untuk memilih ide bisnis yang paling sesuai dengan diri Anda. Mulailah dari hal-hal yang Anda cintai, misalnya saja memanfaatkan hobi atau bakat Anda dalam bidang tertentu sebagai peluang "usaha". Meskipun mengawali bisnis Anda dari sesuatu yang kecil, namun jika ditekuni dengan sepenuh hati maka tidak menutup kemungkinan bila hobi atau bakat tersebut bisa menghasilkan untung jutaan setiap bulannya.

5. Kalau belum berani mengeluarkan modal untuk memulai ber"wirausaha", kenapa tidak mencoba menghilangkan ketakutan itu? Mayoritas orang takut ber"wirausaha" karena mereka takut uang mereka akan menjadi miskin, atau mereka akan dijerat mafia dunia bisnis, atau waktu mereka akan banyak tersita, dan masih banyak alasan lainnya. Bagaimana jika Anda sukses mengalahkan ketakutan yang lebih mengerikan dibanding ketakutan yang muncul ketika ber"wirausaha"? Sebagai contoh, jika Anda takut kehilangan uang, apa yang membuat Anda lebih takut dibanding kehilangan uang? Mungkin reputasi? atau anggota keluarga? Mungkin nyawa? Bagaimana jika Anda mengatasi ketakutan-ketakutan itu dulu? Seandainya Anda lebih takut kehilangan reputasi ketimbang kehilangan uang. Lakukanlah hal-hal yang membuat Anda beresiko kehilangan reputasi, seperti berperilaku bagai orang gila. Seandainya perasaan Anda tidak merasa takut setelah melakukan hal tersebut, maka tentu Anda tidak akan takut lagi kehilangan?

6. Fokus dan konsisten. Untuk bisa menjadi seorang "entrepreneur" sukses memang tidak mudah. Terkadang memakan waktu yang cukup lama, serta tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Sehingga wajar adanya bila banyak pelaku "usaha" yang akhirnya menyerah di tengah jalan sebelum akhirnya mereka meraih kesuksesannya. Karenanya, tentukan fokus utama Anda dalam menjalankan "usaha".

7. Perbanyak bahan referensi "entrepreneur"ship
dan teruslah tingkatkan pengetahuan serta skill yang Anda butuhkan untuk mengoptimalkan fokus yang telah Anda tentukan. Jangan pernah berhenti berkarya sebelum akhirnya sukses dalam meraih impian Anda. Agar Anda lebih yakin untuk melangkah, Anda butuh buku panduan . Dengan buku panduan, selain kita lebih yakin, Anda juga menjadi lebih berani dalam mengambil keputusan dalam dunia "usaha". Ketakutan Anda juga akan semakin berkurang dikarenakan Anda telah menguasai buku panduan Anda dalam mengarungi samudera "entrepreneur"ship.

8. Belajarlah dari kisah para peng"usaha" sukses. Terkadang para pemula butuh motivasi dari seseorang yang sudah berpengalaman di bidang dunia "usaha". Dengan belajar dari kisah perjalanan para peng"usaha" sukses yang dulunya pernah jatuh bangun dalam menjalankan "usaha"nya, para pemula bisa termotivasi untuk berani mengalahkan ketakutannya dan semakin terdorong untuk segera memulai sebuah "usaha". Selain itu, Anda juga bisa memperbanyak pengetahuan di bidang bisnis dan mempelajari strategi-strategi bisnis yang pernah digunakan para peng"usaha" besar dalam meraih kesuksesannya.

9. Jangan cuma diam dan membaca, Lakukan sekarang!! Ada pepatah yang mengatakan: "seseorang pasti bisa kalau dipaksa". Sebenarnya segala ketakutan anda mengenai dunia "usaha" perlahan dan pasti akan luntur seandainya anda langsung mencoba terjun untuk ber"wirausaha" misalnya menjadi seorang pedagang. Perlahan tapi pasti anda akan mengerti bagaimana cara me-manage segala ketakutan dalam dunia "usaha" sehingga Anda lebih berani. Langkah terakhir inilah yang perlu Anda praktekkan sekarang juga. Tak jarang seseorang perlu dipaksa agar Ia berani untuk mencoba. Karena itulah, paksa diri Anda untuk berani melawan ketakutan dalam memulai "usaha" dan bergeraklah sekarang juga. Lebih baik berani belajar dari kegagalan yang dialaminya daripada tidak belajar sama sekali. Jadi, mulailah sekarang juga dan raihlah kesuksesan yang ada di depan Anda.

Semoga Anda sudah tidak takut lagi untuk memulai ber-"wirausaha".........

Sumber:
1. Tips.../sekolahumarusman.com/tips-membangun-jiwa-entrepreneur-muda/
2. bagaimana-cara-membangun-jiwa-entrepreneur/bisnisukm.com›Manajemen.
3. ciri-seorang-entrepreneur/bisnisukm.com › Manajemen UKM 
4. laely.widjajati,facebook/Add a description 1
5. laely.widjajati,facebook/Muda Berkarya......Tua Kaya Raya......
6. laely.widjajati,facebook/Add a description 2
Berkatalah selalu “Aku bisa… Aku bisa..!!” sekuat dan sekencang mungkin, apalagi ketika kita berada pada kondisi ketakutan dan ketidakmampuan. Sugesti ini akan menimbulkan energi positif dalam pribadi dan membuat kita menjadi berpikir positif dan berani menghadapi tantangan. Akan lebih baik lagi jika teriakan ini diikuti oleh gesture tubuh yang menunjang. Seperti, dada dibusungkan, kaki berdiri lurus, tangan mengepal ke udara, dan segala sesuatu yang membuat kita lebih nyaman dan lebih bersemangat. - See more at: http://sekolahumarusman.com/tips-membangun-jiwa-entrepreneur-muda/#sthash.PFwInjHO.dpuf


MusicPlaylistView Profile