"Seorang "Anak" sering membongkar setiap mainan yang baru saja dibelikan, sehingga mainan itu jadi "rusak".
Tingkah laku yang ditampakkan "Anak" seperti itu menggambarkan adanya dorongan rasa ingin tahu pada seorang "Anak". Hal tersebut dapat dimungkinkan karena "Anak" memiliki taraf kecerdasan yang tergolong tinggi namun kebutuhan itu kurang dapat terpenuhi secara tepat oleh orang tua maupun orang lain yang berada pada lingkungan terdekatnya. Akibat dari rasa ketidak puasan yang dirasakan "Anak" terhadap pemenuhan keingintahuannya tadi, menyebabkan "Anak" tergerak untuk mencari-cari sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam benaknya. Tentu saja upaya yang dilakukannya itu sesuai perkembangan nalarnya sendiri sebagai seorang "Anak" dimana pemahaman akan norma/tata nilai belum secara utuh dapat diterima dan dimilikinya.
Oleh sebab itu, hendaknya para orang tua dapat menjawab dan menjelaskan semua keingintahuan yang disampaikan oleh "Anak" dengan jawaban atau penjelasan yang bersifat nyata dalam kehidupan. Apabila rasa keingintahuan "Anak" terpenuhi, diharapkan "Anak" dapat mengurangi 'kenakalan' yang dimunculkan selama ini.
Dalam rangka meminimalisir 'kenakalan' itu juga, hendaknya orang tua dapat mempertimbangkan pemberian hukuman atau hadiah secara tepat. Ketika memberikan hukuman, sesuaikan dengan perkembangan usia "Anak" . Hukuman itu, perhatikan pula bentuknya, sebab hukuman fisik tidak selalu merupakan jalan keluar terbaik. Pemberian hukuman yang tidak tepat, justru dapat menyebabkan "Anak" melakukan pemberontakan. Khusus pada kasus "Anak" seperti ini, pemberian hukuman itu, dapat berupa larangan menonton TV untuk beberapa hari atau tidak memberinya makanan kesukaannya.
Apabila dengan cara itu, perilaku "Anak" tidak ada perubahan. orang tua dapat mengkonsultasikannya pada psikolog.
(Sumber: Majalah Wanita Kartini, edisi Nomor Milenium 2031. 15 s/d. 29 Maret 2001).
Oleh sebab itu, hendaknya para orang tua dapat menjawab dan menjelaskan semua keingintahuan yang disampaikan oleh "Anak" dengan jawaban atau penjelasan yang bersifat nyata dalam kehidupan. Apabila rasa keingintahuan "Anak" terpenuhi, diharapkan "Anak" dapat mengurangi 'kenakalan' yang dimunculkan selama ini.
Dalam rangka meminimalisir 'kenakalan' itu juga, hendaknya orang tua dapat mempertimbangkan pemberian hukuman atau hadiah secara tepat. Ketika memberikan hukuman, sesuaikan dengan perkembangan usia "Anak" . Hukuman itu, perhatikan pula bentuknya, sebab hukuman fisik tidak selalu merupakan jalan keluar terbaik. Pemberian hukuman yang tidak tepat, justru dapat menyebabkan "Anak" melakukan pemberontakan. Khusus pada kasus "Anak" seperti ini, pemberian hukuman itu, dapat berupa larangan menonton TV untuk beberapa hari atau tidak memberinya makanan kesukaannya.
Apabila dengan cara itu, perilaku "Anak" tidak ada perubahan. orang tua dapat mengkonsultasikannya pada psikolog.
(Sumber: Majalah Wanita Kartini, edisi Nomor Milenium 2031. 15 s/d. 29 Maret 2001).
0 komentar:
Posting Komentar