Jumat, 09 Maret 2012

"Membunuh Cicak Mendapat Kebaikan"

"Tahukah anda bahwa "membunuh" "cicak", anda akan mndapat "kebaikan"?


Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

 "Barangsiapa "membunuh" "cicak" pada pukulan pertama, maka dicatat untuknya 100 (seratus) "kebaikan". Dan barangsiapa "membunuh"nya pada pukulan kedua, maka ia mendapatkan "kebaikan" kurang dari "kebaikan" pada pukulan kedua. Dan barangsiapa "membunuh"nya pada pukulan ketiga, maka ia mendapatkan "kebaikan" kurang dari "kebaikan" yang didapat pada pukulan kedua".

Mungkin anda bertanya-tanya, mengapa "membunuh" "cicak" dicatat sebagai "kebaikan"? Hal ini berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, menjelaskan bahwa keterangan Rasulullah SAW. dalam Hadits Riwayat Ummu Syarik ra., bahwasanya Rasulullah SAW. memerintahkan kepadanya untuk "membunuh" "cicak", dan beliau bersabda: "Dahulu "cicak" itu selalu meniup-niupkan api saat Nabi Ibrahim dibakar."

Namun demikian bukan berarti setiap kali kita mendapatkan "cicak" harus di"bunuh" dikarenakan perintah didalam hadits tersebut bukanlah sebuah kewajiban, akan tetapi disunnahkan "membunuh" setiap "cicak" yang membahayakan.

Imam Suyuthi menyebutkan didalam “al Asbah an Nazhoir” bahwa Binatang-binatang itu terbagi menjadi empat macam :
1. Binatang yang didalamnya terdapat manfaat dan tidak berbahaya maka ia tidak boleh di"bunuh".
2. Binatang yang mengandung bahaya didalamnya dan tidak bermanfaat maka dianjurkan untuk di"bunuh" seperti : ular dan binatang-binatang yang berbahaya.
3. Binatang yang mengandung manfaat didalamnya dari satu sisi namun berbahaya dari sisi lainnya, seperti : burung elang maka tidak dianjurkan dan tidak pula dimakruhkan untuk "membunuh"nya.
4. Binatang yang tidak mengandung manfaat didalamnya dan tidak pula berbahaya, seperti : ulat, serangga sejenis kumbang maka tidaklah diharamkan dan tidak pula dianjurkan untuk "membunuh"nya. (Al Asbah an Nazoir juz II hal 336)

Jadi apabila memang "cicak" yang ada di sekitar kita itu membahayakan manusia atau meracuni makanan , maka dibolehkan bagi kita untuk "membunuh" "cicak" tersebut.

Referensi:
1. Amalan-Amalan Berbuah Surga. Oleh: Ibnu Ahmad 'Alimi.
2. www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/hukum-"membunuh"-"cicak".htm

"Rumah Anda Laksana Bintang"

"Apabila anda ingin "rumah" anda laksana "bintang", maka penuhilah "rumah" anda dengan bacaan Al-Qur'an anda!".


Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Baihaqi, bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda:
"Rumah" yang di dalamnya dibacakan Al-Qur'an terlihat oleh para penghuni langit sebagaimana halnya "bintang"-"bintang" terlihat oleh para penghuni bumi."

"Setan Lari Dari Rumah Anda"

"Apakah anda ingin "setan" "lari" dari "rumah" anda? Bacakanlah Surat Al-Baqarah dalam "rumah" anda!"


Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim dalam Shalah al-Musafirin/29-212 , bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda:
"Sesungguhnya "setan" "lari" dari "rumah" yang di dalamnya dibacakan Surat Al-Baqarah".

"Sedekah Tanpa Mengeluarkan Harta"

"Setiap orang beriman tentu menginginkan dirinya dapat ber"sedekah".


Melihat besarnya pahala serta banyaknya manfaat dari "sedekah", tidak salah jika setiap kaum muslimin mendambakan untuk dapat mengamalkannya sesering mungkin. Namun kadang kala keinginan tersebut terhalang dengan terbatasnya "harta" benda yang dimilikinya. Padahal, keutamaan "sedekah" tidaklah diraih hanya dengan memberikan "harta" kita kepada yang membutuhkan saja. Banyak sikap dan prilaku yang tidak ada hubungannya dengan "harta" tetapi bila kita lakukan akan bernilai "sedekah".

Allah Maha Adil. Allah menciptakan jalan kebaikan bagi semua orang beriman dalam berbagai kondisi kehidupannya dengan berbagai jalan. Semua bisa ber"sedekah"; yang kaya dan yang miskin, yang tua dan yang muda, yang pria maupun wanita, yang belum maupun yang sudah menikah. Apakah anda ingin Allah mencatat pahala "sedekah" tanpa sedikitpun anda mengeluarkan "harta"?

Lakukanlah tasbih, tahmid, tahlil, suruhlah manusia melakukan kebaikan, cegahlah kemungkaran, damaikanlah orang yang berselisih, bantulah orang naik kendaraan atau bantulah membawa barang bawaannya, berkatalah yag baik, serta singkirkanlah rintangan di jalan. Masih ada satu lagi yang mungkin tidak pernah terbersit dalam pikiran anda: Lakukanlah hubungan intim (jimak) dengan suami atau istri anda, maka anda akan mendapat pahala "sedekah". Bagaimana semua itu menjadi berpahala "sedekah"? Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits berikut:

Hadits Riwayat Muslim, menjelaskan:
Dari Abu Dzar ra., ia berkata: Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah SAW., berkata kepada Nabi SAW.: "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala; mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, dan mereka ber"sedekah" dengan kelebihan "harta" mereka". Nabi bersabda: "Bukankah Allah telah menjadikan kamu sesuatu untuk ber"sedekah"? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah "sedekah", tiap-tiap tahmid adalah "sedekah", tiap-tiap tahlil adalah "sedekah", menyuruh kepada kebaikan adalah "sedekah", mencegah kemungkaran adalah "sedekah", dan persetubuhan antara salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah "sedekah". Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya (bersetubuh dengan istri), ia mendapat pahala?". Rasulullah SAW. menjawab: "Tahukah anda, jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram" (bukan istrinya), dia berdosa, demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya pada yang halal (dengan istrinya), ia mendapat pahala."

Dalam hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, menjelaskan bahwa, Rasulullah SAW. bersabda:
"Setiap amggota badan manusia diwajibkan ber"sedekah" setiap hari selama matahari masih terbit. Kamu mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah "sedekah". Kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah "sedekah". Berkata yang baik itu adalah "sedekah". Setiap langkah jalan menuju uintuk shalat adalah "sedekah". Dan, menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah "sedekah".
 
Referensi:
1. www.nuansaislam.com/index.php?..."sedekah"-tanpa-"harta".
2.  Amalan-Amalan Berbuah Surga. Oleh: Ibnu Ahmad 'Alimi.

"Jabat Tangan Hilangkan Dendam"

"Apakah anda menginginkan tidak ada "dendam" di hati anda? Ber"jabat-tangan"lah dengan saudara anda!"


Hal itu sebagaimana Hadits Riwayat Ibn Adi, yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
"Ber"jabat-tangan"lah kalian, karena hal itu dapat meng"hilang"kan rasa "dendam" dalam hati kalian."


Jadi ber"jabat-tangan" bukan merupakan perbuatan bid'ah, karena Rasulullah SAW. sendiri menganjurkannya, sebagaimana  hadits berikut:

Dari Anas bin Malik berkata: Kami berkata, “Wahai Rasulullah, apakah hendaknya sebagian kami membungkuk kepada sebagian yang lain?” Beliau menjawab, “Tidak.” Kami bertanya lagi, “Apakah hendaknya sebagian kami memeluk sebagian yang lain?” Beliau menjawab, “Tidak, tetapi saling ber"jabat-tangan"lah kalian.” [Sunan Imam Ibn Majah hadits no.3702 dengan sanad Shahih dari Ali bin Muhammad, dari Waki', dari Jarir bin Hazim, dari Hanzholah bin Abdurrahman as-Sadusi dari Anas bin Malik]

Dijelaskan pula dalam hadits lain:
Dari ‘Atho-i bin Abdullah al-Khurasani berkata: Rasulullah SAW. bersabda, “Ber"jabat-tangan"lah, "dendam" akan "hilang". Berikanlah hadiah satu sama lain, maka kalian akan saling cinta satu sama lain dan permusuhan akan "hilang". [Muwattha' Imam Malik hadits no.1617]

Sabda Nabi, “Ber"jabat-tangan"lah, "dendam" akan "hilang", merupakan anjuran umum yang tidak dibatasi oleh pertemuan. Ber"jabat-tangan" ini dianjurkan ketika bertemu, ketika akan berpisah, ketika selesai shalat, dan keadaan lainnya. Kita juga dianjurkan ber"Jabat-tangan" ketika meminta maaf, berterimakasih, dan lainnya. Itu semua atas dasar keumuman hadits tersebut. Dan keutamaannya adalah meng"hilang"kan "dendam", meng"hilang"kan permusuhan, dan mempererat persaudaraan.

Jika ada seseorang yang baru saja mendapat kebahagian, kita biasa men"jabat-tangan"nya dan berkata, “Selamat!” Dan ini merupakan doa. Dan doa adalah hadiah terbaik dari seorang Muslim kepada Muslim lainnya.

Referensi:
1. Amalan-Amalan Berbuah Surga. Oleh: Ibnu Ahmad 'Alimi.
2. sunnahrasul.com/2011/06/15/ii-15-bersalaman-bidah/

"Arwah Syuhada Dalam Tubuh Burung Hijau Di Surga"

"Arwah Syuhada" berada dalam tubuh "burung hijau" yang berada di "surga".


Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam hadits:

Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Hakim mengeluarkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
"Tatkala rekan-rekan kalian gugur di Uhud, Allah menjadikan "arwah" mereka di dalam tubuh "burung hijau" yang mendatangi sungai-sungai di "surga", makan buah-buahnya, dan kembali ke sangkar yang (terbuat) dari emas yang bergantung di naungan Arsy".

Imam Muslim mengeluarkan dalam Sahihnya dari Ibnu Mas'ud, bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
"Arwah" para "syuhada" berada di sisi Allah di dalam tubuh "burung hijau" yang bepergian di sungai-sungai di mana ia suka, kemudian kembali ke sangkarnya di bawah Arsy".


MusicPlaylistView Profile