Sabtu, 09 Mei 2009

"MENSYUKURI NIKMAT KESEHATAN"

"Sekali lagi............. kita harus mensyukuri "nikmat kesehatan", karena "nikmat kesehatan" adalah "nikmat" terbesar sesudah iman."


"Kesehatan" adalah "nikmat" dan karunia yang wajib kita jaga.



Karunia Allah SWT. yang sering lupa kita syukuri, namun setiap saat kita me"nikmat"inya, adalah "nikmat kesehatan". Biasanya kalau kita merasa sakit sedikit saja, sudah mengeluh secara berlebihan. Namun pada saat merasa "sehat", kita banyak lupa bersyukur......... Allah SWT telah banyak memberikan karunia kepada kita, tapi kebanyakan kita tidak menyadarinya. Seperti yang telah difirmankan Allah SWT dalam Surat Al-Mukmin Ayat 6: "Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya, dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur."


Allah juga berfirman dalam Surat Ibrahim Ayat 34: "Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya dan jika kamu menghitung "nikmat" Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari ("nikmat" Allah)."


Apabila kita mau merenungkan, betapa "kesehatan" merupakan salah satu "nikmat", dan ini adalah "nikmat" terbesar sesudah iman. (Sumber : Dr.H. Muhammad Thohir, Sp.K., dalam Dakwah Jum'at, Al Akbar).


"Sehat", memang bukan segala-galanya, namun kalau tidak "sehat", kita sakit, maka segalanya akan bisa kehilangan makna. Pada saat kita masih bisa bernafas dan menghembuskannya-- Pernahkah kita mensyukurinya ? Apabila kita mengidap penyakit di saluran pernafasan, tentunya pernafasan kita akan terganggu. Jadi......... menghembuskan dan menarik nafas......... adalah salah satu "nikmat" besar, karena dengan tarikan dan hembusan nafas itulah umur kita akan diperpanjang, atau sebaliknya dengan berhentinya kita menarik nafas dan menghembuskannya berarti umur kita juga akan berakhir. Maka dari itu, selama kita masih bisa bernafas, kita ucapkan Alhamdulillah................. dengan begitu oksigen yang kita serap akan membawa barokah.


Ketika mata dan telinga kita masih dapat berfungsi untuk melihat dan mendengar, ucapkan Alhamdulillah...... Jadi jangan segan-segan kita mengucap Alhamdulillah.............untuk mensyukuri segala "nikmat"Nya yang telah dikaruniakan kepada kita.


Sekali lagi............. kita harus mensyukuri "nikmat kesehatan", karena "nikmat kesehatan" adalah "nikmat" terbesar sesudah iman. Kalau kita tidak mensyukurinya, maka kita cenderung akan menyalah gunakan fungsi nikmat itu. Marilah "nikmat kesehatan" ini kita manfaatkan untuk hal-hal yang positif.........


Para pakar "kesehatan" dunia mengatakan, bahwa orang itu sehat jiwanya kalau dia dapat bersyukur atau pandai bersyukur. Sebenarnya ini adalah rumusan dari badan "kesehatan" PBB WHO, yang sebenarnya mengadop dari ajaran Islam.


Marilah kita menjadi hamba-hamba Allah........ yang pandai mensyukuri "Nikmat" dan KaruniaNya yang telah diberikan kepada kita............. Utamanya "NIKMAT KESEHATAN" yang kita "nikmat"i setiap saat.............. Semoga Allah akan menambah "nikmat"Nya kepada kita semua, seperti yang telah dijanjikan Allah SWT dalam firman-Nya dalam Surat Ibrahim Ayat 7: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sungguh jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ("nikmat") kepadamu, dan jika kamu mengingkari ("nikmat"-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih."

"TIPS MERAIH SUKSES ABADI"

"Dari kunci "sukses" diatas, Ridha Allah menjadi penentu akhir ikhtiar kita untuk memperoleh ke"sukses"an berupa kemuliaan surga, namun ridha itu tidak akan kita dapatkan bila kita tidak berikhtiar sungguh-sungguh dan sepenuh hati."


"Sukses" anda akan selalu diukur oleh kualitas dan kuantitas pelayanan anda. (Earl Nightingale)


Dari dulu, "sukses" itu mudah diukur. "Sukses" adalah jarak antara asal mula seseorang dengan prestasi finalnya. (Michael Korda)


"Sukses" merupakan dambaan bagi semua orang, tidak ada orang yang tidak ingin"sukses". Segala daya upaya dan seluruh potensi dikerahkan untuk dapat meraih ke"sukses"an. Bahkan banyak orang rela menempuh segala cara untuk dapat meraih predikat sebagai orang "sukses".


Ada tips manajemen untuk meraih "sukses", antara lain (Sumber : Buletin Baitul Izzah) :

1. Personal Improvement.
Kunci "sukses" pertama adalah selalu meningkatkan kualitas individu dengan selalu belajar dan menggali ilmu-ilmu yang bermanfaat. Kaum Muslimin disamping membaca (mengkaji) Al-Qur'an, juga dihimbau untuk mencari ilmu yang dapat dipelajari dan bermanfaat.


2. Spiritual Improvement.
Kunci "sukses" kedua adalah selalu meningkatkan kualitas spiritual dengan beribadah dan senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Kholiq. Mendirikan sholat atau ibadah-ibadah lainnya dapat diartikan sebagai jalan untuk meningkatkan kualitas spiritual seseorang. Al-Qur'an memang menegaskan bahwa banyak berkah dan manfaat dari sholat dan beribadah kepada Allah SWT, seperti ketenangan hati, mencegah perbuatan keji dan munkar serta lainnya.


3. Social Empowerment.
Kunci "sukses" ketiga adalah dengan cara pemberdayaan msyarakat. Menafkahkan sebagian rezeki kepada yang membutuhkan diartikan sebagai pemberdayaan sosial. Pribadi muslim bukanlah pribadi yang individualistis dan anti sosial. Seorang muslim dituntut untuk memperhatikan keadaan sosial di lingkungannya, saling tolong menolong dalam kebaikan dan kesabaran. Pada beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW, dinyatakan bahwa tidak akan berkurang harta orang yang menafkahkan sebagiannya kepada pihak yang membutuhkannya, bahkan akan bertambah (tumbuh), seperti diantaranya Surat Al-Hadiid ayat 18 : "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka, dan bagi mereka pahala yang banyak."


Dalam beberapa firmanNya, Allah dengan tegas telah memberi definisi tentang ke"sukses"an hidup manusia, yaitu dalam Surat Al-Maidah Ayat 119: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran (iman) mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadapnya. Itulah ke"sukses"an yang paling besar."


Firman-Nya yang lain dalam Surat Al-Ahzab Ayat 71, Allah menegaskan: "Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat ke"sukses"an yang amat besar."


Dari kunci "sukses" diatas, Ridha Allah menjadi penentu akhir ikhtiar kita untuk memperoleh ke"sukses"an berupa kemuliaan surga, namun ridha itu tidak akan kita dapatkan bila kita tidak berikhtiar sungguh-sungguh dan sepenuh hati.


"Sukses" adalah sembilan puluh sembilan persen sikap mental. "Sukses" menuntut kasih, sukacita, optimisme, keyakinan, ketenangan, penguasaan diri, iman, keberanian, keceriaan, imajinasi, inisiatif, toleransi, kejujuran, kerendahan hati, kesabaran dan antusiasme. (Wilfred A. Peterson).


Berbicaralah seperti orang "sukses", berpikirlah seperti orang "sukses", bersikaplah seperti orang "sukses", berpenampilanlah seperti orang "sukses". (Orison Swett Marden).


Apa yang dianggap atau dirasa "sukses" oleh seseorang adalah unik menurutnya sendiri. Dalam pengalaman kita, telah kita temukan bahwa setiap individu mengartikan serta bersikap berbeda terhadap apa yang disebut "sukses" itu. (Alfred Adler).


Sementara itu, Allah dengan lebih spesifik mengingatkan bahwa makna "sukses" bukan hanya diukur dari ke"sukses"an dunia. Ke"sukses"an urusan dunia tidak dapat menjadi ukuran ke"sukses"an seseorang karena "sukses" dunia justru sering melenakan dan menjadi sumber kegagalan, seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Ali Imran Ayat 185: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah "sukses". Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."


Marilah kita menjalin kebersamaan ............... untuk meraih "sukses" abadi.

"HARGAI SESAMA"

"Hal terpenting yang kita cari dari sesama antara lain adalah perasaan di"harga"i. Itulah yang dimaksudkan dengan peng"harga"an."


Apabila orang lain meng"harga"i anda, intinya mereka mengakui bahwa anda itu penting. Sehingga "harga" anda naik.


Menemukan sesuatu untuk anda "harga"i pada dirisesama, memberinya alasan untuk merasa bangga akan dirinya sendiri -- yang itu umumnya akan membuatnya merasa senang dengan anda.


Menurut Burton Kaplan, dalam bukunya Winning People Over, ada beberapa cara untuk menunjukkan kepada sesama, bahwa anda meng"harga"i mereka, antara lain :


1. Gunakanlah nama mereka selama bercakap, tetapi jangan berlebihan.


2. Janganlah mengelompokkan sesama menurut usia, pekerjaan, atau geografi. Perlakukanlah mereka sebagai individu dan bukan sebagai orang tua atau remaja; sebagai manusia dan bukan sebagai sopir atau pengacara; sebagai tetangga dan bukan sebagai orang selatan atau Yankees.


3. Dalam lingkungan bisnis atau sosial, perhatikanlah pemimpin-pemimpinnya, dan perhatikanlah juga yang lain.


4. Perhatikanlah pria dan wanita secara sederajat. Arahkanlah perhatian anda kepada keduanya.

5. Janganlah tersinggung kalau orang bertingkah. Mungkin saja itu caranya untuk menyampaikan perhatian yang mereka inginkan.


6. Perhatikanlah hal-hal kecil. Perhatikanlah gaya rambut baru. Ingatlah ulangtahun atau acara-acara khusus.


Semuanya ini mengatakan kepada sesama bahwa anda anggap mereka cukup penting untuk memperhatikan hal-hal yang menyentuh mereka. Dengan cara-cara tadi anda akan dapat memenangkan hubungan dengan sesama. Indahnya kebersamaan........


MusicPlaylistView Profile