"Terjadinya "perubahan-perubahan sosial" merupakan gejala-gejala yang wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia." (Menurut Pitrim A Sorokin).
"Perubahan sosial" yang terjadi pada masyarakat terutama pada beberapa dekade terakhir ini dapat dikatagorikan sebagai "perubahan sosial" yang terjadi karena disengaja (intended change) atau karena tidak disengaja (unintended change), atau dengan istilah lain sebagai contact change dan immanent change. Contact change atau intended change merupakan "perubahan sosial" yang bersumber dari luar masyarakat, baik yang disengaja melalui suatu agent of change maupun secara spontan dikomunikasikan oleh pihak-pihak dari luar masyarakat. Sedangkan Immanent change atau unintended change merupakan "perubahan sosial" yang terjadi karena kehendak atau dinamika masyarakat yang bersangkutan sendiri tanpa pengaruh dari luar.
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB "PERUBAHAN SOSIAL".
Ada tiga kategori besar, teori-teori yang menjelaskan penyebab terjadinya "perubahan sosial", yaitu:
1. Teori yang menganggap bahwa faktor biologis sebagai faktor dominan terjadinya "perubahan sosial".
2. Teori yang berpangkal pada faktor kebudayaan sebagai penyebab terjadinya "perubahan sosial".
3. Teori yang berpangkal pada faktor teknologi sebagai penyebab terjadinya "perubahan sosial".
Faktor-faktor biologis, terutama faktor demografis sangat mempengaruhi terjadinya "perubahan sosial". Peristiwa denografis seperti pertambahan penduduk, migrasi akan sangat berpengaruh bagi berubahnya hubungan antara kelompok dalam masyarakat.
Pandangan mengenai pentingnya faktor kebudayaan sebagai determinan "perubahan sosial" bertolak pada anggapan bahwa terdapat hubungan erat antara sistem budaya yang meliputi sistem nilai, kepercayaan, norma. aturan, kebiasaan dengan pola hubungan antar manusia dalam masyarakat. Sistem budayalah yang menjadi pedoman, pendorong dan sekaligus sebagai pengawas atas segala sikap, tingkah laku dan tindakan para warga masyarakat, pengatur berbagai pranata "sosial".
Perubahan teknologi berkat adanya berbagai penemuan dan inovasi baru senantiasa melibatkan berbagai akibat "sosial" yang sebagian dapat dikatagorikan sebagai "perubahan sosial". Pengenalan teknologi merupakan faktor penentu timbulnya kebudayaan baru. Laju "perubahan" kebudayaan material seperti halnya teknologi ini berpacu lebih cepat dari pada laju "perubahan" kebudayaan non material, sehinggal menimbulkan "social" lag atau cultural lag (ketinggalan kebudayaan). Jadi, baik langsung maupun tidak langsung, pengaruh teknologi itu ada dan berkembang dari waktu ke waktu serta berbeda dalam manifestasinya.
FAKTOR FAKTOR YANG MENDORONG PROSES "PERUBAHAN SOSIAL" DALAM ARTI LUAS:
1. Kontak dengan kebudayaan lain.
2. Aistem pendidikan yang maju.
3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
5. Sistem pelapisan "sosial" yang terbuka (open "social" stratification).
6. Penduduk yang heterogen.
7. Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. Keadaan tersebut apabila telah terjadi dalam waktu yang lama di mana masyarakat mengalami tekanan-tekanan dan kekecewaan-kekecewaan dapat menyebabkan timbulnya suatu revolusi dalam masyarakat tersebut.
Saluran-saluran "perubahan sosial" atau avenue or channel of change pada umumnya adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan maupun agama. Lembaga Pemerintah sebagai central focusnya yang biasanya sebagai tempat saluran, membawa pengaruh pada lembaga-lembaga lain sebab kedudukan lembaga-lembaga merupakan suatu sistem yang terintegrasi.
0 komentar:
Posting Komentar