"Akhlak" merupakan suatu sikap yang melekat dalam jiwa seseorang yang melahirkan perbuatan-perbuatan berdasarkan kemauan dan pilihan, "baik" dan buruk, terpuji dan tercela."
"Akhlak" melekat menjadi tabiat jiwa karena pengaruh pendidikan "baik" dan buruk. Apabila jiwa seseoerang dididik mengutamakan ke"baik"an, kebenaran, cinta kepada yang ma'ruf, senang pada ke"baik"an dan dilatih mencintai yang terouji dan membenci yang tercela, maka sifat-sifat tersebut menjadi tabiat bagi jiwa, yang melahirkan perbuatan-perbuatan "baik" dengan mudah tanpa dipaksa. Maka orang tersebut dikatakan berakhlak "baik".
Orang ber"Akhlak" "baik" akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang terpuji tanpa mengalami kesulitan karena sudah merupakan tabiatnya. "Akhlak" tersebut antara lain seperti adanya rasa malu, penyantun, teliti, sabar, tahan uji, dermawan, berani, adil, ihsan, "Akhlak"-"Akhlak" utama lainnya dan kesempurnaan jiwa.
Islam memerintahkan untuk mendidik kaum Muslimin menghormati dan berusaha menimbulkan "Akhlak" yang "baik" dalam jiwanya.
Dan firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Fussilat Ayat 34: "..... Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih "baik", maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah teman yang sangat setia."
Kemudian juga firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 133-134: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang kuasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) "baik" di waktu lapang maupun di waktu sempit dan orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
Rasulullah di dunia ini diutus oleh Allah untuk menyempurnakan "Akhlak" manusia, sebagaimana sabda beliau: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan "Akhlak"." (Bukhari).
Keutamaan "Akhlak" yang "baik" diterangkan Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya: "Tak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan amal (mizan) dari pada "Akhlak" yang "baik". (Ahmad dan Abu Daud).
Beliau juga bersabda: "Kebajikan itu adalah "Akhlak" yang "baik". (Bukhari).
Kemudian Rasulullah bersabda: "Orang Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling "baik" "Akhlak"nya." ("Akhlak" dan Abu Daud).
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dari kamu dan paling dekat majelisnya dengan aku adalah orang yang paling "baik" "Akhlak"nya." (Bukhari).
Waktu Rasulullah SAW ditanya tentang amal yang paling utama, beliau menjawab: "Akhlak" yang "baik".
Rasulullah juga ditanya tentang amal yang paling banyak memasukkan orang ke surga, beliau menjawab: "Takwa kepada Allah dan "Akhlak" yang "baik". (Tirmidzi, sahih).
Kemudian sabda beliau: "Sesungguhnya seorang hamba yang ber"Akhlak" "baik" akan mencapai derajat dan kedudukan yang tinggi di akhirat, walaupun ibadahnya sedikit." (Tabrani dengan sanad yang "baik").
"AKHLAK" YANG "BAIK".
Ada beberapa pendapat tentang "Akhlak" yang "baik" menurut Ulama Salaf:
Al-Hasan berkata: "Akhlak" yang "baik" itu adalah bermuka manis, dermawan dan tidak suka mengganggu.
Abdullah bin Mubarak berpendapat bahwa "Akhlak" yang "baik" terhimpun dalam tiga hal yaitu:
- Menjauhi yang haram,
- Mengusahakan yang halal, dan
- Memberi kelapangan kepada keluarga.
Kemudian beberapa pendapat yang lain mengatakan:
- "Akhlak" yang "baik" ialah dekat dengan orang dan "baik" dengan sesama.
- "Akhlak" yang "baik" adalah tidak menyakiti orang dan sabar terhadap orang Mukmin.
- "Akhlak" yang "baik" adalah tidak mementingkan sesuatu selain Allah.
Para ulama salaf menyebutkan ciri-ciri "Akhlak" yang "baik" adalah:
- Memiliki rasa malu yang besar.
- Sedikit berbuat kesalahan dan banyak berbuat ke"baik"an.
- Selalu beramal dan sedikit membuat kekeliruan.
- Menghindari perbuatan yang tak bermanfaat.
- Berbuat "baik" dalam pergaulan dan menghormati orang.
- Bersikap sabar, banyak terima kasih, rela, penyantun, setia, dapat menahan diri.
- Tidak suka mengutuk, memaki, mengadu domba, mengumpat atau tergesa-gesa.
- Tidak pendendam, kikir, dan iri hati.
- Manis muka dan ceria.
- Cinta dan benci karena Allah.
- Rela dan marah karena Allah.
Al Qur'an, Surat Al Baqarah, ayat 263 :
" Perkataan yang "baik" dan pemberian maaf lebih "baik" dari pada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima), Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun."
Alat penghantar kebahagiaan yang cepat ke hati orang lain adalah senyuman tulus dari hati.
Kemuliaan yang paling "baik" dan paling tulus berasal dari mereka yang tak punya apa-apa, tetapi memahami nilai ucapan dan senyuman. Karena banyak orang memberi, namun tangannya menampar.
Bergembiralah dengan ke"hidup"an, karena "hidup" itu
indah. Dengan segala ke"baik"an, jadikanlah "hidup" ini indah.............
Jangan melihat pahitnya ke"hidup"an, tapi lihatlah keindahannya...........
Untuk membuat ke"hidup"an ini menjadi lebih indah, kita harus bisa menjaga keseimbangan antara ke"hidup"an dunia dan akhirat kita. Ada 3 (tiga) cara untuk menjaga keseimbangan "hidup", yaitu :
1. Bekerjalah untuk dunia seolah-olah akan "hidup" 1000 (seribu) tahun lagi, dan bekerjalah untuk akhirat seolah-olah esok akan mati. Mencari kebahagiaan akhirat dan jangan lupa urusan dunia. Kita beribadah di dunia untuk mengejar ke"baik"an di akhirat. Betapa pentingnya manusia untuk menseimbangkan ke"hidup"an dunia dan akhirat. Do'a yang biasa diucapkan oleh Rasulullah SAW untuk mohon keselamatan dunia dan akhirat : "Robbana aatinaa fiddunya khasanah wa fil aakhirati khasanah wa qinaa 'adhaa bannaar."
2. Berbuat "baik"lah sebagaimana Allah menganugerahkan ke"baik"an kepada kita. Janganlah menodai ikhsan Allah, maka dari itu kita harus berbuat "baik" kepada sesama.
2 komentar:
Tian bangga sama umi..... :)
Tian bangga sama umi.... :D
Posting Komentar