Minggu, 05 Desember 2010

"BUNGA KAMBOJA -- CANTIK NAN MISTIS"

"Di Indonesia, "kamboja" dikenal sebagai tanaman hias di kuburan, halaman dan taman-taman kota. Di Bali "kamboja" digunakan sebagai bunga hias para penari."


"Kamboja" bahasa Latinnya Plumeria acuminata. Tumbuhan pohon, termasuk suku Apocynaceae, berasal dari Amerika tropik. "Kamboja" ditemukan Charles Plumier (1646-1706), botanis asal Perancis. Untuk mengingat sang penemu, nama belakang charles Plumier diabadikan menjadi nama latin bunga "kamboja".


Pohon atau perdu bergetah putih, bercabang besar; cabang muda berwarna keabuan. Perbungaan berbentuk malai rata, tumbuh di ujung cabang; bunga besar berbau harum, cepat rontok, daun mahkota berbentuk terompet, warna bunganya ada yang kuning, putih, merah, ungu; berbunga sepanjang tahun. Buah merupakan buah bumbung, jarang terbentuk. "Kamboja" hidup di dataran rendah maupun daerah pegunungan yang tingginya kurang dari 1.000 m di atas permukaan laut. Perkembangbiakannya dengan setek maupun penyemaian. 


 Bunga "kamboja" memang elok dipandang. Kuntum bunga "kamboja" membentuk rosset dengan semburat warna terang di tengahnya. Bunganya beraroma harum lamat-lamat membuat "kamboja " seolah menyimpan pesona mistis. Belakangan, "kamboja" semakin digemari karena mengandung aneka manfaat.



 


Penyebaran "kamboja"  ke Indonesia, tidak ada data yang pasti. Menurut beberapa sumber, tanaman "kamboja" menyebar ke Indonesia melalui Belanda. Satu hal yang pasti, Indonesia juga memiliki varietas "kamboja" asli: jenis "kamboja" berbunga putih dengan bagian dalam berwarna kuning. Bunganya berukuran kecil dengan kelopak yang tidak terbuka penuh saat mekar. "Kamboja" jenis ini banyak ditemukan di Jawa dan tempat-tempat peribadatan di Bali. Pakar botanis menemukan empat jenis (spesies) "kamboja": plumeria obtusa, plumeria pudica, plumeria rubra dan plumeria acutifolia. Selain empat jenis di atas, ada pula Rubra Tricolor atau Rubra Hybrid yang merupakan hasil silangan. Jenis silangan ini biasanya memiliki tanda berupa warna bunga yang bervariasi dan berkelopak besar. Varietas plumeria rubra, misalnya, ditandai ujung daun dan kelopak bunga runcing. Sedangkan plumeria obtuse ditandai dengan ujung daun dan kelopak membulat.




"Kamboja" sangat cantik sebagai elemen taman. Banyak area taman publik, perkantoran dan halaman rumah menjadi asri dengan kehadiran bunga "kamboja".  Sosok keseluruhan tanaman ini sangat eksotis dengan bentuk batang yang sangat artistik dan dekoratif."Kamboja" termasuk tanaman sekulen (banyak mengandung air). Pohon "kamboja" dapat bertahan hidup sampai puluhan tahun dan mencapai tinggi 7-10 meter. Daunnya berwarna hijau dengan urat daun jelas terlihat."Kamboja" dapat berbunga sepanjang tahun. Bahkan, pada bulan-bulan tertentu "kamboja" berbunga banyak. Tangkai bunga muncul dari ujung batang, pada setiap tangkai bunga bisa dijumpai puluhan kuntum bunga. Biasanya, "kamboja" berbunga serentak, namun ada jenis tertentu yang bergantian.


Satu hal yang perlu diperhatikan, "kamboja" termasuk tanaman sekulen yang sering kekurangan air. Namun, bila kelebihan air batangnya menjadi busuk karena virus. "Kamboja" juga suka sinar matahari sepanjang hari, jadi tanamlah di area terbuka. Untuk media tanam, sebaiknya gunakan media porus (tidak mengikat air). Misalnya, tanah kebun, pasir kasar dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Siram secukupnya 2 kali dalam seminggu. Selain ditanam di lahan terbuka, "kamboja" juga terlihat cantik bila ditanam dalam pot. Pot dari semen cor ukuran besar paling cocok untuk "kamboja". Hindari pot plastik karena lembab dan sistem drainasenya kurang baik. Berilah pupuk NPK setiap enam bulan sekali supaya "kamboja" selalu dapat tampil indah. Tanaman ini jarang terserang penyakit. Ulat dan belalang pengerat tak menyukai daun dan batangnya yang bergetah. Yang sering kita jumpai justru daun layu akibat serangan kutu dan virus daun. Hindari penyakit layu daun dengan menjaga kebersihan media dan lakukan penyemprotan fungisida dan insektisida secara berkala.
 

Selain cantik dipandang, "kamboja" juga menyimpan sejuta manfaat. Getah putih yang terdapat di seluruh bagian tanaman mengandung fuvoplumierin. Zat ini dipercaya dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Bunga "kamboja" yang cantik bermanfaat sebagai obat turun panas, batuk melancarkan air seni dan buang air besar. Senyawa lain, seperti plumerid yang terdapat dalam kulit batang dapat menyembuhkan tumit pecah-pecah. Satu hal yang perlu diperhatikan, hindari getah "kamboja" dari mulut dan mata. Zat aktif yang terkandung di dalamnya dapat membuat gigi rontok dan merusak mata.

 
Cantiknya bunga "kamboja" melambangkan kedamaian..... ketenangan..... kesejukan..... kenyamanan...... 


Bunga "kamboja" tidak pernah absen di setiap ruang kerja dan ruang pribadi saya. Aroma harum semerbak bunga "kamboja"  bagus untuk aroma terapi........

Jumat, 03 Desember 2010

"DAHSYATNYA SEBUAH AMANAH"

"Sabda Rasulullah SAW: "Tidak sempurna agama seseorang, kalau dia tidak bisa menjaga dan memelihara "amanah".


Kisah ini terjadi pada zaman Rasulullah. Pada suatu ketika, ada seorang Badui Arab, ia datang kepada Rasulullah SAW seraya bertanya: "Ya Rasulullah, kabarkan kepadaku mengenai ajaran agama, apa yang teringan dan apa yang terberat?". Rasulullah SAW menjawab: "Adapun ajaran yang teringan yaitu, mengucapkan dua kalimat Syahadat dan adapun yang terberat adalah menjaga dan memelihara "amanah". Rasulullah melanjutkan lagi, "Tidak sempurna agama seseorang, kalau dia tidak bisa menjaga dan memelihara "amanah".

Para pemegang "amanah" yang sangat menentukan ada lima kelompok, yaitu:
1. Pemimpin yang memegang "amanah" adalah pemimpin yang berlaku adil.
2. Ulama atau cendekiawan yang memegang "amanah", yaitu berupa ilmu yang harus diamalkan.
3. Hartawan yang memegang "amanah", adalah hartanya dalam pelaksanaannya dermawan.
4. Karyawan yang "amanah", rajin dan disiplin bekerja.
5. Fakir/miskin, "amanah"nya adalah do'a yang baik.

Rasulullah mengatakan, apabila kelima pemegang "amanah" ini dapat melaksanakan "amanah"nya dengan baik, maka dunia akan damai dan sejahtera tapi memang kita tidak merasaakan "amanah" itu berat. Padahal kalau kita meninggalkannya atau menyia-nyiakannya maka ia disebut dengan pengkhianat.

Dalam Surat Al-Anfal ayat 27, Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati "amanah"-"amanah" yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui."

Rasulullah juga bersabda dalam salah satu hadits: "Jika "amanah" itu sudah disia-siakan, tunggulah suatu kehancuran". Sahabat bertanya: "Apa yang dimaksud menyia-nyiakan "amanah"...?" Rasulullah SAW menjawab: "Salah satu bentuk menyia-nyiakan "amanah" adalah memberikan tugas kepadsa orang yang bukan ahli di bidangnya."
Maka dari itu, "amanah" perlu dipelihara. Memelihara "amanah" yang baik dengan interaksi yang baik. Interaksi itu sendiri ada dua macam, yaitu interaksi vertikal dan interaksi horizantal.

Melaksanakan "amanah" dalam arti interaksi vertikal, yaitu menjalankan tugas sebagai khalifah (pemimpin), manusia diberikan fasilitas yang disediakan oleh Allah, yaitu berupa alam dan kekayannya yang ada di dalamnya, yang semua alam semesta ini sudah disusun segala sesuatunya dengan sebab-akibat (Sunatullah). Dan begitu teratur. Segala sesuatu yang memiliki ketentuan-ketentuan Allah. Semua faswilitas ini, yaitu alam dan isinya harus pula dipelihara sebagai "amanah" dari Allah kepada manusia, supaya anak-cucu kita dapat merasakannya di kemudian hari.

Interaksi vertikal "amanah" dalam bentuk agama menuntun manusia supaya dapat menemukan jalan hidupnya menuju keselamatan, kesucian dan berserah diri kepada Allah. Karena Allah menyampaikan tuntunannya melalui para NAbi dan Rasul. Penyampaiannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi perkembangan akal manusia, baik secara lokal maupun kondisional dan pada akhirnya secara Universal. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam Surat Almaidah ayat 3: "Hari ini aku sempurnakan bagimu agamamu."

Interaksi Horizontal dalam bentuk pengembangan dan bentuk fungsi akal yang diberikan kepada manusia supaya dapat mengelola alam dan segenap isinya dengan baik sesuai dengan ajaran Allah SWT. Dengan akal itu Allah memberikan tuntunan untuk memecahkan permasalahan yang menyangkut dalam kehidupannya kepada manusia secara Horizontal. Seharusnya manusia ini harus dapat memerangi fikirannya untuk menjadi umat pemecah masalah, bukan justru malahan menjadi masalah.  Karena masih banyak rahasia-rahasia Allah yang belum kita temukan, padahal kita mengakui bahwa kita adalah Islam yang mengandung arti: keselamatan, kesejahteraan, kebahagiaan, kepasrahan dan lain-lain. Dalam arti, kita berusaha mencari dan bekerja dengan keras untuk mendapatkan rahasia-rahasia Allah tersebut. Hal ini dibuktikan dengan kemajuan orang-orangf Barat yang menemukan kunci rahasianya dengan pengetahuan dan teknologinya, padahal mereka tidak mengenal Al-Qur'an. Sedangkan kita, memahami Al-Qur'an, namun tidak mampu menguak rahasia di dalamnya. Mengapa hal ini dapat terjadi.........? Karena pemegang-pemegang "amanah" yang ada diantara kita, tidak dimobilisasi dengan baik.

Ada pemimpin, ulama, hartawan, karyawan dan fakir miskin, seolah-olah umat ini diserahkan kepada yang hanya ahli agama. Padahal Ulama dan cendekiawan, "amanah"nya hanya menyampaikan ilmunya, sedangkan hartawan, "amanah"nya adalah dana/hartanya. Karyawan, "amanah"nya adalah bekerja dengan baik. Sedangkan fakir miskin (orang-orang tidak mampu/awam), "amanah"nya adalah pada do'anya. Salah satu contoh, pembaqngunan suatu masjid. Cendekiawan, "amanah"nya adalah mengenai tehnik pembuatan masjid. Dananya adalah "amanah" dari hartawan. Karyawan/buruh "amanah"nya adalah bekerja dengan rajin dan do'anya adalah "amanah" dari orang-orang miskin yang tidak mampu.

Apabila "amanah"-"amanah" di atas dilaksanakan, kita tidak akan menemukan adanya permintaan/permohonan sumbangan di pinggir-pinggir jalan, menggunakan pengeras suara, dengan pakaian muslim meminta-minta untuk pembangunan masjid. Hal ini adalah fakta yang terjadi di masyarakat kita sekarang ini. Pembinaaan tidak cukup hanya dari pemimpin di pemerintah saja, namun perlu pula dikomunikasikan/diselaraskan terhadap para pemegang "amanah"-"amanah" tadi. 


"PERBEDAAN ITU INDAH"

"Pada hakikatnya manusia memiliki kecenderungan kepentingan yang ber"beda"-"beda". Persoalannya bagaimana caranya supaya kita dapat mencapai titik temu dari segala "perbedaan".


Manusia pada dasarnya adalah Ummatun Wahidah (satu kelompok/umat yang menyatu) dan manusia fungsi dan kedudukannya di muka bumi ini adalah sebagai khalifah, manusia juga sebagai Musta'mir atau pemakmur di muka bumi dan manusia juga sebagai 'Abid yaitu hamba Allah. Prinsip inilah yang menjadikan fitrah manusia sebagai makhluk untuk tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Hanya saja, manusia pada hakikatnya memiliki kecenderungan "perbedaan" kepentingan. Namun, "perbedaan" kepentingan ini seharusnya tidak menjadikan rusaknya hubungan antar manusia. Mereka seharusnya tetap saja hidup dalam kebersamaan. Begitupun apabila dikaitkan dengan "perbedaan" kepercayaan dan agama. Hendaknya kita dapat menghormati dan menahan diri, serta berfikir panjang.

"Perbedaan" dan keragaman adalah hukum alam yang memang merupakan kekuasaan Allah SWT. Justru dengan "perbedaan" dan keragaman itu dimungkinkan adanya kerjasama dan persaingan dalam mengejar kebaikan. Namun..... Kita seringkali melihat "perbedaan" dengan penuh prasangka dan pandangan-pandangan yang negatif. Karena itu kita menganggap setiap yang ber"beda" dengan kita sebagai lawan yang layak ditaklukkan. Dan akibatnya pula kita tidak mampu membina kerjasama yang produktif dengan orang-orang yang kita anggap ber"beda" dengan kita tersebut. Yang selanjutnya berkembang adalah atmosfir kecurigaan dan suasana saling memata-mati menjadi kian mewabah di tengah-tengah masyarakat.

Selanjutnya, "perbedaan" menjadi suatu alasan untuk memicu konflik. Akibatnya, kita kehilangan banyak hal, termasuk hikmah yang tersembunyi di balik "perbedaan" itu sendiri. Padahal Allah telah menerangkan dalam firman-Nya dalam Al-Qur'an Surat Ar-Rum Ayat 22, bahwa: "Diantara bukti-bukti kebesaran-Nya ialah dengan diciptakannya "perbedaan" di antara manusia." Itulah sebabnya hikmah "perbedaan" laksana ikan yang berenang di air yang bening di balik batu-batu karang yang tajam dan keras. Di satu sisi. "perbedaan" menyimpan keangkeran, namun di sisi lain, "perbedaan" justru menimbulkan suasana ke"indah"an yang menakjubkan.

Bibit pertentangan selalu lahir dari sikap yang tidak mampu menenggang "perbedaan" dan keragaman. Padahal Allah SWT juga telah menjelaskan dalam firman-Nya dalam Al-Qur'an Surat Hud ayat 119, bahwa: "Seandainya Tuhan menghendaki, niscaya Dia menjadikan manusia satu umat (tetapi Tuhan tidak menghendaki itu) sehingga mereka akan terus-menerus ber"beda" pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu."

"Perbedaan" itu "indah" karena dengan adanya "perbedaan" kita akan mendapatkan khasanah perbendaharaan suatu permasalahan yang luas.


Rabu, 01 Desember 2010

"MENCUCI PAKAIAN DENGAN BIJAK"

"Men"cuci" "pakaian" kotor termasuk rutinitas harian yang dilakukan setiap rumah tangga. Demi memperoleh "pakaian" bersih layak pakai, ratusan liter air bersih digunakan plus limbah sabun dihasilkan sehingga berpotensi mencemari lingkungan."


Tidak hanya itu, pemakaian listrik untuk mengaktifkan mesin "cuci" pun tidak dapat dihindari. Nah....... Bagaimanakah kiat meminimalisir dampak negatifnya?


TAKARAN PASTI PAS!
Sesuaikan takaran sabun, detergen, pemutih maupun pewangi dengan petunjuk pada kemasan guna meminimalisir air limbah yang masuk ke dalam tanah. Biasanya, kita dapat menggunakan tutup botol produk tersebut sebagai wadah takaran. Tanpa disadari, sumber limbah rumah tangga terbanyak berasal dari dapur dan service area. Zat kimia hasil limbah rumah tangga turut andil mencemari berbagai tempat penampungan air semisal air tanah, sungai dan laut sehingga merusak keseimbangan mineral, kesuburan tanah, bahkan ekosistem dalam jangka panjang.

DETERJEN RAMAH LINGKUNGAN.
Pemakaian deterjen atau sabun "cuci" telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun apakah kita sudah yakin deterjen yang digunakan aman dan ramah lingkungan. Pilih sabun yang mudah terurai dalam air. Apabila masih ragu-ragu, berikut tips singkat:
- Cobalah menyiramkan air sisa bilasan ke tanaman. Pastikan tidak tertinggal noda sabun dan tanaman masih tetap hidup.
- Tidak panas apabila digenggam tangan. Apabila terasa panas menunjukkan ada reaksi dari soda campuran sabun cair tersebut terhadap lemak di bawah lapisan kulit - dapat digunakan natrium hidroksida (NaOH).
- Sedikit menghasilkan busa. Dengan demikian pemakaian air untuk membilas jauh lebih irit, waktu men"cuci" lebih cepat, dan tenaga tidak perlu ekstra.


OPTIMALKAN KAPASITAS MESIN "CUCI".
Menghemat listrik dapat dilakukan antara lain menggunakan mesin "cuci" secara optimal. Caranya adalah "cuci" "pakaian" setelah terkumpul hingga mencapai batas maksimal kapasitas penggunaan mesin yang dianjurkan. Ini dimaksudkan supaya kita tidak perlu sering men"cuci". Artinya, [emakaian air plus listrik lebih hemat. Apabila hanya ada 1-2 baju kotor, "cuci" saja dengan tangan.

MESIN "CUCI" BERLABEL "ENERGY-EFFICIENT".
Mesin "cuci" berlabel energy efficient atau hemat energi akan lebih hemat energi sampai 50 % dan irit pemakaian air hingga 60 % dari pada mesin "cuci" biasa. Meski mesin "cuci" tutup atas (toploader) biasanya memiliki kapasitas men"cuci" yang banyak, namun mesin "cuci" berlabel energy efficient umumnya dimiliki oleh mesin "cuci" tutup depan yang lebih irit penggunaan air dan energi listrik. Oleh karena itu, kini saatnya kita mempertimbangkan untuk mengganti mesin "cuci" yang bekerja efisien andai hendak membeli baru. Selain itu, pilihlah yang memiliki waktu putar bervariasi.


VARIASI PILIHAN.
Pilihlah mesin "cuci" yang memiliki waktu putar maupun kekuatan putar bervariasi sehingga kita dapat menyesuaikannya dengan jenis bahan "pakaian" yang di"cuci". Misalnya, untuk jenis jeans dapat dipilih wash program strong. Atau wash program gentle untuk "pakaian" dalam. Info tambahan, kian cepat putaran yang dipilih maka makin banyak air yang dibutuhkan; Artinya, semakin lama pula waktu pengeringan yang diperlukan.

PENGERING "PAKAIAN".
Beberapa tips mesin pengering menyedot energi lebih besar dibanding peralatan rumah tangga lainnya. Oleh karena itu, gunakan mesin pengering hanya untuk "pakaian" berbahan tebal. misalnya handuk, selimut atau sprei. "Pakaian" berbahan ringan sebaiknya dikeringkan secara alami dengan sinar matahari dan angin. Apalagi aroma alam yang fresh membuat wangi baju terasa lebih nyaman dikenakan. Supaya kering lebih cepat, gantungkan "pakaian" dengan hanger. Balikkan "pakaian" saat dijemur supaya warnanya lidak cepat pudar.

Senin, 29 November 2010

"MENGELOLA DAN MENGURANGI SAMPAH"

"Sampah" terbaik adalah yang tanpa dihasilkan dan tidak membuang "sampah" adalah pengelolaan tersukses."


"Sampah" merupakan masalah kita bersama. Tentunya kita masih ingat dengan kasus "sampah" di seputar Kota Bandung dan Cimahi yang tidak terangkut dan menumpuk di beberapa sudut kota. Tumpukan "sampah" yang terlihat menunjukkan volume "sampah" yang dihasilkan oleh warga tidaklah sedikit.

Banyak hal yang dapat kita lakukan supaya "sampah" yang dibuang ke TPA tidak terlalu banyak. Salah satunya adalah dengan peduli daur ulang. Sepintas terdengar mudah namun terkadang sulit dilakukan. Apabila dicermati, sebenarnya lebih banyak membutuhkan energi untuk menghasilkan produk daur ulang dari pada membeli produk baru yang sama.

Apabila kita membeli produk daur ulang, harga produk ini akan menjadi lebih murah. Kita sudah menciptakan pasar tersendiri bagi produk-produk daur ulang sekaligus mendukung gaya hidup yang ramah lingkungan.

Ada baiknya, sebelum membeli cek apakah produk yang hendak dibeli terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang atau tidak. Hal ini dapat dilihat dari logo atau gambar yang ada kemasannya. Hal ini disebabkan tidak semua produk daur ulang mencantumkan tanda daur ulang.

Sebagai informasi, aluminium, kaleng, gelas kaca dan karton kertas adalah produk-produk yang dapat didaur ulang.

Selain memilih produk yang dapat didaur ulang, untuk mengurangi "sampah" kita juga dapat berhemat kertas. Tanpa sadar, saat kita berjalan-jalan pun kita terbiasa membuang begitu banyak kertas. Pada saat mengunjungi pameran misalnya. Berapa lembar brosur yang diambil dari stan pameran lalu dibuang begitu saja? Tidak hanya 2 atau 3 lembar yang dibuang. Hal kecil yang terlihat sepele seperti ini harus diperhatikan supaya volume "sampah" yang dihasilkan tidak terlalu banyak.

MENGURANGI VOLUME "SAMPAH".
Meskipun berat "sampah" tidak dapat dikurangi, volume "sampah" masih dapat ditekan hingga lebih dari setengahnya. Jadi, tumpukan "sampah" tidak lekas memenuhi tempat "sampah" dalam waktu singkat. Caranya, kosongkan isi lalu tekan kaleng atau wadah kemasan hingga gepeng sebelum membuangnya. Sedangkan plastik pembungkus perlu dilipat rapi terlebih dahulu. Selanjutnya, lebih baik mnerobek kertas menjadi lembaran kecil ketimbang meremasnya. "Sampah" dibuang ke tempat pembuangan sementara hanya jika sudah mencapai kapaasitas maksimum pada tempatnya.


JANGAN BUANG "SAMPAH" SEMBARANGAN.
Pernyataan klasik ini memang harus diterapkan. "Sampah" yang dibuang sembarangan - terutama "sampah" non organik, biasanya akan lepas dari proses daur ulang dan akhirnya mencemari lingkungan karena lama atau sulit terurai secara alami. Dapat juga masuk ke aliran air seperti selokan dan sungai lalu menyumbatnya. Bayangkan saat hujan turun dan saluran air tertutup timbunan sampah, bencana banjir pun siap melanda kita.


"SAMPAH" PERMEN KARET.
Mengunyah permen karet memang menyenangkan. Namun.... gunakan kertas kemasan sebagai pembungkus pada saat membuangnya. Hal ini supaya permen tak lengket dan menempel di sembarang tempat. Perlu diketahui, bahwa meskipun berukuran kecil ternyata dibutuhkan waktu 5 tahun agar permen karet terurai dalam tanah.


PILAH PILIH "SAMPAH".
Melenyapkan "sampah" rumah tangga dengan membakarnya bukan solusi terbaik. Asap hasil pembakaran dapat memperparah polusi udara. Volume "sampah"pun tidak musnah sepenuhnya, hanya berkurang sekitar 90%. Cara terbaik adalah dengan memilah "sampah" berdasarkan jenisnya. Tindakan ini akan mempermudah pemulung saat menyortir "sampah" yang nantinya akan didaur ulang. "Sampah" organik rumah tangga yang telah disortir dan tidak digunakan untuk bahan kompos (tulang, makanan basi, kulit buah yang keras dan lain-lain) dapat dibuang dengan plastik bio bag.


"SAMPAH" ORGANIK DAN ANORGANIK.
Untuk mempermudah pengelolaan "sampah" nantinya, tidak ada salahnya apabila kita telah memisahkan "sampah" rumah tangga sejak awal. Saiapkan saja dua tempat "sampah" di dapur, untuk "sampah" organik dan anorganik. Selanjutnya, "sampah" organik (sisa sayuran, buah, daging dan tulang) merupakan "sampah" yang mudah diurai dan dapat diolah menjadi kompos. Supaya proses pembusukan lebih cepat, cacah tumpukan "sampah" hingga potongan terkecil. Hasil pengomposan ini nantinya digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman di kebun. Sedangkan "sampah" an organik seeperti kertas, kardus, botol, kaleng dan plastik dapat diberikan atau dijual ke pemulung. Lingkungan terjaga, uang dapur pun bertambah. Asyiiiiik kan?
Pemilahan "sampah" menurut jenisnya:
a. "Sampah" Organik:
- Bahan pengomposan : sisa sayuran, serutan kayu, kulit buah, rumput dan rontokan dedaunan, kulit telur, teh dan bubuk kopi.
- Untuk dibuang: makanan basi atau bersantan, tulang, produk turunan susu.
b. "Sampah" Anorganik:
- Plastik: Sedotan, kantung plastik, botol plastik, kantung kemasan.
- Kertas: Kardus, koran, majalah, kertas kemasan.
- Kaca: Botol, gelas, piring, toples kaca.
- Logam: Kaleng, paku, kawat.


"SAMPAH" PERANGKAP HEWAN.
  Jangan buang begitu saja "sampah" botol dan kaleng minuman, terutama di halaman. Alasannya, akan banyak serangga dan mamalia kecil yang tanpa sengaja terjebak masuk ke dalam botol dan tidak dapat keluar lagi. Akhirnya, binatang tersebut akan mati kelaparan di dalam botol. Begitu juga dengan kaleng bergigi tajam dapat melukai hewan liar yang kebetulan menginjaknya. Apabila tidak ditimbun atau dibuang di tempat "sampah", kaleng dan botol bekas dapat juga menjadi sarang nyamuk dan sumber penyakit.

Sabtu, 27 November 2010

"TAMAN ATAP - ROOF GARDEN"

"Membangun "taman atap" di atas bangunan bertingkat merupakan salah satu cara inovatif dan efektif guna meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus mengurangi dampak pemanasan global".

Upaya penyusupan kantong-kantong hijau pada "atap"-"atap" gedung bertingkat dan struktur bangunan ini seringkali dikenal dengan istilah "taman atap", ruang hijau "atap" atau "roof garden". Adanya "roof garden" akan menambah nilai ekonomi bangunan lantaran hunian yang dilengkapi "taman atap" tentu terasa lebih nyaman dan indah secara visual.

Ada beberapa manfaat "taman atap" -- terutama "roof garden" ekstensif --dalam memperbaiki mutu udara dan meningkatkan kualitas lingkungan:

1. Mereduksi Temperatur Udara.
Penyerapan panas ke dalam bangunan berkurang hingga 10 %. Hal ini berarti kita dapat berhemat hingga 60 % konsumsi energi yang digunakan untuk pengkondisian udara. Suhu dalam ruang pun dapat turun sekitar 1-2 derajad Celcius, tergantung luasan "roof garden".

2. Peredam Suara Yang Efektif.
Adanya hijauan, terutama tanaman dengan permukaan daun kasar atau tepi bergerigi, ampuh meredam kebisingan yang memekakkan telinga, khususnya bagi penghuni di dalam bangunan.

3. Memanfaatkan Air Hujan Secara Optimal.
"Taman atap" kurang berperan dalam proses penyerapan air ke bumi. Namun, asupan air hujan dapat diserap dan disimpan secara optimal sampai 30 %. Bahkan air hasil buangan (drain-off watter) masih dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan lain.

4. Meningkatkan Kadar O2 di Udara.
Tanaman akan berfotosintesis dengan bantuan energi matahari, mengubah gas berbahaya CO2 menjadi O2 yang menyegarkan dan dibutuhkan makhluk hidup. Peningkatan kadar O2 ini turut memperbaiki dan meningkatkan kualitas udara. Selain itu, kelembaban udara di sekitar "roof garden" akan meningkat lantaran tanaman juga melakukan transpirasi.

5. Filter Alami Terhadap Polusi Udara.
Partikel debu dan gas berbahaya dapat diserap oleh tanaman secara efektif. Untuk memaksimalkan penyaringan, pilihlah tanaman dengan permukaan tidak rata (berbulu atau bersduri).

6. Mengurangi Radiasi dan Cahaya Berlebih.
Secara tidak langsung, "taman" berfungsi sebagai insulator panas. Adanya hijauan di "atap" bangunan mampu menyerap panas pada siang hari dan melepaskannya secara perlahan pada waktu malam sehingga mempersempit fluktuasi suhu udara. Permukaan rumput dan tanaman pun dapat mengurangi pantulan radiasi hingga 60 %.


Ternyata banyak sekali manfaat dari "taman atap" ini untuk pelestarian lingkungan hidup sehingga bumi dapat terselamatkan dari pemanasan global (global warming).

Kamis, 25 November 2010

"MENJAGA LINGKUNGAN DENGAN 5 R"

"5 R" merupakan istilah penting yang dapat menjadi patokan bagi kita untuk lebih peduli dan cinta terhadap "lingkungan".


"5 R" yang dimaksud dalam tulisan ini adalah :

1. REDUCE:
Reduce artinya pengurangan penggunaan barang-barang yang dapat merusak atau mencemari "lingkungan" Reduce dapat berarti belanja tidak melebihi konsumsi kebutuhan atau menekan penggunaan kertas atau plastik, hemat pemakaian listrik dan air, maupun memilih barang dengan kemasan minim.

2. REUSE:
Reuse maksudnya pemakaian kembali. Penerapannya dapat berupa mendonasikan buku, mainan atau pakaian layak pakai ke perseorangan atau melalui lembaga kemasyarakatan yang membutuhkan.

3. RECYCLE:
Recycle adalah upaya mendaur ulang barang. Beragam jenis sampah di rumah kita dapat didaur ulang. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos. Bekas gelas air mineral diubah menjadi pot tanaman, atau kertas koran disulap menjadi kertas daur ulang. Prinsipnya, supaya barang yang sudah dibuang dimanfaatkan sebaik-baiknya supaya tidak menjadi sampah yang dapat mengganggu dan merusak "lingkungan".

4. REPLACE:
Replace maksudnya kita mengupayakan untuk mengganti produk yang digunakan sehingga lebih ramah "lingkungan" Produk sehari-hari seperti sabun dan sampo dipilih yang mengandung bahan alami atau pembersih perabot rumah tangga yang tidak mengandung racun. Usahakan juga minim kemasan atau membelinya dalam kemasan besar sekaligus.


5. REPAIR:
Repair merupakan usaha perbaikan demi "lingkungan" yang penting dilakukan. Tujuannya supaya barang dapat kembali digunakan dalam waktu lama atau kestabilan "lingkungan" tetap terjaga. Banyak aplikasi sederhana dari kiat ini, mulai dari yang simple hingga kompleks. Misalnya saja menjahit baju robek, mereparasi jam rusak atau menjilid buku lama. Upaya lebih besar dapat berupa reboisasi hutan gundul maupun menggalakkan penanaman pohon bakau di hutan mangrove pesisir pantai.
(Sumber: Rumah - 117 Ide Kreatif Selamatkan Bumi).


MusicPlaylistView Profile