"Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap
tiap helai tabir menjadi suatu "realitas" yang tidak terduga".
"Realitas Sosial" adalah pengungkapan tabir menjadi suatu "realitas" yang tidak
terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan
melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian
prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari
penilaian normatif. Berikut ini bahasan "Realitas Sosial" yang ada dalam masyarakat meliputi:
a. Interaksi "Sosial".
Ketika Anda bercakap-cakap dengan teman atau menghadap guru, berarti Anda telah melakukan interaksi "sosial". Interaksi "sosial"
adalah cara-cara
hubungan
yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok
manusia
saling bertemu. Interaksi "sosial" dapat berupa hubungan antar pribadi,
antara individu dengan kelompok, antar kelompok, dan antara individu dengan
lingkungan.
Sebagai makhluk yang memiliki akal dan budi, manusia menciptakan kebudayaan untuk melindungi diri dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya, dalam usaha melindungi diri dari cuaca, manusia menciptakan pakaian dan rumah. Untuk melindungi diri dari ancaman binatang buas, manusia
menciptakan berbagai macam alat perlindungan. Kebudayaan yang diciptakan
manusia ini juga termasuk fakta "sosial" yang dikaji "sosiologi".
c. Nilai dan Norma "Sosial".

d. Stratifikasi "Sosial".
Di sekolah, Anda pasti merasa adanya perbedaan hak dan kewajiban antara
guru dan murid. Di masyarakat atau desa juga terjadi perbedaan kedudukan
seperti itu, misalnya si A termasuk orang kaya, sedang si B termasuk
orang miskin. Bahkan, dalam masyarakat tradisional kita juga sering
dibedakan adanya golongan bangsawan (priyayi) dengan golongan orang
kebanyakan.
Kenyataan bahwa manusia dalam masyarakat memiliki strata berbeda, tidak
boleh diabaikan dalam kajian "Sosiologi", karena perbedaan itu memberikan
dampak pada hubungan dengan kelompok lain dengan segala akibat baik dan
buruknya. Golongan priyayi mempunyai strata
paling atas pada masyarakat jawa tradisional.
e. Status dan Peran "Sosial".
Status "sosial" dapat disamakan dengan kedudukan, peringkat atau posisi
seseorang dalam masyarakat. Di dalam
suatu status, terkandung sejumlah hak
dan kewajiban. Misalnya, seorang yang
berstatus sebagai siswa, maka dia memiliki hak untuk mendapatkan ilmu dan sekaligus memiliki kewajiban untuk belajar dengan tekun.
Status "sosial" berkaitan erat dengan
peran "sosial". Status bersifat pasif,
sedangkan peran "sosial" bersifat dinamis.
Peran "sosial" adalah tingkah laku yang
diharapkan muncul dari seseorang yang
memiliki status tertentu. Misalnya, tingkah laku yang diharapkan dari
seorang
yang berstatus siswa adalah rajin belajar, hormat kepada guru, dan
lain-lain.
Baik peran maupun status "sosial" turut mewarnai keberadaan suatu
masyarakat,
karena itu turut dipelajari dalam "sosiologi".
1. prabugomong.wordpress.com/2010/09/26/pokok-bahasan-sosiologi/ - Cache
2.
id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi -
Cache
3.
ssyarof.blogspot.com/2012/07/realitas-sosial-di-masyarakat.html - Cache
4. dimensisosiologi.blogspot.com
5. kelompokprimer.blogspot.com
6.
maryulismax.wordpress.com