"Dibalik rasa "bersyukur" akan nikmat Allah yang diberikan kepada kita semua, secara ilmiah akan meningkatkan kesehatan jasmani maupun rokhani pada diri kita."
Jadilah orang yang selalu "bersyukur" ketika senang,
dan bersabar ketika tertimpa musibah.
Allah telah banyak memberi kenikmatan yang tak terhingga kepada umat-Nya.
Alhamdulillah hirobbil 'alamiin.................
Allah memerintahkan kepada kita supaya kita selalu "bersyukur", seperti yang telah difirmankan dalam Al-Qur'an
Surat Al-Baqarah Ayat 152 : "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula kepadamu, dan "bersyukur"lah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku"
Allah Maha Pemurah, karena Allah juga akan memberikan balasan kepada hamba-Nya yang mau "bersyukur", seperti yang dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran Ayat
145 : "....... Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang "bersyukur".
Bahkan Allah akan menambah nikmat-Nya kepada Ummat-Nya yang mau "bersyukur", seperti janji-Nya dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim Ayat 7 : "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
Begitu cintanya Allah kepada orang-orang yang mau "bersyukur" kepada-Nya, sehingga Allah memilih hamba-Nya untuk ditunjukkan ke jalan yang lurus, seperti janji-Nya dalam Al-Qur'an Surat An Nahl Ayat 121 :"(lagi) yang mensy
ukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus".

Kiat-kiat untuk senantiasa "bersyukur" adalah :
1. Hati, tidak merasa memiliki dan tidak merasa dimiliki. Hal ini amat sulit, karena sudah fitrahnya manusia memiliki kecintaan terhadap materi. Kalau kita sudah pernah merasa memiliki, susah hati ini untuk ikhlas pada saat kita kehilangan orang terdekat maupun materi. Jalan terbaik adalah memohon pertolongan kepada Allah untuk memudahkan hati kita selalu tenang dan ikhlas.
2. Lisan, "bersyukur" dengan lisan terhadap apa yang kita miliki.
4. Menggunakan nikmat yang ada untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kita dianugerahi nikmat sehat, seyogyanya setiap waktu sehat kita untuk berbuat yang baik dan bermanfaat, tidak menyia-nyiakan, tidak menimbulkan mudharat dan berusaha menjaga kesehatan.
Dibalik rasa "bersyukur" akan nikmat Allah yang diberikan kepada kita semua, secara ilmiah akan
Dalam "bersyukur" kepada Allah, akan menimbulkan perasaan dalam diri kita :
1. Kita merasa bodoh di hadapan Allah SWT.

2. Kita merasa lemah di hadapan Allah SWT.
3. Kita merasa fakir/miskin di hadapan Allah SWT.
Kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dan selalu "bersyukur", kalau kita ingin selalu mendapat limpahan ilmu, kekuatan dan rezki-Nya.
"Bersyukur" juga dapat meruntuhkan segala penderitaan. Mengapa kita merasa menderita? Itu disebabkan kita tidak pandai "bersyukur". Apapun yang kita terima, kalau kita terima dengan senang hati, maka tidak ada derita dalam hidup ini. Sakit misalnya, kalau kita mengetahui hikmah yang terkandung di dalamnya, kita akan "bersyukur". Demikian juga dengan kemiskinan dan segala sesuatu yang kita anggap sebagai kekurangan, semuanya mengandung hikmah yang sangat besar.
Penderitaan hadir ketika keinginan kita tidak terwujud. Semakin kuat keinginan kita atau semakin kuat ambisi kita mencapai sesuatu dan tidak tercapai, maka semakin membuat kita menderita. Islam mengajarkan kepada umatnya supaya senantiasa menerima dan men"syukur"i apapun yang diberikan oleh Allah karena apabila kita sangat bernafsu dan cenderung meminta lebih tanpa kita sadari terjangkit penyakit visrus kerakusan. Apabila virus rakus menyebar, maka kita akan merasa dengki apabila ada orang lain mendapatkan rezeki yang berlimpah dan ujung-ujungnya kita selalu cemas dan was-was atas setiap hasil yang kita dapatkan tidak akan dapat mencukupi kebutuhan kita.
Allah memerintahkan umat-Nya supaya selalu "bersyukur" seperti yang difirmankan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 185:
"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah engkau mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu "bersyukur".
Salah satu ibadah yang mengajarkan supaya kita "bersyukur" adalah puasa. Puasa berarti kita menanamkan rasa "syukur" di dalam hati kita. Bila kita diselubungi dengan rasa "syukur" akan menaungi semua ruang hati kita, sehingga memunculkan kelapangan dan optimisme, maka dengan demikian puasa kita mampu meruntuhkan tembok derita dengan kemampuan untuk senantiasa men"syukur"i apapun yang Allah berikan pada diri kita. Karena itu dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dapat dijadikan sebagai momen untuk meruntuhkan tembok derita yang ada pada diri kita dengan "bersyukur". Seseorang dapat menderita sepanjang hidupnya bila dirinya dikuasai oleh rakus, dengki dan cemas, maka lawanlah dengan rasa "syukur". Rasa "syukur" diekspresikan dengan mengucapkan terima kasih dan