"Siapa sih yang tidak kenal "singkong"?
Makanan ini begitu merakyat, siapapun pernah memakannya. Tanaman "singkong" bisa tumbuh dimana saja, bahkan di tanah kering yang jarang terkena air. Karena itulah harga "singkong" sangat murah. Kita bisa membelinya di pasar dengan jumlah banyak hanya dengan beberapa lembar ribuan. Dan kita menjadikan "singkong" sebagai makanan sehari-hari. "singkong" adalah salah satu jenis gorengan teman ngemil pada saat minum teh atau kopi. Siapa sangka "singkong" ternyata bisa menjadi "obat kanker" yang cukup ampuh.
Seorang peneliti medis dari Srilangka, Dr Cynthia Jayasuriya, menemukan "singkong" ternyata bisa jadi "obat" mujarab untuk membunuh sel-sel "kanker".
Penemuannya itu berdasarkan pengalaman pribadinya ketika ia tengah menjalani perawatan "kanker".
Dikutip dari infolanka.com, Dr Cynthia mula-mula penasaran ingin mengetahui makanan rutin yang dikonsumsi yang mengandung vitamin B17.
Ternyata vitamin B17 itu ada dalam "singkong". Jadi Dr Cynthia mulai mengonsumsi "singkong" 10 gram tiga kali sehari.
Setelah dikonsumsi selama sebulan, ia melakukan pemeriksaan kandung kemih yang dilakukan dokter yang menangani penyakitnya. Ternyata sang dokter terkejut karena kandung kemihnya benar-benar bersih dan normal.
Selama makan "singkong", Dr Cynthia merasa sangat fit dan orang lainpun melihatnya sangat sehat. Setelah itu setiap tiga bulan ia periksa dan hasilnya tetap bersih.
Sejak itulah ia hanya mengonsumsi "singkong" dan tidak menjalani pengobatan lainnya.
Secara sederhana, Dr Cynthia Jayasuriya menjelaskan cara kerja "singkong" yang mampu membunuh sel-sel ganas yang bisa menggerogoti tubuh manusia.
Di "singkong" terkandung vitamin B17 yang nama ilmiahnya amygdaline. Sel-sel "kanker" adalah sel yang belum matang dan memiliki enzym yang berbeda dengan enzym normal. Ketika vitamin B17 digabungkan dengan enzyme sel normal, B17 akan terurai menjadi tiga jenis gula.
Tetapi ketika tergabung dengan enzyme sel kanker, B17 terurai menjadi: 1 gula, 1 benzaldehida dan 1 asam hidrosianik. Asam hidrosianik inilah yang membunuh sel "kanker" secara lokal.
Setelah kisah Dr Cynthia itu tersebar luas pada 2010, ia mendapat informasi pasien-pasien lain yang mengkonsumsi "singkong". Ada seorang pria berusia 70 tahun, terdiagnosis mengidap "kanker" prostat.
Pasien ini tergolong tidak mampu. Istrinya yang seorang pensiunan di rumah sakit membaca artikel Dr Cynthia, menyediakan "singkong" saja kepada suaminya.
Setelah seminggu, kondisi si pasien membaik. Setelah sebulan makan "singkong" setiap pagi, dia menjalani pemeriksaan. Sejak terdiagnosis "kanker", hasil test PSA-nya 280-290. Tetapi setelah sebulan PSA-nya menjadi 5.89!
Cerita lain datang dari seorang penderita "kanker" hati. Hasil pemindaian setelah operasi, masih ada sel-sel kanker yang belum terangkat sempurna. Pasien ini segera mengkonsumsi "singkong", dan sebulan sesudahnya sel "kanker" yang tersisa tidak membesar.
Berikut tiga tips yang bisa memandu bagaimana cara sehat memasak dan mengonsumsi "singkong", makanan "ndeso" yang diyakini manjur mengatasi ganasnya serangan sel-sel "kanker" di tubuh manusia;
1. Pilih "singkong" yang segar, yang tidak ada noda biru
2. Rebus dan jangan tutup panci selama memasak. Ini akan membantu menguapkan kelebihan asam midrosianik.
3. Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung jahe/ginger, seperti biskuit jahe, ginger beer, ginger ale sedikitnya 8 jam setelah mengkonsumi "singkong".
3. Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung jahe/ginger, seperti biskuit jahe, ginger beer, ginger ale sedikitnya 8 jam setelah mengkonsumi "singkong".
Sumber:
1. jogja.tribunnews.com › Features2 .www.kompasiana.com/.../singkong-obat-kanker-yang-ampuh_55af6a03...
4. laely.widjajati.facebook.com/SINGKONG-MERGOBENER....
5.laely.widjajati.facebook.com/Jajan-tradisional,-ongolongolHmmm...Enaaaak
0 komentar:
Posting Komentar