"Wanita" Cantik "Berjenggot" (Bagian I)
Dear Dad/Ta's dan KoKiers dimana pun Anda berada. Salam damai dari Oz
Ilustrasi:
"Wanita cantik" itu berpose setengah menantang. Ia berbaring dengan satu tangan diletakkan di pinggangnya dan tangan lainnya menyangga kepalanya yang berwajah sendu. Kedua matanya setengah terpejam, nampak begitu pasrah sekaligus mengundang.
"Wanita cantik" itu berpose setengah menantang. Ia berbaring dengan satu tangan diletakkan di pinggangnya dan tangan lainnya menyangga kepalanya yang berwajah sendu. Kedua matanya setengah terpejam, nampak begitu pasrah sekaligus mengundang.
Dengan baju model korset, bagian dada sangat ketat makin
menonjolkan keseksiannya, sementara itu roknya sedikit tersingkap
memamerkan pahanya yang mulus. Sekilas foto tersebut nampak normal dan
wajar, seorang "wanita" cantik berpose sensual. Yang 'tidak' wajar
hanyalah wajah sang "wanita". "Wajah" sendu "wanita" tersebut lebat ditumbuhi
"jenggot"!
Annie Jones, Annie Jones carte de visite, 4 x 2.5 inches,
circa 1880 photographer’s logo stamped on reverse and signed in pencil
"Miss Annie Jones Age 18yrs" photographer: Chas. Eisenmann, 229 Bowery,
New York
Dear KoKiers,
Sesuai dengan hukum Tuhan, banyak hal normal maupun tidak normal yang kita jumpai dalam kehidupan di dunia ini. Ketika Tuhan menciptakan sesuatu yang normal, tidak ada manusia yang mempertanyakannya. Tetapi, ada kalanya, Tuhan menciptakan sesuatu yang dianggap tidak normal oleh manusia, banyak orang bertanya-tanya. Lepas dari ketidaknormalan itu, pasti ada hikmah yang tersembunyi.
Ketimpangan atau ketidaknormalan kondisi fisik adalah satu dari
sekian banyak ketimpangan atau ketidaknormalan. Penciptaan fisik tidak
lepas dari campur tangan Tuhan. Kita tidak bisa memilih dalam bentuk
yang bagaimana kita akan dilahirkan. Apakah akan berhidung mancung atau
pesek, berkulit putih atau hitam? We simply have no choice. Kalau
saja boleh memilih, sebagai perempuan, kita mungkin ingin dilahirkan
seperti Angelina Jolie. Atau, bagi laki-laki, mereka ingin seperti Tom
Cruise, misalnya.
Karena penciptaan fiisk di luar wewenang manusia, rasanya tidak pantas
jika kita mengolok-olok kekurangan fisik orang lain yang kita anggap
'buruk'. Pepatah kuno “Don’t judge a book by its cover”, kecantikan fisik hanya sebatas kulit, pas untuk menggambarkannya.
Di beberapa daerah, ada yang menganggap kelainan fisik sebagai
berkah. Tetapi ada juga yang mengganggapnya sebagai malapetaka. Ada yang
wajahnya cantik atau ganteng, ada pula yang buruk rupa. Ada yang gemuk,
ada pula yang kurus. Ada yang berkulit putih, ada yang berkulit hitam.
Apapun kondisinya, semua wajib disyukuri.
Tetapi, ada juga yang mengganggap keabnormalan sebagai sesuatu yang unik. Bahkan, in other word, terkesan menggelikan. Apa sesungguhnya hikmah di balik penciptaan ini? Hanya Tuhan yang mengetahuinya.
"Jenggot" Di Wajah Cantik
Jika kita melihat seorang lelaki, lengkap dengan "kumis" dan "jenggot" panjang, mungkin tidak aneh lagi. Hampir setiap hari, kita banyak menemukan pemandangan seperti ini. Lelaki dari sononya memang mempunyai hormon bulu jauh lebih banyak dibanding "wanita". Bagi sebagian "perempuan", pria "berjenggot" lebih menggairahkan dan terkesan berwibawa. Mereka menganggap aneh jika seorang lelaki berwajah mulus bak pualam.
Lalu, bagaimana jika yang "berjenggot" bukan seorang lelaki, namun
seorang "perempuan"? Jika melihat seorang "perempuan" berwajah menarik,
lengkap dengan "kumis" dan "jenggot", kita tentu akan melotot dan mengucek
mata, seolah tidak percaya.
Memang, kita banyak menemui "perempuan" yang dihiasi "kumis" tipis di
atas bibirnya, seperti seorang pelukis legendaris terkenal dari Mexico
Frieda. Di Indonesia, siapa yang tidak kenal dengan penyanyi dangdut Iis
Dahlia atau Astri Ivo. Mereka memiliki "kumis" tipis yang membuat mereka
semakin manis.
"Wanita" "berkumis" tipis mungkin tampak normal. Namun, bagaimana jika "perempuan berjenggot" sekaligus ber"kumis"? Is it a joke? The answer bukan sebuah joke. Ini memang benar-benar ada.
Dear KoKiers,
Menurut Wikipedia, seorang "perempuan" "berkumis" dan "berjenggot" adalah seorang "perempuan" berwajah lembut tetapi mempunyai "kumis" dan "jenggot" yang terlihat nyata. Ia jelas tidak ubahnya seorang lelaki.
Menurut Wikipedia, seorang "perempuan" "berkumis" dan "berjenggot" adalah seorang "perempuan" berwajah lembut tetapi mempunyai "kumis" dan "jenggot" yang terlihat nyata. Ia jelas tidak ubahnya seorang lelaki.
"Wanita berjenggot" atau "berkumis" lebat bisa jadi akan menjadi sebuah
fenomena tersendiri bahkan melegenda. Karena keunikan ini akan
menimbulkan rasa ingin tahu yang besar. Bukan tidak mungkin, keunikan
ini akan menjadi buah bibir, bahan ejekan atau lelucon. Dari sekian
"perempuan berjenggot" yang tercatat dalam sejarah, yang paling popular
adalah 'The Bearded Lady of Guildford'.
KELAINAN HORMON
Ada sejumlah kecil "perempuan" yang mempunyai "jenggot", meskipun sangat tipis namun jelas terlihat. "Perempuan"-"perempuan" ini banyak kita temukan di ras manapun. Di Yunani, misalnya, "perempuan" di desa-desa tradisional nampak maskulin dengan garis rahang tegas dan kumis tipis. Atau, "wanita" Sicilia yang raut mukanya mirip "perempuan" tradisional di Yunani. Di Indonesia sendiri banyak kita temukan "perempuan" dengan "kumis" tipis. Bahkan, kadang rambut-rambut di sekitar pipi dan leher yang merupakan cikal bakal "jenggot".
Dari sekian banyak "perempuan" dengan kelainan hormon ini, ada di
antara mereka yang memelihara "kumis" dan "jenggot"nya seperti seorang
lelaki. Apa yang menyebabkan para "wanita" ini mempunyai "kumis" dan "jenggot"
lebat seperti laki-laki?
Munculnya "jenggot" atau "kumis" pada "perempuan" umumnya disebabkan adanya kelainan hormon yang disebut androgen excess. Ada juga yang disebabkan kelainan genetik langka yang disebut hypertrichosis. Kadang-kadang, pada kasus tertentu, juga disebabkan pemakaian anabolic steroids.
"Perempuan
berjenggot" bisa jadi memang sengaja menumbuhkan "jenggot" maupun "kumis".
Tujuannya untuk menghibur masyarakat seperti yang terjadi di arena-arena
sirkus di abad 19 dan 20. Sudah jamak, di dunia hiburan seperti Circus
menampilkan hal-hal yang aneh dan unik untuk menarik perhatian penonton.
Dari sekian keunikan, tidak jarang mereka memajang "wanita berjenggot".
Jika "jenggot" mereka palsu kemungkinan disebabkan pemakaian anabolic steroid.
Namun, yang terjadi baru-baru ini bukan di arena sirkus dimana
"perempuan" sengaja menumbuhkan "kumis" dan "jenggot". Kejadian ini
benar-benar ada di masyarakat awam. Sekitar bulan Febuari 2010, beberapa
media online maupun cetak mengabarkan seorang diplomat Arab yang
membatalkan pernikahannya. Ternyata, "perempuan" yang baru saja dinikahinya
diketahui memiliki "jenggot"!
Konon, sang diplomat Arab tersebut percaya saja ketika ditawarkan
kepadanya foto seorang "wanita" yang kemudian menjadi calon istrinya.
Disebutkan, "wanita" yang akan disunting itu bergelar dokter. Karena
tinggal di negara Arab, wajar jika "wanita" tersebut mengenakan penutup
wajah atau burqa. Demikian pula halnya foto yang ditawarkan ke
diplomat tersebut. Prosesi pernikahan pun digelar. Selama prosesi akad
nikah berlangsung, sesuai adat setempat, sang mempelai pria yang tak
disebutkan identitasnya itu belum dibolehkan membuka burqa untuk melihat wajah calon istrinya. Begitu ijab kabul sah dilakukan, mempelai pria hendak mencium "wanita"
yang sudah resmi menjadi istrinya. Namun, dia begitu kaget ketika
mengetahui wajah istrinya. "Dia memiliki "jenggot" dan bermata juling,"
katanya, seperti dikutip kanal berita Arab, Alrabiya, di Uni Emirat
Arab, Rabu (10/2).
Diplomat Arab untuk Dubai itu pun buru-buru mengajukan pembatalan
pernikahan. Dia merasa telah ditipu oleh mertua barunya karena
kondisinya tak sesuai dengan cerita diawal. Foto yang diterimanya bukan
foto istrinya. Pengadilan telah membatalkan pernikahan itu, tapi menolak
pengembalian mahar sebesar 230 ribu dolar AS.
Setelah Melahirkan, Wanita Asal Jerman Ini Mulai Berjenggot!
Seorang ibu asal Jerman mulai tumbuh "jenggot" setelah kelahiran anaknya 28 tahun lalu. Selama ini dia selalu
mencabuti rambut di dagu itu namun sekarang mulai malas dan
membiarkannya tumbuh.
Situs asiaone.com
melaporkan, Kamis (11/4/2013), "perempuan" bernama Mariam itu terkadang
memakai penutup di dagunya seolah-olah habis mengalami kecelakaan.
Dalam sebuah tayangan televisi di Inggris dia mengatakan sudah mulai enggan mencabuti "jenggot" itu maupun menutupinya.
“Setelah dicabuti kulit saya nampak kemerahan. Sudah banyak orang bertanya dan mereka tidak percaya akan semua itu,” ujarnya.
Keluarga Mariam kerap mengkritik agar dia selalu mencabut bulu di dagunya itu.
Pada 2008 dia pernah memanjangkan "jenggot"nya sekedar mengetahui bagaimana rupanya bila rambut itu tumbuh subur di dagunya.
Akhirnya setelah satu dekade hidup tanpa
pasangan lantaran malu punya "jenggot" Mariam memutuskan memelihara rambut
itu dan merasa seksi karenanya.
Mariam pun ikut dalam rombongan sirkus dan punya waktu pertunjukannya sendiri.
Dokter setempat mengatakan kemungkinan gen ini bisa diwarisi anak "perempuan" Mariam kelak. (asiaone/merdeka/berbagai sumber)
Video: Bearded lady Mariam, from Germany
http://youtu.be/1O1P-BTkwRE
Kisah Agustina Si Wanita Berjenggot
Rabu, 17 Juli 2013 22:45 WIB
Tribunnewsbatam.com/Taufan Wijaya
Agustina
(38) warga Kampung Tanah Merah, Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan,
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau ini dari awal lahir hingga
menikah, memiliki jenggot.
Laporan Tribunnews Batam, Muhammad Ikhsan
BINTAN, TRIBUN
- "Jenggot" memang identik dengan kaum pria. Namun di Kampung Tanah
Merah, Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi
Kepulauan Riau, seorang ibu dua anak justru punya sejumput "jenggot" khas
yang dipeliharanya hingga kini.
Menjadi "wanita berjenggot". Itulah
identitas yang melekat pada diri Agustina (38). Dari awal lahir hingga
menikah, "wanita" murah senyum ini mengaku tak ada yang aneh dengan
wajahnya. Namun sejak anaknya berusia tiga tahun, di suatu pagi,
Agustina menyadari ada bebarapa bulu yang tumbuh di dagunya. Hal itu
bermula sejak 15 tahun lalu.
Awalnya, istri dari Samen (40) ini
mengaku ditumbuhi bulu biasa. Namun lama kelamaan bulu-bulu itu tumbuh
subur dan bahkan panjang layaknya "jenggot". Tina pun mulai risih,
bahkan pernah ia pernah mencukur "jenggot"nya tersebut. Namun saat itu,
entah iya atau tidak, upaya mencukur "jenggot"nya ini justru berbuah
kesialan.
"Saye pernah haid tapi tak berhenti hingga 3 bulan
sehabis mencukur "jenggot". Saye tak tahu penyakitnye ape. Yang jelas Haid
saye berhenti setelah "jenggot" saye tumbuh lagi. Sejak itu saye tak
pernah cukur "jenggot" sampai habis, paling cuma dirapikan dan dipendekkan
saja," ujar Tina, saat dijumpai Tribun di rumahnya di RT 04/02, Desa
Penaga, Rabu (17/7/2013).
Punya "jenggot", menjadikan Tina cukup
terkenal di Desa Penaga. Perlahan namun pasti, ia berupaya untuk
menghilangkan rasa mindernya itu. Kini Tina pun bisa berbaur biasa,
walau tetap banyak yang memperhatikan "jenggot"nya tersebut.
Ibu
dari Azizah (19) dan Fauzan (3,8) ini punya sekelumit cerita tak
mengenakkan bagaimana ia melakoni pribadi sebagai "wanita berjenggot". Ia
mengaku jarang bepergian ke acara kenduri atau nikahan. Bahkan sempat
takut keluar rumah dan bergaul. Tapi itu dulu. Kini Agustina
mengaku cuek dengan pandangan orang yang tertuju ke dagunya. "Ye macam
mane lagi. Tak keluar rumah kite tak bisa ape-ape juge kan? Nak diliat
orang saye selambe (cuek) aje ke sana kemari. Pas nonton bola di Kampung
Bukit Batu pun tak peduli saye," tukasnya sambil tertawa.
Rasa minder itu, kini sudah tak dirasakannya. Ia pun bersyukur bisa hidup bersama keluarga besarnya di tepi pantai Desa Penaga. Dalam
kesederhanaan itu, suaminya Samen yang bekerja sebagai nelayan itu
nampak masih romantis bercanda dengan Agustina. Samen sendiri mengaku
jika ia tak suka memelihara "jenggot". "Saya cuma malu
ditengok-tengok (dilihat-lihat) semua pandangan. Nak dicukur macam mane
lah, ini kan tuhan punya kuase. Biasanya saye berjilbab keluar, tapi
tetap aje "jenggot" ini nampak," ceritanya.
Ketika melahirkan anak
keduanya, Fauzan Agustina sempat akan dioperasi cesar. Namun pihak rumah
sakit sempat mengira ia seorang pria. "Mereka orang rumah sakit
sempat bertanya, kok pria dioperasi kebidanan pula. Saye sempat dikira
pria," kenang "wanita" kelahiran 25 Desember 1974 ini.
Seorang
saudara di Malaysia sempat mengabadikan foto Agustina, dan bahkan foto
itu membuat heboh orang-orang di Malaysia. Begitu cerita Dormat, bapak
Agustina.
Tina menceritakan, jika pegawai di kantor Kecamatan pun
sempat kaget lihat fotonya saat akan membagikan e-KTP. Petugas itu
lantas mengusap dadanya serasa tak percaya ada "wanita" yang "berjenggot".
Begitupun
saat naik kapal Roll in Roll out (RoRo) dari Batam ke Tanjunguban, Tina
mengatakan kerap menjadi pusat perhatian penumpang lain.
Tumbuhnya
"jenggot" ini rupanya membawa suatu kelebihan pada dirinya semacam
kemampuan penerawangan. Tina kerap bermimpi jika ada sesorang yang
berniat jahat di rumahnya. "Ya kadang saye bisa mimpi ada anak
kecil datang, memberitahukan kalau ada sesuatu yang ditanam (jimat untuk
mencelakakan) dekat rumah saye. Ada yang berniat jahat ke keluarga.
Saya biasanya tahu aja letaknya di mana," sebut dia.
Keinginan
untuk berwajah seperti "wanita" biasa tanpa "jenggot" sebenarnya ada, namun
beberapa kali berobat, dokter mengaku tak tahu penyebab penyakit ini. Ia
pun hanya diberikan obat-obat supaya tak tumbuh bulu. Namun hal
itu tak berhasil. Tina akhirnya berhenti di sana. Ia kini menjalani
hidup apa adanya. Terkait hasil analisa kedokteran terhadap "jenggot"nya
ia mengaku tak tahu, karena memang tak pernah diberitahu dokter.
Tina
merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Siang itu saat Tribun datang
ke tempatnya, Agustina mengaku sedang tak berpuasa Ramadan, pasalnya ia
tengah merawat ibunya yang tengah sakit.
Editor: candrappusponegoro
Mengapa Perempuan Tidak Berjenggot?
Apakah anda seorang pria "berjenggot"? Atau Anda seorang "perempuan" yang menyukai pria "berjenggot"? Terserah sajalah, yang penting Anda bukan pria tapi "wanita" atau "wanita" tapi pria. Kenapa membahas soal "jenggot".
Mungkin sudah banyak orang yang membahasnya, dan saya yakin mereka sudah mengupas segalanya tentang "jenggot". Hanya saja, saya masih penasaran kenapa pria "berjenggot" dan terkadang bisa tumbuh dengan lebat. Sementara "perempuan" tidak. Kalau pun ada "perempuan" yang "berjenggot" atau "berkumis", sangat tipis.
Tapi kita akui, Vivian Wheeler, seorang "perempuan" yang memiliki "jenggot" terpanjang sedunia menurut Guinness Book of Records dengan panjang 11 inchi atau 27,94 cm. Namun demikian, jumlah "perempuan" yang "berjenggot" bisa dibilang jumlahnya 1000 berbanding satu atau bahkan 10 ribu, 100 ribu atau lebih baru ketemu satu orang. Sangat-sangat jarang.
Pertanyaannya, kenapa pria bisa "berjenggot" sementara "perempuan" tidak? Akhirnya, setelah buka-buka buku, akhirnya ketemu juga penyebabnya mengapa pria bisa "berjenggot" dan sebaliknya "perempuan" tidak.
Penjelasannya begini. Sejak dalam masa kandungan, seorang janin sudah ditumbuhi rambut dan bulu-bulu halus, baik laki-laki maupun "perempuan". Namun, begitu bayi lahir, maka lama kelamaan bulu-bulu halus yang sudah melekat akhirnya berganti menjadi rambut-rambut yang cukup tipis.
Dan puncaknya, saat memasuki masa pubertas, usia sekitar 12-17 tahun, maka pertumbuhan rambut antara laki-laki dan "perempuan" sudah mulai berbeda. Apalagi semakin dewasa, maka pertumbuhan rambut atau bulu-bulu makin berbeda.
Kenapa demikian? Dalam buku “Aku Ingin Tahu, Mengapa?” dijelaskan bahwa perkembangan tumbuhnya rambut atau bulu itu disebabkan oleh pertumbuhan kelenjar seks, baik pada pria maupun "perempuan". Pada pria, hormon yang berlebihan ini akan menyebabkan tumbuhnya rambut di dagu ("jenggot"), atas bibir ("kumis"), dan di badan. Sementara, pada rambut di kepala yang menjadi sumber tumbuhnya rambut, akan mengalami penurunan. Ia beralih ke dagu, atas bibir ("kumis"), dan dada.
Sebaliknya, pada "perempuan", kelenjar seksnya tetap sama tinggi. Hanya saja, arahnya yang berbeda. Pada "perempuan", pertumbuhan akan semakin maksimal pada kepala, sedangkan pertumbuhan minimal ada di bagian tubuhnya terutama dagu. Sebab, berbagai kelenjar dan hormon dalam badan "perempuan" memang berfungsi mencegah pertumbuhan tersebut. Karena itulah, dagu "perempuan" tidak ditumbuhi bulu ("jenggot").
Jadi, bagaimana menurut anda?
Penyebab Tumbuhnya Kumis Pada Wanita
Rabu, 12 Januari 2011
ULAH HORMON ANDROGEN
Sebagai "wanita", tentu Anda merasa kurang nyaman dengan kondisi tersebut. Tapi, jangan hanya mencari pemecahan ke salon, cobalah cek ke dokter. Setelah menjalani tes darah, mungkin Anda bisa mendapatkan jawaban yang jelas.
Selama ini, jika bicara soal hormon reproduksi "wanita", mungkin yang langsung terlintas di benak Anda adalah estrogen, yaitu hormon utama "wanita", yang salah satu tugasnya adalah untuk mematangkan sel telur. Sedangkan pada pria, hormon utama yang berperan adalah androgen, atau dikenal juga sebagai hormon seks (testosteron). Namun, bukan berarti "wanita" tidak memilikinya. Dalam tubuh "wanita" juga terdapat hormon androgen, meski jumlahnya hanya sedikit sekali.
Menurut androlog dr. Anita Gunawan MS. Sp. And. dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, hormon androgen memainkan peran penting dalam pengaturan fungsi tubuh "wanita", baik sebelum, selama, maupun sesudah menopause. Hormon inilah yang memicu tumbuhnya rambut di ketiak dan pubis saat dimulainya masa puber pada gadis remaja.
Selain itu, androgen juga diperlukan "wanita" dalam proses pembentukan estrogen, sekaligus memainkan peran penting dalam men-cegah pengeroposan atau hilangnya massa tulang (osteoporosis), mempertahankan gairah seks (libido), dan menyeimbangkan mood.
Bedanya, bila pada pria hormon androgen diproduksi di testis dan anak ginjal (kelenjar yang menempel di atas ginjal), maka pada "wanita" hanya diproduksi di anak ginjal. Jenis dan jumlahnya juga berbeda. Pada "wanita", kadar hormon androgen hanya boleh ada maksimal 10% dibanding pada pria. Jadi, bila pria memproduksi hormon androgen sekitar 6-8 mg per hari, maka "wanita" seharus-nya hanya memproduksi kurang dari 0,5 mg per hari. Kadarnya sulit dinyatakan dengan pasti, karena nilainya berfluktuasi, tergantung pada usia, siklus haid, dan status menopause "wanita" yang bersangkutan.
Tapi, dalam hal apa pun, apabila kekurangan atau berlebihan, tentu ada efek negatifnya. Jika tubuh seorang "wanita" memproduksi hormon pria tersebut secara berlebihan, maka tak perlu heran bila kondisi fisiknya pun menjadi cenderung maskulin (antara lain: "berkumis", tumbuh bulu-bulu berlebihan di beberapa bagian tubuh, berbadan kekar). "Wanita" yang mengalami kelainan hormonal seperti ini biasa disebut "wanita" androgenik. Namun, untuk memastikan kondisi ini, dibutuhkan tes darah di laboratorium.
Sumber:
1. kolomkita.detik.com/.../wanita_cantik_berjenggot_ba...
2. indocropcircles.wordpress.com/.../wanita-berjenggot-s...
3. batam.tribunnews.com › Kepulauan Riau › Batam
4. ureport.news.viva.co.id/.../309960-mengapa-perempu...
5. old.tahukahkamu.com/.../penyebab-tumbuhnya-kumis...
0 komentar:
Posting Komentar