"Alergi dingin" terjadi saat udara "dingin" menyerang sistem daya tahan tubuh yang menstimulasi produksi lendir dalam saluran pernapasan".
Secara umum, jika tubuh
Anda terpapar udara "dingin" terlalu lama, Anda akan menjadi lebih mudah
terserang flu. Udara "dingin" memang berpotensi menyerang jaringan di
bagian hidung dan menimbulkan pembengkakan, hidung tersumbat, pilek dan
flu. Namun, bagi penderita "Alergi dingin", berada pada tempat dengan
temperatur udara yang rendah tanpa perlindungan baju hangat, munculnya
flu seringnya bersamaan dengan gejala "Alergi dingin".
Selain pilek atau flu, "Alergi dingin"
dapat timbul dalam bentuk lain yang lebih serius yaitu urtikari, atau di
Indonesia lebih dikenal dengan Biduran. Jenis "Alergi dingin" ini cukup
sering terjadi karena iklim tropis di Indonesia membuat kita terbiasa
dengan cuaca panas, sehingga pada beberapa orang yang memiliki jaringan
kulit yang sangat sensitif pada histamin akan mengalami Biduran sebagai
reaksi dari "Alergi dingin". Biduran timbul akibat mekanisme pertahanan
tubuh bereaksi terhadap udara "dingin" dengan mengeluarkan histamin secara
berlebihan. Histamin sendiri adalah suatu senyawa kimia yang diproduksi
secara alami oleh tubuh, namun pada beberapa orang dapat menyebabkan
timbulnya gejala "alergi" seperti gatal, rasa panas atau terbakar bahkan
sampai sesak napas. Bercak kemerahan berbatas tegas dengan bagian tengah
yang lebih pucat serta bengkak setempat dapat terlihat jelas pada kulit
yang bereaksi pada "Alergi dingin". Tidak hanya pada kulit yang terpapar
udara "dingin" langsung, namun juga dapat menyebar ke seluruh badan.
Histamin juga dapat mengakibatkan pipa saluran napas menyempit sehingga
menimbulkan sesak napas atau malah melebar sehingga memecahkan pembuluh
darah dan mengakibatkan mimisan.
Namun perlu diingat bahwa Biduran tidak
selalu diakibatkan oleh "Alergi dingin". Biduran dapat juga disebabkan
oleh suhu udara yang tinggi, bulu binatang, wewangian, serbuk sari
tanaman, debu, spora jamur, juga obat-obatan sejenis penisilin,
sulfonamid, salisilat, diuretik, dan lain-lain. Biduran juga dapat
diakibatkan oleh "alergi" makanan yang mengandung protein seperti ikan,
telur, udang, kacang–kacangan, atau zat aditif seperti pewarna dan
pengawet makanan serta penyedap rasa.
Gejala-gejala penyakit adalah suatu gejala penyakit yang disebut RHINITIS "ALERGI"KA. Ini merupakan kumpulan gejala yang terjadi karena adanya reaksi radang/"alergi" antara tubuh dengan bahan yang meyebabkan "alergi" (alergen).
Alergen merupakan sesuatu zat yang dapat memicu "alergi", misalnya tungau, debu, bulu binatang peliharaan, serbuk sari, cuaca "dingin" dan makanan tertentu seperti seafood (mis: kepiting udang, kerang). Karena penyebab utamanya adalah akibat dari reaksi "alergi", maka penyakit ini berkaitan erat dengan sifat genetik atau yang dikenal dengan riwayat atopi/"alergi" pada keluarga yang gejalanya dapat diturunkan atau ada gejala lain yang dapat timbul. Seperti asma/mengi, biduran/urtikaria pada kulit, atau bila terdapat reaksi yang berat dapat menyebabkan terjadinya Shock.
Penyakit inipun bukan merupakan karena infeksi ataupun menular. Karena penyakit ini diwariskan dari generasi ke generasi, maka tingkat keparahan penyakit bervariasi antara satu orang dengan orang lain. Tergantung dari alergen dan bakat "alergi" setiap otang ataupun jumlah alergen yang terpapar pada orang tersebut.
Rhinitas "Alergi"ka merupakan proses radang yang terjadi pada rongga hidung, yaitu lapisan dalam hidung dan rongga sinus menjadi meradang. Gejalanya dapat berupa rongga hidung menjadi basah dan berair seperti flu, terasa gatal, mata berair, bersin-bersin, sulit bernapas. Dapat terjadi pengumpulan lendir pada rongga sinus di daerah wajah sehingga menyebabkan terjadinya radang pada rongga sinus yang rentan terjadinya infeksi.
Juga dapat berupa pengumpulan lendir atau dahak yang mengental pada rongga belakang mulut yang sering dirasakan seperti menelan lendir terus-menerus terutama pada pagi hari, atau yang disebut dengan POST NASAL DRIP. Suatu keadaan seperti ini, apabila dibiarkan terus-menerus akan dapat menyebabkan komplikasi lainnya seperti sinusitis, radang tenggorokan (pharingitis) atau batuk (bronkhitis).
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN "ALERGI".
Karena penyakit ini disebabkan oleh adanya reaksi "alergi", bukan akibat dari infeksi, maka penyakit ini dapat muncul kembali apabila pasien kembali terpapar zat alergen. Maka pencegahan yang utama yaitu menghindari kontak dengan alergen seminimal mungkin. Apabila hal itu tidak dapat dihindarkan, maka dapat menggunakan alat pelindung, seperti jaket atau masker penutup hidung.
Pengobatan secara medis yang diberikan bertujuan untuk meredakan proses radang/reaksi "alergi" pada tubuh yang berlebihan, misalnya seperti pemberian obat-obat golongan anti histamin/anti "alergi". Adapun pemberian obat-obat tambahan dapat diberikan apabila terdapat gejala tambahan lainnya seperti asma, batuk-batuk produktif, hidung tersumbat, atau biduran pada seluruh tubuh yang memberat. Namun disarankan penggunaan obat-obat tersebut harus sesuai dengan indiasi dan saran dari dokter.
Sejauh ini belum ada secara resmi dalam penelitian internasional ataupun jurnal kesehatan bahwa ada buah-buahan tertentu yang secara spesifik dapat mengobati penyakit ini.
Bila Anda menderita "Alergi dingin", ada beberapa tips yang dapat Anda
lakukan untuk mengatasinya, khususnya di musim hujan. Misalnya, untuk
mengurangi rasa gatal pada kulit akibat "Alergi dingin", Anda bisa
mengoleskan bedak "dingin" atau lotion yang mengandung anti histamin atau
Calamine. Anda juga dapat mengkonsumsi obat dari golongan anti histamin.
Selain itu, pada keadaan akut, obat dari golongan steroid dapat juga
digunakan bila perlu. Hindari timbulnya gejala akibat "Alergi dingin"
dengan menghindari kontak dengan udara atau air "dingin" dengan mengenakan
pakaian yang cukup tebal untuk menangkal cuaca "dingin", dan sebaiknya
Anda hanya mandi dengan air hangat.
Sumber:
1. www.dunia-ibu.org/artikel/.../tips-mengatasi-alergi-dingin.html
2. MATAN. Edisi 75. Oktober 2012-mengatasi alergi dingin, oleh dr. Tjatur Priiambodo MARS.
3. deherbal.com
4. health.detik.com
5. dokita.co
0 komentar:
Posting Komentar