Sabtu, 22 Agustus 2009

"PETUNJUK PRAKTIS IBADAH PADA MALAM MALAM PUASA RAMADHAN"

"Puasa" yang disempurnakan dengan mengukir prestasi-prestasi spiritual, baik hablum minallah maupun hablum minannas."


"Puasa" adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa mulai waktu terbitnya matahari (fajar) sampai terbenamnya matahari.
"Ramadhan" adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk ber"puasa".

"Puasa" yang diwajibkan bagi umat Islam adalah "puasa" pada bulan "Ramadhan", seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 183 : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu ber"puasa" sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa"

Serta Surat Al-Baqarah Ayat 185 : "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan "Ramadhan", bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia ber"puasa" pada bulan itu, ....... "

Jadi "Puasa Ramadhan" itu wajib bagi setiap Muslim yang baligh (dewasa), berakal, dalam keadaan sehat dan dalam keadaan mukim (tidak melakukan safar/perjalanan jauh).
Disamping ayat Al-Qur'an di atas, ada Hadits yang mengkuatkan mengapa setiap Muslim harus ber"puasa" pada bulan "Ramadhan". Ada sebuah Hadits yang mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: "Islam dibangun di atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Illah (sesembahan) yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya; Menegakkan shalat; Menunaikan zakat; Ber"puasa" di bulan "Ramadhan"; dan Menunaikan ibadah Haji".
Jadi dalil yang mewajibkan setiap Muslim ber"puasa" pada bulan "Ramadhan" adalah karena "Puasa" pada bulan "Ramadhan" merupakan Rukun Islam. Sehingga seseorang yang mengaku Islam tetapi mengingkari kewajibannya, dapat dikatakan kafir.

Adz Dzahabi mengatakan: "Siapa saja yang sengaja tidak ber"puasa Ramadhan", bukan karena sakit (atau udzur lainnya), maka dosa yang dilakukan lebih jelek dari dosa berzina, lebih jelek dari dosa menenggak minuman keras, bahkan orang seperti ini diragukan keislamannya dan disangka sebagai orang-orang munafik dan sempalan."

"Puasa" termasuk ibadah yang unik bila dibandingkan dengan ibadah-ibadah yang lain. "Puasa" merupakan rahasia antara Allah dan pelakunya sendiri. Ada sebuah Hadits Qudsi yang menjelaskan, bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Allah berfirman: Semua amal putra putri Adam untuk dirinya, kecuali "puasa". "Puasa" adalah untuk-Ku dan Aku yang memberi ganjaran atasnya."

Selain itu, sebenarnya manusia yang ber"puasa" dapat saja bersembunyi untuk makan dan minum, sebagai insan siapapun yang ber"puasa", memiliki keinginan untuk makan dan minum pada saat-saat tertentu dari siang hari "puasa". Namun kalau "puasa" dilakukan seperti itu, berarti "puasa" kita karena takut atau segan kepada manusia.

Ada tiga macam "puasa" bila dinilai dari tingkatannya :

1. "Puasa"nya orang kebanyakan. Yaitu "puasa" menahan diri dari makan, minum dan hubungan antara suami istri.

2. "Puasa"nya orang-orang yang khusus. Yaitu "puasa" yang tidak hanya menahan diri dari makan, minum dan hubungan suami istri, tetapi juga "puasa" secara keseluruhan indra, yaitu "puasa" yang menahan diri dari ketidak baikan panca indra kita.

3. "Puasa" yang disempurnakan dengan mengukir prestasi-prestasi spiritual, baik hablum minallah maupun hablum minannas.

Sedangkan amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah pada 10 hari terakhir pada bulan "Ramadhan" adalah :

1. Menghidupkan malamnya, dengan meningkatkan ibadah pada malam harinya dan mengurangi jatah tidurnya dengan i'tikaf, yaitu dengan melaksanakan :

a. Qiyamul lail, shalat tahajud dengan penuh kekhusyukan.

b. Memperbanyak tadarus Al-Qur'an dengan tilawatil Al-Qur'an. Bagi umat Islam siapapun, tidak ada keterlambatan memperbaiki bacaan Al-Qur'an. Karena dengan membacanya, kemudian merenungkan dan akhirnya melaksanakan apa yang terkandung dalam Al-Qur'an.

c. Berdzikir. Yaitu dengan banyak mengagungkan, mensucikan, mentauhidkan Allah SWT. Dengan sering-sering mengagungkan Allah, akan dapat menghilangkan penyakit sombong, bangga akan dirinya sendiri, karena masih ada Allah yang Maha Kuasa dan Maha Pintar.

d. Banyak berdo'a kepada Allah SWT. Pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah waktu banyak dikabulkannya do'a. Berdo'a adalah merupakan tanda kedekatan hambaNya kepada Allah SWT.

2. Mengencangkan ikat pinggangnya, yaitu mengurangi jatah makannya. Karena kalau perut merasa kenyang akan mengurangi kekhusyukan dalam beribadah.

3. Membangunkan keluarganya untuk diajak i'tikaf bersama-sama. Jadi kalau bangun pada malam hari untuk beri'tikaf, Rasulullah selalu membangunkan anggota keluarganya. Jadi gairah untuk taat kepada Allah ini tidak hanya gairah secara personal, akan tetapi dikembangkan lagi menjadi gairah secara komunal.

PETUNJUK PRAKTIS IBADAH PADA MALAM-MALAM "RAMADHAN" :

1. Berwudlu terlebih dahulu sebelum tidur. Rasulullah bersabda : "Apabila kamu hendak tidur, berwudlulah seperti wudlu untuk shalat. (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

2. Membaca Al-Qur'an sebelum tidur; antara lain ayat Kursi (HR Al-Bukhari dari Abu Hurairah ra) dan dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqaraah, yakni ayat 285-286 (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Mas'ud al-Anshari al-Badri ra).

3. Mengumpulkan kedua telapak tangan dan meniupnya, kemudian dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan Al-Nas. Setelah itu diusapkannya ke seluruh tubuh yang dapat dijangkau oleh kedua telapak tangannya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim daru Aisyah ra).

4. Berbaring di atas sebelah sisi kanan (lambung kanan). (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Al-Barra bin 'azib ra).


5. Membaca dzikir/do'a sebelum tidur. (HR, Al-Bukhari dan Muslim dari Al-Barra bin Azib ra).

6. Sebelum tidur, berniat untuk bangun tengah malam atau sepertiga malam terakhir untuk dzikir/shalat malam. (HR. Al-Nasa'i dan Ibn Majah dari Abu Darda ra).

7. Pada saat bangun malam, pertama kali mengusap mukanya dengan kedua telapak tangannya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibn 'Abbas ra.).

8. Bersiwak, kemudian membaca Al-Qur'an Surat Ali 'Imraan ayat 190-200. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibn ,Abbas ra.).

9. Mengambil air wudlu, selanjutnya shalat sunnah syukr al-wudlu dua raka'at. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibn 'Abbas ra.).

10.Berangkat ke masjid, niat i,tikaf, kemudian shalat tahiyyat al-masjid dua raka'at.

11.Bagi yang belum shalat qiyam al-lail, shalat lail 8 raka'at ditambah 3 raka'at witr.

12.Bagi yang sudah melakukan shalat qiya al-lail, langsung duduk menghadap qiblat, kemudian membaca dzikir-dzikir dab do'a yang dikehendaki.

13. Diantara dzikir-dzikir yang perlu dibaca adalah sebagai berikut :

a. ASTAGHFIRULLAH. (Aku mohon ampun kepada Allah)
Nabi SAW. bersabda : "barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), Allah akan menjamin pada orang itu (1) terbebas dari kesusahan, (2) kemudahan dalam menyelesaikan persoalan dan (3) rizki yang tak disangka-sangka datangnya". (HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Nasa'i, Ibn Majjah dan Al-Hakim). Allah berfirman pada Surat Al-Dzariyat Ayat 18 : "Pada waktu sahur (sepertiga malam terakhir), mereka biasa melakukan istighfar (mohon ampun kepada Allah)".

b. LAA ILAAHA ILLA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINADH-DHAALIMIIN. (Tidak ada Tuhan kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim).
Bacaan ini terdapat pada Surat Al-Anbiya ayat 87. Imam al-Shawi berkata : "Dalam bacaan tersebut terkandung do'a yang agung karena mencakup tiga hal : (1) tahlil, (2) tasbih dan (3) pengakuan adanya dosa". Nabi SAW bersabda : "Apabila ada orang yang sedang dililit problem atau kesulitan hidup, lalu orang itu membaca bacaan tersebut maka apa yang menjadi keinginan orang itu dijamin akan dikabulkan oleh Allah SWT. HR. Al-Hakim dengan sanad yang shahih.

c. ALLAAHUMMA SHALLI 'ALLA MUHAMMAD WA'ALAA AALI MUHAMMAD. (Ya Allah, karuniakanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad).
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW : "Bagaimana jika aku banyak menggunakan waktuku bershalawat untukmu?". Nabi SAW menjawab :Jika begitu Allah akan menjamin membebaskanmu dari segala kesulitan hidupmu baik di dunia maupun di akhirat". HR. Ahmad dari Ubay bin Ka'b dengan sanad jayyid.

d. ALLAAHUMMA INNAKA 'AFUWWUN TUHIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNII. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, suka memaafkan. Karena itu maafkanlah aku).
Aisyah ra. pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai do'a apa yang sebaiknya dibaca saat menemui Lailatul Qadar, lalu Nabi SAW menyuruhnya agar membaca do'a ini. HR. Lima ahli hadits kecuali Abu Dawud dan telah dishahihkan oleh al-Tirmidzi.

Marilah kita raih berbagai keutamaan di bulan suci "Ramadhan" ini. Semoga Allah memudahkan kita untuk semakin meningkatkan amalan salih di bulan "Ramadhan" yang penuh berkah ini.

Cita-cita orang ber"puasa" adalah mendapat derajat taqwa. Keluar dari bulan "Ramadhan" berharap dapat kembali dalam keadaan fitrah.

"Puasa" terbukti dari dulu menambah ketakwaan bagi orang yang beriman, sehingga bulan berikutnya pun dinamakan Syawal yang berarti peningkatan. Pada masa sekarang ini seakan-akan "Ramadhan" kurang begitu membekas. Pada bulan "Ramadhan" banyak orang yang rajin shalat jama'ah, membaca Al-Qur'an, namun setelah bulan "Ramadhan" berlalu, seakan kembali lagi sediakala. Pada bulan Syawal tidak ada peningkatan di dalam amal. Pernahkah kita bertanya pada diri kita, apa penyebabnya? Mungkinkah "Ramadhan" memang kurang manjur untuk peningkatan takwa? Rasanya tidak mungkin, karena pendahulu kita pasti takwanya meningkat setelah "Ramadhan". Atau jangan-jangan kita belum siap mengkonsumsi menu "Ramadhan". Bisa jadi, karena puasa memang merupakan menu yang pas bagi orang yang beriman. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Anfaal Ayat 2 - 4:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia."

"Puasa Ramadhan" merupakan kewajiban umat Islam seperti halnya yang dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 183 dan 185. "Puasa Ramadhan" pasti akan menambah keimanan dan ketakwaan bagi orang yang beriman.

Makanya Rasulullah pernah bersabda: "Banyak dari orang yang "puasa" hanya mendapatkan lapar dan dahaga." Hal ini tidak akan terjadi bagi orang-orang yang beriman. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang beriman. Aamiin YRA..........

0 komentar:


MusicPlaylistView Profile