Jumat, 29 Juni 2012

"Faktor Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia"

"Edward G. Sampson merangkumkan seluruh "faktor" "situasional" yang mempengaruhi "perilaku" "manusia".


"Faktor"-"faktor" tersebut adalah sebagai berikut:

I. Aspek-aspek obyektif dari lingkungan:
a. "Faktor" ekologis, terdiri dari "faktor" geografis dan "faktor" iklim dan meteorologis.
b. "Faktor" desain dan arsitektural.
c. "Faktor" temporal.
d. Analisis suasana "perilaku".
e "Faktor" teknologis.
f. "Faktor" sosial, terdiri dari struktur organisasi, sistem peranan, struktur kelompok dan karakteristik populasi.

II. Lingkungan Psikososial seperti dipersepsi oleh kita:
a. Iklim organisasi dan kelompok.
b. Ethos dan iklim institusional dan kultural.

III. Stimuli yang mendorong dan mempengaruhi "perilaku":
a. Orang lain.
b. Situasi pendorong "perilaku".

"FAKTOR" EKOLOGIS.
Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaaan alam mempengaruhi gaya hidup dan "perilaku". Banyak orang menghubungkan kemalasan bangsa Indonesia pada mata pencaharian bertani dan matahari yang selalu bersinar setiap hari. Sebagian pandangan mereka telah diuji dalam berbagai penelitian, seperti efek temperatur pada tindakan kekerasan, "perilaku" interpersonal, dan suasana emosional. Yang belum diteliti, antara lain pengaruh temperatur ruangan pada efektivitas komunikasi.

"FAKTOR"   RANCANGAN DAN ARSITEKTURAL.
Dewasa ini telah tumbuh perhatian di kalangan para arsitek pada pengaruh lingkungan yang dibuat manusia terhadap "perilaku" penghuninya. Satu rancangan arsitektur dapat mempengaruhi pola komunikasi antara orang-orang yang hidup dalam naungan arsitektural tertentu. Osmond dan Sommer membedakan antara desain bangunan yang mendorong orang untuk berinteraksi (sociopetal) dan rancangan bangunan yang menyebabkan orang menghindari interaksi (sogiofugal). Pengaturan ruangan juga telah terbukti mempengaruhi pola-pola "perilaku" yang terjadi di tempat itu.

"FAKTOR" TEMPORAL.
Telah banyak diteliti pengaruh waktu terhadap bioritma "manusia", misalnya, dari tengah malam sampai pukul 4 fungsi tubuh "manusia" berada pada tahap yang paling rendah, tetapi pendengaran sangat tajam; pada pukul 10, bila ada orang introvert, konsentrasi dan daya ingat anda mencapai puncaknya; pada pukul 3 sore orang-orang ekstrovert mencapai puncak dalam kemampuan analisis dan kreativitas. Tanpa mempengaruhi bioritme sekalipun banyak kegiatan kita diatur berdasarkan waktu; makan, pergi sekolah, bekerja, beristirahat, berlibur, dan sebagainya. Satu pesan komunikasi yang disampaikan pada pagi hari akan memberikan makna yang lain bila disampaikan pada tengah malam. Jadi yang mempengaruhi "manusia" bukan saja dimana mereka berada, tetapi juga bilamana mereka berada.

SUASANA "PERILAKU" (BEHAVIOR SETTINGS).
Selama bertahun-tahun, Roger Barker dan rekan-rekannya meneliti efek lingkungan terhadap individu. Lingkungan dibaginya ke dalam beberapa satuan yang terpisah, yang disebut suasana "perilaku". Pesta, ruangan kelas, toko, rumah ibadat, pemandian, bioskop, adalah contoh-contoh suasana "perilaku". Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur "perilaku" orang-orang di dalamnya. Di masjid orang tidak akan berteriak keras, seperti dalam pesta orang tidak akan melakukan upacara ibadat. Dalam suatu kampanye di lapangan terbuka, komunikator akan menyusun dan menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda dari pada ketika ia berbicara di hadapan kelompok kecil di ruang rapat partainya.

TEKNOLOGI.
Pengaruh teknologi terhadap "perilaku manusia" sudah sering dibicarakan orang. Revolusi teknologi sering disusul dengan revolusi dalam "perilaku" sosial. Alvin Tofler melakukan tiga gelombang peradaban "manusia" yang terjadi sebagai akibat perubahan teknologi. Lingkungan teknologis (technosphere) yang meliputi sistem energi, sistem produksi dan sistem distribusi, membentuk serangkaian "perilaku" sosial yang sesuai dengannya (sociosphere). Bersamaan dengan itu tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi (infosphere) yang mempengaruhi suasana kejiwaan (psychosphere) setiap anggota masyarakat. Dalam ilmu komunikasi, Marshall McLuhan, menunjukkan bahwa bentuk teknologi komunikasi lebih penting dari padaisi media komunikasi. Misalnya, kelahiran mesin cetak mengubah masyarakat tribal menjadi masyarakat yang berpikir logis dan individualis; sedangkan kelahiran televisi membawa "manusia" kembali pada kehidupan neo-tribal.

"FAKTOR"-"FAKTOR" SOSIAL.
Sistem peranan yang diterapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah "faktor"-"faktor" sosial yang menata "perilaku manusia". Dalam organisasi, hubungan antara  anggota dengan ketua diatur oleh sistem peranan dan norma-norma kelompok. Besar-kecilnya organisasi akan mempengaruhi jaringan komunikasi dan sistem pengambilan keputusan. Karakteristik populasi seperti usia, kecerdasan, karakteristik biologis, mempengaruhi pola-pola "perilaku" anggota populasi itu. Kelompok orang tua melahirkan pola "perilaku" yang pasti berbeda dengan kelompok anak-anak muda. Dari segi komunikasi, teori penyebaran inovasi dan teori kritik memperlihatkan bagaimana sistem komunikasi sangat dipengaruhi oleh struktur sosial.

LINGKUNGAN PSIKOSOSIAL.
Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan mempengaruhi "perilaku" kita dalam lingkungan itu. Lingkungan dalam persepsi kita lazim disebut sebagai iklim. Dalam organisasi, iklim psikososial menunjukkan persepsi orang tentang kebebasan individual, keketatan pengawasan, kemungkinan lemajuan dan tingkat keakraban. Studi tentang komunikasi organisasional menunjukkan bagaimana iklim organisasi mempengaruhi hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan, atau di antara orang-orang yang menduduki posisi yang sama. Para antropolog telah memperluas istilah iklim ini ke dalam masyarakat secara keseluruhan. Pola-pola kebuayaan yang dominan atau ethos, ideologi dan nilai dalam persepsi anggota masyarakat yang ber-synergy rendah. Pada masyarakat yang pertama, orang belajar sejak kecil, bahwa ganjaran yang diterimanya terpaut erat dengan ganjaran kolektif. Cita-cita perorangan dicapai melalui usaha bersama. Pada masyarakat seperti ini orang cenderung untuk mengurangi kepentingan dirinya, bersifat kompromistis. "Perilaku" sosial yang sebaliknya terjadi pada masyarakat yang ber-synergy rendah. Margareth Mead, walaupun belakangan dikritik orang, mewakili aliran determinisme budaya, yang menunjukkan bagaimana nilai-nilai yang diserap anak pada waktu kecil mempengaruhi "perilaku"nya di kemudian hari.

STIMULI YANG MENDORONG DAN MEMPERTEGUH "PERILAKU".
Beberapa peneliti psikologi sosial, seperti Fredericson dan Bouffard, meneliti kendala situasi yang mempengaruhi kelayakan melakukan "perilaku" tertentu. Ada situasi yang memberikan rentangan kelayakan "perilaku", seoerti situasi di taman, dan situasi yang banyak memberikan kendala pada "perilaku", seperti gereja. Situasi yang permisif memungkinkan orang melakukan banyak hal tanpa harus merasa malu. sebaliknya, situasi restriktif menghambat orang untuk ber"perilaku" sekehendak hatinya.

"Faktor"-"faktor" "situasional" di atas tidaklah mengesampingkan "faktor"-"faktor" personal. Kita mengakui besarnya pengaruh situasi dalam menentukan "perilaku manusia". Tetapi "manusia" memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya, sesuai dengan karakteristik personal yang dimilikinya. "Perilaku manusia" memang merupakan hasil interaksi yang menarik antara keunikan individual dengan keumuman "situasional".

Sumber: Psikologi Komunikasi. Oleh: Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc. 


Minggu, 17 Juni 2012

"Dampak Buruk Rasa Marah Yang Tidak Dikontrol"

"Dampak buruk akibat rasa "marah" yang tidak dikontrol, tidak hanya mempengaruhi kejiwaan, rasa "marah" juga dapat membahayakan kesehatan tubuh".


Menurut Psikolog Alima Philip, rasa "marah" yang tidak dikontrol mempunyai dampak buruk, antara lain:

1. Naiknya tekanan darah dan kerja jantung.
Ketika kehilangan kontrol, tubuh kitalah yang menerima dampak langsungnya. Seketika tekanan darah meningkat dan irama napas menjadi cepat. Pada beberapa kasus, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala mendadak. Dalam jangka panjang, dapat meningkatkan resiko serangan jantung.

2. Letih.
Ketika "marah", kita mungkin merasa memegang kendali sementara. Tapi tanpa disadari hal itu justru menguras habis energi kita. Akibatnya, produktivitas berkurang.

3. Sulit tidur.
Ketika kita tidur dengan rasa "marah", tidur pun tidak akan nyenyak. Adapun kekurangan tidur akan menyebabkan pikiran negatif yang akan memicu emosi. Lebih lanjut, insomnia dan masalah tidur lainnya pun akan berdatangan seiring dengan perasaan emosi anda yang berkelanjutan.

4. Depresi,
Terus menerus menyimpan rasa "marah" dapat berujung pada depresi. Hal itu akan memicu serangkaian perilaku yang membahayakan kesehatan seperti merokok dan miras. Terkadang, orang menggunakan a"marah" untuk meluapkan perasaan depresi dan ketidakberdayaan. A"marah" bukan lagi rasa alamiah yang menyehatkan. Maka itu, bila terus dirasakan, kesehatan kita pun akan terancam.

5. Terasing.
Kita memang terkadang dapat kehilangan kontrol diri, tapi bila terlalu sering tentu akan berdampak pada aspek sosial. Kita pun akan lebih nyaman sendirian ketimbang bergaul. Dalam lingkungan kantor, bila tidak bersosialisasi, bawahan kita akan kurang menghormati dan atasan kita akan melihat kita sebagai orang yang tidak dapat mengontrol emosi.

6. Mengambil keputusan yang salah.
A"marah" dapat membuat kita tidak rasional. Kita pun terjebak dan kehilangan fokus dalam menghadapi suatu masalah. Kita pun tidak mampu melihat masalah dari perspektif yang berbeda dan berujung dengan mengambil keputusan yang salah.

Sumber: Majalah Al Falah, Edisi 275, Februari 2011.

Sabtu, 26 Mei 2012

"Perilaku Tawadhu"

"Rasulullah SAW. bersabda, "Allah mewahyukan kepadaku untuk menerapkan "perilaku tawadhu"  (rendah hati) terhadap kalian sehingga seseorang tidak merasa sombong terhadap yang lainnya dan ridak mendzalimi orang lain". (HR. Muslim).




Jumat, 25 Mei 2012

"Jangan Amati Dosa Dosa Orang Lain"

"Jangan mengamat-amati "dosa"-"dosa" orang lain seolah-olah anda Tuhan, tetapi perhatikan "dosa"-"dosa" anda sendiri sebagai hamba Tuhan".

Rabu, 23 Mei 2012

Jumlah Mata Wanita"

"Tahukah anda berapa jumlah "mata" seorang "wanita"?


Tiap "wanita" memiliki dua "mata". "Wanita" yang cemburunya berlebihan, memiliki tiga  "mata", satu "mata" di sebelah kanan, satu "mata" lagi di sebelah kiri, dan "mata" yang ketiga diarahkan kepada suami.












"Senyuman Paling Indah"

"Tahukah anda "senyuman" yang paling "indah" di dunia ini?"


Se"indah"-"indah" "senyuman" adalah "senyum" yang menembus celah-celah cucuran air mata.

"Akhlak Dunia Akhirat Yang Paling Utama"

"Tahukah anda "akhlak" dunia dan akhirat yang "paling utama"?


Maalik bin Anas ra. berkata: 

"Sambunglah silaturahmi dengan orang yang memutus hubungan dengan kamu. Maafkanlah orang yang mendzalimimu dan berilah kepada orang yang tidak memberi suatu apa kepadamu, karena aku medengar Rasulullah SAW. bersabda bahwa perbuatan-perbuatan itu merupakan "akhlak" dunia dan akhirat yang "paling utama".


MusicPlaylistView Profile