Rabu, 20 Mei 2009

"BERPAKAIAN MENURUT TUNTUNAN ISLAM"

"Ber"pakaian" termasuk sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT bagi seluruh anak Adam di dunia ini"


Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-A'raf Ayat 31:


"Hai anak
Adam,
"pakai"lah "pakaian"mu yang indah di setiap (memasuki) masjid,makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."

Allah juga berfirman dalam Surat Al-A'raf Ayat 26:

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu "pakaian" untuk menutupi auratmu
dan "pakaian" indah untuk perhiasan.
Dan "pakaian" taqwa itulah yang paling baik.
Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kebesaran Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat.
"

Lalu Allah berfirman dalam Surat An-Nahl Ayat 81: ".... dan Dia jadikan bagimu "pakaian" yang memeliharamu dari panas dan "pakaian" (baju besi) yang memelihara kamu dari peperangan...."

Allah kemudian juga berfirman dalam Surat Al-Anbiya' Ayat 80: "dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)."


Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW.: "Makanlah, minumlah, ber"pakaian"lah dan bersedekahlah tanpa berlebih-lebihan dan tidak sombong."


Nabi Muhammad SAW juga menerangkan mana "pakaian" yang boleh, mana yang tidak boleh dan "pakaian" mana yang disunahkan untuk memakainya. Maka dari itu orang Islam wajib berpakaian sesuai dengan adab Islam sebagai berikut:

1. Laki-laki dilarang ber"pakaian" sutera secara mutlak, baik untuk "pakaian", sorban dan lain-lainnya. Hal ini sebagaimana Hadits Riwayat Muttafaq 'alaih, Rasulullah bersabda: "Janganlah kamu memakai sutera, karena barang siapa memakai kain sutera di dunia, tidak akan memakainya di akhirat."
Ketika Rasulullah mengambil sutera dengan tangan kanannya dan mengambil emas dengan tangan kirinya, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya dua barang ini haram bagi laki-laki umatku." (Abu Daud, sanad hasan).
Kemudian Rasulullah bersabda: "Haram memakai sutera dan emas bagi laki-laki umatku dan dihalalkan bagi perempuan mereka."


2. Janganlah memanjangkan baju, celana, kopiah, jas atau mantelnya melebihi mata kakinya.
Rasulullah bersabda: "Kain yang di"pakai" di bawah mata kaki berada dalam neraka."
Dan Rasulullah juga bersabda: "Orang yang memakai kain. kemeja dan sorban dengan diturunkan (dipanjangkan) karena kesombongan, maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat."
Sebagaimana Hadits Riwayat Muttafaq 'alaih, Rasulullah bersabda : "Allah tidak mau memandang orang yang menurunkan bajunya karena kesombongan."


3. Hendaklah mengutamakan memakai "pakaian" putih dari yang lainnya. Dan boleh memakai "pakaian" dengan warna apa saja. Sebagaimana Hadits Riwayat Nasa'i dan Hakim, Rasulullah bersabda: "Pakai"lah "pakaian" putih, karena "pakaian" putih lebih suci dan lebih bagus. Dan kafanilah orang mati di antara kamu dengan kain putih."
Hadits Riwayat Bukhari, hadits dari Barra bin Azib: "Perawakan Rasulullah sederhana, tidak terlampau tinggi dan tidak pendek. Saya pernah melihat Nabi ber"pakaian" merah, belum pernah saya melihat seorang yang lebih bagus dari padanya."


4. Hendaklah perempuan Muslimah ber"pakaian" panjang smpai menutupi kedua kakinya dan kerudungnya menutupi kepala, tengkuk, leher dan dadanya. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Ahzab Ayat 59: "Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka..."

Dan juga dalam Surat An-Nur Ayat 31: "..... Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka..."
Hadits Riwayat Bukhari, Aisyah berkata: "Allah memberi rahmat kepada para wanita yang ikut hijrah pertama tatkala Allah menurunkan perintah: "Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka." Maka mereka merobek selendang tebalnya lalu menggunakannya sebagai kerudung."

Dan hadits dari Ummu Salamah tatkala turun Surat Al-Ahzab Ayat 59; Maka para wanita kaum Ansar ke luar dari rumah mereka memakai kerudung, seolah-olah di atas kepala mereka ada burung gagak terbuat dari kain.


5. Laki-laki dilarang memakai cincin emas. Rasulullah bersabda: "Haram memakai sutera dan emas bagi laki-laki dari umatku dan dihalalkan bagi perempuan mereka."


6. Laki-laki Muslim diperbolehkan memakai cincin perak yang terdapat nama atau tanda tangannya, dan digunakan untuk menyetempel surat-surat, tulisan-tulisan dan lain-lain miliknya. Karena Nabi SAW membuat cincin dengan cap namanya "Muhammad Rasulullah" dan di"pakai"nya di jari kelingking tangan kirinya. Sebagaimana Hadits Riwayat Muslim, Anas berkata: "Cincin Nabi SAW terletak di sini sambil menunjuk kelingking tangan kirinya."

7. Janganlah berselubung kain, yaitu menutup seluruh badannya dengan kain, sehingga kedua tangannya tak bisa keluar dari kainnya. Karena Nabi melarang berbuat demikian. Dan dilarang pula berjalan dengn satu sandal. Sebagaimana Hadits Riwayat Muslim, Rasulullah bersabda: "Janganlah salah seorang kamu berjalan dengan satu sandal. Tapi bukalah kedua-duanya atau bersandal kedua-duanya."


8. Laki-laki Muslim tidak boleh memakai "pakaian" seperti perempuan Muslim. Begitu pula perempuan tidak boleh ber"pakaian" seperti laki-laki. Sebagaimana Hadits Riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda: "Allah mengutuk laki-laki yang ber"pakaian" meniru perempuan dan perempuan yang ber"pakaian" meniru laki-laki."
Dan Sabda Rasulullah: "Allah mengutuk laki-laki yang memakai "pakaian" wanita dan wanita yang memakai "pakaian" laki-laki' Demikian pula Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki." (Bukhari).


9. Apabila memakai sandal (sepatu) mulailah dengan yang kanan dan bila membukanya, mulailah dengan yang kiri. Sebagaimana Hadits Riwayat Muslim, Nabi Muhammad bersabda: "Apabila salah seorang kamu memakai sandal, maka mulailah dengan yang kanan. Dan bila membuka mulailah dengan yang kiri. Supaya yang kanan menjadi yang pertama ketika di"pakai" dan terakhir ketika dibuka."


10. Hendaklah memakai "pakaian" dari bagian kanan dulu. Sebagaimana Hadits Riwayat Muslim, Hadits dari Aisyah mengatakan: "Rasulullah menyenangi yang kanan dulu dalam segala perbuatan, seperti bersandal, berjalan dan bersuci."


11. Apabila memakai baju baru, sorban baru atau "pakaian" baru hendaklah mengucapkan do'a seperti dalam haditsnya, yang artinya: "Ya Allah segala puji bagi-Mu, Engkau telah beri aku "pakaian". Aku memohon pada-Mu kebaikan dan kebaikan ciptaannya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari bahayanya dan bahaya ciptaannya." (Abu Daud dan Tirmidzi, hadits hasan).


12. Ucapkanlah kepada sesama Muslim, ketika memakai baju baru kata-kata. Rajin dan berdo'alah seperti do'a Rasulullah kepada ibunya Khalid, tatkala dia "pakai" baju baru.


"Dan "pakaian" yang paling indah adalah "pakaian" yang disediakan oleh Allah untuk penghuni surga, seperti Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Faathir Ayat 33 :....."

"(Bagi mereka) surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan "pakaian" mereka di dalamnya adalah sutera".



Dan "pakaian" yang paling indah adalah "pakaian" yang disediakan oleh Allah untuk penghuni surga, seperti Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Faathir Ayat 33 : "(Bagi mereka) surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan "pakaian" mereka di dalamnya adalah sutera".

Sutera hijau yang halusadalah "pakaian" yang ada di surga, sesuai dengan Firman-Nya dalam Al-Qur'an Surat Al-Insaan Ayat 21 : Mereka memakai "pakaian" sutera halus yang hijau dan sutera tebal.......".

Subhanallah..... Begitu mulianya para penghuni surga. Semoga kita termasuk orang ahli surga yang telah dituliskan dalam Al-Qur'an.

Amiin.... Ya Robbal alamiin......

"Pakaian" yang dipakai seseorang juga menceritakan siapa sebenarnya seseorang tersebut. "Pakaian" yang dipakai tidak pernah bohong. Kisah yang diceritakannya langsung menyampaikan kepada sesama, apa yang tidak dapat disampaikan oleh kata-kata semata, misalnya :
1. Tingk
at ekonomi seseorang yang sekarang.
2. Kapasitas seseorang
untuk sukses.
3. Keteramp
ilan sosial seseorang.
4. Yang terpenting lagi, kemungkinan seseorang untuk dipromosikan.

Masalah ber"pakaian" ini ada resep praktis yang bisa dilakukan untuk menciptakan citra yang tepat tentang diri seseorang, sebagai
berikut :
1. Agar penampilan anda mendukung anda, pertimbangkanlah sebelum anda ber"pakaian".
2. Lupakanlah mode, ber"pakaian"lah yang sesuai.
3. Berhenti
lah ber"pakaian" sesuai dengan posisi anda yang sekarang. Mulailah ber"pakaian" sesuai dengan posisi yang anda inginkan.
4. Buatlah rencana untuk "pakaian" anda.
5. Mulailah dengan "pakaian" dasar anda.
6. Catatlah "pakaian" yang sudah anda miliki.
7. Putuskanlah berapa banyak uang yang harus anda belanjakan.


8. Berbelanjalah di saat yang tepat.
9. Berbelanjalah "pakaian" secerdik mungkin.
10.Jangan pernah membeli "pakaian" karena menuruti dorongan hati.
11.Berbelanjalah sendiri.
12.Belilah "pakaian" dasar bisnis dengan perencanaan tiga tahun.


13.Berbelanjalah "pakaian" di toko-toko yang memberikan penampilan yang anda inginka
n.
14.Kembangkanlah hubungan dengan pramuniaganya dan penjahitnya.

15.Temukanlah nilai-nilai tersenbunyi dalam "pakaian" wanita maupun pria.
16.Belilah aksesori untuk mempertegas penampilan anda, bukan mengac
aukannya.
(Sumber : Burton Kaplan, dalam bukunya yang berjudul "Winning People Over").

"20 MeI 2009 - B e R D u k A"

Pada saat Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke 101,
upacara digelar di seluruh pelosok Nusantara ini. Pada saat itu pula,datang berita "duka".....
telah jatuh pesawat Hercules,
di lokasi persawahan Madiun,
tapatnya di desa Geplak, Kecamatan Karas, Magetan.
Innalilahi wa inna ilaihi raji'un............. Semoga arwah mereka diterima di sisi-Nya. Kebetulan saudara(adik) dari teman sekantor menjadi salah satu penumpang Hercules yang telah patah jadi dua. Belum lagi hilang perasaan "duka"........... datang lagi berita "duka"............. telah meninggal dunia seorang teman.... Ibu PATRIOTI ........ meninggal karena sakit. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un...........
Semoga arwah beliau diterima di sisi-Nya.....


Semua makhluk hidup pasti akan mengalami kematian, tidak terkecuali kita semua nantinya. Semua yang ada di dunia ini, pasti akan kembali ke pangkuan Illahi Robbi........
Maka dari itu, pergunakanlah kesempatan kita di dunia ini untuk selalu berbuat kebaikan.

Selasa, 19 Mei 2009

"PEMBERIAN MAAF LEBIH UTAMA"

"Padamkan api kedengkian di dalam dadamu dengan me"maaf"kan semua yang pernah berbuat salah kepadamu, karena orang yang bersabar dan me"maaf"kan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan."
 


"Maaf"kanlah orang-orang yang salah kepada kita dengan cara yang baik. Perkataan yang baik dan pemberian "maaf" lebih baik dari pada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima), Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Allah Maha Pengasih dan Maha Peng"ampun" kepada hamba-Nya yang mau bertobat.


Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 263: "Perkataan yang baik dan pemberian "maaf" lebih baik dari sedekah yang diiringi sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima), Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun."




Dalam Surat Al-Imran Ayat 134, dijelaskan: "......., dan orang-orang yang menahan amarahnya dan me"maaf"kan (kesaalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."


Surat An-Nisaa' Ayat 149, Allah berfirman: "Jika kamu menyatakan suatu kebaikan atau menyembunyikan atau me"maaf"kan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pe"maaf" lagi Maha Kuasa."


Allah berfirman dalam Surat Al-Maa'idah Ayat 13: "......., maka "maaf"kanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."


Firman Allah dalam Surat Al-A'raaf Ayat 199: "Jadilah engkau pe"maaf" dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh."


Firman Allah dalam Surat Al-Hijr Ayat 85: "Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar, maka "maaf"kanlah (mereka) dengan cara yang baik."


Surat An-Nuur Ayat 22, menjelaskan: "......., dan hendaklah mereka me"maaf"kan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin supaya Allah meng"ampun"imu? Dan Allah Maha Peng"ampun" lagi Maha Penyayang."


Firman Allah dalam Surat Asy-Syuura Ayat 37, menjelaskan :"dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi "maaf".

Surat Asy-Syuura Ayat 40, juga dijelaskan: "......., maka barangsiapa me"maaf"kan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dzalim."


Dalam Surat Asy-Syuura Ayat 43 juga disampaikan: "Tetapi orang yang bersabar dan me"maaf"kan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan."


Dalam Surat Al-Jaatsiyah Ayat 14, difirmankan: "Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka me"maaf"kan orang-orang yang tiada takut akan hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan."

Surat At-Taghaabu Ayat 14, menjelaskan: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap (mereka), dan jika kamu me"maaf"kan dan tidak memarahi serta meng"ampun"i (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Peng"ampun" Lagi Maha Penyayang."


Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi.....
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa......
Dalam lautan khilaf ada samudra "maaf"......

Seorang Muslim memiliki toleransi yang sangat besar dan pe"maaf" atas kesalahan dan kekhilafan yang dilakukan oleh orang lain.


Sifat toleran dan pe"maaf" ini merupakan sifat yang disukai orang lain. Mengingat dan menyebut kesalahan dan kekhilafan orang lain hanya akan membuat orang lain tidak senang.

Senin, 18 Mei 2009

"KIAT KIAT UNTUK SENANTIASA BERSYUKUR".

"Dibalik rasa "bersyukur" akan nikmat Allah yang diberikan kepada kita semua, secara ilmiah akan meningkatkan kesehatan jasmani maupun rokhani pada diri kita."


Jadilah orang yang selalu "bersyukur" ketika senang,
dan bersabar ketika tertimpa musibah.
Allah telah banyak memberi kenikmatan yang tak terhingga kepada umat-Nya.


Alhamdulillah hirobbil 'alamiin.................
Allah memerintahkan kepada kita supaya kita selalu "bersyukur", seperti yang telah difirmankan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 152 : "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula kepadamu, dan "bersyukur"lah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku"


Allah Maha Pemurah, karena Allah juga akan memberikan balasan kepada hamba-Nya yang mau "bersyukur", seperti yang dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran Ayat 145 : "....... Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang "bersyukur".


Bahkan Allah akan menambah nikmat-Nya kepada Ummat-Nya yang mau "bersyuku
r", seperti janji-Nya dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim Ayat 7 : "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan "Sesungguhnya jika kamu "bersyukur", pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih".


Sesungguhnya, kita dilahirkan di dunia ini, supaya kita bisa menjalankan perintah-Nya, yaitu agar kita menjadi orang yang selalu "bersyukur", hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat An Nahl Ayat 78 : "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu "bersyukur".


Begitu cintanya Allah kepada orang-orang yang mau "bersyukur" kepada-Nya, sehingga Allah memilih hamba-Nya untuk ditunjukkan ke jalan yang lurus, seperti janji-Nya dalam Al-Qur'an Surat An Nahl Ayat 121 :"(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus".
Subhanallah...... Begitu besar Rahmat-Mu. Hanya orang kafir yang tidak mau men"syukur"i nikmat-Mu. Sungguh pantas kalau adzab Allah sangat pedih bagi orang-orang yang tidak mau "bersyukur" terhadap nikmat Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai "bersyukur" terhadap nikmat-Mu.

Kiat-kiat untuk senantiasa "bersyukur" adalah :

1. Hati, tidak merasa memiliki dan tidak merasa dimiliki. Hal ini amat sulit, karena sudah fitrahnya manusia memiliki kecintaan terhadap materi. Kalau kita sudah pernah merasa memiliki, susah hati ini untuk ikhlas pada saat kita kehilangan orang terdekat maupun materi. Jalan terbaik adalah memohon pertolongan kepada Allah untuk memudahkan hati kita selalu tenang dan ikhlas.


2. Lisan, "bersyukur" dengan lisan terhadap apa yang kita miliki.

3. Berterima kasih atau "bersyukur" terhadap sesama, tidak cukup dengan ucapan "terima kasih", juga senantiasa mengingat kebaikannya sekecil apapun dan berusaha membalasnya dengan kebaikan yang lebih baik. Menghargai orang lain setulusnya, memperlakukan orang lain sebagai orang yang penting serta membuat setiap orang merasa berarti adalah bentuk "syukur" terhadap sesama.


4. Menggunakan nikmat yang ada untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kita dianugerahi nikmat sehat, seyogyanya setiap waktu sehat kita untuk berbuat yang baik dan bermanfaat, tidak menyia-nyiakan, tidak menimbulkan mudharat dan berusaha menjaga kesehatan.


Dibalik rasa "bersyukur" akan nikmat Allah yang diberikan kepada kita semua, secara ilmiah akan
meningkatkan kesehatan jasmani maupun rokhani pada diri kita. Karena orang yang setiap waktu mengumandangkan rasa "bersyukur" dalam setiap tarikan nafasnya, tercermin dalam perilakunya yang mudah memaafkan, saling menyayangi dan menghormati sesama, memiliki semangat hidup, dapat dipastikan akan selalu optimis dalam menatap masa depannya. Maka, dari rasa "bersyukur" itulah Insya'Allah kesuksesan akan dengan mudah dan cepat untuk kita dapatkan. (Sumber : Ahmad Zainuri, SH dalam tulisannya yang berjudul "Siapkah Kita Untuk Mati? Men"syukur"i Hidup Dengan Penuh Ikhlas." Dalam Majalah d'Medivo Edisi 2. Juli 2009).


Dalam "bersyukur" kepada Allah, akan menimbulkan perasaan dalam diri kita :
1. Kita merasa bodoh di hadapan Allah SWT.

2. Kita merasa lemah di hadapan Allah SWT.

3. Kita merasa fakir/miskin di hadapan Allah SWT.


Kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dan selalu "bersyukur", kalau kita ingin selalu mendapat limpahan ilmu, kekuatan dan rezki-Nya.

"Bersyukur" juga dapat meruntuhkan segala penderitaan. Mengapa kita merasa menderita? Itu disebabkan kita tidak pandai "bersyukur". Apapun yang kita terima, kalau kita terima dengan senang hati, maka tidak ada derita dalam hidup ini. Sakit misalnya, kalau kita mengetahui hikmah yang terkandung di dalamnya, kita akan "bersyukur". Demikian juga dengan kemiskinan dan segala sesuatu yang kita anggap sebagai kekurangan, semuanya mengandung hikmah yang sangat besar.

Penderitaan hadir ketika keinginan kita tidak terwujud. Semakin kuat keinginan kita atau semakin kuat ambisi kita mencapai sesuatu dan tidak tercapai, maka semakin membuat kita menderita. Islam mengajarkan kepada umatnya supaya senantiasa menerima dan men"syukur"i apapun yang diberikan oleh Allah karena apabila kita sangat bernafsu dan cenderung meminta lebih tanpa kita sadari terjangkit penyakit visrus kerakusan. Apabila virus rakus menyebar, maka kita akan merasa dengki apabila ada orang lain mendapatkan rezeki yang berlimpah dan ujung-ujungnya kita selalu cemas dan was-was atas setiap hasil yang kita dapatkan tidak akan dapat mencukupi kebutuhan kita.

Allah memerintahkan umat-Nya supaya selalu "bersyukur" seperti yang difirmankan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 185:

"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah engkau mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu supaya kamu "bersyukur".

Salah satu ibadah yang mengajarkan supaya kita "bersyukur" adalah puasa. Puasa berarti kita menanamkan rasa "syukur" di dalam hati kita. Bila kita diselubungi dengan rasa "syukur" akan menaungi semua ruang hati kita, sehingga memunculkan kelapangan dan optimisme, maka dengan demikian puasa kita mampu meruntuhkan tembok derita dengan kemampuan untuk senantiasa men"syukur"i apapun yang Allah berikan pada diri kita. Karena itu dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dapat dijadikan sebagai momen untuk meruntuhkan tembok derita yang ada pada diri  kita  dengan "bersyukur". Seseorang dapat menderita sepanjang hidupnya bila dirinya dikuasai oleh rakus, dengki dan cemas, maka lawanlah dengan rasa "syukur". Rasa "syukur" diekspresikan dengan mengucapkan terima kasih dan mengucap Alhamdulillah ketika mendapatkan nikmat. Puncak ekspresi "syukur" yang paling nyata adalah berbagi. Alangkah indahnya dunia ini apabila kita mampu berbagi untuk sesama.




MusicPlaylistView Profile