"Dunia pariwisata Indonesia juga akan bisa dengan bangga menggunakan 
kata-kata .. untaian RATNA "MUTU MANIKAM" di sepanjang ekuator atau 
"khatulistiwa".
Yang tidak banyak diketaui orang adalah fakta: benar-benar suatu 
kenyataan bahwa panjang pantai-pantai di seluruh pulau-pulau Indonesia 
itu 54716 – (limapuluh empat ribu tujuh ratus enam belas kilometer) 
lebih panjang dari panjang "khatulistiwa" yang hanya: 40.075,035.535 – 
dibulatkan 40075 (empat puluh ribu tujuh puluh lima) kilometer.
Menteri beberapa Departemen sebaiknya adalah personil yang bisa 
memimpin dan menjabat dan senantiasa berpikiran dengan jiwa bahari dan 
kelautan. Yang hanya memikirkan daratan saja, sementara dipinggirkan 
dahulu untuk setengah abad. Dengan demikian maka anggaran menuju 
pembangunan wilayah kelautan dapat ditingkatkan dengan maksimum.
Sekarang sampailah kita meninjau keadaan kekuatan bahari kita, di 
lautan. Panjang pantai seluruh kepulauan Nusantara yang ada sama dengan 
54716 kilometer, sedang China hanya mempunyai 14500 kilometer, India 
mempunyai 7000 kilometer dan Amerika Serikat mempunyai 19924 kilometer.
Keberagaman budaya Indonesia adalah "mutu manikam" yang memperkaya peradaban 
Nusantara. Komitmen sosial perihal kekuatan keberagaman sesungguhnya mengikat kita 
untuk merekat kembali kebhinekaan Indonesia yang semakin luntur. 
Kekuatan yang selama ini terbukti berhasil menyatukan kita sejak negeri 
multi etnik bernama Republik Indonesia ini didirikan, yang 
kemerdekaannya dikumandangkan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945, di 
suatu pagi di bulan Ramadhan yang cerah.
Indonesia dari ujung Barat hingga Timur, Utara hingga Selatan 
adalah rangkaian keindahan demi keindahan tersebut sehingga dikenal 
dengan nama Zamrud "Khatulistiwa". Bahkan dalam bukunya Max Havelaar, 
Multatuli menyebut Indonesia sebagai “untaian ratna "mutu manikam” karena
 keelokannya.
Membicarakan tentang kecantikan alam 
Indonesia memang tiada pernah ada habisnya. Dalam dunia bahari, 
Indonesia memiliki taman laut yang sangat indah seperti di Bunaken, 
Wakatobi, dan Raja Ampat yang  merupakan jantung kekayaan terumbu karang
 dunia. Kawasan Raja Ampat memiliki lebih dari 1.070 jenis spesies ikan,
 600 jenis spesies terumbu karang, dan 66 jenis molusca. Sedangkan 
Kepulauan Karibia hanya memiliki tidak lebih dari 70 jenis terumbu 
karang (sumber: dunialaut.com). Bukankah itu sebuah fakta yang sangat 
mengagumkan? Karena itu tak heran Raja Ampat menjadi surga bagi para diver
 dan menjadi salah satu spot diving kelas dunia yang paling 
diminati. 
Selain Kawasan Raja Ampat, Indonesia juga 
memiliki Laut Sulawesi, tempat ditemukannya mahluk-mahluk laut yang 
belum ditemukan sebelumnya, termasuk ditemukannya ikan Coelacanth yang 
diduga sudah punah 65 juta tahun lalu. Sedangkan di Danau Kakaban, 
Perairan Berau, Kalimantan Timur terdapat ribuan ubur-ubur tanpa sengat,
 Martigias papua, sehingga Anda dapat merasakan sensasi 
berenang dengan ubur-ubur. Di dunia ini hanya ada dua habitat ubur-ubur 
tersebut, yakni di Indonesia dan Republik Palau di Samudra Pasifik.
Dari dunia bawah laut bergeser sedikit ke 
jajaran pantai yang membentengi kepulauan Nusantara. Indonesia memiliki 
pantai dengan karakter yang sangat beragam, mulai pantai dengan pasir 
putih, pasir coklat, pasir hitam, hingga pantai berpasir pink seperti di
 Pink Beach Pulau Komodo.  Selain pasir warna-warni, ombak di pesisir 
pantai Indonesia sangatlah beragam. Ada pantai yang sangat tenang tanpa 
ombak hingga terlihat seperti danau, atau pantai dengan 7 gulungan ombak
 setinggi hampir 6 meter sehingga dikenal dengan nama “The 7 Giant Waves
 Wonder”. Pantai yang menjadi surga para peselancar tersebut adalah 
Pantai Plengkung di Banyuwangi yang juga disebut dengan nama “G-land”.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia jelas 
memiliki pulau-pulau yang sangat indah. Selain Bali yang telah mendunia 
dengan julukan “the island of paradise” pulau lain yang tak kalah 
mempesona adalah Pulau Lombok dengan tiga gilinya yang sangat terkenal, 
Pulau Moyo yang pernah dijadikan tempat berlibur Putri Diana dan Mick 
Jagger, hingga Pulau Rinca dan Pulau Komodo yang dikenal dengan “the 
largest living lizard in the world”.
Secara geografis, Indonesia terletak di 
lokasi yang sangat strategis, karena diapit oleh dua samudra dan dua 
benua. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, jika daratan dan 
perairannya digabungkan menjadi satu, maka  negeri ini akan seluas 
Amerika Serikat atau setara jarak antara London Hingga Moscow . 
Indonesia juga terletak tepat di pertemuan rangkaian gunung berapi aktif
 (ring of fire), karena itu negeri ini kaya akan gunung 
gemunung yang tegak menjulang dari Aceh hingga Papua, baik gunung berapi
 aktif maupun tidak. Pagi para pecinta alam, Indonesia adalah surganya 
gunung dengan berbagai tipe. Masing-masing gunung menawarkan pesona 
tersendiri, mulai dari Gunung Jayawijaya yang memiliki salju abadi, 
Gunung Merapi yang sangat aktif, Gunung Rinjani dengan Segara Anaknya, 
Gunung Bromo dengan sunrisenya yang magic dan pemandangan laksana di 
bulan, hingga Gunung Ijen yang dikenal dengan api birunya. 
Tidak hanya ratusan gunung yang tegak 
menjulang dengan gagah, sisa-sisa letusan gunung berapi pada masa lampau
 juga menyisakan kaldera yang kecantikannya masih bisa dinikmati hingga 
kini. Sebut saja Kaldera Dieng, Kaldera Tengger, serta Kaldera Toba yang
 merupakan kaldera raksasa. Sebelum menjadi danau yang cantik seperti 
sekarang ini, Toba memiliki kisah tersendiri. Gunung yang meletus 
sekitar 75.000 tahun lalu ini menghasilkan sekitar 2800 kilometer kubik 
abu ke atmosfer sehingga mempengaruhi iklim dunia. Saat itu Letusan Toba
 menyebabkan musim dingin vulkanik dengan penurunan suhu di dunia antara
 3 – 15 derajat Celcius.
“Beri alasan kenapa kamu cinta negeri 
ini?” tanya sahabat saya pada suatu hari saat kami sedang berbincang 
tentang hal-hal random, mulai dari hidup, cinta, karir, hingga 
merembet ke rasa nasionalisme. Saya yang terbiasa dengan pemikirannya 
yang sedikit nyleneh serta pertanyaannya yang acapkali mengejutkan 
menjawab dengan singkat “Saya cinta Indonesia karena negeri ini 
cantiknya kebangetan”.  “Sesimpel itu?” tanyanya lagi. “Yapz! Nggak ada 
hal lain yang lebih reasonable dibanding itu.”
Ya, bagi saya hal tersebut sudah lebih cukup 
untuk dijadikan alasan mencintai Indonesia, sebuah negeri dengan begitu 
banyak keistimewaan yang telah Tuhan karuniakan. Mulai dari bentang alam
 yang elok rupawan, kekayaan alam yang melimpah, hingga SUKU BANGSA dan BUDAYA yang SANGAT BERAGAM. 
Selain alamnya yang sangat cantik, Indonesia 
juga kaya akan SUKU BANGSA dan BAHASA. Berdasarkan data dari BPS yang 
dilansir dari JPNN.COM pada tahun 2010 di Indonesia 
terdapat kurang lebih 1.128 SUKU BANGSA. 
Masing-masing suku memiliki budayanya sendiri yang adiluhung. 
Masyarakatnya pun memiliki penghidupan yang sangat beragam baik sebagai 
masyarakat agraris maupun maritim.
Ketangguhan pelaut Indonesia telah terbukti 
sejak dahulu. Jauh sebelum para pelaut Eropa berlayar mengarungi samudra
 dan Christopher Columbus menemukan benua Amerika, para pelaut dari 
kerajaan Mataram Kuno telah berlayar ke Tanjung Harapan, Afrika, hingga 
Madagascar. Pelayaran tersebut digambarkan dalam relief Candi Borobudur 
yang merupakan monumen Buddha termegah dan kompleks stupa terbesar dunia
 berdasarkan data dari UNESCO. Candi yang merupakan galeri mahakarya 
para pemahat pada abad ke – VIII ini pun pernah menjadi surga pagi para 
peziarah yang datang dari India, Kamboja, Tibet, dan China. Kini Candi 
Borobudur pun tetap menjadi salah satu landmark wisata 
Indonesia.
Ribuan pulau yang indah menguntai di "Khatulistiwa" 
adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada negeri ini, Indonesia. 
Keindahan alam nusantara, barisan pegunungan, danau, sungai yang meliuk 
melukisi dan pantai-pantai samudera yang menginspirasi. Hutan hujan yang
 tinggi menjulang dan sawah ladang yang padinya kuning membentang. 
Keindahan alam Indonesia. Dan keindahan kearifan lokal yang menjuntai 
bak "mutu manikam", yang dari setiapnya memancarkan pesona dari rasa 
mensyukuri karunia. Mewujud dalam keindahan SENI BUDAYA, sastra bertutur
 dengan lisan dan dengan bayang-bayang, gerak tari, busana tradisionil, 
batik dan kerajinan, prosesi tradisi, lantunan nada maupun keindahan 
bangunan khas negeri, candi dan arca.  
Melihat semua fakta-fakta di atas tak ada lagi alasan bagi saya 
untuk tidak mencintai negeri ini. Alasan saya mencintai Indonesia 
sangatlah sederhana dan praktis. Saya mencintai negeri ini karena mata 
dan jiwa saya terpuaskan oleh kecantikan alam dan BUDAYAnya, kemudian 
jejak itu tertinggal jelas di dalam hati. Dan saya bersyukur bisa 
terlahir di negeri secantik ini. Lantas, bagaimana dengan Anda? Apa 
alasan Anda mencintai negeri ini? 
2. www.antarafoto.com/artikel/v1264724762/manikam-khatulistiwa
3. wisata.kompasiana.com/.../indonesia-sepotong-surga-di-khatulistiwa-492584.
4. www.bi.go.id/web/id/Ruang+Media/.../lomba_foto_hut_672012.htm
5. sen1budaya.blogspot.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar