"Sulit makan" pada "anak" balita memang sering menjadi keluhan para ibu. Para ibu yang memiliki "anak" kurus karena "sulit makan" biasanya 'iri hati' melihat "anak" yang gemuk karena lahap "makan".
Sebetulnya, para ibu tidak perlu 'iri hati', karena "anak" yang kurus belum tentu kurang sehat. Demikian pula sebaliknya, "anak" gemuk bukan berarti sehat. Yang penting, para ibu sebaiknya mempunyai Kartu Menu Sehat/KMS, sehingga dapat menilai apakah "anak"nya memiliki berat badan yang cukup atau kurang.
Ke"sulit"an "makan" bisa saja dipengaruhi keturunan, tetapi faktor lingkungan memiliki pengaruh besar pula. Supaya "anak" menjadi gampang "makan", cobalah ajak "anak" mulai belajar "makan" bersama di meja "makan". Atau, bisa pula, berilah "makan" "anak" ketika "anak" sedang bermain-main dengan tetangga dekat. Dengan cara seperti ini, biasanya "anak" mau "makan" banyak.
Cobalah memberi "makan" "anak" dengan menu "makan"an yang beraneka ragam. Namun, mungkin "anak" anda sudah tidak suka "makan" 'bubur-buburan', tetapi sudah menyukai "makan"an dalam bentuk lain, seperti: sup, telur, mie, bakso dan lain-lain. Boleh saja "makan"an apapun diberikan pada "anak", asalkan bersih, termasuk "makan"an suplemen, Hanya bila "makan"an sehari-hari sudah cukup baik dari segi jumlah dan gizi, sebenarnya tidak diperlukan "makan"an suplemen.
(Sumber: Majalah Wanita Kartini, edisi Nomor 2022. 2 s/d. 16 November 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar