"Kharisma" adalah sebuah aura khas yang dimiliki seseorang sejak lahir dan
berkembang seiring bertambahnya ilmu dan pengalamannya yang membuatnya
terlihat “berbeda” dari yang lain".
"Kharisma" itu
sendiri merupakan ciri khas unik seseorang, sehingga tidak bisa ditiru oleh orang lain. "Kharisma" adalah pengolahan diri seseorang dimana,
orang tersebut terus menerus mengembangkan kelebihan dirinya, yang bisa
memancar keluar membuat orang lain menjadi bisa merasakannya atau bisa
menjadi penggemar (pengikut) yang fanatik untuk dirinya. Dan seperti
Inner Beauty dimana inner beauty (kecantikan batin) bisa menjadi inner
power (kekuatan'dalam') maka "Kharisma"pun demikian, orang akan merasakan
jika berhadapan dengan seseorang yang mempunyai "Kharisma", energi postif
memancar keluar memberi daya tarik pada orang yang berinteraksi."Kharisma",
tidak bisa digembar-gemborkan oleh diri sendiri, dimana seseorang bisa
bertepuk dada, menyatakan dirinya punya "Kharisma" atau punya inner
beauty. Maka kesimpulannya "Kharisma" maupun Inner Beauty bisa dirasakan,
bisa terlihat oleh orang lain bukan sebagai pengakuan oleh diri sendiri.
APA SIH "KHARISMA" ITU?
Individu yang "Kharisma"tik terlihat dari kemampuan mereka menarik
perhatian dan meyakinkan orang lain. Dengan adanya gabungan
karakteristik tersebut dengan kompetensi organisasional dan bisnis yang
memadai akan membuat kebanyakan orang akan melihat dan berkata “Wah,
orang itu adalah pemimpin besar.”
Sebelum kita lanjutkan, mari kita bicara tentang definisi dari kata "Kharisma". Ada beberapa definisi yang bisa ditemukan:
- “Kemampuan untuk mengembangkan atau memberi inspirasi komitmen ideologis pada orang lain.”
- “Daya tarik pribadi yang memungkinkan untuk mempengaruhi orang lain.”
- “Kata "Kharisma" (dari kata Yunani "Kharisma" atau artinya hadiah), sering digunakan dalam bentuk ini untuk menggambarkan kemampuan untuk pesona atau mempengaruhi orang.”
Tentu saja menginspirasi orang lain untuk bertindak positif merupakan
faktor penting dalam keberhasilan dalam kepemimpinan, seperti halnya
kemampuan untuk membantu orang lain berkomitmen untuk mengembangkan ide.
Bahkan dengan memiliki ‘daya tarik pribadi’, terlihat baik, fasih
berbicara dengan orang lain, dan keterampilan interpersonal yang baik
selalu berguna bagi seorang pemimpin. Tapi ketika "Kharisma" menjadi
pertimbangan utama dalam menentukan baik tidaknya seorang pemimpin maka
bisa terjadi kekecewaan bagi pengikutnya. Pernahkah Anda sadari dari
sudut pandang ini seorang Mahatma Gandhi dan Adolf Hitler sama "Kharisma"tiknya?
Istilah "Kharisma" adalah nilai yang netral: ia tidak membedakan antara
baik/bermoral dan jahat/tak bermoral. "Kharisma" dapat mengakibatkan
fanatisme buta dan megalomaniacs yang berbahaya, atau untuk menjadi
pengorbanan diri heroik dalam pelayanan yang menguntungkan
organisasinya.
MEMBANGUN "KHARISMA"
Seseorang yang mempunyai "Kharisma" bisa
membuat seseorang menjadi idola, pemimpin yang dikagumi bahkan mempunyai
pengikut yang ‘rela mati' untuknya seperti kita kenal beberapa tokoh
dunia yang ber"Kharisma", dan banyak tokoh yang mempunyai "Kharisma"
ternyata bukanlah seseorang yang mempunyai kedudukan atau harta
berlimpah tapi seperti banyak diungkapkan dimana beberapa nama seperti
Nabi Muhamad SAW, dan masih banyak tokoh
lainnya dimana banyak cerita mengungkapkan bila mereka berceramah, bukan
saja memukau manusia bahkan burung yang terbangpun akan hinggap dulu
di dahan pohon untuk turut mendengarkannya.
Sebagai contoh yang hidup pada zaman ini yaitu ibu Theresa dari Calcuta, dimana seorang teman Victor Chandrawira yang kebetulan bisa hadir dalam kesempatan itu, bersaksi: pada saat Women World Summit di Beijing September 1996 dimana sejumlah ibu negara dan tokoh-tokoh wanita dunia berkumpul dengan beragam gemanya, di tengah kebisingan obrolan antar mereka mendadak suasana bisa sunyi hening tácala, seorang ibu tua dengan pakaian sederhana dan badan yang tua renta berjalan memasuki arena, yang ternyata ibu tersebut adalah Ibu Theresa yang begitu ber"Kharisma" sehingga bisa membuat semua mulut terdiam, mata terbelalak padahal dia sosok tua yang sederhana.
Melihat penampilan wanita tua sederhana di tengah gemerlapnya pakaian dan anggunnya penampilan para ibu negara seluruh dunia, maka apanya yang membuatnya bisa membungkamkan mulut dan membelalakan mata orang banyak..? Tentu saja jawabannya adalah"Kharisma"nya.! Beliau membangunnya dengan berbuat baik sepanjang hidupnya, dimana perbuatannya melebihi kebanyakan orang di dunia ini, dan mungkin sampai saat ini belum tergantikan sejak kematiannya."Kharisma" bisa dibangun, dipupuk dengan perbuatan baik yang terus menerus dan membuahkan sesuatu yang berguna untuk orang lain dan melakukannya dengan kesungguhan hati untuk mendapatkannya."Kharisma" sebuah perbuatan nurani dimana seseorang bisa menyeimbangkan dirinya, untuk berbuat dengan mementingkan kepentingan orang lain di atas kepentingan ego diri, bisa memikirkan perasaan orang lain, bisa bekerja dengan kasih sayang tanpa pamrih untuk kesejahteraan orang lain, bisa bekerjasama dengan baik dengan semua unsur tim kerja.
Sebagai contoh yang hidup pada zaman ini yaitu ibu Theresa dari Calcuta, dimana seorang teman Victor Chandrawira yang kebetulan bisa hadir dalam kesempatan itu, bersaksi: pada saat Women World Summit di Beijing September 1996 dimana sejumlah ibu negara dan tokoh-tokoh wanita dunia berkumpul dengan beragam gemanya, di tengah kebisingan obrolan antar mereka mendadak suasana bisa sunyi hening tácala, seorang ibu tua dengan pakaian sederhana dan badan yang tua renta berjalan memasuki arena, yang ternyata ibu tersebut adalah Ibu Theresa yang begitu ber"Kharisma" sehingga bisa membuat semua mulut terdiam, mata terbelalak padahal dia sosok tua yang sederhana.
Melihat penampilan wanita tua sederhana di tengah gemerlapnya pakaian dan anggunnya penampilan para ibu negara seluruh dunia, maka apanya yang membuatnya bisa membungkamkan mulut dan membelalakan mata orang banyak..? Tentu saja jawabannya adalah"Kharisma"nya.! Beliau membangunnya dengan berbuat baik sepanjang hidupnya, dimana perbuatannya melebihi kebanyakan orang di dunia ini, dan mungkin sampai saat ini belum tergantikan sejak kematiannya."Kharisma" bisa dibangun, dipupuk dengan perbuatan baik yang terus menerus dan membuahkan sesuatu yang berguna untuk orang lain dan melakukannya dengan kesungguhan hati untuk mendapatkannya."Kharisma" sebuah perbuatan nurani dimana seseorang bisa menyeimbangkan dirinya, untuk berbuat dengan mementingkan kepentingan orang lain di atas kepentingan ego diri, bisa memikirkan perasaan orang lain, bisa bekerja dengan kasih sayang tanpa pamrih untuk kesejahteraan orang lain, bisa bekerjasama dengan baik dengan semua unsur tim kerja.
"Kharisma" tidak hanya dapat memberikan daya tarik pribadi tetapi juga
dapat sebagai salah satu penunjang sukses berkarir. Ada beberapa kiat untuk membangun "Kharisma" berikut ini dan praktekkan, serta lihat apa hasilnya pada diri Anda.
1. Menciptakan Daya Tarik Pribadi
2. Menunjukan Sikap Bersahabat
3. Hindari Sikap Menunduk
4. Jangan Lupakan Etika dan Sopan Santun
5. Jalin Kontak Mata Saat Bicara
6. Jangan Takut Untuk Dipuji
7. Jangan Takut jadi Pusat Perhatian
1. Menciptakan Daya Tarik Pribadi
2. Menunjukan Sikap Bersahabat
3. Hindari Sikap Menunduk
4. Jangan Lupakan Etika dan Sopan Santun
5. Jalin Kontak Mata Saat Bicara
6. Jangan Takut Untuk Dipuji
7. Jangan Takut jadi Pusat Perhatian
Silahkan Anda coba, rasakan dan nikmati hasilnya. Selamat mencoba, semoga Anda berhasil menjadi orang yang ber"Kharisma".
Sumber:
1. https://id-id.facebook.com/.../posts/465163740183716
2. aampuh.blogspot.com/.../arti-dari-kata-kharisma.html
3. www.bizresult.com/?mn=Refleksi&article_id=11
4. https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid...
5. laely.widjajati.facebook/Kondangan-(23082014)
6. laely.widjajati.facebook/Ketua-FKPI-Sidoarjo.....
7. laely.widjajati.facebook/Kok-di-blakang-q-bnyak-"ULAR"nya-ya???????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar