"Siapapun orangnya, pasti pernah merasakan apa yang disebut dengan "Resah", "Gelisah", sedih, susah, kecewa,
gundah gulana, nestapa."
Siapapun dia, apa itu pejabat atau rakyat jelata, apa
dia kaya atau miskin, yang cakep atau yang sedang-sedang saja, laki laki atau
perempuan, tua atau muda. Siapapun itu, tanpa kecuali. Ketika hati sedang
gundah gulana, dan tatkala hati itu sedang dirundung sebuah bencana ke"gelisah"an
dan ke"resah"an, maka kemanakah anda akan meminta pertolongan? Minta pertolongan pada jin, syetan, ataukah kepada sesama manusia lainnya?
Memang pada situasi yang demikian ini kebanyakan orang tidak mampu berpikir jernih,
bahkan tidak mampu berpikir rasional. Itulah sebabnya dalam kondisi hati yang "resah", gunda gulana begini ini banyak orang yang terjerumus ke jalan yang sesat,
yang hitam, minta pertolongan selain Allah, yaitu minta tolong pada makhluk
jin, syetan.
Ada
juga sementara orang minta tolong pada orang lain, setidak-tidaknya kalau semua persoalan dicurahkan pada seseorang, terasa agak plong
hati ini. Itulah sebabnya, masa kini tumbuh subur bak cendawan di musim hujan
biro-biro konsultasi, biro semacam ini jadi laris manis bagai kacang
goreng.
Sebaik-baik penolong adalah Allah SWT, Dialah satu
satunya dzat yang serba maha,
maha pengasih dan penyayang, maha kaya, maha Agung, maha perkasa, dan maha-maha
lainnya. Nah, kalau sudah demikian, mengapa kita mesti bingung untuk mencari
pertolongan kapada yang lain, selain Allah?
Laa haula walaa Quwwata illa billaah…..(tiada kekuatan melainkan kekuatan-Nya), lalu apakah patut kita untuk mengambil
penolong selain Allah dan ‘orang-orang yang beriman’. Jadi kita sudah tahu kan apa akhirnya.. yaitu
: kembalilah kepada Allah. Nah itulah solusi terbaik, seiringan dengan teman’
(yaitu teman dari orang-orang yang beriman).
Entah mengapa hati itu kadang terasa "gelisah" dengan sendirinya, seolah-olah ada
sesuatu hal yang sedang disesalkan atau tidak disenangi. Bisa jadi itu adalah
bisikan dari syetan atau bisa jadi juga itu adalah sebuah insting akan sebuah
perasaan yang berkaitan erat dengan persahabatan dan persaudaraan, bisa jadi juga hasil akhir yang tidak seperti
kita harapkan, kita sudah memeprhitungkan dari segala aspek, hasilnya pasti
menguntungkan, namun ternyata hasil akhirnya jauh dari yang diharapkan. Sewaktu
hati itu sedang "gelisah" akan sesuatu polemik yang dihadapi, maka carilah ‘sandaran
hati’ untuk dunia dan akheratmu.
Yaitu suatu ‘sandaran’‘ yang mampu membuat kita berlapang dada, berbagi dan
saling merasakan. Dan tahukah anda
kemana sandaran itu harus dicari? Kemana lagi kalau tidak pada Allah dan orang-orang yang beriman.
Jangankan kita
sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah SAW. pun pernah
mengalami keadaan tersebut pada tahun ke-10 masa kenabiannya. Pada masa yang
masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh pamannya,
Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau
sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Ya dimaklumi
saja jika kita sebagai manusia merasakan ke"gelisah"an, gundah gulana, kecemasan, ke"resah"an
ataupun kekhawatiran.
Hati ini, pada
dasarnya telah diciptakan bersih oleh Allah SWT. bersih dari berbagai macam
penyakit. Namun, seiring dengan nafas kehidupan yang terus berhembus dan kian
menua dalam rimba kehidupan, perlahan hati pun mulai terkontaminasi, terkotori,
dan akhirnya menjadi tempat bersemayamnya berbagai macam penyakit, yang salah satunya
adalah penyakit "gelisah" itu tadi.
"Gelisah", memang satu penyakit hati yang sangat berbahaya namun hampir tidak pernah
dipertimbangkan oleh kebanyakan manusia. Karena, biasanya mereka sudah memiliki
cara masing-masing untuk menghilangkan "gelisah" tersebut. Ada yang
menghilangkannya dengan cara-cara yang sesuai atau tidak melanggar syariat,
namun banyak pula yang menghilangkan penyakit tersebut dengan cara-cara yang
menyimpang dari syariat. Akibatnya, "gelisah" mereka hilang, dosa pun menerkam.
ALLAH SWT. telah menciptakan dan menganugerahkan hati bagi manusia sebagai salah satu
perangkat kehidupan yang sangat vital, yang akan membantu melihat dan mendengar
seruan Allah SWT., yang akan membantunya dapat merasakan apa yang tengah
dirasakan oleh orang lain. Namun, kita juga mengetahui bahwa segala sesuatu itu
ada, tiada, terjadi, dan tidak terjadi hanya karena Allah SWT. Dari sana, kita
juga tahu bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakan penyakit, dan Allah SWT-lah yang memiliki penawarnya. Dan satu-satunya penawar yang paling efektif
dan tidak bertentangan dengan syariat Islam untuk menangkal atau mengobati
penyakit "gelisah" adalah dengan cara selalu mengingat Allah SWT, sebagaimana
telah dikatakan dengan jelas oleh Allah SWT di dalam Al-Qur'an, yang artinya:
“(yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)
Dalam keseharian semua orang
membutuhkan katenangan hati, dan untuk mendapatkan ketenangan hati
bukanlah hal
yang mustahil. Allah SWT mengajarkan kepada kita langkah nyata
mendapatkan
ketenangan hati, yaitu dengan berdzikir, ingatlah, dengan dzikir
mengingat Allah hati akan tentram. Sebaliknya, ketika kita jarang ingat
kepada
Allah, hati akan kering dan gersang.
Bagaimana cara Islami untuk menenangkan hati kita yang sedang dalam
keadaan "gelisah" sesuai Syari’at Islam tentunya. Di antaranya adalah :
1.
Sabar
Hal pertama
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada henti
adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan kesabaran
itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang
mendatanginya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang sabar”
(Qs. Al-Baqarah 153).
Selain
menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat
beratnya beban yang dihadapi. Ujian yang Tuhan berikan kepada kita itu
sebenarnya untuk menguji keimanan kita. Jika kita sabar melewai cobaan dan
ujian akan meningkatlah level iman kita. Bukankan Allah itu menguji hamba-Nya
sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Jika ujian itu datang padanya, berarti Allah
yakin kita bisa melewatinya. Allah saja yakin, masa kita Ngga sih…
2.
Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika
seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari
sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah
menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam
ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:
“Hanya kepada-Mulah kami
menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
Ketika keluhan
itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka akan meringankan beban berat yang
kita derita. Kalo kita curhat sama teman, mungkin malah akan membuka aib kita
sendiri malah kan????.....
Ok…..
Mungkin di
antara kalian ada yang lebih milih curhat sama teman. Syukur teman kita bisa
dipercaya dan tidak menyebar luaskan masalah kita, lha kalau teman kita ember
alias tidak bisa jaga rahasia, yang ada malah menambah masalah karena aib kita diumbar-umbar. Sudah deh…… curhatnya sama Sang Pencipta saja.
Ya......
Mengingat bahwa
manusia adalah makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan
itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban
berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah SAW. ketika menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal
yang akan beliau lakukan adalah mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala.
Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3.
Positive thinking
Positive
thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu kita untuk mengatasi
rasa "gelisah" yang sedang kita rasa. Karena dengan berpikir positif, maka segala
bentuk kesukaran dan beban yang ada dalam diri kita menjadi terobati
karena adanya sikap bahwa segala masalah yang dihadapi, pastilah mempunyai
jalan yang lebih baik dan jalan keluar yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Akan
selalu ada jalan jika kita percaya kalau Allah SWT akan menoong kita. Intinya,
kita harus selalu berfikir positif sama Allah, jangan pernah suudzhon sama
Sang Pencipta. Ini sejalan dengan firman Allah SWT. dalam ayat berikut;
“Karena Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).
Ini janji
Allah di dalam Al-Qur’an. Akan selallu ada kemudahan di setiap kesulitan. Masih
ragu juga sama janji Allah.??????...
4.
Dzikrullah (Mengingat Allah)
Naaaaahhh…
Ini yang
paling penting. Orang yang senantiasa mengingat Allah SWT. dalam segala hal
yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama
dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi,
maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa "gelisah" yang ada dalam
diri bisa perlahan-lahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah SWT., bagi siapa saja yang mengingatnya, maka di dalam hatinya pastilah terisi
dengan ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya
dengan mengingat-Nya.
Satu hal yang harus diingat adalah, untuk
dapat selalu mengingat Allah SWT dan berhasil menghapus atau menangkal rasa "gelisah", dzikir tidak hanya dilakukan sebatas ucapan lisan dan atau hati saja.
Dzikir kepada Allah SWT. merupakan rangkaian aktivitas yang melibatkan segenap
hati, lisan, dan juga perbuatan. Tanpa bersatunya ketiga aspek tersebut, maka
sulit pula atau bahkan tidak mungkin bagi hati kita untuk bersatu dengan Allah SWT.
5.
Sholat
Sholat yang
merupakan ibadah paling utama bagi umat muslim juga merupakan salah satu sarana
penangkal dan penawar berbagai macam penyakit hati yang bersarang di dalam dada
manusia. Jelas saja, sholat merupakan ibadah yang totalitas hanya mengingat
kepada Allah SWT., yang secara total juga hanya diisi dengan kalimat-kalimat
dzikrullah, ayat-ayat Allah SWT.
Allah
berfirman :
“Allah telah menurunkan
perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya)
lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya
seorang pemimpinpun.” (QS.Az
Zumar : 23)
Sholat
merupakan aktivitas komunikasi langsung dengan Allah SWT., Zat yang menggenggam
dan menguasai segala hati, yang menciptakan penyakit dan yang menyembuhkannya
tanpa rasa sakit. Jika seseorang telah terhubung dan berkomunikasi dengan Allah SWT. secara langsung dalam sholat yang khusyuk, maka mustahil baginya terserang
penyakit "gelisah". Karena "gelisah" menyerang hati, dan Allah SWT-lah yang
menggenggam dan menguasai segala hati.
Bersabar, mengadu kepada
Allah, berpikir positif, Dzikrullah, dan sholat adalah solusi segala persoalan,
termasuk masalah penyakit hati termasuk rasa "gelisah", "resah", gundah, gulana,
galau ato papun itu.
Sebagaimana firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah
hati menjadi tenteram” (Qs
Ar-Ra’du 28).
Berbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah,
yang dimana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa ke"gelisah"an, galau, "resah"
serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwanya.
Tentunya, sesudah mengetahui tentang faktor-faktor
yang dapat mengatasi persoalan "gelisah", maka jadilah orang yang selalu dekat
kepada Allah SWT. Bersabar, berpikir positif, mengingat Allah, serta
mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan kunci dari segala persoalan
yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah galau atau "gelisah" karena sesungguhnya Allah
bersama kita.
Bukankah Allah telah berjanji dalam firmanNya Sesudah
kesulitan pasti ada kemudahan, sesudah kesulitan ada kemudahan janji itu diulang sampai dua kali
dalam satu surat. Kita percaya, janji
Allah tidak pernah ingkar, lalu mengapa
kita masih galau. Kata Chrisye dalam
lirik lagunya, “badai pasti berlalu”.
So, seberat apapun masalah yang menimpa kita, adukan pada Allah.
Sumber:
1. blogasyifanuralif.blogspot.com/.../ketika-hati-ini-mera...
2. diarikupribadi.blogspot.com/.../cara-islami-menenang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar