"Tape singkong" (ubi kayu) merupakan
hasil fermentasi dari ubi kayu. Banyak dijual di
pasar tradisional maupun warung-warung deket rumah".
"Singkong" (ubi kayu) adalah termasuk jenis umbi-umbian yang banyak terdapat di seluruh daerah di Indonesia. Proses fermentasi yang dilakukan terhadap "singkong" (ubi kayu) ini menghasilkan gula dan alkohol, sehingga "tape" menjadi berasa manis, sedikit asam dan beraroma alkohol. "Tape singkong" yang berwarna kuning lebih banyak mengandung Vitamin A daripada yang berwarna putih. Vitamin A pada "Tape singkong" dapat mencapai 385 SI per 100 gram.
Apakah anda penikmat "tape"? Atau malah enggan menikmatinya karena rasa
yang kadang cukup "keras" karena kecut atau anda yang menghindari jenis
makanan yang mengandung alkohol menolak "tape" karena melalui proses
fermentasi, tapi jangan anggap semua "tape" sama saja rasanya, "tape"
walaupun merupakan hasil fermentasi, juga dapat tetap terasa manis.
Apalagi setelah anda mengetahui kandungan vitamin dan "manfaat
tape singkong", utamanya "Tape singkong". Jenis makanan ini dianggap
ber"khasiat" menggenjot rangsangan seksual pasangan suami istri.
"Tape singkong", selain mengandung karbohidrat sebagaimana dikandung "singkong" juga mengandung vitamin A yang banyak diketahui ber"manfaat" untuk kesehatan mata. Selain itu, "singkong" juga dianggap dapat mengusir jerawat pada wajah.
Menurut dosen Teknologi Pascapanen Hortikultura, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud, Dr. Ir. Bambang Admadi Harsojuwono, tingginya kandungan vitamin A "Tape singkong" dapat diketahui jika "tape" yang dihasilkan melalui proses fermentasi itu berwarna kuning. Jika "tape" yang dihasilkan berwarna putih berarti kandungan vitamin A-nya lebih sedikit.
Ragi merupakan bahan utama dalam proses pembuatan "tape". Ragi mengandung mikroba sacchoromyces cereviceae. Mikroba ini mengeluarkan enzim yang berguna dalam proses fermentasi. Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan "tape" ketika akan digunakan amat penting. Hal ini dimaksudkan agar tak dicemari bakteri lain. Jika hal ini terjadi proses fermentasi akan terhambat. Bakteri yang sering mengeluarkan racun berbahaya bagi kesehatan manusia akan ada dalam "tape".
Untuk mendapatkann "tape" dengan hasil yang baik, proses fermentasi harus dilakukan secara optimal. Selain memilih bahan dasar yang baik, proses pembuatan "tape" harus benar. Ragi yang digunakan harus bermutu tinggi. Agar dihasilkan "tape" yang manis, selain lama fermentasi, pemberian ragi secukupnya, serta penutupan yang sempurna selama proses fermentasi berlangsung harus diperhatikan.
Dalam proses fermentasi, glukosa enzim glikolisin akan pecah dan menghasilkan karbondioksida, air, serta energi. Energi diperlukan oleh enzim amilase, intervertase dalam hal proses fermentasi.
PH atau kadar asam asetat yang tinggi dalam "tape" dapat mempengaruhi cita rasa "tape", malah dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Proses fermentasi yang terlalu lama dapat menghasilkan air "tape" yang cukup banyak. Rasa manis pada "tape" akan berkurang.
Lamanya proses fermentasi ini sebaiknya jangan lebih dari tiga hari. Jika lewat batas maksimum dan pemberian ragi terlalu banyak nanti "tape"nya lembek dan terasa masam. Rasa masam disebabkan pati yang diubah oleh enzim amilase menjadi gula (sukrosa). Enzim invertase mengubahnya lagi menjadi glukosa. Hasilnya berupa alkohol. Jika proses fermentasi terlalu lama alkohol akan menghasilkan asam asetat sehingga dapat menghasilkan "tape" yang terasa masam.
Mengomentari pendapat umum bahwa "Tape singkong" dapat meningkatkan rangsangan seksual dan mengatasi jerawat, Bambang menyatakan bahwa sebenarnya belum ada penelitian ilmiah yang memperkuat anggapan banyak orang tersebut.
"Tape singkong", selain mengandung karbohidrat sebagaimana dikandung "singkong" juga mengandung vitamin A yang banyak diketahui ber"manfaat" untuk kesehatan mata. Selain itu, "singkong" juga dianggap dapat mengusir jerawat pada wajah.
Menurut dosen Teknologi Pascapanen Hortikultura, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud, Dr. Ir. Bambang Admadi Harsojuwono, tingginya kandungan vitamin A "Tape singkong" dapat diketahui jika "tape" yang dihasilkan melalui proses fermentasi itu berwarna kuning. Jika "tape" yang dihasilkan berwarna putih berarti kandungan vitamin A-nya lebih sedikit.
Ragi merupakan bahan utama dalam proses pembuatan "tape". Ragi mengandung mikroba sacchoromyces cereviceae. Mikroba ini mengeluarkan enzim yang berguna dalam proses fermentasi. Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan "tape" ketika akan digunakan amat penting. Hal ini dimaksudkan agar tak dicemari bakteri lain. Jika hal ini terjadi proses fermentasi akan terhambat. Bakteri yang sering mengeluarkan racun berbahaya bagi kesehatan manusia akan ada dalam "tape".
Untuk mendapatkann "tape" dengan hasil yang baik, proses fermentasi harus dilakukan secara optimal. Selain memilih bahan dasar yang baik, proses pembuatan "tape" harus benar. Ragi yang digunakan harus bermutu tinggi. Agar dihasilkan "tape" yang manis, selain lama fermentasi, pemberian ragi secukupnya, serta penutupan yang sempurna selama proses fermentasi berlangsung harus diperhatikan.
Dalam proses fermentasi, glukosa enzim glikolisin akan pecah dan menghasilkan karbondioksida, air, serta energi. Energi diperlukan oleh enzim amilase, intervertase dalam hal proses fermentasi.
PH atau kadar asam asetat yang tinggi dalam "tape" dapat mempengaruhi cita rasa "tape", malah dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Proses fermentasi yang terlalu lama dapat menghasilkan air "tape" yang cukup banyak. Rasa manis pada "tape" akan berkurang.
Lamanya proses fermentasi ini sebaiknya jangan lebih dari tiga hari. Jika lewat batas maksimum dan pemberian ragi terlalu banyak nanti "tape"nya lembek dan terasa masam. Rasa masam disebabkan pati yang diubah oleh enzim amilase menjadi gula (sukrosa). Enzim invertase mengubahnya lagi menjadi glukosa. Hasilnya berupa alkohol. Jika proses fermentasi terlalu lama alkohol akan menghasilkan asam asetat sehingga dapat menghasilkan "tape" yang terasa masam.
Mengomentari pendapat umum bahwa "Tape singkong" dapat meningkatkan rangsangan seksual dan mengatasi jerawat, Bambang menyatakan bahwa sebenarnya belum ada penelitian ilmiah yang memperkuat anggapan banyak orang tersebut.
Sedangkan kandungan yang terdapat dalam tiap 100 gram ubi kayu adalah
sebagai berikut :
- Kalori 146,00 kal
- Air 62,50 gram
- Phosphor 40,00 mg
- Karbohidrat 34,00 gram
- Kalsium 33,00 mg
- Vitamin C 30,00 mg
- Protein 1,20 gram
- Besi 0,70 mg
- Lemak 0,30 gram
- Vitamin B1 0,06 mg
"Tape singkong" memiliki berbagai "khasiat", berikut beberapa "khasiat" dari "Tape singkong".
- Dipercaya dapat menyembuhkan jerawat dan bisul
- Banyak orang juga berpendapat "singkong" dapat menambah rangsangan seksual suami-istri
- Dapat menghangatkan tubuh karena mengandung Alkohol (jika kebanyakan dapat memabukkan), dan dapat menyehatkan kulit.
- Dapat menjadi energi alternatif selain nasi
- Memperlancar menstruasi (bagi wanita)
- Memperlancar sistem pencernaan
- "Tape singkong" juga dapat menyembuhkan penyakit maag dengan cara dikonsumsi pagi-pagi saat bangun tidur.
- Dipercaya dapat mencegah anemia.
- Obat alternatif untuk mengobati penyakit Wasir
- Mengobati luka pada penderita diabetes ("Tape singkong" ditempel pada luka)
- Dapat menghilangkan noda di wajah jika dikonsumsi setiap hari (1 piring kecil setiap hari)
- dan masih banyak "manfaat" lainnya...
Bahan - bahan :
Alat - alat :
- Pisau
- Kukusan / Panci
- Bakul bambu / keranjang
- Daun pisang
- Kupas ubi kayu lalu potong-potong sesuai dengan ukuran yang
diinginkan
kemudian cuci; - Rendam selama 1~2 jam dalam air bersih lalu kukus selama 30 menit (tidak perlu ditiris) atau dapat direbus selama 15 menit (harus di tiriskan);
- Sementara itu Ragi dihaluskan, daun pisang di lap sampai bersih dan di layukan diatas api, jika menggunakan bakul bambu maka harus dicuci bersih dan dikeringkan;
- Umbi masak yang suam-suam kuku disusun selapis di dalam bakul/keranjang yang sudah dilapisi daun pisang, kemudian ditaburi ragi tipis-tipis. Setelah itu dibuat lagi selapis umbi di atas lapisan sebelumnya, dan kembali ditaburi ragi. Demikian dilakukan sampai bakul hampir penuh.
- Umbi dalam bakul ditutup dengan daun pisang tiga lapis
- Bakul diletakkan di tempat bersih yang tidak panas dan bebas semut selama 2 sampai 3 hari sampai umbi menjadi "tape".
- "Tape" dapat dikemas di dalam kantong plastik, kemudian disimpan pada suhu dingin (0 - 5°C). Pada suhu kamar (15 - 30°C) tapai cepat menjadi masam.
Sumber:
1. www.makanansehat.web.id/.../kandungan-vitamin-dan-manfaat-tape.html
2. soechiblog.blogspot.com/2012/.../tapai-singkong-dan-manfaatnya.html
3. kamarcewekk.blogspot.com/2012/03/manfaat-tape-singkong.html
4. coba-rasa.blogspot.com/2012/07/manfaat-tape-singkong.html
5. unggul.b.sudirman.photos.facebook/Hidup-ini-keras bro...-
6. gibran-lifestyle.blogspot.com/manfaat-tape-singkong.../
Tidak ada komentar:
Posting Komentar