"Kisah seorang "kakek" dan seorang "pencuri pepaya". Sebuah kisah inspirasi dan motivasi islami".
Saya ingin mengawali renungan kita kali ini
dengan mengingatkan pada salah satu kisah kehidupan yang mungkin banyak
tercecer di depan mata kita. Cerita ini tentang seorang "kakek" yang
sederhana, hidup sebagai orang kampung yang bersahaja....
Suatu sore, ia mendapati pohon "pepaya" di depan rumahnya telah berbuah.
Walaupun hanya dua buah namun telah menguning dan siap dipanen. Ia
berencana memetik buah itu di keesokan hari. Namun, tatkala pagi tiba,
ia mendapati satu buah "pepaya"nya hilang dicuri orang.
"Kakek"itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “masak hanya karena sebuah "pepaya" saja engkau demikian murung” ujar sang istri.
“Bukan itu yang aku sedihkan” jawab sang "kakek", “aku kepikiran, betapa sulitnya orang itu mengambil "pepaya" kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetiknya..”
“Dari itu Bune” lanjut sang "kakek", “saya akan pinjam tangga dan saya taruh di bawah pohon "pepaya" kita, mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak akan kesulitan lagi mengambil yang satunya”.
"Kakek"itu begitu bersedih, hingga istrinya merasa heran. “masak hanya karena sebuah "pepaya" saja engkau demikian murung” ujar sang istri.
“Bukan itu yang aku sedihkan” jawab sang "kakek", “aku kepikiran, betapa sulitnya orang itu mengambil "pepaya" kita. Ia harus sembunyi-sembunyi di tengah malam agar tidak ketahuan orang. Belum lagi mesti memanjatnya dengan susah payah untuk bisa memetiknya..”
“Dari itu Bune” lanjut sang "kakek", “saya akan pinjam tangga dan saya taruh di bawah pohon "pepaya" kita, mudah-mudahan ia datang kembali malam ini dan tidak akan kesulitan lagi mengambil yang satunya”.
Namun saat pagi kembali hadir, ia mendapati "pepaya" yang tinggal sebuah itu tetap ada beserta tangganya tanpa bergeser sedikitpun. Ia mencoba bersabar, dan berharap pencuri itu akan muncul lagi di malam ini. Namun di pagi berikutnya, tetap saja buah "pepaya" itu masih di tempatnya.
Di sore harinya, sang "kakek" kedatangan seorang tamu yang menenteng duah buah "pepaya" besar di tangannya. Ia belum pernah mengenal si tamu tersebut. Singkat cerita, setelah berbincang lama, saat hendak pamitan tamu itu dengan amat menyesal mengaku bahwa ialah yang telah mencuri "pepaya"nya.
“Sebenarnya” kata sang tamu, “di malam berikutnya saya ingin men"curi" buah "pepaya" yang tersisa. Namun saat saya menemukan ada tangga di sana, saya tersadarkan dan sejak itu saya bertekad untuk tidak men"curi" lagi. Untuk itu, saya kembalikan "pepaya" Anda dan untuk menebus kesalahan saya, saya hadiahkan "pepaya" yang baru saya beli di pasar untuk Anda”.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas, adalah tentang keikhlasan, kesabaran, kebajikan dan cara pandang positif terhadap kehidupan.
Mampukah kita tetap bersikap positif saat kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan ikhlas mencari sisi baiknya serta melupakan sakitnya suatu “musibah”?
"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta."
Kisah inspirasi diatas dikutip dari khutbah yang ditulis oleh ustadz Saiful Amien.
Sumber: Facebook, Bagus Handaka>Endang Sri Utamai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar