"Setiap orang beriman tentu menginginkan dirinya dapat ber"sedekah".
Melihat besarnya pahala serta banyaknya manfaat dari "sedekah", tidak salah jika setiap kaum muslimin mendambakan untuk dapat mengamalkannya sesering mungkin. Namun kadang kala keinginan tersebut terhalang dengan terbatasnya "harta" benda yang dimilikinya. Padahal, keutamaan "sedekah" tidaklah diraih hanya dengan memberikan "harta" kita kepada yang membutuhkan saja. Banyak sikap dan prilaku yang tidak ada hubungannya dengan "harta" tetapi bila kita lakukan akan bernilai "sedekah".
Allah Maha Adil. Allah menciptakan jalan kebaikan bagi semua orang beriman dalam berbagai kondisi kehidupannya dengan berbagai jalan. Semua bisa ber"sedekah"; yang kaya dan yang miskin, yang tua dan yang muda, yang pria maupun wanita, yang belum maupun yang sudah menikah. Apakah anda ingin Allah mencatat pahala "sedekah" tanpa sedikitpun anda mengeluarkan "harta"?
Lakukanlah tasbih, tahmid, tahlil, suruhlah manusia melakukan kebaikan, cegahlah kemungkaran, damaikanlah orang yang berselisih, bantulah orang naik kendaraan atau bantulah membawa barang bawaannya, berkatalah yag baik, serta singkirkanlah rintangan di jalan. Masih ada satu lagi yang mungkin tidak pernah terbersit dalam pikiran anda: Lakukanlah hubungan intim (jimak) dengan suami atau istri anda, maka anda akan mendapat pahala "sedekah". Bagaimana semua itu menjadi berpahala "sedekah"? Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits berikut:
Hadits Riwayat Muslim, menjelaskan:
Dari Abu Dzar ra., ia berkata: Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah SAW., berkata kepada Nabi SAW.: "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala; mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, dan mereka ber"sedekah" dengan kelebihan "harta" mereka". Nabi bersabda: "Bukankah Allah telah menjadikan kamu sesuatu untuk ber"sedekah"? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah "sedekah", tiap-tiap tahmid adalah "sedekah", tiap-tiap tahlil adalah "sedekah", menyuruh kepada kebaikan adalah "sedekah", mencegah kemungkaran adalah "sedekah", dan persetubuhan antara salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah "sedekah". Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya (bersetubuh dengan istri), ia mendapat pahala?". Rasulullah SAW. menjawab: "Tahukah anda, jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram" (bukan istrinya), dia berdosa, demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya pada yang halal (dengan istrinya), ia mendapat pahala."
Dalam hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, menjelaskan bahwa, Rasulullah SAW. bersabda:
"Setiap amggota badan manusia diwajibkan ber"sedekah" setiap hari selama matahari masih terbit. Kamu mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah "sedekah". Kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah "sedekah". Berkata yang baik itu adalah "sedekah". Setiap langkah jalan menuju uintuk shalat adalah "sedekah". Dan, menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah "sedekah".
Referensi:
1. www.nuansaislam.com/index.php?..."sedekah"-tanpa-"harta".
2. Amalan-Amalan Berbuah Surga. Oleh: Ibnu Ahmad 'Alimi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar