"Allah SWT berfirman dalam Surat Hud ayat 108: "Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka mereka ditempatkan di dalam "surga", mereka kekal ("abadi") di dalamnya, selama ada langit dan bumi, kecuali apa yang dikehendaki oleh Tuhanmu, suatu pemberian yang tidak ada putus-putusnya."
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang masuk "surga", maka ia akan mendapatkan kenikmatan dan tidak akan disiksa, tidak akan mendapatkan bencana dan tidak akan menjadi tua, tetap dalam usia muda."
Rasulullah juga bersabda: "Penyeru berkata, 'kalian akan selalu sehat dan tidak akan terkena penyakit selamanya, selalu hidup dan tidak akan mati selamanya ("abadi"), selalu dalam usia muda dan tidak akan menua selamanya ("abadi"), serta kalian selalu mendapatkan nikmat dan tidak akan disiksa selamanya ("abadi"). Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam Surat Al-A;raf ayat 43: 'Dan diserukan bagi orang-orang yang beriman; inilah "surga" yang diwariskan kepadamu karena apa yang telah kamu kerjakan.'
Dari Abu Said Al-Khudri RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda: 'Kematian didatangkan pada Hari Kiamat, seakan-akan ia seperti kambing kibas yang dihias elok dan berhenti antara "surga" dan neraka. Dikatakan, 'Hai ahli "surga", apakah kalian mengetahui apa ini?' Kemudian mereka melihatnya dan berkata, 'Benar, ini adalah kematian. 'Kemudian dikatakan, 'Hai ahli neraka, apakah kalian mengetahui apa ini?' Kemudian mereka melihatnya dan berkata, 'Benar, ini adalah kematian.' Kemudian mereka diperintahkan untuk menyembelihnya, dan Allah SWT berkata kepada mereka, "Wahai ahli "surga", kalian akan "abadi" dan tidak akan mati, dan wahai ahli neraka, kalian akan "abadi" dan tidak akan mati. Kemudian Rasulullah SAW membaca Surat Maryam ayat 39, 'Dan berilah mereka ancaman tentang hari penyesalan, yaitu ketika diselesaikan segala urusan mereka, sedang mereka (sekarang ini) dalam keadaan lalai sedang mereka tidak beriman." Kemudian, Rasulullah memberikan isyarat dengan tangannya ke dunia." (HR. Al-Bukhari).
(Sumber: Tamasya Ke Negeri Akhirat, oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar