"Kota besar memang punya sejuta daya tarik. Tapi sebenarnya banyak tekanan yang dapat mengakibatkan "stres" pada tubuh kita."
Efek "stres" terhadap tubuh kita dalam "jangka pendek" dan "jangka panjang":
1. Otot dan tulang akan melepaskan kandungan asam amino untuk menyiapkan energi "jangka pendek" yang diperlukan oleh tubuh. Dalam "jangka panjang", otot dan tulang mudah patah, tanpa bisa digantikan dengan sempurna.
2. Glukosa yang disimpan dalam tubuh berupa glikogen, akan diubah jadi glukosa darah untuk menghasilkan energi "jangka pendek". Dalam "jangka panjang", keseimbangan glukosa darah terganggu, akibatnya kelenjanr adrenal dan pankreas mendapat tekanan untuk bekerja lebih keras.
3. Dalam "jangka pendek", darah akan menahan sodium supaya tekanan darah naik sesaat. Dengan demikian, gizi dan oksigen dapat disalurkan dengan lebih efisien dan optimal ke otot, serta mempercepat pembuangan karbon dioksida dan zat tak berguna dari dalamtubuh. Dalam "jangka panjang", tekanan darah yang meningkat membuat otot jantung bekerja lebih keras; kadar sodium yang meningkat akan mempengaruhi aliran gii ke dalam dan keluar sel tubuh, hingga akibatnya ritme jantung jadi terganggu.
4. Dalam "jangka pendek", ketika "stres", maka tubuh akan melepas kortisol (sejenis hormon steroid), yang mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi pada tubuh. Dalam "jangka panjang", produksi kortisol berlebihan lama-kelamaan akan menekan respons dya tahan tubuh, sehingga kemungkinan tubuh terkena infeksi juga meningkat.
5. Dalam "jangka pendek", meningkatnya kadar kortisol akan menjadi senjata untuk melawan peradangan yang mungkin timbul akibat cidera tubuh. Dalam "jangka panjang", kortisol membuat glukosa darah meningkat, hal ini memicu diproduksinya hormon insulin. "Stres" berke"panjang"an akan membuat tubuh jadi lelah dan sel-sel penghasil insulin tak dapat bekerja dengan baik.
6. Dalam "jangka pendek", kandungan lemak akan dilepaskan dari jaringan tubuh untuk menghasilkan energi ekstra yang diperlukan oleh tubuh. Hal ini pada beberapa kasus akan membuat kolesterol dan lemak dalam darah meningkat. Dalam "jangka panjang", meningkatnya lemak dalam darah akan membuat kadar trigliserida dalam tubuh naik. Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan untuk terkena penyakit-penyakit kardiovaskuler.
(Sumber: Cosmopolitan. You & The City, Edisi Oktober 2002).