"Kasih sayang" bersumber dari kesucian jiwa dan ruh. Orang Muslim selalu berbuat kebajikan, beramal saleh, menjauhi segala kejahatan dan kerusakan, maka dari itu jiwanya selalu bersih dan ruhnya senantiasa suci. Dengan demikian rasa "kasih sayang" tidak akan terpisah dari hatinya. Orang Muslim suka menyayangi dan mengajak orang lain untuk berlaku "kasih sayang". Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Balad Ayat 17-18: "Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk ber"kasih sayang". Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan."
Hadits Bukhari, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang ber"kasih sayang".
Hadits Tabrani dan Hakim dengan sanad sahih, juga menjelaskan behwa RAsulullah SAW bersabda: "Sayang"ilah makhluk yang ada di bumi, maka akan menyayangimu yang ada di langit."
Nabi SAW juga bersabda: "Barangsiapa yang tak mau menyayangi, tidak akan di"sayang"i."
Kemudian Nabi SAW juga bersabda: "Rahmat tidak akan dicabut kecuali dari orang durhaka."
Hadits Muslim juga menjelaskan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Perumpamaan kaum Muslimin dalam cinta dan "kasih sayang" mereka, ibarat satu tubuh, apabila satu anggotanya menderita, maka seluruh tubuh akan turut menderita baik karena tak bisa tidur maupun panas."
Walaupun pada hakikatnya "kasih sayang" berupa kelembutan hati dan rasa belas "kasih"an yang mengakibatkan orang menjadi pemaaf san cinta kebajikan, namun tidak semata-mata hanya perasaan hati yang tidak memiliki pengaruh keluat. Faktanya ada pengaruh keluar dalam kenyataan-kenyataan yang tampak di alam nyata.
Dampak "kasih sayang" yang muncul keluar antara lain adalah memaafkan orang yang berbuat kekeliruan, mengampuni orang yang bersalah, menolong orang susah, membantu orang lemah, memberi makan orang lapar, memberikan pakaian kepada orang yang membutuhkan, mengobati orang sakit dan menghibur orang sedih. Semua itu merupakan dmpak dari "kasih sayang" dan masih banyak lagi dampak yang lainnya.
Beberapa bentuk "kasih sayang" yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW., yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah:
1. Hadits Riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Ia berkata: "Kami masuk bersama Rasulullah SAW ke rumah Yusuf al-Qain. Dia adalah bapak ke"sayang"an Ibrahim. Rasulullah memegang Ibrahim, putranya lalu mengecup dan menciumnya. Kemudian kami masuk lagi dan Ibrahim menangis. Maka berlinanglah air mata Rasulullah. Lalu Abdurrahman bin Auf berkata: Mengapa engkau ya Rasulullah? Nabi bersabda: Hai bin Auf. Itu adalah rahmat dan "kasih sayang". Kemudian Nabi berkata: Sesungguhnya mata suka menangis dan hati suka bersedih, tapi kita tidak boleh mengatakan sesuatu yang tidak diridai oleh Allah. Dan sesungguhnya kami sedih berpisah denganmu hai Ibrahim."
Rasulullah mengunjungi rumah orang yang sedang menyusui putranya yang masih kecil, lalu memeluk dan menciumnya. Kemudian beliau menengoknya ketika sakit dan Nabi pun menangis karena begitu sedih.
Semua itu merupakan wujud "kasih sayang" dari lubuk hati Rasulullah SAW.
2. Hadits Riwayat Bukhari dari Abu Hurairah menyatakan:
"Rasulullah bersabda: Ketika seorang laki-laki berjalan, ia merasa sangat haus. Lalu ia turun ke dalam sumur, kemudian ia minum di situ. Tiba-tiba ada seekor anjing menjulurkan lidahnya, sambil menjilat-jilat tanah karena haus. Laki-laki itu berkata: Rupanya anjing itu kehausan seperti aku. Lalu ia mengisi sepatunya dengan air, kemudian memegang sepatu itu dengan mulutnya, lalu ia naik dari sumur itu dan terus memberi minum anjing itu. Maka Allah berterima kasih kepada orang itu dan mengampuni dosa-dosanya. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, Apakah kami memperoleh pahala karena menolong binatang? Nabi bersabda: Pada setiap perut yang basah ada pahala."
Apa yang dilakukan laki-laki itu merupakan pernyataan "kasih sayang" dari dalam hatinya. Apabila bukan karena "kasih sayang", ia tidak akan berbuat seperti itu.
Kisah yang sebaliknya dari itu, dijelaskan hadits Riwayat Bukhari dari Abu Hurairah: "Dari Nabi SAW., Beliau bersabda: Seorang perempuan disiksa karena mengurung kucing hingga mati. Dan dimasukkan ke dalam neraka karena kucing. Ia ditanya: Mengapa engkau tidak memberi makan dan minum ketika mengurung kucing itu, atau melepaskannya agar ia makan dari kotoran tanah."
Perilaku perempuan itu menunjukkan kekerasan hatinya dan hilangnya "kasih sayang" dari dalam dirinya. "Kasih sayang" itu tidak akan hilang kecuali dari hati orang celaka.
3. Hadits Riwayat Bukhari dari Abu Qatadah mengatakan: "Sesungguhnya Rasulullah bersabda: waktu aku mulai salat dan bermaksud memanjangkannya, aku mendengar anak menangis. Lalu aku mempercepat salatku karena aku tahu betapa gelisah hati seorang ibu mendengar tangis anaknya."
Maka Rasulullah memendekkan salatnya yang tadinya ingin lama dan kegelisahan ibu karena tangis anaknya merupakan ungkapan dari "kasih sayang" yang ditanamkan Allah dalam hati hamba-hamba-Nya yang penyayang.
4. Diriwayatkan bahwa Zainal Abidin Ali bin Husin tatkala dalam perjalanan menuju masjid, tiba-tiba seorang laki-laki mencaci makinya. Lalu pembantu-pembantunya datang bermaksud akan memukul dan menyakiti laki-laki tersebut. Namun Zainal Abidin melarang karena "kasih"an kepadanya. Kemudian ia berkata kepada laki-laki itu: Aku lebih tahu dari yang kau katakan. Dan apa yang kamu tidak ketahui tentang aku lebih banyak dari yang kamu ketahui. Bila kamu memerlukan sesuatu, katakanlah. Maka laki-laki itu menjadi malu tersipu-sipu. Lalu Zainal Abidin menanggalkan gamisnya dan diberikan kepada laki-laki itu. Dan menyuruh agar laki-laki itu diberi uang seribu dirham.
Maaf dan kebajikan yang diberikan kepada laki-laki itu tidak lain adalah merupakan uangkapan "kasih sayang" dari cucu Rasulullah SAW.
Sebenarnya masih banyak lagi contoh-contoh lain dari kehidupan sehari-hari Rasulullah yang patut kita teladani yang berkaitan dengan perwujudan "kasih sayang", baik kepada sesama maupun lepada makhluk lain ciptaan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar