"Pada setiap tahapan usia manusia, teristimewa pada "wanita", "hormon" - terutama "hormon" seksual / reproduksi - membawa pengaruh yang cukup besar, baik secara fisik maupun psikis".
Peran "hormon" dalam kehidupan manusia sangatlah penting, terutama untuk mengatur fungsi berbagai organ tubuh dan metabolisme. Sejak lahir, kita tidak dapat lepas dari "hormon". Ketidak-seimbangan kadar "hormon", sekecil apapun, dapt mengakibatkan berbagai macam kelainan dan gangguan penyakit.
"Hormon" merupakan zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluarkan, "hormon" akan dialirkan lewat darah menuju pelbagai jaringan sel. "Hormon" ini akan menimbulkan efek tertentu yang sangat spesifik sesuai fungsinya dan tergantung pada sel reseptornya.
"Hormon" tidak hanya mempengaruhi perubahan fisik, tapi juga perubahan psikologis dan perasaan hati kita. Contoh paling nyata adalah ketika seorang "wanita" sedang mengalami PMS (Pre-Menstrual Syndrome = Sindrom Pra-Menstruasi). Pada periode sindrom pra-Menstruasi ini, kadar "hormon" "wanita" biasanya akan bergejolak, yang dapat mengakibatkan perubahan emosional. Maka tak heran "wanita" pada masa PMS menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung dan fluktuasinya pun sering naik turun tidak menentu.
Tidak hanya itu. Pada setiap tahapan usia manusia, teristimewa pada "wanita", "hormon" - terutama "hormon" seksual / reproduksi - membawa pengaruh yang cukup besar, baik secara fisik maupun psikis. Karena itulah "hormon" reproduksi ini sering digeneralisasikan sebagai "hormon" "wanita" atau "hormon" pria. Pengaruh "hormon" pada "wanita" remaja dan 20-an tahun akan berbeda dengan "wanita" usia 30-an, apalagi dengan "wanita" usia 40-an yang sudah mendekati usia menopause.
Kadar "hormon" dan kemampuannya akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Misalnya, "hormon" pertumbuhan berkurang, otot akan menjadi lebih kecil. "Hormon" aldosteron juga berkurang, orang tua lebih mudah mengalami dehidrasi, kekurangan cairan tubuh.
Setelah makan, pankreas tubuh mengeluarkan "hormon" insulin. Umumnya kemampuan insulin ini tidak banyak berubah sekalipun usia bertambah tua. Namun, pada beberapa orang tua, penurunan kemampuan insulin dapat terjadi dan mengakibatkan disbetes.
"Hormon" seks juga menurun. Gairah seksual orang tua tidak akan lagi menggebu-gebu seperti ketika masih berusia muda.
PENGARUH "HORMON" PADA "WANITA" USIA REMAJA.
Memasuki usia pubertas, campur tangan "hormon" pada perubahan fisik dan psikis "wanita" cukup besar. "Hormon" yang ada dalam tubuh seorang "wanita" adalah "hormon" estrogen, progesteron dan sedikit androgen.
- Estrogen berfungsi mengatur pertumbuhan fisik dan kematangan seksual seorang "wanita".
- Progesteron berfungsi mengatur siklus menstruasi setiap bulan dan menjaga kelangsungan suatu kehamilan.
- Androgen berfungsi untuk meningkatkan libido (gairah seksual) seorang "wanita". Androgen digeneralisasikan sebagai "hormon" pria, karena memang "hormon" ini yang menyebabkan karakter fisik dan sifat-sifat laki-laki.
Perubahan nyata yang ditimbulkan "hormon" estrogen pada gadis usia remaja :
- Berkembangnya organ dan sistem reproduksi "wanita", yang ditandai dengan dimulainya haid sebagai akibat peluruhan sel telur yang tidak dibuahi.
- Meningkatnya jaringan lemak pada daerah pinggul dan payudara sehingga tubuh kanak-kanak yang tadinya masih lurus, di usia remaja mulai membentuk lekuk liku khas tubuh seorang "wanita" dewasa. Umumnya peningkatan jaringan lemak akan juga menyebabkan timbulnya jerawat pada "wanita" remaja.
- Tumbuhnya rambut di sekitar daerah pubis (alat kelamin) dan ketiak.
- Kadar pengeluaran keringat meningkat. Sehingga jika tubuh tidak dirawat dengan baik pada masa-masa ini, akan berakibat pada timbulnya masalah bau badan (BB).
- Secara psikis, mulai timbul rasa ketertarikan pada lawan jenis.
Beberapa masalah yang umum terjadi pada "wanita" usia remaja :
- Masalah jerawat dan kulit berminyak.
- Bau badan
- Siklus haid yang tidak teratur.
Semua gangguan ini sekali lagi tidak lepas dari pengaruh "hormon". Meski begitu tak perlu khawatir, asalkan tahu acara penanganannya, gangguan ini dapat terselesaikan.
Untuk mengatasi jerawat membandel misalnya, dapat menggunakan obat jerawat berupa salep atau pil istimewa yang mengandung CPA (Cyproterone Acetate) untuk mengobati gangguan jerawat yang disebabkan oleh kelebihan salah satu "hormon" yaitu androgen.
Ketidak-seimbangan kadar "hormon" androgen atau peningkatan sensitivitas kelenjar minyak terhadap androgen akan memicu produksi minyak berlebih sehingga menyebabkan timbulnya berbagai masalah kulit seperti kulit berminyak, komedo, kulit bersisik, ketombe, bahkan jerawat dan hirsutisme (tumbuhnya rambut pada daerah yang abnormal). Karena penyebabnya adalah androgen tentu pengobatan yang tepat adalah dengan suatu anti-androgen, misalnya CPA yaitu suatu progesteron unik, dengan sifat anti-androgenik kuat.
Berbeda dengan antiniotik atau obat topikal yang bekerja mengobati infeksi di permukaan kulit. CPA bekerja jauh di bawah kulit yaitu dengan mencegah produksi minyak yang berlebihan. Jadi CPA mencegah timbulnya jerawat baru dan oleh karena minyak pada wajah berkurang, secara otomatis infeksi atau peradangan pada jerawat lama juga disembuhkan. Biasanya setelah pengobatan berjalan 1-2 bulan akan terasa berkurangnya minyak pada kulit wajah dan setelah 3-4 bulan akan terlihat perbaikan.
Pil yang mengandung CPA (sebagai progesteron) dan Etinil Estradiol (sebagai estrogen) ini juga dapat mengatasi gangguan siklus haid sehingga membuat siklus haid menjadi teratur dan dapat mengurangi gejala sindrom pre-menstruasi.
Bermasalah dengan bau badan? Gampang, sekarang sudah banyak beredar produk-produk deodoran, atau produk jamu-jamuan tradisional. Konon daun sirih dapat membantu menghilangkan masalah bau badan ini.
Pada dasarnya, yang terpenting untuk dilakukan pada masa puber ini adalah perawatan wajah dan tubuh secara teratur dan baik. Menjaga kebersihan (higiene) tubuh adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah timbulnya berbagai masalah kulit dan bau badan.
PENGARUH "HORMON" PADA "WANITA" USIA DUA PULUHAN.
Usia dua puluhan merupakan usia reproduktif bagi "wanita". Pengaruh "hormon" ditandai dengan pematangan organ-organ reproduksi (indung telur, rahim dan sebagainya) dan semakin sempurnanya sistem reproduksi kewanitaan. Usia reproduktif seorang "wanita" sebenarnya antara usia 20 hingga 35 tahun. Karenanya tak heran banyak "wanita" yang menikah di sekitar usia ini. Secara medis memang sangat dianjurkan untuk hamil dan melahirkan pada periode usia tersebut.
Masalah umum yang dihadapi "wanita" usia dua puluhan antara lain :
- Masalah stres.
- Kegelisahan.
- Migren.
-Gejala kanker payudara.
- Kista di rahim.
- Infertilitas.
PENGARUH "HORMON" PADA "WANITA" USIA TIGA PULUHAN.
Memasuki usia tiga puluhan, produksi "hormon" estrogen kemungkinan akan mulai menurun karena jumlah sel telur (ovum) sudah berkurang dan ada yang mulai menua. Menurunnya produksi "hormon" estrogen otomatis juga mempengaruhi tingkat kesuburan seorang "wanita". Maka ada kemungkinan kehamilan pada masa ini lebih sulit terjadi dan persalinan (utamanya yang pertama kali) lebih beresiko, apalagi di atas usia 35 tahun.
Untuk mengatasi masalah sulit hamil ini, biasanya dokter ahli kandungan akan menerapkan terapi "hormon"al. Pada terapi "hormon"al, yang ditingkatkan tidak lain adalah produksi "hormon" estrogen dan progesteron. Tujuannya agar tingkat kesuburan meningkat sehingga kemungkinan untuk hamil menjadi lebih besar.
Pada masa-masa setelah melahirkan, "hormon" juga sangat berpengaruh pada keadaan fisik dan psikis "wanita" yang baru melahirkan. Gejala ini dikenal dengan istilah sindroma post natal. Salah satu gejala umum yang dialami "wanita" yang baru melahirkan adalah baby blues syndrome yang dapat menyebabkan suasana hati "wanita" yang baru melahirkan jadi sering tidak menentu, apalagi kalau tidak mendapat dukungan yang cukup dari suami. Kalau tidak cepat ditangani, baby blues dapat berkembang menjadi depresi.
Penelitian di Amerika, mengkaitkan depresi dengan salah satu penyebab ketidak-suburan atau infertilitas. Jika anda pernah atau sering mengalami depresi, sebaiknya segera konsultasikan kepada psikolog anda, atau cobalah untuk bicara dengan kerabat dekat anda baik suami, orang tua maupun sahabat.
PENGARUH "HORMON" PADA "WANITA" USIA EMPAT PULUHAN.
Menjelang pertengahan usia empat puluhan, "wanita" akan mengalami masa menopause. Istilah menopause merupakan menstruasi terakhir, yang umumnya terjadi pada usia 45-50 an dari seorang "wanita", dimana ovarium (yang memproduksi "hormon" "wanita" - estrogen dan progesteron) secara bertahap mengalami penurunan fungsi, sehingga lambat laun menyebabkan turunnya kadar "hormon-hormon" tersebut dalam tubuh. Penurunan ini terjadi khususnya pada "hormon" estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan fisik dan emosional. Dokter biasanya menyebut periode ini sebagai klimakterik yang berlangsung pada usia 45-65 tahun.
Gejala yang timbul pada masa klimakterik dapat dibedakan menjadi dua :
1. Gejala klimakterik jangka pendek :
- Siklus haid yang tidak teratur.
- Gejolak panas. Gejala ini berupa timbulnya semburan panas yang menyebar dari dada dan leher sampai ke wajah, sehingga menjadi kemerah-merahan.
- Kecenderungan berkeringat banyak. Hal ini seringkali terjadi pada malam hari bersamaan dengan timbulnya gejolak panas.
- Sulit tidur.
- Perasaan mudah marah.
- Penuaan kulit.
- Dengan adanya proses penuaan, kulit akan menjadi tipis dan kering serta kehilangan elastisitasnya.
- Problem di daerah sekitar alat kelamin yaitu vagina menjadi menyusut, menyempit, kehilangan elstisitas dan kandung kemih akan mengalami kesulitan dalam menahan buang air kecil.
- Penambahan berat badan.
2. Resiko jangka panjang yang membahayakan kesehatan seseorang.
- Osteoporosis.
Secara khusus, estrogen mempunyai arti penting dalam menjaga kekuatan tulang. Menurunnya produksi estrogen dan kekurangannya di dalam tubuh akan menyebabkan hilangnya kepadatan tulang yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang / fraktur pada masa klimakterik.
- Penyakit kardiovaskuler.
Sampai pada saat menopause, ovarium memproduksi estrogen yang melindungi jantung dan pembuluh darah dari artherosclerosis (penebalan dinding arteri). Setelah menstruasi terakhir, kadar estrogen akan menurun dan efek perlindungan terhadap artherosclerosis akan menghilang. Hal ini dapat meningkatkan resiko kemungkinan serangan jantung dan stroke.
Semua gejala tersebut disebabkan oleh menurunnya produksi estrogen melalui proses alami. Gejala-gejala yang sama juga terjadi setelah pengangkatan ovarium melalui oprasi (ovariectomy).
Karena penyebab timbulnya berbagai gangguan adalah kekurangan estrogen, maka cara yang paling tepat dan alami adalah mengobati semua gangguan tersebut dengan menggantikan estrogen yang hilang. Hal ini yang disebut dengan terapi sulih "hormon" (HRT). Sebelum diberikan HRT, sebaiknya dilakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik serta hal-hal penunjang lainnya (jika diperlukan) oleh dokter.
Karena tujuan terapi sulih "hormon" adalah untuk menggantikan estrogen yang hilang, maka estrogen yang paling tepat untuk digunakan adalah estrogen alami yaitu estrogen yang sama seperti yang diproduksi oleh indung telur. Hal ini sangat berbeda dengan estrogen sintesis yang jauh lebih kuat.
Terapi sulih "hormon" akan mampu mengatasi berbagai gangguan jangka pendek dan jangka panjang yang disebabkan oleh penurunan estrogen. Disamping itu terapi ini juga akan membuat dinding vagina menjadi lebih elastis, yang tentunya akan sangat membantu dalam melakukan hubungan seksual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar