Sabtu, 28 Februari 2015

"ISLAM RAHMATAN LIL 'ALAMIN"

"Islam" adalah agama "Rahmatan Lil ‘Alamin" artinya Islam merupakan agama yang membawa "rahmat" dan kesejahteraan bagi semua seluruh "alam" semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia". 



Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang artinya, 

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) "rahmat" bagi semesta "alam”. 

"Islam" melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah SAW. sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim, 

“Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya”. 

Burung tersebut mempunyai hak untuk disembelih dan dimakan, bukan dibunuh dan dilempar. Sungguh begitu indahnya "Islam" itu bukan? Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran "Islam", maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini. 


Berikut ini adalah penafsiran "rahmatan lil ‘alamin" yang termaktub dalam Al Quran Surat Al Anbiya’ ayat 107, sebagaimana ditafsirkan secara ma’tsur oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya:

وَمَآ أَرْسَلْنَـكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَـلَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) "rahmat" bagi semesta "alam" (QS Al Anbiya’: 107)


Di sini Allah SWT. berfirman kepada kita bahwa Dia telah menciptakan Muhammad SAW.  sebagai "rahmat" bagi seluruh "alam" ("rahmatan lil ‘alamin"), artinya, Dia mengirimnya sebagai "rahmat" untuk semua orang. Barangsiapa menerima "rahmat" ini dan berterima kasih atas berkah ini, dia akan bahagia di dunia dan akhirat. Namun, barangsiapa menolak dan mengingkarinya, dunia dan akhirat akan lepas darinya, seperti yang Allah SWT. firmankan:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُواْ نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّواْ قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ – جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah (perintah-perintah dan ajaran-ajaran Allah) dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (QS. Ibrahim:28-29)
Dan Allah SWT. befirman dalam Al Qur’an:

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدًى وَشِفَآءٌ وَالَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ فِى ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُوْلَـئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍ بَعِيدٍ

“Katakanlah: “Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka (tidak memberi petunjuk bagi mereka). Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS. Fushshilat:44)

Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya: Ibnu Abi‚ Umar telah menceritakan ke kami, Marwan Al-Fayari menceritakan ke kami, dari Yazid bin Kisan, dari Ibnu Abi Hazim bahwa Abu Hurairah Ra. berkata, bahwa telah dikatakan, “Wahai Rasulullah, berdoalah menentang kaum Musyrikin.”
Beliau berkata:

إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا، وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَة

Saya tidak dikirim sebagai kutukan, melainkan sebagai "rahmat".
Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa ‘Amr bin Abi Qurrah Al-Kindi berkata: “Hudzaifah Ra. ada di Al Mada’in dan dia menyebutkan sesuatu, bahwa Rasulullah SAW.  telah bersabda. Hudzaifah datang ke Salman Ra. dan Salman berkata: ‘Ya, Hudzaifah, Rasulullah SAW.  kadang-kadang marah dan berbicara dalam kondisi demikian, dan kadang-kadang senang dan berbicara dalam kondisi demikian. Saya tahu bahwa Rasulullah SAW. telah menyapa kami dan berkata:

أَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي سَبَبْتُهُ (سَبَّةً) فِي غَضَبِي أَوْ لَعَنْتُهُ لَعْنَةً، فَإِنَّمَا أَنَا رَجُلٌ مِنْ وَلَدِ آدَمَ أَغْضَبُ كَمَا تَغْضَبُونَ، إِنَّمَا بَعَثَنِي اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ فَاجْعَلْهَا صَلَاةً عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَة

Sebagian umatku telah aku cerca atau aku maki ketika aku marah – karena aku adalah salah seorang dari keturunan Adam, dan aku bisa menjadi marah seperti dirimu. Tetapi Allah SWT. telah mengirimku sebagai "rahmat" untuk seluruh "alam", sehingga aku akan membuat itu (marahku) sebagai berkah buatnya di hari kebangkitan.”

Kisah ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ahmad bin Yunus, dari Ya’idah. Mungkin ditanyakan: Apa bentuk"rahmat"  yang diperoleh bagi mereka yang kafir terhadap beliau SAW., Jawabannya adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Ja’far, dari Ibn ‘Abbas Ra. mengenai ayat ini:

وَمَآ أَرْسَلْنَـكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَـلَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) "rahmat" bagi semesta "alam.

Dia berkata, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, "rahmat" akan ditetapkan atasnya di dunia ini dan akhirat. Barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, akan dilindungi dari apa yang telah menimpa bangsa-bangsa terdahulu (kemusnahan), seperti gempa bumi dan hujan batu.”

Berdasarkan penafsiran ayat tersebut oleh Ibnu Katsir, adakah yang menafsirkan ayat tersebut berbicara tentang toleransi?


Ustadz Muhammad Idrus Ramli,  Pengurus Lajnah Ta’lif  wan Nasyr PWNU Jawa Timur, mengatakan, “Dalam kitab-kitab Tafsir, tidak ditemukan keterkaitan makna "rahmatan lil ‘alamin" dengan sikap toleransi yang berlebih-lebihan dengan komunitas non-Muslim. Ini berangkat dari kenyataan bahwa "rahmatan lil ‘alamin" sangat erat kaitannya dengan kerasulan Nabi SAW., yakni penyampaian ajaran "Islam" kepada umatnya. Maka seorang Muslim, dalam menghayati dan menerapkan pesan "Islam rahmatan lil alamin" tidak boleh menghilangkan misi dakwah yang dibawa oleh Islam itu sendiri. Misalnya, memberikan khutbah dalam acara kebaktian agama lain, menjaga keamanan tempat ibadah agama lain dan acara ritual agama lain, atau doa bersama lintas agama dengan alasan itu adalah “Islam rahmatan lil ‘alamin”.   Kegiatan-kegiatan semacam itu justru mengaburkan makna "rahmatan lil ‘alamin" yang berkaitan erat dengan misi dakwah "Islam".

Dapat disimpulkan bahwa "Rahmatan lil’al 'amin" adalah rasa kasih sayang Allah SWT, karunia dan nikmat yang diberikan kepada makhluknya diseluruh "alam" semesta. Maka maksud dari "Islam rahmatan lil’al 'amin" adalah "Islam" yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mewujudkan rasa kedamaian dan rasa tentram bagi manusia dan "alam" semesta. "Rahmat" yang diberikan berupa "Islam" meliputi segala dimensi kehidupan manusia. Allah mengutus rasulnya Muhammad sebagai petunjuk kepada manusia. Agar manusia senantiasa berjalan di jalan yang benar. "Islam" membawa "rahmat" dan kesejahteraan tidak hanya manusia saja, melainkan seluruh "alam" semesta termasuk hewan, tumbuhan, jin dan sesama manusia, sebagaimana firman  Allah dalam surat Al – Anbiya : 107 yang telah dijelaskan di atas. 

Agar sesuai dengan fungsinya bahwa agama "Islam" adalah "Rahmatan lil’al 'amin" maka sebagai umat muslim harus memahami akan makna tentang agama "Islam" dan apa yang diperintahkan dan dilarang dalam agama "Islam"."Islam"  mengajarkan banyak ilmu pengetahuan. Diantaranya fiqih, hadist dan akidah akhlaq. Agama "Islam" mengajarkan banyak hal yang aplikasiannya dilaksanakan dalam kehidupan sehari – hari. Selain itu juga, "Islam" mengajarkan tentang moral dan akhlak. Sehingga manusia dapat mengetahui mana yang membawa dampak baik dan buruk dalam kehidupannya. Selain itu juga "Islam" dapat memperbaiki akhlak dan moral seseorang dengan ajaran dan aturan – aturan syariat yang sesuai dengan kaidah i"Islam".

Sumber:
1. https://saidalfaraby.wordpress.com/.../islam-adalah-aga...
2. https://priyayimuslim.wordpress.com/.../tafsir-ayat-rah...
3. edukasi.kompasiana.com/.../islam-rahmatan-lilalamin-...
6. laely.widjajati.facebook/Mau-Bikin-Kripik-Pisang...........
7. laely.widjajati.facebook/Add-a-description
8. laely.widjajati.facebook/Add-a-descriptionWith-Banda-Anja-Tamara-Bungin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar