Minggu, 17 Juni 2012

"Dampak Buruk Rasa Marah Yang Tidak Dikontrol"

"Dampak buruk akibat rasa "marah" yang tidak dikontrol, tidak hanya mempengaruhi kejiwaan, rasa "marah" juga dapat membahayakan kesehatan tubuh".


Menurut Psikolog Alima Philip, rasa "marah" yang tidak dikontrol mempunyai dampak buruk, antara lain:

1. Naiknya tekanan darah dan kerja jantung.
Ketika kehilangan kontrol, tubuh kitalah yang menerima dampak langsungnya. Seketika tekanan darah meningkat dan irama napas menjadi cepat. Pada beberapa kasus, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan sakit kepala mendadak. Dalam jangka panjang, dapat meningkatkan resiko serangan jantung.

2. Letih.
Ketika "marah", kita mungkin merasa memegang kendali sementara. Tapi tanpa disadari hal itu justru menguras habis energi kita. Akibatnya, produktivitas berkurang.

3. Sulit tidur.
Ketika kita tidur dengan rasa "marah", tidur pun tidak akan nyenyak. Adapun kekurangan tidur akan menyebabkan pikiran negatif yang akan memicu emosi. Lebih lanjut, insomnia dan masalah tidur lainnya pun akan berdatangan seiring dengan perasaan emosi anda yang berkelanjutan.

4. Depresi,
Terus menerus menyimpan rasa "marah" dapat berujung pada depresi. Hal itu akan memicu serangkaian perilaku yang membahayakan kesehatan seperti merokok dan miras. Terkadang, orang menggunakan a"marah" untuk meluapkan perasaan depresi dan ketidakberdayaan. A"marah" bukan lagi rasa alamiah yang menyehatkan. Maka itu, bila terus dirasakan, kesehatan kita pun akan terancam.

5. Terasing.
Kita memang terkadang dapat kehilangan kontrol diri, tapi bila terlalu sering tentu akan berdampak pada aspek sosial. Kita pun akan lebih nyaman sendirian ketimbang bergaul. Dalam lingkungan kantor, bila tidak bersosialisasi, bawahan kita akan kurang menghormati dan atasan kita akan melihat kita sebagai orang yang tidak dapat mengontrol emosi.

6. Mengambil keputusan yang salah.
A"marah" dapat membuat kita tidak rasional. Kita pun terjebak dan kehilangan fokus dalam menghadapi suatu masalah. Kita pun tidak mampu melihat masalah dari perspektif yang berbeda dan berujung dengan mengambil keputusan yang salah.

Sumber: Majalah Al Falah, Edisi 275, Februari 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar