Minggu, 05 Juni 2011

"KEBAIKAN -KEBURUKAN DALAM KEHIDUPAN"

"Keindahan adalah keindahan budi pekerti. "Kebaikan" adalah "kebaikan" tatakrama. Dan keelokan adalah keelokan akal."

Melakukan perbuatan jahat tidaklah "baik"; melakukan perbuatan yang "baik", tanpa menimbulkan bahaya, cukup sering terjadi. Namun, adalah sikap dari seorang yang "baik" untuk melakukan tindakan besar dan terhormat walaupun ia harus mempertaruhkan segalanya.

Apa resep untuk mencapai kesuksesan? Bagiku hanya ada empat bumbu dasar:
1. Pilihlah karier yang kau sukai.
2. Berikan yang ter"baik" yang ada pada dirimu.
3. Manfaatkan kesempatan.
4. Dan jadilah anggota tim. (Benjamin F.Fairless). 
Segala sesuatu yang dilakukan dengan "baik" adalah lebih "baik" dari pada sesuatu yang dikatakan dengan "baik". (Ben Franklin).

Orang yang memiliki semangat akan menjadi yang ter"baik". (Andrew Jackson).

Hiduplah dengan berani dan tak mengenal rasa takut. Rasakan kenikmatan berada dalam sebuah kompetisi - dengan menunjukkan yang ter"baik" yang ada dalam dirimu. (Henry Kaiser).

Sebetulnya kita terus dihadapkan pada kesempatan-kesempatan yang "baik" yang tampak bagi kita sebagai masalah-masalah yang tak dapat diselesaikan. (Anonim).

Apapun yang layak untuk dilakukan adalah layak dilakukan dengan "baik". (Earl of Chesterfield).

Kita hanya perlu belajar memanfaatkan kesempatan "baik" karena kesempatan "baik" selalu ada. (Goethe).

Suatu hari setiap orang pasti akan dihadapkan pada "kebaikan" dan "keburukan" yang pernah diperbuatnya.

Dosa besar di mata Allah, menyuruh orang lain untuk melakukan "kebaikan" sementara diri sendiri tidak melakukannya.

Hasad memakan "kebaikan" laksana api membakar kayu kering.

Rasulullah SAW bersabda: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, karena setelah keimanan tak ada "kebaikan" yang lebih besar bagi seseorang selain kesehatan.

Dan kami jadikan tidurmu se"baik"-"baik"nya istirahat.

Makna asal taqwa adalah menjaga diri. Jadi orang yang bertaqwa sesungguhnya adalah orang yang selalu menjaga diri dari berbagai akibat "buruk" setiap perbuatan. Karena itu orang yang bertaqwa selalu waspada terhadap apa yang akan diperbuatnya, apakah perbuatannya akan mendatangkan akibat "buruk" atau tidak. Jika dinilainya berakibat "buruk", dijauhilah perbuatan itu. Bila terlanjur melakukan perbuatan tercela, ia segera mengingat Allah dan beristighfar atas dosanya.

Bagaimana mungkin kamu menyuruh orang lain berbuat "baik", sedangkan dirimu sendiri terlupakan.

Dan barangsiapa mengerjakan "kebaikan" meskipun setitik, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan walaupun setitik, niscaya ia akan melihat balasannya pula.

Mralitas adalah melakukan apa yang "baik".... Walaupun tidak anda sukai.

Pemborosan yang paling menyedihkan adalah pemborosan ide yang "baik".

Percayalah yang ter"baik" tentang orang lain dan jika anda salah dalam hal ini --- anda hanya membuat kesalahan di sisi kasih.

Impian adalah tanda bahwa Tuhan bekerja dalam hidup anda. Khususnya jika impian itu untuk membantu orang lain atau melakukan sesuatu yang "baik" yang tidak dilakukan oleh orang lain.

Tidak ada orang besar di dunia ini; yang ada hanya orang biasa. Perbedaannya hanyalah, beberapa orang menetapkan tujuan yang lebih tinggi, bermimpi yang lebih besar, dan tidak mendirikan sesuatu yang kurang dari yang ter"baik".

Mencegah konflik lebih "baik" dari pada menyelesaikan konflik.

Yang penting adalah anda mengendalikan suasana hati anda untuk menjadikan anda orang yng lebih "baik".

Lihatlah pada kesalahan dan kelemahan anda dan percayalah bhwa anda akan memper"baik"i diri anda sendiri.

Ingatlah sikap positif menghasilkan persepsi positif dan mengubah situasi menjadi lebih "baik".

Kebahagian dan "kebaikan" seseorang tidak akan pernah sempurna.

Belajar agama dapat menyinari hati dan membuat Tuhan ridha, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 'Jika Allah menghendaki seorang hamba menjadi "baik", maka Allah akan menjadikannya mengerti tentang agama.'

Ketahuilah, se"baik"-"baik" amal adalah jika engkau mengetahui apa yang dikehendaki oleh Allah dalam Kitab-Nya, dan mengetahui apa yang dimaksudkan oleh utusan-Nya dalam sunnahnya.

'Ketaqwaan, bagi orang yang berakal, adalah sebab lahirnya semua "kebaikan".

Janganlah engkau memperhatikan sesuatu yang engkau sendiri lemah untuk melakukannya. Hendaklah engkau memper"baik"i sesuatu yang engkau mampu memper"baik"inya.

Gubuk dengan keimanan (lebih "baik" dari pada) istana dengan kemungkaran.

Berbahagialah mereka yang sibuk memper"baik"i diri sendiri ketimbang repot memperhatikan aib manusia.

Bergembiralah dengan kehidupan, karena hidup itu indah. Dengan segala "kebaikan", jadikanlah hidup ini indah.

Berpikirlah positif dan optimis. Jika engkau mengalami hari yang "buruk", maka itu adalah permulaan untuk hari yang lain yang dekat, yang menggembirakan dan menyenangkan.

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat "baik".

Seseorang dapat hidup "baik" dengan malu.
Kayu tetap kayu meski kulitnya mengelupas.
Demi Allah, tak ada "baik"nya hidup ini,
juga di dunia ini bila rasa malu itu telah hilang.

Sesungguhnya nikmat besar yang harus dijaga adalah ketika "kebaikan" itu memenuhi jiwa dan membahagiakan hati.

Orang yang berilmu tahu bahwa kejahatan dan "kebaikan" punya batasnya dan akan berakhir.

Kehidupan orang itu akan menjadi kisah untuk sesudahnya. Maka, jadilah kisah yang "baik" bagi orang yang sadar.

Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat "baik".

Lidah yang keji akan lebih banyak memberikan dampak "buruk" kepada pelakunya dari pada yang diterima oleh korbannya.

Kepuasan yang paling "baik" bagi seorang laki-laki adalah seorang istri penurut.

Kebanyakan manusia melupakan kemurahan, berpaling dari Yang Maha Indah, dan kufur terhadap "kebaikan".

'Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, "baik" laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan ...... kepadanya kehidupan yang "baik" dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih "baik" dari apa yang telah mereka kerjakan'. (Al-Qur'an. Surat An-Nahl, Ayat 97).

"Kebaikan" itu banyak, tetapi pelakunya hanya sedikit (Hadits Soheh). Semoga kita termasuk yang sedikit itu.

Ketika  merasa letih dalam melakukan "kebaikan", ketahuilah sungguh keletihannya akan segera sirna dan "kebaikan"nya akan abadi. Sekiranya merasa bahagia ketika melakukan dosa dan maksiat, ketahuilah bahwa kebahagiaannya akan segera sirna, dosa dan kemaksiatannya akan abadi. (Ali bin Abi Thalib ra.) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar