"KOMENTAR"
 yang ditulis di "Facebook" sebenarnya merupakan manifestasi dari pada 
pikiran,perasaan seseorang". 
Gabungan antara pikiran dan perasaan 
seseorang juga merupakan gabungan antara rasio dan emosi. Gabungan rasio
 dan emosi bisa mencerminkan suasana pikiran ataupun suasana perasaan 
seseorang. Sekaligus bisa merupakan manifestasi dari kepribadian "Facebook"er dalam arti yang umum.
Ada beberapa nuansa "komentar" di "Facebook"
 1.Menyimpang dari topik
 -Yaitu "komentar" yang menyimpang dari topik atau substansi
-Contoh: Si A menulis tentang rumah, tapi "komentar" Si B tentang mobil
 -Kepribadian: Suka membelokkan persoalan
 -Yaitu "komentar" yang tidak ada hubungannya dengan status, tetapi justru membuat status di dalam status tersebut
-Contoh: Si A menulis bencana Tsunami. Si B menulis tentang keindahan Pantai Kuta,Bali.
 -Kepribadian: Sulit memahami maksud orang lain
 3.Menafsirkan secara salah
 -Yaitu "komentar" yang dianggapnya benar, padahal salah
-Contoh: Si A menulis tentang  istilah “pemerintah”. Tapi Si B 
menyalahkan, katanya yang benar yaitu istilah”negara”. Padahal, yang 
benar adalah istilah “pemerintah”
 Kepribadian: Snob (sok pintar)
 -Yaitu "komentar" yang selalu menyalahkan isi status orang lain.
-Contoh: Si A berpendapat bahwa kapitalisme asing banyak 
merugikan bangsa Indonesia. Si  B menyanggah itu, katanya kapitalisme 
asing banyak meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
 -Kepribadian: Negative thinking
 5.Membandingkan
 Yaitu "komentar" yang selalu membandingkan isi status seseorang dengan hal-hal laiannya
-Contoh: Si A membuat status bahwa dia berhasil membuat motor ampibi. Tapi Si B mengatakan, teman dia berhasil membuat mobil.
 -Kepribadian: Sirik. Tidak suka melihat kesuksesan orang lain
 6.Mencela pembuat status
 -Yaitu "komentar" yang tidak ada hubungannya dengan status, tetapi justru meng"komentar"i pembuat status
 -Contoh: Si A membuat status tentang mobil Ferrari. Tetapi Si B mencela
 Si A dengan mengatakan supaya Si A yang miskin jangan bermimpi bisa 
membeli mobil Ferrari.
-Kepribadian: Gejala psikopat.
 7.Memberi komen sinis
 -Yaitu "komentar"  yang bernada sinis terhadap status
-Contoh: Si A membuat sebuah artikel psikologi. Lantas Si B memberi "komentar" sinis dengan mengatakan kalau membuat artikel seperti itu sih 
gampang. Dia juga bisa, tetapi tidak pernah dibuktikan
 -Kepribadian: Pribadi yang sedang stres, frustrasi atau depresi.
 -Yaitu "komentar" yang bersifat menggurui
-Contoh: Si A pynya rencana membuat sepeda lipat dari pralon. Si B 
lantas memberi "komentar", lebih baik dari alumunium, stainless steal atau
 besi. padahal, Si B tidak tahu apa maksud Si A ingin membuat sepeda 
lipat dari pralon.
 -Kepribadian: Pribadi yang selalu apriori dan merasa super dibanding orang lain yang punya kompetensi
 9.Merendahkan (kurang menghargai)
 -Yaitu "komentar" yang bernada tidak menghargai
-Contoh: Si A membuat status tentang perlunya penataan Kali Ciliwung 
seperti Kali Mas Surabaya. Namun Si B merendahkan status Si A dengan 
mengatakan status Si A tidak realistis, menghambur-hamburkan uang, tidak
 efektif dan semacamnya.
 -Kepribadian : Perpaduan antara kepribadian snob dengan kepribadian superior.
 10.Menyalahkan tapi tak punya kompetensi
 -Yaitu "komentar" yang ditulis oleh orang yang tidak punya kompetensi
-Contoh: Si A membuat status tentang kesalahan berlogika. Si B lantas 
menanggapinya bahwa status Si A itu slah, padahal Si B tidak punya 
kompetensi di bidang ilmu logika dan "komentar"nyapun salah.
 -Kerpribadian :  Pribadi yang merasa mengerti, tetapi tidak mengerti. Pribadi yang spekulatif.
 11.Menafsirkan secara keliru
 -Yaitu "komentar" yang menafsirkan sebuah kalimat secara keliru
-Contoh: Si A mengusulkan agar di sila pertama Pancasila ditulis sebagai berikut: 
“Ketuhanan yang Maha Esa dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Agama bagi
 Para Pemeluknya”. Si B lantas marah-marah dan mengatakan Indonesia 
bukan negara Islam. Padahal, Si A tidak menulis “syariat Islam” 
melainkan “syariat agama”.
 -Kepribadian: Pribadi yang tergesa-gesa dan tidak akurat dalam berpikir
 12.Mengiyakan
 -Yaitu "komentar" yang selalu mengiyakan pendapat apa saja yang ada di status
-Contoh: Si A membuat status apa saja. Suatu saat membuat status yang mengandung kesalahan. namun Si B mengiyakan saja.
 -Kepribadian : Pribadi yang tidak tegas dan tidak punya pendirian.
-Yaitu "komentar" yang selalu menisbikan gagasan-gagasan yang tertulis di status
-Contoh: Si A menulis status tentang perlunya rail bus di jakarta. 
namun Si B selalu menisbikan. Selalu mengatakan itu tidak mungkin.
 -Kepribadian: Pribadi yang tak mampu berpikir tentang probabilitas.
-Yaitu "komentar" yang membandingkan secara keliru
-Contoh: Si A berpendapat bahwa epistemologi adalah ilmu untuk mendapatkan kebenaran. lantas Si B memberi "komentar" bahwa agama adalah 
ukuran kebenaran yang paling tinggi. Tentu itu perbandingan yang keliru,
 sebab kebenaran epistemologi dan kebenaran agama punya domain yang 
berbeda.
 Kepribadian : Pribadi yang kurang mampu berpikir secara kritis-logis.
-Yaitu "komentar" yang selalu merasa selalu lebih benar daripada isi status seseorang
-Contoh: Si A membuat status yang berhubungan dengan logika material 
atau epistemologi. Namun Si B yang tidak punya kompetensi di bidang ilmu
 logika selalu menyalahkan dan merasa pendapatnya yang benar. Padahal, 
pendapat Si B jelas tidak sesuai dengan kaidah-kaidah logika.
 -Yaitu "komentar"  yang terus-menerus mengatakan pendapat pembuat status salah dan pendapatnya yang benar.
-Contoh:  Si A membuat status bahwa konsep enciptaan oleh Tuhan yaitu 
“dari tidak ada menjadi ada”. Namun Si B tetap ngeyel tidak mungkin 
Tuhan menciptakan sesuatu dari sesuatu yang tidak ada. Contohnya (kata 
Si B), Tuhan menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam.
 
-Kepribadian: Itulah kepribadian yang hanya memahami “logika manusia”, 
tetapi tidak memahami “logika alam” ataupun “logika Tuhan”.
-Yaitu "komentar" yang selalu menolak perbedaan pendapat pembuat status.
-Contoh: Si A menilai bahwa presiden yang sekarang ini tidak mampu 
melakukan perubahan yang signifikan. Pendapat Si A berbeda dengan 
pendapat presiden yang selalu mengatakan keberhasilan-keberhasilan 
berdasarkan angka-angka statistik. Si B menolak perbedaan pendapat itu 
dan mengatakan apa yang dilakukan presiden merupakan perubahan yang 
signifikan.
 -Kepribadian: Kepribadian yang tidak seimbang karena hanya melihat sebuah persoalan tidak secara seimbang dan kritis.
-Yaitu "komentar" yang bersifat menggurui pembuat status
-Contoh : Si A membuat status tentang sebuah novel yang baik. Tetapi 
justru menggurinya tanpa Si B tahu bahwa Si A adalah alumni fakultas 
sastra, punya banyak novel dan pernah mendapatkan penghargaan dari 
sebuah majalah. Sedangkan Si B bukanlah seorang novelis.
 Kepribadian : Pribadi yang ingin dianggap hebat.
-Yaitu "komentar" yang menganggap pembuat status tidak mengerti tentang apa yang ditulisnya
-Contoh: Si A menulis tentang perlunya perlunya Nomor Induk 
kependudukan atau NIK untuk KTP nasional. Namun Si B menilai Si A tidak 
faham administrasi kependudukan dan tidak mengerti manajemen. Si B tidak
 tahu kalau Si A adalah konsultan manajemen dari perusahaan ternama dan 
pernah mendapatkan penghargaan.
 20.Membuat defisini atau kriteria sendiri
 -yaitu "komentar" yang menyalahkan definisi yang ditulis pembuat status dan membuat definisi sendiri.
-Contoh: Si A membuat definisi tentang kata “sok suci”. Namun Si B 
menyalahkannya dan membuat definisi sendiri tentang kata “sok suci”. Si B
 yang bukan sarjana sastra tentu tidak faham bahwa kebenaran definisi 
tergantung dari yang membuat definisi itu. Dari cara berpikirnya harus 
mengikuti definisi itu.
 Kepribadian: Pribadi perfeksionis-negatif.
-Yaitu "komentar" yang bernada bercanda atau humor
-Contoh: Apapun status yang dibuat Si A, Si B selalu menanggapi secara bercanda
 -Kepribadian: Pribadi yang suka bergaul.
-Yaitu "komentar" yang memancing-mancing pendapat tentang hal-hal yang sensitif.
-Contoh: Si A menulis status tentang agama Islam, tetapi Si B meminta 
pendapat tentang keburukan Ahmadiyah atau agama-agama  non-muslim
 -Kepribadian: Pribadi “biang kerok”. Selalu mencari persoalan.
-Yaitu "komentar" yang bernada "komentar"nya supaya dianggap benar.
-Contoh: Si A membuat status tentang psikologi. Supaya pendapat Si B 
dianggap benar, dia mengaku sebagai lulusan S3 dari psikologi. Padahal, 
Si B sebenarnya lulusan S1 Pendidikan dari Universitas Terbuka.
-Yaitu "komentar" yang bernada menyindir
-Contoh: Si  A mengatakan bahwa IQ-nya adalah 165, sedangkan Albert 
Einstein 170. Si B pun memberi"komentar" menyindiri, bahwa dia punya 
teman Si C yang IQ-nya juga 165, tetapi bodoh.
 -Kepribadian:  Pribadi yang cenderung selalu negative thinking
-Yaitu "komentar" yang sangat pendek.
-Contoh: Setuju! atau Bolehlah! atau Ikut dong! Atau cukup menekan tombol “Like” atau “Suka”.
 -Kepribadian: Pribadi yang tidak suka bertele-tele, terlepas "komentar" pendeknya positif ataupun negatif.
"Komentar"positif, cermin pribadi yang positif
"Komentar" negatif, cermin pribadi yang negatif
 Semoga bermanfaat...
Hariyanto Imadha (Pengamat perilaku Sejak 1973)
 Sumber:
1. psikologi2009.wordpress.com/../psikologi-memahami-komentar-di-face...
2. blog-cikap.blogspot.com/Gambar-Lucu-Buat-Komentar-Facebook.....
3. vipergoy.blogspot.com/Cara-Memasang-Komentar-Facebook.....
4. Nyantai (31012014) — with Banda Go Trilyuner at Seririt, Singaraja, Bali....
5. Bandar Udara Lombok (18012014) — with Banda Go Trilyuner.



