Jumat, 04 Januari 2013

"ANTROPOLOGI KESEHATAN"

 "Antropologi Kesehatan" ini tidak serta merta muncul dengan sendirinya, akan tetapi "Antropologi Kesehatan" ini mempunyai akar.


"Antropologi Kesehatan" merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosiobudaya, biobudaya, dan ekologi budaya dari "kesehatan" dan kesakitan yang dilihat dari segi-segi fisik, jiwa, dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial keseluruhannya".

"Antropologi Kesehatan" menjelaskan secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat "kesehatan" dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut. Partisipasi profesional "antropolog" dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat "kesehatan" melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan "kesehatan", serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan "kesehatan" yang lebih baik.

Tugas utama ahli dari "Antropologi Kesehatan" adalah bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan beraksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan "kesehatan" yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaaan sosial di komunitas tempat tinggal. "Antropologi Kesehatan" dianggap sebagai "antropologi" dari obat” (segi teori) dan "Antropologi" dalam pengobatan’ (segi praktis atau terapan).

Perkembangan "Antropologi Kesehatan" sejak permulaan dasawarsa enam puluhan begitu pesat (seluruh universitas yang tergolong baik di AS membuka program pengkhususan) "medical anthropology". Di dunia internasional dan di Indonesia khususnya, telah membentuk kondisi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan maupun penambahan jumlah tenaga ahli. Dengan demikian peranan mereka dalam penelitian berbagai masalah "kesehatan" dapat berkembang. Kondisi ini bukan hanya bagi kepentingan penelitian konseptual dan teoritis tetapi juga dalam menanggulangi masalah "kesehatan" bagi kepentingan masyarakat.

Foster (1981) mengembangkan Pelayanan "Kesehatan" Primer (PKP) sesudah dikenal sebagai Primary "Health" Care (Alma Alta 1978). Deklarasi ini bertujuan untuk mengurangi ketidakadilan pada sistem pelayanan "kesehatan" nasional negara berkembang seperti Indonesia. Deklarasi ini juga menetapkan bahwa "kesehatan" adalah suatu hak asasi manusia dan upaya meningkatkan derajat "kesehatan" setinggi mungkin merupakan tujuan sosial yang penting.

Di pihak lain dinyatakan bahwa rakyat di setiap negara memiliki hak dan kewajiban untuk berperan serta/berpartisipasi sosial, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pelayanan "kesehatan" mereka. Tahun 2000 (diharap semua di dunia) harus mencapai tingkat "kesehatan" (hidup produktif) sosial ekonomi (santoso 1988) “kalau upaya yang dimaksud berhasil”. Perlu dikaji karena berbagai masalah yang telah dialami oleh institusi "kesehatan" PKP ("Antropologi Kesehatan" terapan) menunjukkan peranan ilmuwan "Antropologi Kesehatan" dlm penelitian mengenai masalah "kesehatan" & penanggulangan? Peningkatan derajat "kesehatan" penduduk.

Analisis mengenai gejala-gejala dapat secara :
- Teoritis
- Metodologi disusun berdasarkan teori tertentu

Dua hal di atas untuk pembuktian ilmiah & mempertajam pemahaman hakekat kemanusiaan dari gejala-gejala yang dimaksud secara lebih universal atau komparatif. Keterpaduan antara dimensi biomedis dan non biomedis dalam "antropologi" sebagai suatu ilmu induk, bukan hal asing.

Ruang lingkup "antropologi" mencakup :
- Segi biologi manusia
- Segi sosio budaya

Berdasarkan segi-segi ini, "antropologi" mengenal cabang-cabang:
-"Antropologi" biologi
-"Antropologi" sosio budaya
-"Antropologi" linguistik
-Prasejarah dan arkeologi

Ruang lingkup "antropologi" ini tercermin pada "Antropologi Kesehatan" yang juga memiliki – segi biologi (biomedis), segi nonbiologi (sosiobudaya & psikobudaya).

"Antropologi Kesehatan" merupakan bagian dari ilmu "antropologi" yang sangat penting sekali, karena di dalam "Antropologi Kesehatan" diterangkan dengan jelas kaitan antara manusia, budaya, dan "kesehatan" sehingga kita dapat mengetahui kaitan antara budaya suatu masyarakat dengan "kesehatan" masyarakat itu sendiri.

Anderson (2006 : 3) menyatakan bahwa "Antropologi Kesehatan" adalah disiplin biobudaya yang memberi perhatian kepada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya di sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi "kesehatan" dan penyakit. "Antropologi Kesehatan" ini tidak serta merta muncul dengan sendirinya, akan tetapi "Antropologi Kesehatan" ini mempunyai akar.

AKAR DARI "ANTROPOLOGI KESEHATAN".

Menelusuri "Antropologi Kesehatan" kontemporer untuk sumber yang berbeda, dimana perkembangannya masing-masing secara relatif (tetapi tidak mutlak) terpisah satu sama lain:
1. Perhatian ahli "antropologi" fisik terhadap topik-topik seperti evolusi, adaptasi, anatomi komparatif, tipe-tipe ras, genetik dan serologi
2. Perhatian etnografi tradisional terhadap pengobatan primitif termasuk ilmu sihir dan magic.
3. Gerakan “kebudayaan & kepribadian” pada akhir 1930-an & 1940-an, kerjasama antara ahli-ahli psikiatri & "antropologi".
4. Gerakan "kesehatan" masyarakat internasional setelah PD II.

"ANTROPOLOGI" FISIK
Sejumlah besar "antropologi" fisik, dokter Hasan & prasod (1959), meliputi nutrisi dan pertumbuhan, serta korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakit-penyakit seperti:
Radang pada persendian tulang (arthritis), Tukak lambung ( ulcer ), Kurang darah (anemia), Penyakit DM, dan lain-lain.

4 hal tadi termasuk studi "antropologi" yang bersifat medis dan pada tahun-tahun terakhir. "Antropologi" fisik disibukkan dengan kedokteran forensik, bidang masalah-masalah kedokteran hukum yang mencakup :
- Umur
- Jenis kelamin
- Peninggalan ras manusia
- Penentuan orang tua dari seorang anak melalui tipe darah (terjadi keraguan tentang siapa bapak ?)

ETNOMEDISIN
Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit, tidak berasal dari kerangka konseptual kedokteran modern ( Hughes 1968, mis: pengobatan primitif).

DEFINISI "ANTROPOLOGI KESEHATAN".

Pengertian "Antropologi Kesehatan" yang dikemukakan oleh George.M.Foster dan Barbara Gallatin Foster yang lebih dikenal dengan nama Foster/Anderson menyebutkan bahwa : "Antropologi Kesehatan" adalah disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya di sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi "kesehatan" dan penyakit.

Berikut ini definisi-definisi atau pengertian yang dikemukakan oleh  beberapa ahli: *)
·          
Menurut Weaver :  
"Antropologi Kesehatan" adalah cabang dari "antropologi" terapan yang menangani beberapa aspek dari "kesehatan" dan penyakit ( Weaver, 1968:1)

·         Menurut Hasan dan Prasad :  
"Antropologi Kesehatan" adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari spek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah "kesehatan" manusia (Hasan  dan Prasad, 1952: 21-22)

·         Menurut Hochstrasser :
      "Antropologi Kesehatan" adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya, yang berhubungan dengan "kesehatan" dan pengobatan. (Hochstrasser dan Tapp, 1970:245)

·         Menurut Lieban :  
"Antropologi Kesehatan" adalah studi tentang fenomena medis (Lieban 1973,1034)

·         Menurut Febrega :
     "Antropologi Kesehatan" adalah studi yang menjelaskan :
   Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan di dalam atau           mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena atau       berespon terhadap sakit dan penyakit. Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola tingkah laku. (Fabrega, 1972: 167)
                                               
§      Menurut Solita Sarwono (1993)
         "Antropologi Kesehatan" adalah studi tantang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan "kesehatan".
                                                  
Bila disimpulkan dari berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, kita dapat melihat bahwa pada kenyataanya "Antropologi" mempunyai kajian yang sangat luas. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat  (1984: 76) yang dikutip oleh Djekky R.Djoht, (2002)  menyatakan bahwa ilmu "antropologi" mempelajari manusia dari berbagai aspek yaitu aspek fisik, sosial dan budaya. Pengertian "Antropologi Kesehatan" yang dikemukakan oleh Foster/Anderson, adalah merupakan konsep yang tepat karena di dalamnya telah mencakup pengertian "Antropologi" yang lebih luas yang mencakup berbagai aspek.

Menurut Foster dan Anderson (1986), "Antropologi Kesehatan" mengkaji masalah-masalah "kesehatan" dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu: kutub biologi dan kutub sosial budaya.

kutub biologi :
§    pertumbuhan dan perkembangan manusia
§    peranan penyakit dalam evolusi manusia
§    paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)

kutub sosial budaya :
§    sitem medis tradisional (etnomedism)
§    Masalah petugas-petugas "kesehatan" dan persiapan profesional mereka
§    tingkah laku sakit
§    hubungan antara dokter dan pasien
§    Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan "keesehatan" barat kepada masyarakat tradisional

Sumber:
1. antrounair.wordpress.com/.../antropologi-kesehatan-dan-pelayanan-kesehatan-primer/
2. www.ut.ac.id/...Antropologi%20Ke/
3. kalamenau.blogspot.com/.../antropologi-kesehatan-sebuah-definisi.html
4. lucky-tugas.blogspot.com/2011/04/antropologi-kesehatan.html
5. laely.widjajati.photos.facebook.com/LIBUR2-KOK-SAKIT-SEEEEH..../Moga-lekas-sembuh-ya.../
6. ida.amy.photos.facebook.com/Uda-lunas-bs-pulang- nich.../
7. ida.amy.photos.facebook.com/Mmuuuuaaah...^~^/

"ANTROPOLOGI BIOLOGI (ANTROPOLOGI JASMANI)"

"Dalam dua abad terakhir, ilmu "Antropologi Biologis" telah terlibat dalam berbagai kontroversi".



"Antropologi Biologis" (juga dikenal sebagai "antropologi bioanthropology" dan fisik) adalah cabang dari "antropologi" yang mempelajari perkembangan fisik spesies manusia. Hal ini memainkan peran penting dalam paleo"antropologi" (studi tentang asal-usul manusia) dan dalam "antropologi" forensik (analisis dan identifikasi jenazah manusia untuk tujuan hukum). Ini mengacu pada manusia antropometri (ukuran tubuh), genetika manusia ("antropologi" molekul) dan ilmu tulang manusia (studi tentang tulang) dan termasuk neuro"anthropology", studi tentang evolusi otak manusia, dan budaya sebagai adaptasi terhadap lingkungan neurologis.
Dalam dua abad terakhir, ilmu "Antropologi Biologis" telah terlibat dalam berbagai kontroversi. Pencarian untuk asal-usul manusia didampingi oleh perdebatan evolusi dan teori-teori ras yang beragam. Ada berbagai upaya untuk mengkorelasikan tubuh manusia dengan ciri-ciri psikologis seperti jenis kecerdasan, kriminalitas dan kepribadian.

"Antropologi"
Fisik adalah cabang dari "antropologi" yang bertujuan untuk mempelajari interaksi proses biologi dan sosial dan pengaruhnya terhadap populasi manusia, dipahami tidak hanya sebagai objek dasa yaitu sifat "biologis" saja, tetapi sebagai medan interaksi biosocial, yang berarti pengetahuan tentang kedua bidang tersebut, tapi tidak dikurangi menjadi salah satu dari mereka. Dengan kata lain, studi tentang manusia dengan alam dan budaya.

Perkembangan ilmu ini sebagai sub-disiplin "antropologi" antara ilmuwan Amerika dan Inggris tertarik karena terdapat keragaman variabilitas fenotipik antara individu-individu suatu spesies dan kemunculan spesies modern. Namun demikian, kunci utamanya adalah untuk mempelajari bagaimana manusia, melalui interaksi dengan lingkungan, mampu mengembangkan budaya dan karena itu masyarakat sebagai "kecenderungan untuk mengembangkan budaya mungkin merupakan komponen yang paling penting dari sejarah evolusi manusia "(Jurmain, 2009 hal. 4).

Digunakan sebagai teori dasar teori seleksi alam dikembangkan oleh Charles Darwin pada awalnya. Kemudian pada tahun 1953 teori seleksi alam dilengkapi dan diperdalam oleh keberhasilan Francis Crick, Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin, di bawah pengawasan James Watson, untuk menguraikan struktur dan komposisi molekul DNA (asam deoksiribonukleat) . Penemuan ini menghasilkan pengetahuan molekuler variabilitas genetik organisme dan pemahaman bagaimana proses evolusi telah menjadi biokimia. Memahami analisis biokimia memungkinkan kedekatan genetik antara lembaga yang berbeda, untuk memvalidasi, bahkan lebih dari teori umum sebelumnya.

"Antropologi" fisik pada suatu waktu dibagi menjadi berbagai cabang. Sub-spesialisasi dari "antropologi" fisik dapat dibagi dalam dua tren: yaitu deskriptif dan metrik. Subspesialisasi deskriptif berfokus pada membandingkan dan mengkontraskan penampilan karakter atau terukur antara kelompok-kelompok individu. Penelitian sub-spesialisasi metrik dan pengembanga teknik untuk mengukur bagian tubuh manusia (antropometri) .

Beberapa sub-spesialisasi adalah:
  1. Forensik
  2. Primatologi
  3. Ilmu tulang
  4. Somatology
  5. Ontogeni
  6. Paleo"antropologi"
  7. Paleopathology
  8. Genetik "Antropologi"
  9. Ekologi Manusia
  10. Raciology

"Antropologi" fisik sebagai sub-disiplin "antropologi", berada dalam proses perubahan konstan, karena prinsip-prinsip dan cita-cita yang mengilhami "antropolog" pertama telah dibatalkan. Yang mencari yang tidak diketahui yang ditandai "antropolog" awal terancam setiap hari oleh aksesibilitas informasi, yang meniadakan kebutuhan untuk eksplorasi. Dengan demikian, "antropolog" kontemporer harus selalu mempertimbangkan ideologi dan kontribusi dari para pendahulu mereka. Tapi, mereka harus pintar untuk mengembangkan metode penelitian mereka, untuk interaksi orang dengan masyarakat dan lingkungan yang berubah-ubah dan perubahan secara mendadak. Namun, ada berbagai sub-spesialisasi yang menjaga tumbuh dan pengembangan metode ilmu ini. "Antropologi", memiliki begitu banyak sub-spesialisasi, meskipun masing-masing memiliki tema fokus utamanya, melengkapi dan memberikan kontribusi sebagai universal utilitas. 
"Antropologi Biologi" adalah studi tentang apa yang membuat kita manusia. "Antropologi Biologi" tertarik pada bagaimana manusia berevolusi, dan dalam memahami akar evolusi perilaku manusia, serta kehidupan sosial dan ekologi dari monyet dan kera, dan "biologi" manusia hari ini.

Pertanyaan khas yang menarik perhatian "Antropologi Biologi" bisa jadi: mengapa orang memiliki warna kulit yang berbeda atau bentuk wajah? Apakah lingkungan mempengaruhi kesuburan? Apa cara terbaik untuk menilai kekurangan gizi anak? Kapan dan bagaimana manusia berevolusi? Apa agresi simpanse katakan tentang kekerasan manusia? Mengapa menyenangkan seks? Berapa banyak yang dapat Anda benar-benar menceritakan tentang seseorang dari kerangka mereka?

  "Antropologi Biologis" tidak sering belajar di sekolah, tetapi jika Anda telah mengambil "biologi" atau psikologi Anda mungkin sudah ditutupi banyak prinsip dasar yang "Antropologi Biologi" menggunakan dalam pekerjaan mereka. "Antropologi Biologis" tidak ditawarkan sebagai gelar yang berdiri sendiri di banyak universitas, dan Kent menawarkan kesempatan yang fantastis untuk mempelajari subjek dengan sangat rinci.

"Antropologi biologis", juga disebut "antropologi jasmani" (physical anthropology) adalah cabang dari "Antropologi"  yang, dalam konteks primat pada umumnya, khusus meneliti perkembangan spesies manusia. "Antropologi Biologis" mencakup peneltian "biologis" dan budaya tentang keanekaragaman manusia, evolusi manusia, dan pembandingan anatomi, perilaku, sejarah dan ekologi primat pada masa lampau dan kini. "Antropologi Biologis" terutama meneliti bukti fosil dan perkembangannya.
"Antropologi biologi", juga dikenal sebagai "antropologi" fisik, berkaitan dengan upaya menelusuri asal-usul biologis, perubahan evolusioner, dan keragaman genetik spesies manusia. Dalam prosesnya, "Antropologi biologi" mempelajari pula perilaku primata dan variasi anatomi antara primata dan manusia untuk memahami perubahan fisik yang terjadi akibat proses evolusi. "Antropologi biologis" bahkan mencakup upaya analisis genetik dan studi antropometrik untuk menemukan alasan di balik perbedaan fisik antara orang-orang dari kelompok yang berbeda.
SEJARAH "ANTROPOLOGI BIOLOGI".
"Antropologi Biologi" muncul di abad ke-18 sebagai usaha penelitian ilmiah untuk mengklasifikasi manusia dalam "ras". "Antropolog Biologi"   terkemuka yang pertama adalah dokter asal Jerman Johan Friedrich Blumenbach (1752–1840) di Gottingen. Beliau mengumpulkan sejumlah besar tengkorak manusia, sehingga dapat menganggap dirinya sebagai ahli mengenai keragaman manusia. Pada tahun 1830-an dan 1840-an, antropologi jasmani main peranan utama dalam deba mengenai perbudakan, di mana karya ilmiah pakar asal Inggris James Cowles Prichard (1786–1848) yang menganggap semua manusia sebagai turunan dari species yang sama (monogenism) dan mengecam perbudakan, bertentangan dengan karya Samuel George Morton (1799–1851) asal Amerika yang menganggap manusia merupakan turunan dari beberapa spesies yang berbeda dan tidak kompatibel satu sama lain (polygenism). Berakhirnya perbudakan di dunia Barat membuat debat ini tidak berarti lagi.



Di akhir abad ke-19 muncul aliran "antropologi" yang bersifat nasional. Para "antropolog jasmani" Prancis, dengan Paul Broca (1824–1880) sebagai tokoh terkemukanya, berpusat pada anatom tengkorak dan variasi kecil. Aliran Jerman, dengan Rudolf Virchow (1821–1902) sebagai pemuka, menekankan kemampuan bentuk manusia untuk bermutasi, pengaruh lingkungan dan penyakit terhadap tubuh manusia, dan kekurangsesuaian antara wawasan "ras", bangsa dan kebudayaan. Aliran Amerika berkonsentrasi pada penduduk asli benua Amerika Utara yang telah "diamankan" dan menggali dan mengumpulkan kerangka sebagai benda ilmiah, di sampin artefak, bahasa dan kebudayaan (dalam arti "gaya hidup"). Keempat metode penelitian ini menjadi keempat pendekatan dalam "antropologi".

Istilah "Antropologi Biologi" mencakup data non-jasmani seperti marker genetika, perilaku para primat dan lain-lain. yang di pertengahan abad ke-19 sudah diakui para ilmuwan. Kini istilah "Antropologi Jasmani" dan "Antropologi Biologis" dianggap sama artinya.
Sumber:
1. id.shvoong.com/.../biology/2304466-pengertian-antropologi-biologi/
2. id.bachelorstudies.com/.../Biologi/.../Bsc-Dalam-Antropologi-Biologi/
3. id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
4. bumbata.co/tag/antropologi-biologi/
5. laely.widjajati.photos.facebook.com/ALHAMDULILLAH...../Pagi2-sdh-mendung.........../
6. laely.widjajati.photos.facebook.com/Alhamdulillah............./Listriknya-Hanya-Mati-Suri/ 


MusicPlaylistView Profile