"Pangeran Diponegoro", konon katanya pernah menikahi 8 orang wanita."
Sepanjang hidupnya, tercatat ada delapan wanita yang pernah menjadi "istri" "Pangeran Diponegoro":
1. "Istri" Pertama: Pernikahan pertama, terjadi tahun 1803 dengan Raden Ayu (RA) Retna Madubrongto, putri Kyahi Gedhe Dadapan, dari desa Dadapan, sub distrik Tempel, dekat perbatasan Kedu dan Jogyakarta.
2. "Istri" Kedua: Pernikahan Kedua, tanggal 27 Pebruari 1807 dengan Raden Ajeng Supadmi (R.A. Retnakusuma), putri Raden Tumenggung Natawijaya III, Bupati Panolan, Jipang.
3. "Istri" Ketiga: Pernikahan Ketiga, tahun 1808 dengan R.A. Retnodewati. Baik Madubrongto maupun Retnodewati wafat sewaktu "Pangeran Diponegoro" masih berada di Tegalrejo.
4. "Istri" Keempat: Dua tahun kemudian di awal tahun 1810 "Pangeran Diponegoro" melakukan perjalanan ke wilayah timur dan menikah untuk yang keempat dengan Raden Ayu Citrowati, putri Raden Tumenggung Ronggo Parwirosentiko dengan salah satu istri selir. Tidak lama setelah melahirkan anaknya Raden Ayu Citrowati meninggal dalam kerusuhan di Madiun. Bayi yang baru saja dilahirkan kemudian dibawa oleh Ki Tembi seorang sahabat "Pangeran Diponegoro". Oleh "Pangeran Diponegoro" bayi tersebut diserahkan kepada Ki Tembi untuk diasuh. Dan diberi nama Singlon yang artinya adalah nama samaran sehingga bayi tersebut terkenal dengan nama Raden Mas Singlon.
5. "Istri" Kelima, dinikahi pada tanggal 28 September 1814, yakni R.A. Maduretno, putri Raden Rangga Prawiradirjo III dengan Ratu Maduretno (putri HB II), jadi saudara seayah dengan Sentot Prawirodirjo, tetapi lain ibu. Ketika "Pangeran Diponegoro" dinobatkan sebagai Sultan Abdulhamid, dia diangkat sebagai permaisuri bergelar Kanjeng Ratu Kedaton.l 18 Pebruari 1828.
6. "Istri" Keenam: Pada bulan Januari 1828 "Pangeran Diponegoro" menikahi R.A. Retnaningrum, putri "Pangeran" Penengah atau Dipawiyana II.
7. "Istri" Ketujuh, R.A. Retnaningsih, putri Raden Tumenggung Sumoprawiro, Bupati Jipang Kepadhangan, dan
8. "Istri" Kedelapan, R.A. Retnakumala, putri Kyahi Guru Kasongan (Babad, P. XIX, b. 21-26; Lihat juga Carey, 2007:767-769). 6)
Sepanjang hidupnya, tercatat ada delapan wanita yang pernah menjadi "istri" "Pangeran Diponegoro":
1. "Istri" Pertama: Pernikahan pertama, terjadi tahun 1803 dengan Raden Ayu (RA) Retna Madubrongto, putri Kyahi Gedhe Dadapan, dari desa Dadapan, sub distrik Tempel, dekat perbatasan Kedu dan Jogyakarta.
2. "Istri" Kedua: Pernikahan Kedua, tanggal 27 Pebruari 1807 dengan Raden Ajeng Supadmi (R.A. Retnakusuma), putri Raden Tumenggung Natawijaya III, Bupati Panolan, Jipang.
3. "Istri" Ketiga: Pernikahan Ketiga, tahun 1808 dengan R.A. Retnodewati. Baik Madubrongto maupun Retnodewati wafat sewaktu "Pangeran Diponegoro" masih berada di Tegalrejo.
4. "Istri" Keempat: Dua tahun kemudian di awal tahun 1810 "Pangeran Diponegoro" melakukan perjalanan ke wilayah timur dan menikah untuk yang keempat dengan Raden Ayu Citrowati, putri Raden Tumenggung Ronggo Parwirosentiko dengan salah satu istri selir. Tidak lama setelah melahirkan anaknya Raden Ayu Citrowati meninggal dalam kerusuhan di Madiun. Bayi yang baru saja dilahirkan kemudian dibawa oleh Ki Tembi seorang sahabat "Pangeran Diponegoro". Oleh "Pangeran Diponegoro" bayi tersebut diserahkan kepada Ki Tembi untuk diasuh. Dan diberi nama Singlon yang artinya adalah nama samaran sehingga bayi tersebut terkenal dengan nama Raden Mas Singlon.
5. "Istri" Kelima, dinikahi pada tanggal 28 September 1814, yakni R.A. Maduretno, putri Raden Rangga Prawiradirjo III dengan Ratu Maduretno (putri HB II), jadi saudara seayah dengan Sentot Prawirodirjo, tetapi lain ibu. Ketika "Pangeran Diponegoro" dinobatkan sebagai Sultan Abdulhamid, dia diangkat sebagai permaisuri bergelar Kanjeng Ratu Kedaton.l 18 Pebruari 1828.
6. "Istri" Keenam: Pada bulan Januari 1828 "Pangeran Diponegoro" menikahi R.A. Retnaningrum, putri "Pangeran" Penengah atau Dipawiyana II.
7. "Istri" Ketujuh, R.A. Retnaningsih, putri Raden Tumenggung Sumoprawiro, Bupati Jipang Kepadhangan, dan
8. "Istri" Kedelapan, R.A. Retnakumala, putri Kyahi Guru Kasongan (Babad, P. XIX, b. 21-26; Lihat juga Carey, 2007:767-769). 6)
"Pangeran Diponegoro" adalah putra sulung Hamengkubuwana III, seorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dari seorang garwa ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang berasal dari Pacitan. "Pangeran Diponegoro" bernama kecil Raden Mas Ontowiryo.
Dalam perjuangannya, "Pangeran Diponegoro" dibantu oleh puteranya bernama Bagus Singlon atau Ki Sodewo. Ki Sodewo melakukan peperangan di wilayah Kulon Progo dan Bagelen. Ki Sodewo memiliki ibu bernama Citrowati yang meninggal dalam penyerbuan Belanda.
Setidaknya "Pangeran Diponegoro" mempunyai 17 putra dan 5 orang putri, yang semuanya kini hidup tersebar di Indonesia, termasuk Jawa, Sulawesi & Maluku.
Referensi:
1. Sejarah Singkat "Pangeran Diponegoro", Tugas Kewarganegaraan, Oleh: Zulkarnaen A.(0 8/2 72 79 8/TK/3 45 95).
2. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
3. RA. Mangkarawati - Keturunan (Inventaris).
3. RA. Mangkarawati - Keturunan (Inventaris).