"Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa yang membunuh seorang ahli dzimmah, maka ia tidak akan menjumpai "aroma surga" melainkan setelah tujuh puluh tahun.'"
Kita semua mengetahui bagaimana sebagian sahabat Rasulullah dapat mencium "aroma surga", itu karena mereka berada di dunia di dalam kemuliaan dan jihad fi sabilillah.
Demikianlah sebagaimana Anas bin An-Nadhr RA yang berkata kepada Sa'ad bin Muadz RA, 'Wahai Sa'ad bin Muadz demi Tuhan An-Nadhr, sesungguhnya saya dapat mencium "aroma surga"dari balik Uhud'.
Bahkan. Sa'ad bin Rabi' berkata kepada Zaid bin Tsabit ketika Rasulullah SAW mengutusnya setelah Perang Uhud, ia mendapatkan "aroma surga" pada detik-detik terakhir. Ia berkata, Wahai Sa'ad, Rasulullah telah mengirimkan salam kepadamu dan berkata, 'Kabarkanlah kepadaku bagaimana keadaannya ketika kamu menjumpainya?'
Kemudian Sa'ad menjawab, 'Saya juga mengucapkan salam kepada Rasulullah, katakan kepada beliau, 'Wahai Rasulullah, saya mencium "aroma surga".' kemudian katakan juga kepada kaumku. Al-Anshar, 'Kalian akan selamat di sisi Allah, jika tulus mengikuti Rasulullah dan sanggup mengekang hawa nafsu.'
"Aroma surga" ada dua macam,: pertama, "aroma" yang bisa dicium saat di dunia oleh ruh-ruh, namun tidak bisa dijangkau oleh seorang hamba. Kedua "aroma" yang hanya bisa dicium dengan panca indera, sebagaimana "aroma" bunga bisa dicium oleh ahli "surga" ketika di akhirat, baik dari dekat maupun dari jauh. Adapun di dunia, "aroma surga" ini hanya bisa dicium oleh orang yang dikehendaki Allah, di antara para Nabi dan para Rasul-Nya, seperti apa yang dialami oleh Anas bin An-Nadhr.
(Sumber: Tamasya Ke Negeri "Akhirat", oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri).