Sabtu, 30 Juli 2011

"MENJELANG PUASA RAMADHAN DI BATU AMPAR"

Pada hari Jum'at, dua hari menjelang melaksanakan ibadah "Puasa Romadhan", tepatnya tanggal 29 Juli 2011 kami sekeluarga ingin ziarah ke makam  Mbah Buyut kami di "Batu Ampar".  



Pada pukul 19.00 WIB, kami sekeluarga berangkat dari Sidoarjo. Dalam perjalanan kira-kira pukul 20.00 WIB, kami sampai di Jembatan Suramadu. Kami menikmati indahnya lampu-lampu merah-biru di sepanjang lintasan Jembatan Suramadu.... Alangkah indahnya..... Jembatan Suramadu di waktu malam.... Pukul 21.00 WIB, kami makan malam di Rumah Makan Lestari Bligeh.... Soto ayamnya nikmat sekali.....

Tepat pukul 22.45 WIB, kami sampai di Astana Timur "Batu Ampar". Kemudian kami telepon Ade', mengabarkan bahwa kami sudah sampai di Astana Timur. Pukul 23.20 WIB, Ade' datang. Kami ngobrol menghilangkan rasa kangen sampai pukul 01.30 WIB. Ade' pamit ada keperluan di Astana Barat. Pukul 02.00 kami melaksanakan sholat Tahajud, kemudian berdo'a untuk Mbah Buyut Kosambi beserta anak turunnya yang dimakamkan di "Batu Ampar". Setelah itu kami istirahat.


Hari Sabtu 30 Juli 2011, tepat pukul 04.30 kami melaksanakan sholat subuh berjama'ah. Kemudian pukul 05.30 WIB baru kami berangkat ke Bangkalan untuk berziarah ke makam Mbah Husin dan Mbah Abdul Rohman di Makam Keluarga Besar Muhammad Umar Bangkalan. Pukul 08.15 WIB, sebelum ziarah ke makam, kami ke Masjid Agung Bangkalan yang letaknya berada di belakang makam. Banyak sekali pengunjung di Masjid Agung, karena ini menjelang "Puasa Romadhan", mereka banyak yang ziarah ke makam. Kami melaksanakan sholat Tahiyatul Masjid dan sholat Dhuha. Setelah itu pukul 08.55 baru kami ziarah ke makam  Mbah Husin dan Mbah Abdul Rohman.
Kami membersihkan makam dan berdo'a untuk beliau-beliau agar dosa-dosanya diampuni dan arwahnya diterima di sisi Allah SWT. Setelah itu ada penjaga makam minta diobati, ada yang sakit kanker, kolesterol dan migren. Tepat pukul 10.25 WIB, kami meninggalkan makam untuk perjalanan pulang ke Sidoarjo.

Dalam perjalanan, sekitar pukul 10.45 kami mampir untuk makan pagi setengah siang di Dapur Potre Koneng - Burneh Bangkalan Madura. Hidangannya nikmat sekali, kami memesan gurami bakar, sop buntut, eseng-eseng sawi dan ayam taliwang. Kemudian kami melanjutkan perjalanan pulang. Tepat pukul 14.00 WIB, kami sampai di rumah Sidoarjo. Alhamdulillah....Perjalanan kami ke "Batu Ampar" kali ini lancar dan misi kami dalam pencarian makam Mbah Husin dan Mbah Abdul Rohman berhasil.

Hidup ini indah.... Apabila kita saling memaafkan atas segala kesalahan dan kekhilafan..... Supaya semakin indah.... Marilah kita hiasi dengan melaksanakan ibadah "Puasa Romadhan".... Semoga keindahan ini dapat kita jumpai di surga kelak..... Amin...... 

Minggu, 24 Juli 2011

Makam Mbah Dewi Sekardadu"

 BENANG MERAH "BATU AMPAR" II

 Setelah bertemu obor di "Batu Ampar", rasanya kami sekeluarga semakin ingin melakukan pencarian lebih jauh tentang keluarga dari "Mbah" Buyut Murtojo. "Mbah" Buyut Murtojo adalah anak dari "Mbah " Tambakyudo (= Pangeran Mertonegoro = KRT Ratmodjo) yang sekarang dimakamkan di Lumajang. "Mbah" Tambakyudo mempunyai 3 (tiga) orang anak; Yaitu "Mbah" Sayyed Husin (dimakamkan di Bangkalan, yang anak keturunannya di "Batu Ampar"), "Mbah" Murtojo (dimakamkan di Desa Banjarsari Selorejo Blitar), dan saudaranya yang ketiga adalah dimakamkan di Sidoarjo.

Khusus saudaranya yang ketiga ini, selama ini masih dalam pencarian. Dengan kemampuan batin, kami sekeluarga melacak terus siapa dan dimana keberadaan anak ketiga "Mbah" Tambakyudo ini. Ternyata tidak disangka dan tidak dinyana, ternyata anak ketiga dari "Mbah" Tambakyudo adalah "Mbah Dewi Sekardadu" yang menurut keyakinan masyarakat telah dimakamkan di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo. "Mbah Dewi Sekardadu" ini mempunyai dua orang anak kembar, yaitu Raden Paku (dimakamkan di Pemakaman Islam di Sidoarjo) dan Sunan Giri (dimakamkan di Gresik).

Cerita yang selama ini diyakini oleh masyarakat adalah bahwa "Mbah Dewi Sekardadu" adalah anak dari Prabu Minak Sembuyu (Raja Blambangan Banyuwangi). "Mbah Dewi Sekardadu" mempunyai anak Raden Paku (atau Sunan Giri). Cerita ini perlu diluruskan.

Ternyata dengan kemampuan batin kami sekeluarga, kami merasa perlu untuk meluruskan cerita yang selama ini telah diyakini oleh masyarakat. "Mbah Dewi Sekardadu" adalah putri dari "Mbah" Tambakyudo = "Mbah" Mertonegoro = "Mbah"Ratmodjo (saudara kandung dari Pangeran Diponegoro, yang melarikan diri dari Kerajaan Yogyakarta). "Mbah Dewi Sekardadu" mempunyai dua orang kakak yaitu "Mbah" Sayyed Husin (Bangkalan) dan "Mbah" Murtojo (Blitar). "Mbah Dewi Sekardadu" mempunyai anak kembar, yaitu Raden Paku dan Sunan Giri.

Kami mohon maaf apabila dengan tulisan ini ada yang tidak berkenan, namun kami merasa perlu untuk meluruskan cerita yang selama ini telah diyakini oleh masyarakat. Tidak perlu diperdebatkan, karena hanya Allah yang tahu mana yang benar dan mana yang keliru. Merasa paling benar pun juga gak boleh.......... Wallahu 'alam, hanya Allah yang Maha Mengetahui Segalanya. Semoga Allah meridhai apa yang telah kami lakukan. Dan mudah-mudahan Allah mengampuni semua dosa-dosa beliau dan arwah beliau-beliau diterima di sisi Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin...............
==========================================
BENANG MERAH "BATU AMPAR" IV

Kami sekeluarga ingin meyakinkan bahwa anak ketiga "Mbah" Mertonegoro, yaitu "Mbah Dewi Sekardadu" memang benar-benar dimakamkan di Dusun Kepetingan Desa Sawohan Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo.

Pada hari Jum'at tanggal 1 Oktober 2010, sekitar pukul 13. 00 WIB, kami berangkat menuju makam yang selama ini diyakini oleh masyarakat bahwa itu adalah makam "Mbah Dewi Sekardadu". Kami harus menempuh perjalanan dengan naik motor boat. Sekitar pukul 14..38 WIB, kami sampai di daratan. Dan kami harus berjalan kaki menuju ke lokasi makam, memakan waktu sekitar 10 menit.

Kebetulan kami berbarengan dengan rombongan dari Malang yang berziarah ke makam. Sekitar pukul 15.30 WIB, kami baru masuk makam, karena menunggu selesainya rombongan dari Malang. Makam ini juga banyak dikunjungi masyarakat yang ingin mencari berkah seperti halnya makam anak  cucu "Mbah" Hussen yang berada di "Batu Ampar".

Di pemakaman ini, kami melihat dengan kemampuan batin kami, ternyata makam ini kosong. seperti perkiraan kami sebelumnya Sedangkan yang ada di lokasi pemakaman ini hanyalah petilasan "Mbah Dewi Sekardadu", dimana beliau dahulu pernah tinggal. Pertanyaan yang memerlukan jawaban, dimana sebenarnya makam "Mbah Dewi Sekardadu" berada ? Ini yang perlu kami cari. Allahu Akbar, semoga Allah memberikan jalan kepada kami, sehingga kami dapat menemukan makam beliau yang sebenarnya.

Sekitar pukul 15.50 WIB, kami perjalanan pulang dengan menyusun rencana pencarian berikutnya. Sekitar pukul 16.30 WIB, kami sampai di daratan. Semoga Allah SWT meridhai semua usaha yang kami lakukan. Kami ingin menemukan keluarga kami, sebagaimana kami menemukan keluarga kami di "Batu Ampar".
========================================

BENANG MERAH "BATU AMPAR" V.

Hari ini bertepatan dengan tanggal merah tanggal 07 Desember 2010 yakni bertepatan dengan tanggal 01 Muharraam 1432 H, yaitu bertepatan dengan tahun baru Hijriah, Saya sampaikan SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH 1432 H...... Allahumma ,J'al awala hadzihis sanati sholahan, wa awsathaha sururan wa akhiraha  najahan..... Ya Allah.... Jadikan awal tahun ini perbaikan, pertengahannya kegembiraan dan akhirnya kesuksesan bagi kehidupan kami. Amin ya Rabbal Alamin........

Bertepatan dengan tahun baru ini pula saya dan ayah saya mengunjungi Makam Adik "Mbah" Murtojo  (yang anak turunnya di Blitar Jawa Timur) dan "Mbah" Sayyid Hussen (yang anak turunnya di "Batu Ampar" Pamekasan Madura), yaitu "Mbah Dewi Sekardadu". Makam beliau ini bukan di Dusun Kepetingan  Desa Sawohan Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo (seperti yang telah diyakini oleh masyarakat Sidoarjo selama ini); dan juga bukan di dekat Waduk Gondang di Desa Gondang Lor Kecamatan Sugio Lamongan seperti yang dipercayai oleh masyarakat Lamongan selama ini; Dan bukan pula di Gresik dekat makam Sunan Giri yang selama ini diyakini oleh sebagian masyarakat Gersik;  akan tetapi menurut trawangan  (mata batin) kami adalah berada di Pemakaman Islam Kampung Jasem Desa Bulu Sidokare Kecamatan Sidoarjo  di Kabupaten Sidoarjo. Makam beliau berada di satu lokasi berpagar besi,  disitu terdapat sejumlah 9 (sembilan) makam, yaitu makam "Mbah Dewi Sekardadu", Cantrik "Mbah Dewi Sekardadu", Raden Paku (anak "Mbah Dewi Sekardadu", yaitu saudara kembar Sunan Giri), 2 (dua) anak Raden Paku , 1 (satu) anak Sunan Giri dan 3 (tiga) cucu Raden Paku. Saya dan ayah saya mendo'akan arwah-arwah beliau semoga diterima di sisi-Nya dan dosa-dosa beliau-beliau mendapat ampunan Allah SWT. Dan mudah-mudahan anak keturunan beliau diridhai Allah SWT untuk meneruskan perjuangan beliau-beliau dalam membantu masyarakat.
Tidak perlu diperdebatkan.... Gak tau mana yang benar.... Merasa paling benar pun juga gak boleh.... Hanya Allah Yang Tahu mana yang benar.......... Allah Maha Mengetahui Segalanya.... Wallahu 'Alam.... Kebenaran hanya milik Allah.... Mudah-mudahan apa yang kami lakukan ini dapat bermanfaat bagi keluarga kami, baik keluarga yang berada di "Batu Ampar", Blitar maupun Sidoarjo.

==========================================

MENJELANG PUASA ROMADHAN DI MAKAM "MBAH DEWI SEKARDADU".


Hari Minggu tanggal 31 Juli 2011 sehari menjelang puasa Romadhan 1432 H, tepatnya pukul 16.00 WIB, kami sekeluarga berangkat ziarah ke makam "Mbah Dewi Sekardadu". Kompleks pemakaman ini ramai sekali banyak orang yang berziarah ke makam keluarganya. Di lokasi makam "Mbah Dewi Sekardadu" kelihatan bersih, mungkin habis dibersihkan oleh juru kunci. Belum ada peziarah yang datang ke makam ini, karena belum ada setangkai bunga pun yang ditaburkan di makam "Mbah Dewi Sekardadu".


Kami sekeluarga berdo'a di makam "Mbah Dewi Sekardadu" dan anak cucunya. Semoga dosa-dosa beliau diampuni oleh Allah SWT dan arwahnya diterima di sisi Allah SWT. Setelah itu kami taburi makam "Mbah Dewi Sekardadu" dan anak cucunya dengan bunga sedap malam dan bunga kamboja bali yang kami bawa dari rumah.  Serasa segar dan harum aroma di makam "Mbah Dewi Sekardadu". Mudah-mudahan beliau tenang dalam penantiannya di alam barzah. 


Kepada para pembaca, kami ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Romadhan. Semoga kita selalu dikaruniai kekuatan yang prima sehingga dapat menunaikan ibadah puasa Romadhan Tahun ini tanpa halangan sedikitpun. Hidup ini indah..... Apabila kita saling memaafkan atas segala kesalahan dan kekhilafan... Supaya semakin indah.... Marilah kita hiasi dengan menunaikan Ibadah Puasa Romadhan.... Semoga keindahan ini dapat kita jumpai di surga kelak..... Amin.....
==============================

Sabtu, 23 Juli 2011

"Saudara Kandung Pangeran Diponegoro"

BENANG MERAH "BATU AMPAR" III

Dalam rangka menyambut Idul Fitri, kami ingin berziarah ke makam Orang tua Mbah Murtojo (yaitu Mbah Merto"negoro". saudara kandung "Pangeran Diponegoro") di Lumajang.
Pukul 05.50 WIB hari Kamis tgl 9 September 2010, kami berangkat dari Sidoarjo. Alhamdulillah perjalanan lancar. Pukul 07.50 WIB, kami istirahat di Masjid Raudlatul Muttaqin Banjarsari Sumberasih Probolinggo untuk melaksanakan Sholat Tahiyatul Masjid dan Sholat Dhuha. Pukul 10.00 WIB kami sampai di Jember untuk mengantarkan keluarga.

Setelah mengantarkan keluarga, kami langsung menuju tempat ziarah ke Lumajang. Tepat pukul 12.00 WIB, di alun-alun Lumajang kami kebetulan bertemu dengan Bpk Sutomo (Tukang becak) yang kemudian mengantar kami ke lokasi pemakaman Mbah Buyut kami. Tujuan pertama ke Makam Mbah KRT Ratmodjo di Kelurahan Ditrotunan RW 06 RT 04 Jl. Arif Rahman Hakim G I. Letak tepatnya di sebelah Posyandu Sekar Sari. Kami merasa ada keanehan di makam itu. Menurut mata batin kami, makam ini seperti kosong. Jadi menurut trawang (mata batin) kami,  Mbah KRT Ratmojo tidak dimakamkan di tempat itu. Wallahu 'Alam.... Hanya Allah yang tau mana yang benar.....

Kemudian pada pukul 12.30 WIB, kami menuju ke Pemakaman Umum Jl. Makam Jogoyudan Lumajang. Kami langsung menemui juru kunci pemakaman ini, yaitu Bpk Kasan. Kami langsung menuju lokasi makam Mbah Merto"negoro" yang tiap harinya dikunci dan hanya keluarganya yang bisa masuk ke makam ini.

Di lokasi ini, kami berziarah ke makam Mbah Merto"negoro " dan kakak adiknya. Beliau-beliau ini adik-adik kandung dari "Pangeran Diponegoro" (makam"Pangeran Diponegoro" tidak di Lumajang tapi di Pemakaman Umum Solo). Saudara (5 orang adik) "Pangeran Diponegoro" yang dimakamkan di Pemakaman Umum Jogoyudan Lumajang ini adalah:
1. "Pangeran" Tjokro"negoro" atau Mbah Joyo.
2. "Pangeran" Paku"negoro" atau Raden Iman.
3. "Pangeran" Merto"negoro" atau KRT Ratmodjo atau Mbah Tambakyudo.
4. BRA Halilah atau Kartilah.
5. BRA Beruk.

"Pangeran Diponegoro" adalah 6 (enam) bersaudara merupakan anak dari Sri Sultan Hamengkubuwono III dengan istri selir.

Ternyata makam dari kelima saudara "Pangeran Diponegoro" berkumpul di satu lokasi di Pemakaman Umum Jogoyudan Lumajang. Kami berdo'a untuk beliau-beliau ini semoga dosa-dosa beliau-beliau diampuni Allah SWT dan arwahnya diterima di sisi-Nya dan anak keturunannya bisa melanjutkan perjuangan beliau-beliau.
"Pangeran" Merto"negoro" atau KRT Ratmodjo atau Mbah Tambakyudo, adalah Bapak dari :
1. Mbah Buyut Sayyed Husin (Makam di Bangkalan yang anak cucu keturunannya dimakamkan di "Batu Ampar");
2. Mbah Buyut Murtodjo (Makam di Desa Banjarsari Kecamatan Selorejo Kabupaten Blitar) ;
3. Mbah Dewi Sekardadu (Makam di Pemakaman Islam Kampung Jasem Desa Bulu Sidokare Kecamatan Sidoarjo  di Kabupaten Sidoarjo).

Mudah-mudahan semua ini ada manfaatnya bagi keluarga yang ada di Bangkalan, "Batu Ampar", Blitar dan di Sidoarjo. Amin........


ZIARAH KE MAKAM SAUDARA KANDUNG "PANGERAN DIPONEGORO".

Pada hari Sabtu tepatnya tanggal 08 Oktober 2011, pukul 05.30 WIB, kami sekeluarga berangkat ke Lumajang untuk berziarah ke makam adik-adik (saudara kandung) "Pangeran Diponegoro" di Pemakaman Umum Jogoyudan Lumajang. Pukul 06.30 WIB kami mampir di Rumah Makan Sri Kediri Prasmanan di Jl. Raya Grati Km 13 No 1 Pasuruan untuk sarapan. Setelah itu melanjutkan perjalanan. Pukul 07.55 WIB mampir ke Masjid Al Mukarromah Jl. Raya Bromo No 17 Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo untuk melaksanakan sholat Tahiyatul Masjid dan Sholat Dhuha.

Pukul 09.55 WIB, kami sampai di Pemakaman Umum Jogoyudan. Kami terlebih dahulu menemui juru kunci (Bpk. Kasan) supaya bisa masuk ke Kompleks Makam Saudara Kandung "Pangeran Diponegoro". Kami diantar Pak Kasan untuk ziarah. Kali ini kami menyerahkan gembok, kunci dan Buku Tamu kepada Bpk Kasan. Kepada para keluarga yang berziarah ke makam Saudara Kandung "Pangeran Diponegoro", kami mohon untuk berkenan mengisi Buku Tamu, supaya kami bisa saling mengenal. Hal ini untuk menyambung tali silaturahmi yang selama ini telah putus alias kehilangan obor. Setelah mendo'akan arwah beliau-beliau, kami menaburkan bunga di kelima makam Saudara Kandung "Pangeran Diponegoro", yang salah satunya adalah Mbah Buyut kami yaitu "Pangeran" Merto"negoro". Tepat pukul 11.00 WIB kami meninggalkan Pemakaman Umum Jogoyudan.

Pukul 13.15 WIB, kami mampir ke Masjid Raudhatul 'Ulum di Probolinggo, untuk melaksanakan Sholat Tahiyatul Masjid, Sholat Jamak Dhuhur dan Ashar. Pukul 14.00 WIB, kami mampir di Depot SHEN Jl. Raya Rejoso Pasuruan untuk makan siang. Tepat pukul 16.00 WIB, kami sekeluarga sampai di rumah Sidoarjo. Alhamdulillah kami sampai di rumah kembali dengan selamat tanpa halangan apapun.


SILSILAH KELUARGAKU

  1. Hamengkubuwono III
  2. (P.Diponegoro, P.Tjokronegoro, P.Pakunegoro, P.Mertonegoro, BRA.Kartilah, BRA. Beruk)
  3. (Sayed Husin, Moertodjo, Dewi Sekardadu)
  4. (Djosetiko, Pingi, Zaenal, Ekowongso,Ragil)
  5. (Kromo W.Nasir,Kromo Karjo,Suwirjo,Samilah,Katiyem,Kamirah,Saido,Atmorejo,Katiyah)
  6. Achmad Ali
  7. (Katiani, M.K.Agus Salim, Sri Suharti, Sutikno)
  8. (Sri Asih, Sudjarwo, Harianta, Laely Widjajati, Ahmad Nurhamdani, Mohammad Hidayat)
  9. (Isa Anja Asmara Bungin, Banda Anja Tamara Bungin)
Lebih Ringkasnya:
  1. Hamengkubuwono III
  2. P.Mertonegoro
  3. Moertodjo
  4. Djosetiko
  5. Samilah
  6. Achmad Ali
  7. Katiani
  8. Laely Widjajati
  9. (Isa Anja Asmara Bungin, Banda Anja Tamara Bungin)
  10.  
  11.  
  12.  
  13.  
  14.