"Dengan ber"dzikir" hati kita akan merasa tenteram, seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Ar Ra'du Ayat 28 : ........"
Yang dimaksud dengan "dzikir" disini adalah mengingat atau menyebut nama Tuhan, baik dengan lisan (ucapan), dengan hati atau anggota badan. "Dzikir" dengan lisan yaitu memuji Tuhan dengan ucapan-ucapan tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah) dan lain-lain. "Dzikir" dengan hati adalah memikirkan (bertafakur) mengenai dzat dan sifat-sifat Allah. Sedangkan "dzikir" dengan anggota badan adalah dengan menjadikan keseluruhan anggota badan taat kepada Allah. Ber"dzikir" bagi umat Islam merupakan perintah dari Allah, seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al Ahzaab Ayat 41 : "Hai orang-orang beriman, ingatlah Allah dengan ingatan yang banyak."
Dan juga pada Al Ahzaab Ayat 42 : "Dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan petang."
Dengan ber"dzikir" hati kita akan merasa tenteram, seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Ar Ra'du Ayat 28 : " (Orang-orang yang kembali kepada Allah) adalah orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram."
Karakteristik "dzikir" yang diajarkan oleh Rasulullah SAW agar "dzikir" dapat diterima oleh Allah SWT adalah :
1. Memiliki makna yang jelas. Maksudnya kita ber"dzikir" harus dalam keadaan puncak kesadaran dan ingat serta tidak ada keraguan dalam mengucapkan kalimat-kalimat "dzikir", sehingga apa yang kita ucapkan itu memiliki makna yang jelas. Ucapan "dzikir" kita juga tidak sulit diucapkan, karena kalau kalimat itu sulit diucapkan justru membuat makna dari kalimat "dzikir" tersebut menjadi tidak jelas.
2. Selalu bermuatan Tauhid. Ucapan "dzikir" selalu mentauhidkan Allah, meng-esakan Allah. Bergantung hanya kepada Allah, misalnya Subhanallah, Lailaha ilallah, Allahu akbar. dan sebagainya.
3. Meliputi seluruh aspek kehidupan. Sungguh sangat indah apabila hidup kita ini tidak ada sedikitpun yang terlepas dari Allah. Semua kegiatan dalam kehidupan kita sehari-hari selalu kita lakukan dengan mengingat kepada Allah. Rasulullah selalu mengajarkan kepada umatnya untuk berdo'a pada setiap kegiatan yang kita lakukuan, misalnya do'a makan, tidur, bepergian dan sebagainya.
Apabila kita ingin "dzikir" yang kita lakukan memiliki nilai ibadah, maka "dzikir" itu harus memenuhi ketiga karakteristik tadi. Semoga kita menjadi orang yang layak untuk tinggal di surga-Nya kelak.
Dekat dengan Allah adalah kunci kebahagiaan dalam hidup. Maka sesibuk apapun kita, asma Allah harus selalu terpatri di hati kita. Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah di manapun, kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun kita berada. Termasuk bertaqwa adalah senantiasa ber"dzikir" kepada Allah yang membawa ketenangan dan ketenteraman hati. Karena tenteram dan tenangnya hati adalah dambaan setiap orang. Istana indah, dengan kekayaan melimpah, namun diliputi kalbu resah dan hati gundah adalah tidak mempunyai makna dan faedah.Namun sebaliknya, rumah sederhana tidak mewah walaupun dengan rezki terbatas namun barokah, yang diliputi rasa tenteram, tenang, tawaqal dan pasrah adalah dambaan setiap Muslim dan Mukmin.
Ayat-ayat yang telah disebutkan di atas adalah "dzikir" yang berbentuk lafzhi (lisan) dan qalbi (hati), disamping itu ada juga "dzikir" yang berbentuk fi'il (perbuatan), diantaranya dijelaskan dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Al-thabrani dari sahabat Ibnu Abbas yang artinya: "Apabila kalian berjalan melalui taman-taman surga, maka bersenang-senanglah menikmatinya; ditanyakan wahai Rasulullah! Apa taman-taman surga itu? Beliau menjawab: "Majelis-majelis ilmu". Dan diriwayatkan oleh Ibnu Syahin dari sahabat Abi Hurairah yang artinya: "Apabila kalian berjalan melalui taman-taman surga, maka duduklah bergabung kepada mereka. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apa taman-taman surga itu? Beliau menjawab: "Majelis orang-orang yang ahli "dzikir" kepada Allah SWT." Dan menurut Imam At-Tirmidzi dari Abi Hurairah: Apabila kalian berjalan melalui taman-taman surga, maka bersenang-senanglah menikmatinya. Ditanyakan, apa taman-taman surga itu? Beliau menjawab: "Masjid-masjid".
Maka dapatlah dikatakan bahwa semua ucapan, perasaan dan perbuatan apapun bentuknya yang dilakukan oleh pelakunya berdasarkan tuntunan Allah SWT, serta dilakukan semata-mata mencari ridha Allah, termasuk "dzikir" yang membuat ketenangan dan ketenteraman hati setiap mukmin yang kamil (sempurna) adalah sesuai firman Allah SWT.
"Dzikir" disini dengan sendirinya dalam segala bentuknya, dan syukur disini adalah tidak mengkufuri segala nikmat Allah. Perbuatan "dzikir" dan syukur ini berupa ibadah dan taqwa kepada Allah SWT yang sempurna. Jadi dapat dikatakan bahwa "dzikir" adalah ucapan, perasaan dan perbuatan yang diamalkan oleh orang yang bertaqwa kepada Allah baik berupa shalat, zakat, shadaqah, puasa, haji, umrah, amar ma'ruf nahi munkar, berjuang fi sabilillah, membaca Al-Qur'an, mengajar, ngaji ilmu, berdakwah untuk agama, memakmurkan masjid dan sebagainya yang dilakukan semata-mata untuk ridha dan karena ingat kepada Allah yang membuat ketenangan dan ketenteraman hati bagi pelaku-pelakunya di dunia hingga akhirat.
Jadi termasuk "dzikir" kepada Allah adalah wujud perasaan gembira yang berbentuk penyelenggaraan perayaan maulid Nabi SAW yang dilakukan oleh seluruh kaum Muslimin di seluruh dunia sejak awal hingga masa kini.