Jumat, 13 Maret 2015

"APA SIH ARTINYA MODUS?"

"Apa sih artinya "Modus"? Yang biasa diucapkan anak-anak muda atau anak Ghaul jaman sekarang".



Dulu, kalau mendengar kata "Modus", yang dibayangkan adalah sesuatu yang berhubungan dengan kriminalitas dan pelanggaran hukum. Sering banget dengar kata "Modus" operandi, yang sering digunakan di koran-koran atau televisi kalau ada berita kejahatan, misalnya pencurian motor dengan "Modus" menukar plat nomor kendaraan, atau perampokan dengan "Modus" pembiusan. "Modus" juga digunakan di pelajaran matematika, untuk menunjukkan nilai yang paling sering muncul dalam suatu kelompok data.
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "Modus" adalah:
"Modus" mo.dus
[n] (1) cara; (2) Ling bentuk verba yg mengungkapkan suasana kejiwaan sehubungan dengan perbuatan menurut tafsiran pembicara tentang apa yang diucapkannya; (3) nilai yang paling besar frekuensinya dl suatu deretan nilai; (4) angka statistik yg paling sering muncul dl populasi atau sampel

Beberapa tahun belakangan ini anak-anak muda sepertinya semakin kreatif dalam berbagai bidang. Salah satunya dalam mempergunakan kata-kata dalam pergaulan sehari-hari. Ada beberapa kata yang akhir-akhir ini mengalami perubahan fungsi. Salah satu kata tersebut adalah kata "Modus". Entah itu kemajuan atau kemunduran, soal itu serahkan saja pada ahlinya. Yang pasti saya mengamati ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang dulu jarang digunakan sehari-hari, sekarang malah menjadi bahasa pergaulan baik di dunia nyata maupun di dunia maya.


"Modus" sebenarnya berasal dari bahasa latin "Modus" Operandi", yang artinya kira - kira "Mode of Operation" atau "Cara beroperasi". Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan kebiasaan atau cara kerja seseorang. Istilah ini sering kali digunakan dalam tugas polisi, ketika mendiskusikan tentang seorang kriminal dan cara kerjanya.
 
Namun "Modus" seringkali disalah-artikan sebagai motif, padahal memiliki arti yang berbeda.  Kata "Modus" ini juga  dianggap bahasa "gaul" oleh anak-anak muda jaman sekarang. "Modusini kata yang lagi ngHITS banget di kalangan anak-anak GHAUL jaman sekarang. Setelah saya cari-cari di Google, ternyata saya menemukan beberapa arti dari "Modus" di kalangan anak-anak muda. Ini adalah beberapa arti dari kata "Modus" yang saya dapatkan dari hasil wara-wiri di social media : antara lain: 

1. "Modal Dusta"..... Ternyata  "Modus"  merupakan  kata-kata yang singkatannya "Modal Dusta".

2. Namun "Modus" bisa juga diartikan memiliki niat lain di balik pekerjaan lain yang dilakukan.
Contoh : A : "Eh, ngerjain tugas bareng yuk?" | B : "Ah,
"Modus" mulu lo bilang aja mau deket-deket sama gw."

3. Bisa berarti juga satu cewek cantik yang selalu digodain sama semua orang:
Contoh:
guru ; eh sekretarisnya cantik yah
murid ; yah "Modus" banged dah  

4. Motif tapi sering diartikan alasan yang bukan merupakan alasan sebenarnya
dia itu nanyain fisika cuma "Modus", padahal mau pdkt

5. Ada maksud lain:
Lo harus hati-hati sama kebaikan dia, siapa tahu "Modus".

Sumber:
1. shelviaramadhani.blogspot.com/
2. yudha444.blogspot.com/.../istilah-istilah-gaul-yang-se...
3. kitabgaul.com/word/modus
4. https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid...
5. buamdelonge.blogspot.com/.../galau-dan-modus.html

"BERSABAR TERHADAP PEMIMPIN YANG DZALIM"

"Ta’at kepada "pemimpin" adalah suatu kewajiban sebagaimana disebutkan dalam Al Kitab dan As Sunnah. 

Di antaranya Allah SWT. berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An Nisa’ [4] : 59)

Ibnu Abil ‘Izz mengatakan,

“Hukum mentaati "pemimpin" adalah wajib, walaupun mereka berbuat "dzalim" (kepada kita). Jika kita keluar dari mentaati mereka maka akan timbul kerusakan yang lebih besar dari ke"dzalim"an yang mereka perbuat. Bahkan ber"sabar" terhadap ke"dzalim"an mereka dapat melebur dosa-dosa dan akan melipat gandakan pahala. Allah SWT. tidak menjadikan mereka berbuat "dzalim" selain disebabkan karena kerusakan yang ada pada diri kita juga. Ingatlah, yang namanya balasan sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan (al jaza’ min jinsil ‘amal). Oleh karena itu, hendaklah kita bersungguh-sungguh dalam istigfar dan taubat serta berusaha mengoreksi amalan kita.


Perhatikanlah firman Allah SWT. berikut,


وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ


Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura [42] : 30)


أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ



Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”.” (QS. Ali Imran [3] : 165)


مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ


Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An Nisa’ [4] : 79)


Allah SWT. juga berfirman,


وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang "dzalim" itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan.” (QS. Al An’am [6] : 129)


Apabila rakyat menginginkan terbebas dari ke"dzalim"an seorang "pemimpin", maka hendaklah mereka meninggalkan ke"dzalim"an.


(Inilah nasehat yang sangat bagus dari seorang ulama Robbani. Lihat Syarh Aqidah Ath Thohawiyah, hal. 381, Darul ‘Aqidah)

Nabi SAW., bersabda, "Nanti setelah aku akan ada seorang "pemimpin" yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia." Aku berkata, "Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?" Beliau bersabda, "Dengarlah dan ta'at kepada "pemimpin"mu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta'at kepada mereka." (HR. Muslim no.1847)


Dari Ibnu 'Abbas, Nabi SAW., bersabda, "Barangsiapa melihat sesuatu pada "pemimpin"nya sesuatu yang tidak ia sukai, maka ber"sabar"lah. Karena barangsiapa yang melepaskan diri satu jengkal saja dari jama'ah, maka ia mati seperti matinya jahiliyah. (mati dalam keadaan jelek dan bukan mati kafir)." (HR. Bukhari no.7054, dan Muslim no.1849)
 
Sumber:
1. rumaysho.com › Jalan Kebenaran
2. https://id-id.facebook.com/.../10151516606956213
6. laely.widjajati.facebook/#SinGGaSaNa.... (23082014)