"Sering ingin melakukan sesuatu dan ternyata tiba-tiba saja "lupa".
Hal ini
bukan hanya kebetulan saja, tapi ini juga termasuk ke dalam sebuah
"penyakit" yang harus diatasi. Apalagi bagi anak sekolah,
mahasiswa, atau karyawan yang ingin melakukan percobaan dan ternyata
tiba-tiba saja "lupa" apa yang ingin dibicarakan. Tentu ini merupakan hal
yang tidak diinginkan.
Biasanya, "penyakit lupa" atau pikun itu dimiliki oleh kaum manula.
Mitos itu memang ada benarnya. Namun, ternyata pikun bukan hanya
monopoli kaum manula saja, pada kalangan anak muda sampai remaja pun,
kini, dihinggapi "penyakit" yang sama.
"Penyakit lupa" atau demensia
merupakan "penyakit" degeneratif akibat kematian sel-sel otak dan umumnya
menyebabkan kemunduran fungsi intelektual atau kognitif, yang meliputi
kemunduran daya mengingat dan proses berpikir.
"Penyakit lupa" pada orang yang sudah
lanjut usia atau yang biasa disebut pikun adalah hal yang wajar. Tapi
bila "Penyakit lupa" ini menimpa orang yang usianya masih muda, tentu
menjadi pertanyaan apa sebenarnya penyebab "Penyakit lupa" itu sendiri.
Penyebab "Penyakit Lupa"
1. Alkohol dan Narkoba
Seseorang yang berada dalam pengaruh alkohol dan narkoba pasti sering "lupa" atas apa yang telah dia lakukan. Ini disebabkan fungsi otak melemah
karena sel pada jaringan otak tidak berfungsi.
2. Penyakit Alzheimer
Alzheimer merupakan "penyakit" yang biasanya menyerang orang yang sudah
lanjut usia. "Penyakit" ini secara perlahan menguras memori sehingga
menghilangkan ingatan. Orang yang menderita alzheimer biasanya akan
merasa mudah cemas, sensitif, dan kacau pikirannya. Selain itu,
alzheimer akan membuat penderita menjadi gampang lelah karena berusaha
mengingat apa yang terjadi dalam kehidupannya.
3. Kurang Tidur
Kurang tidur bisa menyebabkan kinerja otak kurang maksimal dan "penyakit lupa" bisa saja menghampiri. Bila anda kurang tidur maka pikiran menjadi kurang fokus dan perasaan ngantuk pun mendera.
Benturan pada bagian kepala bisa menyebabkan amnesia atau "penyakit" yang
bisa membuat memori otak menghilang. Biasanya benturan ini disebabkan
oleh cedera atau kecelakaan.
5. Stress
Saat anda stress maka otot akan menegang dan gelisah menghampiri. Ini
berakibat otak harus bekerja keras, sehingga proses menyimpan dan
mengingat informasi akan terhambat.
6. Overload
Sebuah penelitian klinis di Glasgow menyatakan, orang menjadi lebih
"pelupa" dikarenakan gaya hidupnya yang sibuk dan kelebihan informasi yang
mereka terima.
7. Tiroid
Gangguan tiroid, seperti hipotiroidisme dan hipertiroidisme, dapat
mempengaruhi (kebingungan) mental dan ketidakmampuan mengingat hal-hal
untuk waktu yang lama.
8. Diet yang Tidak Sehat
Diet yang tidak sehat bisa menyebabkan kekurangan vitamin yang penting
dan gizi dalam tubuh, untuk itu dietlah yang teratur dan seimbang.
Jika anda terkena "Penyakit lupa" janganlah khawatir karena selalu ada solusi dari sebuah permasalahan. Di bawah ini adalah cara mengatasi "Penyakit lupa":
Cara Mengatasi "Penyakit Lupa"
1. Kurangi Makanan yang Berlemak
Diet dengan membatasi total kalori serta konsumsi lemak sebesar 15 – 20% dapat membantu mencegah kepikunan. Efek negatif konsumsi lemak tinggi adalah menyebabkan terciptanya plak aterosklerosis, berkembangnya "penyakit"-"penyakit" kardiovaskuler, arteri koronari, dan cerebrovaskuler sehingga menghambat asupan oksigen ke otak melalui pembuluh arteri.
Diet dengan membatasi total kalori serta konsumsi lemak sebesar 15 – 20% dapat membantu mencegah kepikunan. Efek negatif konsumsi lemak tinggi adalah menyebabkan terciptanya plak aterosklerosis, berkembangnya "penyakit"-"penyakit" kardiovaskuler, arteri koronari, dan cerebrovaskuler sehingga menghambat asupan oksigen ke otak melalui pembuluh arteri.
2. Banyak mengkonsumsi ikan yang kaya asam lemak omega 3 dokosaheksaenoat (DHA), seperti ikan tuna dan salmon, dapat mengurangi penurunan kinerja kognitif pada orang-orang tua. Di otak, DHA berperan dalam mengatur fluiditas dan permeabilitas membran sel, menjaga aktivitas enzim-enzim yang terikat membran dan kinerja neurotransmiter (dopamin dan serotonin). Neurotransmiter ini bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh jaringan saraf dan pengendali seluruh fungsi tubuh. Serta mengkonsumi beberapa vitamin yang bisa menjaga kesehatan otak seperti vitamin B kompleks, vitamin C dan E, fosfatidilserin, ubiquinon, asetil – L – karnitin dan ginkgo biloba.
3. Perpanjang Sujud dan Puasa
Dalam keadaan MEM yang tidak stabil, perubahan kedudukan akan turut
membantu memulihkan kesehatan. Dalam keadaan sujud, dimana posisi
jantung lebih tinggi dari kepala membuat aliran darah mudah menuju ke
kepala. Darah yang berisi oksigen itu memang sangat dibutuhkan oleh otak
guna mengoptimalkan fungsinya. Karena itu, memperpanjang sujud,
khususnya pada salat tahajud, akan memberikan kesempatan kepada otak
memenuhi kebutuhan oksigen secara maksimal. Selain itu, sujud dalam
keadaan semua anggota tubuh beristirahat sangat membantu memperbaiki
kestabilam MEM.
Sedangkan puasa berfungsi menekan otak untuk melakukan pengimbangan MEM. Hal ini dapat dilihat ketika seseorang berpuasa, otak akan banyak mengeluarkan omega 3 yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel saraf. Di samping itu, puasa dapat menurunkan kadar kortisol dan memperbaiki mekanisme pelepasan kortisol. Kortisol dalam aksinya akan mencegah/menahan penggunaan glukosa oleh hipokampus, menghambat transisi sinapsis dan menyebabkan neuron/sel saraf luka (injury) serta kematian sel.
Puasa juga dapat menurunkan level lipid peroksidase, yaitu suatu enzim yang dapat menghasilkan radikal-radikal bebas dan meningkatkan level dehidroepiandrosteron, yaitu suatu hormon yang penting untuk optimalisasi fungsi otak. Tidak mengherankan jika Rasullulah berkata bahwa puasa itu menyehatkan.
4. Olahraga
Para ahli berpendapat bahwa olahraga yang teratur ternyata dapat memperbaiki aspek-aspek fungsi kognitif sebesar 20 – 30%. Oleh karena itu, olahraga sangat disarankan karena dapat menahan laju kepikunan. Dalam suatu studi, orang tua yang berusia 40 – 60 tahun dan mau melakukan olahraga secara teratur memiliki resiko kepikunan yang lebih rendah dibanding mereka yang tak berolahraga. Olahraga diketahui meningkatkan aliran darah otak dan produksi faktor-faktor pertumbuhan untuk syaraf.
Para ahli berpendapat bahwa olahraga yang teratur ternyata dapat memperbaiki aspek-aspek fungsi kognitif sebesar 20 – 30%. Oleh karena itu, olahraga sangat disarankan karena dapat menahan laju kepikunan. Dalam suatu studi, orang tua yang berusia 40 – 60 tahun dan mau melakukan olahraga secara teratur memiliki resiko kepikunan yang lebih rendah dibanding mereka yang tak berolahraga. Olahraga diketahui meningkatkan aliran darah otak dan produksi faktor-faktor pertumbuhan untuk syaraf.
5. Latihan otak
Yang dimaksud dengan latihan otak adalah memberikan stimulasi kognitif, seperti berdiskusi tentang topik aktual, mengisi teka-teki, main catur, mendengarkan musik nostalgia dan berkesenian, dapat membantu mempertahankan kemampuan kognitif. Latihan tersebut mendorong berkembangnya dendrit dan meningkatnya plastisitas sistem syarat pusat.
Yang dimaksud dengan latihan otak adalah memberikan stimulasi kognitif, seperti berdiskusi tentang topik aktual, mengisi teka-teki, main catur, mendengarkan musik nostalgia dan berkesenian, dapat membantu mempertahankan kemampuan kognitif. Latihan tersebut mendorong berkembangnya dendrit dan meningkatnya plastisitas sistem syarat pusat.
Keyakinan dan kesungguhan merupakan salah satu kunci kesembuhan dari suatu "penyakit". Karena itu, ada baiknya anda memprogram kegiatan anda guna bisa melakukan poin-poin tersebut di atas secara teratur dan maksimal.
"Penyakit lupa" memang harus segera diatasi karena dapat mengganggu
aktivitas anda sehari-hari. Bila anda memang seseorang yang "pelupa", anda
bisa mencoba solusi-solusi yang telah dijelaskan di atas.
Sumber:
1. kesehatan96.blogspot.com › Hidup Sehat
2. https://www.facebook.com/permalink.php?id...
3. www.detiksehat.com › Hidup Sehat