Sabtu, 21 Februari 2015

"OBAT GALAU MENURUT ISLAM"

"Tidak soal muda dan tua, tentu semua orang pasti pernah merasakan yang namanya "galau"



Entah itu pejabat, pegawai, buruh, pengangguran, kaya, miskin, tua, muda, pelajar ataupun santri telah latah mengkampanyekan "galau" di negeri kita ini. Ya, "galau" boleh saja dan hal itu sangat manusiawi. 

Tapi, yang patut diingat adalah jangan pernah membiarkan perasaan "galau" itu berlarut-larut.

Keresahan akan senantiasa menghantui hidup manusia apabila pikirannya dibiarkan terombang-ambing oleh permasalahan hidup. Apalagi keyakinannya pada keberadaan Allah SWT. sebagai penolong masih terjebak dalam ritual adat-istiadat semata, sehingga berhala menjadi tempat pengaduannya. Fenomena tersebut begitu jelas di depan mata kita dan terjadi pada sebagian besar umat Islam. Kesibukkan dan rutinitas menjebak mereka yang merasa "galau" untuk mengambil langkah pragmatis dalam penyelesaian problema hidup.
Perasaan "galau" yang berlarut-larut dapat mengakibatkan sebuah kondisi yang lebih serius yaitu depresi kronis. Apakah kamu memiliki teman, keluarga, atau bahkan mungkin dirimu sendiri yang sedang mengalami"galau" . Segera atasi itu!

Pada dasarnya, manusia adalah sosok makhluk yang lemah dan bergelimang dosa. Wajar jika disebut sebagai makhluk yang paling sering dilanda ke"galau"an, apalagi ketika dihadapkan pada permasalahan hidup. Inilah fitrah bagi setiap insan yang memiliki akal pikiran dan tidak perlu dirisaukan karena Allah SWT. telah menyiapkan penawarnya. Sebagaimana firman Allah SWT. di dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat ke 28 yang artinya :

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram.”

Orang yang senantiasa mengingat Allah SWT. dalam segala hal yang dikerjakannya, tentu akan memiliki dorongan positif pada diri dan jiwanya. Karena dengan mengingat Allah SWT. dalam menghadapi segala persoalan, dijamin pikirannya akan cerah dan bijak serta jiwanya diselimuti ketenangan akan datangnya bantuan Allah SWT. Dan sudah merupakan janji Allah SWT., bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketentraman-ketentraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.

Logikanya, jika pejabat ingat pada Allah SWT. maka dia akan merasa diawasi oleh Allah SWT. dalam menjalankan amanahnya. Dan dengan demikian, peluang berbuat curang apalagi sampai menilap hak rakyat dapat terminimalisir. Begitu juga remaja dan pemuda yang senantiasa menjalin kedekatan dengan Allah SWT., maka kehidupannya memiliki arah pasti yang jauh dari pengaruh bisikan hedonis. Ditambah lagi rakyat secara keseluruhan menghidupkan nilai-nilai ke-Tuhan-an dalam aktivitasnya setiap saat, maka aroma religious akan mampu memberikan kedamaian pada jiwa-jiwa manusia.
Terkhusus umat "Islam", jika benar-benar menjalankan dan mengindahkan semua syari’at yang telah dibawa Rasulullah, sudah barang tentu kejayaan umat peradaban akan kembali mewarnai dunia ini. Sejarah peradaban "Islam" telah membuktikan bahwa tidak ada istilah "galau" pada umat manusia ketika aturan-aturan Allah SWT. ditegakkan di atas bumi ini. Artinya, Islam adalah ajaran yang menentang "galau" karena syari’at Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.

Berikut ini ada beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang dapat dijadikan sebagai penawar"galau":

Ayat pertama, berserah kepada Allah SWT. Kita sangat dituntut untuk memiliki semangat bekerja keras, namun apapun hasilnya harus diserahkan kepada Allah SWT. Sebagaimana telah berfirman Allah SWT.: 

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَب

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.“ (QS: al Insyirah: 7-8).

Dengan berserah kepada Allah SWT., kita akan melakukan apapun dengan ketenangan dan kenyamanan bathin karena ada jaminan Allah SWT. yang senantiasa memelihara ciptaan-Nya. Allah SWT berfirman:

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً

“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaaq : 3).
 
Ayat kedua, bersabar karena Allah SWT. Bersabar disini bukan berarti menunggu dan pasrah begitu saja, sabar dalam artian menerima takdir Allah SWT. sebagai yang terbaik dan senantiasa mempersiapkan diri untuk melakukan yang terbaik pula. Allah SWT. menegaskan di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat ke 200:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah SWT., supaya kamu beruntung.”

Dan sesungguhnya dengan bersabar Allah SWT. sedang menyertai kita. Bukankah suatu kemuliaan bagi manusia jika sang Maha Pencipta sudi menyertai hidupnya? Inilah janji Allah SWT. Allah SWT. dalam firman-Nya;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣

“Sesungguhnya Allah SWT. bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153).

Ayat ketiga, berteguh hati dan fikiran. Flash-back terkait makna"galau"  jika dipahami keresahan hati, maka kita sebagai umat "Islam" harus memiliki keteguhan hati dan fikiran bahwa Allah SWT. telah mengatur semesta alam ini. Jadi, tidak ada lagi kebimbangan mau jadi apa dan kemana masa depan kita, yang penting lakukanlah apa yang terbaik yang dapat dilakukan. Berikut Allah SWT. berfirman:

وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah SWT. dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah SWT.) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah : 105)

Ayat keempat, sedih dilarang Allah SWT.
Sebagai umat "Islam", kita harus merasa beruntung dalam berbagai hal kehidupan. Karena "Islam" telah merangkum aturan hidup manusia hingga akhir zaman, dan tidak sepatutnya seorang hamba Allah SWT. bersedih kecuali sedih karena dosanya. Allah SWT. memotivasi kita dalam firman-Nya;

لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا

“Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah SWT. bersama kami.” (QS. At Taubah: 40)

Ayat kelima, menghadap Allah SWT..
Adukanlah semua permasalahan kepada Allah SWT. karena pasti Allah SWT. mempunyai semua solusinya. Sangat wajar jika kita menemui masalah dalam menjalani kehidupan ini, namun jangan pernah mundur atau takluk pada permasalahan itu. Allah SWT. sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:

يَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al Fatihah 5)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat dari Allah SWT. yang mendorong umat "Islam" untuk tidak menjadi bagian dari orang yang mengkampanyekan "galau", karena dengan berkoar-koar dirinya dalam ke"galau"an maka dia telah menurunkan derajatnya menjadi manusia yang tidak bersyukur dan enggan berfikir.

Ada beberapa saran yang bisa kita lakukan, untuk mengurangi rasa "galau":

Pertama, Sibukkan Diri dengan Semua yang Bermanfaat: 

Secara garis besar, Rasulullah SAW. telah memberikan panduan, agar manusia selalu maju menuju lebih baik dalam menghadapi hidup.

Dari Abu Hurairah Ra., Rasullullah SAW bersabda, yang artinya:
Bersemangatlah untuk mendapatkan apa yang manfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika kalian mengalami kegagalan, jangan ucapkan, ‘Andai tadi saya melakukan cara ini, harusnya akan terjadi ini…dst.’ Namun ucapkanlah, ‘Ini taqdir Allah, dan apa saja yang dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena berandai-andai membuka peluang setan. (HR. Ahmad 9026, Muslim 6945, Ibn Hibban 5721, dan yang lainnya).

Kedua, Hindari Panjang Angan-angan

Terlalu ambisius menjadi orang sukses, memperparah kondisi "galau" yang dialami manusia. Dia berangan-angan panjang, hingga terbuai dalam bayangan kosong tanpa makna. Karena itulah, Rasulullah SAW dan para sahabat mencela panjang angan-angan.

Dari Abu Hurairah Ra., Nabi SAW. bersabda, yang artinya: 

Hati orang tua akan seperti anak muda dalam dua hal: dalam cinta dunia dan panjang angan-angan. (HR. Bukhari 6420)

Ali bin Abi Thalib mengatakan, yang artinya:

“Yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Mengikuti hawa nafsu bisa menjadi penghalang untuk memihak kebenaran. Panjang angan-angan bisa melupakan akhirat. Ketahuilah bahwa dunia akan berlalu.

Ketiga, Jangan Merasa Didzalimi Taqdir

Ketika anda merasa lebih gagal dibandingkan teman anda, ketika anda merasa lebih miskin dibandingkan rekan anda, Ketika anda terkatung-katung di dunia kuliah, sementara teman anda telah sukses di dunia kerja dan keluarga. Anda tidak perlu "galau", karena "galau" anda tidak akan mengubah nasib anda. Yang lebih penting kendalikan hati agar tidak hasad dan dengki. Anda perlu mengingat hadis ini,
 

Dari Abu Hurairah Ra., Rasullullah SAW. bersabda, yang artinya:

Perhatikanlah orang yang lebih rendah keadaannya dari pada kalian, dan jangan perhatikan orang yang lebih sukses dibandingkan kalian. Karena ini cara paling efektif, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah bagi kalian. (HR. Ahmad 7657, Turmudzi 2703, dan Ibn Majah 4142)

Ketika anda melihat ada orang kafir yang bergelimang nikmat, anda perlu ingat bahwa nikmat iman yang anda miliki. Ketika anda melihat orang muslim ahli maksiat lebih sukses, anda perlu ingat, Allah lebih mengunggulkan anda dengan taat.

Keempat, Jangan Lupakan Doa Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat

Diantara doa yang bisa anda rutinkan, 

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan. (HR. Muslim no. 2720).

Secara ilmiah pula, para pakar kedokteran pun telah sampai pada suatu kesimpulan, bahwa obat mujarab untuk mengobati penyakit "galau" ini ialah bermuara kepada keimanan.

William James, seorang profesor ilmu jiwa di Universitas Harvard Amerika, mengatakan bahwa obat yang paling ampuh terhadap penyakit
"galau" tidak lain adalah keimanan.

Demikian juga Dr Karl Young, seorang dokter ternama bidang kejiwaan pernah mengatakan, “Sesungguhnya setiap orang sakit yang meminta kepada saya sejak 30 tahun lalu, yang berasal dari seluruh pelosok dunia, rata-rata penyebab sakit mereka adalah karena goyahnya akidah. Mereka tidak akan pernah sembuh, kecuali setelah berusaha mengoptimalkan kembali keimanan mereka yang telah hilang tersebut.”

Demikianlah fakta ilmiah yang berhasil disimpulkan oleh para pakar dan ilmuwan yang pada hakikatnya mempamerkan bukti kemukjizatan Alquran yang sudah lebih dulu menyatakan tentang urgensi iman kepada Allah SWT dalam segala aspek kehidupan manusia, termasuk fungsinya sebagai obat  untuk mengatasi
"galau" dan ganguan jiwa.
 

Dalam AlQuran pertengahan surah al-Ma’arij ditegaskan, bahwa sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat "galau" lagi keluh kesah, kecuali sembilan golongan, yaitu orang-orang yang melaksanakan shalat, orang-orang yang terhadap hartanya telah disediakan bagian tertentu (zakat) atau hak yang telah ditetapkan untuk orang-orang miskin, baik yang meminta atau pun yang tidak meminta, orang-orang yang meyakini hari kiamat, orang-orang yang takut terhadap azab Allah, orang-orang yang memelihara kemaluannya dari perbuatan keji, orang-orang yang mampu menjaga dan menunaikan amanat dan janji-janjinya, orang-orang yang memberikan kesaksiannya dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah golongan penghuni surga lagi dimuliakan. (QS. Al-Ma’arij[70]:19-35).

Hakikatnya hidup ini merupakan rangkaian proses belajar dan menempa diri agar menjadi lebih baik senantiasa. Sungguh, begitu banyak hal dapat disajikan dari perjalanan detik demi detik kehidupan kita. Hal-hal yang kita rasakan, kita lihat, kita dengar, kita keluarkan melalui lisan, semuanya bisa menjadi sesuatu yang sarat makna dan dapat memperkaya khazanah pengalaman kita untuk selanjutnya dijadikan modal bagi proses perbaikan diri, jika kita mau tentunya.

Setidaknya penjelasan ini dapat diinterpretasikan sebagai referensi ‘walau hanya secuil’ demi perbaikan terhadap umat yang "galau", dan sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, alangkah baiknya jika kita saling menitipkan diri demi sebuah harapan dan kepedulian kepada generasi muda. Wallahu a’lam bishshawab.
 
Sumber:
1. https://www.deherba.com/obat-galau-yang-patut-dico...
2. https://id-id.facebook.com/.../posts/439371619419339
3. www.konsultasisyariah.com/cara-mengatasi-galau-me...
4. www.republika.co.id › Khazanah › Hikmah
5. https://achmadfirdaus.wordpress.com/.../obat-galau-da..
6. laely.widjajati.facebook/Ad-a-description......
7. laely.widjajati.facebook/Ad-a-description II......
8. laely.widjajati.facebook/Mensucikan-diri......

0 komentar:


MusicPlaylistView Profile